OLEH
KELOMPOK II
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih atas segala
Analisa Kasus Klien Tn.N dengan CHF NIHA III-IV Di Ruang IRD NON
dikerjakan bersama sebagai tugas kelompok. Makalah ini juga sebagai salah satu
pemikiran dari berbagai pihak olehnya itu melalui pengantar ini penyusun
1. Bapak Dardin, S.Kep.Ns selaku pembimbing klinik dan Ns. Titi Iswanti
observasi, diskusi dan konsultasi kasus Tn. N di IRD Non Bedah RS.
2. Kepala ruangan gawat darurat dan seluruh staf atas bimbingan dan arahannya
semoga kerja sama yang terjalin baik selama ini dapat dipertahankan.
khususnya dari pihak pembimbing dan pihak lainnya guna meningkatkan kaulitas dari
isi makalah ini. Akhirul kalam, semoga makalah ini bermanfaat dan mengenai
sasaran. Amin
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses homeostatis agar tubuh dapat beradaptasi terhadap berbagai perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Beberapa fungsi yang diemban oleh sistem
kardiovaskuler untuk mempertahankan proses homeostasis adalah : 1) peyediaan
berbagai nutrisi dan oksigen ke sel dan jaringan dan membuang hasil
metabolisme, 2) transpor berbagai bahan dari satu organ ke organ lainnya, 3)
mengatur keseimbangan cairan tubuh melalui pengaturan konsentrasi air dan ion
pada sel dan jaringan (Yusuf Irawan,2001).
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Tterletak
pada rongga dada, diantara kedua paru. Fungsi utama dari jantung adalah untuk
memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta dan arteri pulmonalis,
penyuplaian oksigen ke dan zat nutrisi lain, pengangkutan karbondioksida dan
sampah hasil metabolisme. Untuk menunjang kerja jantung yang adekuat, otot-
otot jantung sendiri memerlukan kondisi jantung yang sehat (pembuluh-
pembuluh darah jantung tidak mengalami kerusakan) dan oksigen yang adekuat
(Oman,2008).
Gagal jantung merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang tinggi si
negara-negara maju maupun berkembang. Keadaan ini diakibatkan oleh disfungsi
dari jantung yang menyebabkan ketidaksesuaian antara penyediaan darah dengan
kebutuhan jaringan. Keadaan ini akan mengaktifkan sistem neurohormonal dan
retensi natrium dan air oleh ginjal. Kegagalan pemompaan jantung dapat berupa
disfungsi sistolik dan diastolik yang tergantung dari preload, afterload, frekuensi
dan kontraktilitas jantung. Pada jantung yang utuh, preload ditentukan oleh
tekanan akhir diatolik yang tergantung dari sistem distensibilitas ventrikel yang
menentukan volume akhir diastolik. Afterload merupakan beban ventrikel selama
kontraksi yang ditentukan oleh kekuatan yang melawan ejeksi ventrikel, diameter
ruang dan ketebalan dinding jantung.
Gagal jantung dapat terjadi secara akut dan kronik. Gagal jantung akut dapat
disebabkan oleh intoksikasi obat-obatan, bahan anastesi atau keadaan
penyumbatan pembulih darah koroner yang terjadi secara tiba-tiba. Gagal jantung
kronik dapat disebabkan karena hipertensi, kelainan katup dan pada kardiomiopati
dilatasi. Menurut jumlah cairan, gagal jantung dapat dibagi dalm low-output dan
high-output. Yang pertama, curah jantung menurun, terutama pada keadaan
iskemik, hipertensi, kelainan katup, dan kardiomiopati dilatasi. Yang kedua terjadi
peningkatan curah jantung, seperti yang terjadi pada hipertiroidisme, anemia,
kehamilan, fistel arteriovenosus. Tetapi di klinis, kesua gagal jantung ini tidak
selalu dapat dibedakan dengan mudah. Berdasarkan lokasinya, gagal jantung
dapat terjadi pada ventrikel kiri, disebut gagal jantung kiri, terjadi pada ventrikel
kanan disebut gagal jantung kanan. Pada awalnya, keduanya mempunyai
gambaran klinik yang berbeda, namun perbedaan ini hanya terjadi pada awal
perjalanan penyakit. Pada akhirnya, kedua ventrikel akan mengalami gangguan.
Kagagalan pada jantung dapat terjadi saat sistolis, disebut gagal jantung sistolik
dan terjadi saat diastolik disebut gagal jantung diastolik. Gagal jantung sistolik
terjadi karena ketidakmampuan jantung untuk berkontraksi dan memompa darah
secara efisien. Gagal jantung diastolik terjadi akibat ketidakmampuan jantung
untuk relaksasi dan melakukan pengisian. Pada sebagian besar penderita, trutama
yang mengalami hipertropi dan dilatasi ventrikel, gagal jantung dapat bersifat
sistolik maupun diastolik. Serangkaian proses adaptasi akan terjadi pada jantung
karena peningkatan beban akibat perubahan hemodinamik seperti peningkatan
tekanan darah atau volume (Bresler, 2007)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan khususnya
penatalaksanaan kegawatdaruratan pada klien Tn N dengan Congestive
Heart Failure (CHF) NYHA II - III di Ruangan IRD RS Bhayangkara
Mappa Oudang Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya pengalaman nyata dalam penatalaksanaan pengkajian,
analisa dan penetapan diagnosa khususnya penatalakasanaan
kegawatadaruratan pada klien dengan Congestive Heart Failure.
b. Diperolehnya pengalaman nyata dalam penyusunan rencana asuhan
keperawatan khususnya penatalaksanaan kegawatdaruratan pada
klien dengan Congestive Heart Failure.
c. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan khususnya penatalaksanaan kegawatdaruratan pada
klien dengan Congestive Heart Failure.
d. Diperolehnya pengalaman nyata dalam mengevaluasi dan
pendokumentasian asuhan keperawatan khususnya penatalakasanaan
kegawatadaruratan pada klien dengan Congestive Heart Failure.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat ilmiah
Dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi penyusun karya tulis dengan
kasus Congestive Heart Failure (CHF) NYHA III .
2. Manfaat bagi institusi pelayanan/ rumah sakit
a. Sebagai masukan bagi institusi kesehatan khususnya kebijaksanaan
dalam upaya peningkatan pelayanan penatalaksanaan
kegawatadaruratan pada klien dengan kasus Congestive Hearth
Failure (CHF)
b. Sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan khususnya dalam
penatalaksanaan kegawatdarutan pada klien dengan kasus Congestive
Heart Failure (CHF).
c. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada klien dengan penerapan
manajemen asuhan keperawatan khususnya penatalaksanaan
kegawatdaruratan pada kasus klien dengan Congestive Heart Failure.
3. Manfaat bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu
pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan proses manajemen
penatalaksanaan kegawatdaruratan pada kasus CHF.
4. Manfaat bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi penulis dalam
penerapan proses manajemen keperawatan pada kasus CHF.