Dosen :
Pindi Patana S. hut M. Sc.
Oleh :
MATAKULIAH HIDROLOGI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atasa berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan Makalah
Matakuliah Hidrologi yang berjudul Studi Analisis Banjir Rob di Jakarta
pada Bulan Juni 2016
Penulis juga menyampaikan terima Kksih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Hidrologi yaitu Bapak Pindi Patana S. hut M. Sc. yang telah membimbing
penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun agar bermanfaat untuk menambah wawasan penyusun
tentang Permasalahan hidrologi yang terjadi di DKI Jakarta. Selain itu penulis
juga membutuhkan kritik dan saran yang mebangun demi penuyusunan makalah
untuk kedepannya. Demikian makalah ini penulis selesaikan. Terima kasih.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak dilanda bencana.
Selama periode 2000 sampai 2011, dari sekian banyak bencana secara nasional,
77 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi. yaitu
banjir, angin puting beliung, longsor. Pada bulan Januari 2013, terdapat sekitar
120 kejadian bencana di Indonesia. Akibat bencana tersebut maka 123 orang
meninggal, 179.659 orang menderita dan mengungsi, 940 rumah rusak berat,
2.717 rumah rusak sedang, 10.798 rumah rusak ringan, kerusakan fasilitas umum
lainnya (Rosyidie, 2013).
Bencana merupakan suatu peristiwa di alam yang disebabkan oleh
manusia maupun alam yang berpotensi merugikan kehidupan manusia,
mengganggu kehidupan normal, serta hilangnya harta dan benda. Pengertian lain
dari bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Menanggapi definisi tentang bencana, beberapa referensi
menyimpulkan bahwa sebagian besar definisi bencana mencerminkan
karakteristik: gangguan terhadap kehidupan normal, efek terhadap manusia,
seperti menjadi korban, luka / cacat, gangguan kesehatan, efek terhadap struktur
sosial, dan kebutuhan masyarakat. Kerentanan (vulnerability) adalah tingkat
kemungkinan suatu objek bencana yang terdiri dari masyarakat, struktur,
pelayanan atau daerah geografis mengalami kerusakan atau gangguan akibat
dampak bencana atau kecenderungan sesuatu benda atau mahluk rusak akibat
bencana (Chandra dan Rima, 2013).
Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah, Indonesia
adalah salah satu kawasan rawan bencana banjir. Sekitar 30% dari 500 sungai
yang ada di Indonesia melintasi wilayah penduduk padat. Pada umumnya bencana
banjir tersebut terjadi diwilayah Indonesia bagian barat yang menerima curah
5
1.2.Rumusan Masalah
Masalah-masalah dalam yang terdapat dalam studi kasus makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa definisi dari banjir ?
2. Apa penyebab terjadinya banjir tersebut ?
3. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
BAB II
LANDASAN TEORI
bukanlah faktor utama yang menyebabkan fenomena rob. Rob terjadi terutama
karena pengaruh tinggi-rendahnya pasang surut air laut yang terjadi oleh gaya
gravitasi. Gravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasang surut. Walaupun
massa matahari jauh lebih besar dibandingkan masa bulan, namun karena jarak
bulan yang jauh lebih dekat ke bumi di bandingkan matahari maka gravitasi bulan
memiliki pengaruh yang lebih besar. Terjadinya banjir rob akibat adanya kenaikan
muka air laut yang disebabkan oleh pasang surut, dan faktor-faktor atau eksternal
force seperti dorongan air, angin atau swell (gelombang yang akibatkan dari jarak
jauh), dan badai yang merupakan fenomena alam yang sering terjadi di laut.
Selain itu, banjir rob juga terjadi akibat adanya fenomena iklim global yang
ditandai dengan peningkatan temperatur rata-rata bumi dari tahun ke tahun.
Lapisan ozon merupakan pelindung bumi dari pengaruh sinar matahari sehingga
bila lapisan ini menipis maka akan terjadi pemanasan global, sehingga
menyebabkan lapisan es di kutub utara dan antartika mencair. Akibatnya,
permukaan permukaan laut air global naik. Berdasarkan laporan rata-rata suhu
permukaan global meningkat 0,3-0,6 C, sejak akhir abad 19 sampai tahun 2100
suhu bumi diperkirakan akan naik sekitar 1,4-5,8C. Penyebab-penyebab banjir
rob ini sesuai dengan pendapat yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan
naiknya air laut ke daratan (Chandra dan Rima, 2013).
7. Sungai yang semakin dangkal akibat kuatnya erosi yan di bawa oleh sungai
berupa material lumpur, pasir, kerikil, dan kayu hasil penebangan liar.
8. Masyarakat banyak yang membuang sampah di sungai sehingga air sungai
terhambat dan terhalang oleh sampah yang menumpuk di sungai.
Banyak faktor menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun secara umum
penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir
yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh
tindakan manusia. Yang termasuk sebab-sebab alami di antaranya adalah curah
hujan Curah hujan dapat mengakibatkan banjir apabila turun dengan intensitas
tinggi, durasi lama, dan terjadi pada daerah yang luas. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan daerah
pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk
penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar
sungai), lokasi sungai dll, merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
banjir. Erosi dan Sedimentasi Erosi dan sedimentasi di DPS berpengaruh terhadap
pengurangan kapasitas penampang sungai. Erosi dan sedimentasi menjadi
problem klasik sungaisungai di Indonesia. Besarnya sedimentasi akan mengurangi
kapasitas saluran, sehingga timbul genangan dan banjir di sungai. Menurunnya
Kapasitas Sungai Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat
disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul
sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai yang dikarenakan tidak adanya
vegetasi penutup dan penggunaan lahan yang tidak tepat. Pengaruh Air Pasang
Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan
dengan air pasang yang tinggi maka tinggi genangan atau banjir menjadi besar
karena terjadi aliran balik (backwater). Contoh ini terjadi di Kota Semarang dan
Jakarta. Genangan ini dapat terjadi sepanjang tahun baik di musim hujan dan
maupun di musim kemarau. Kapasitas Drainase Yang Tidak Memadai Hampir
semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainase daerah genangan yang tidak
memadai, sehingga kota-kota tersebut sering menjadi langganan banjir di musim
hujan. Sedangkan sebab-sebab yang timbul akibat faktor manusia adalah
menurunnya fungsi DAS di bagian hulu sebagai daerah resapan, kemampuan
DAS, khusunya di bagian hulu untuk meresapkan air / menahan air hujan semakin
11
berkurang oleh berbagai sebab, seperti penggundulan hutan, usaha pertanian yang
kurang tepat, perluasan kota, dan perubahan tata guna lahan lainnya. Hal tersebut
dapat memperburuk masalah banjir karena dapat meningkatkan kuantitas dan
kualitas banjir. Kawasan kumuh Perumahan kumuh yang terdapat di sepanjang
tepian sungai merupakan penghambat aliran. Luas penampang aliran sungai akan
berkurang akibat pemanfaatan bantaran untuk pemukiman kumuh warga. Masalah
kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting terhadap masalah banjir daerah
perkotaan. Sampah Ketidakdisiplinan masyarakat yang membuang sampah
langsung ke sungai bukan pada tempat yang ditentukan dapat mengakibatkan
naiknya muka air banjir. Bendung dan bangunan lain Bendung dan bangunan lain
seperti pilar jembatan dapat meningkatkan elevasi muka air banjir karena efek
aliran balik (backwater). Kerusakan bangunan pengendali banjir Pemeliharaan
yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir sehingga menimbulkan
kerusakan dan akhirnya menjadi tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas
banjir. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat Beberapa sistem
pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan akibat banjir kecil
sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan selama banjir-banjir
yang besar. Sebagai contoh bangunan tanggul sungai yang tinggi (Kusumo, 2009).
BAB III
STUDI ANALISIS
Berdasarkan studi analisa tehadap banjir Rob yang terjadi di Jakarta Utara
diketahui bahwa air laut semakin meluap dan mencapai puncaknya, dengan
ketinggian hingga 245 cm, pada pukul 20.00 WIB. Status tinggi muka air di
stasiun pemantauan air laut pasar ikan dan berubah naik menjadi siaga dua.
Jebolnya tanggul air di perumahan elite itu lantaran siklus air laut yang mulai
pasang. Pada berita yang terdapat pada (sumber:http://fokus.news.viva.co.id)
Satu minggu ini memang bulan besar, bulan purnama, air laut pasangnya sedang
tinggi," ujar Denny, di lokasi kejadian, Sabtu, 4 Juni 2016. Hal ini sesuai dengan
Chandra dan Rima (2013) yang menyatakan bahwa fenomena banjir rob yang
terjadi hampir disepanjang tahun baik terjadi di musim hujan maupun di musim
kemarau. Hal ini menunjukan bahwa curah hujan bukanlah faktor utama yang
menyebabkan fenomena rob. Rob terjadi terutama karena pengaruh tinggi-
rendahnya pasang surut air laut yang terjadi oleh gaya gravitasi. Gravitasi bulan
merupakan pembangkit utama pasang surut. Walaupun massa matahari jauh lebih
besar dibandingkan masa bulan, namun karena jarak bulan yang jauh lebih dekat
ke bumi di bandingkan matahari maka gravitasi bulan memiliki pengaruh yang
lebih besar. Terjadinya banjir rob akibat adanya kenaikan muka air laut yang
disebabkan oleh pasang surut, dan faktor-faktor atau eksternal force seperti
dorongan air, angin atau swell (gelombang yang akibatkan dari jarak jauh), dan
badai yang merupakan fenomena alam yang sering terjadi di laut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut
penanganan banjir akibat rob di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara ialah
pembangunan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau
Giant Sea Wall (tanggul raksasa). Kepala BPBD DKI Jakarta Denny Wahyu
mengatakan, penanganan jebolnya tanggul di kawasan Pantai mutiara,
penjaringan, Jakarta Utara beberapa hari lalu akan dikerjakan oleh pengembang
perumahan tersebut. Penanganan jebolnya tanggul tersebut hingga saat ini masih
menggunakan karung pasir ditambah dengan karung plastik berisi tanah agar kuat
bertahan lama. Hal ini sesuai dengan Dwimawan dan Laode (2015) yang
menyatakan bahwa Pengelolaan bencana alam seperti banjir rob dapat dilakukan
dengan tindakan mitigasi. Tindakan mitigasi memiliki 2 sifat, yaitu mitigasi pasif
serta mitigasi aktif.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Banjir Rob di Jakarta Utara terjadi karena beberapa factor yaitu; intensitas
curah hujan, topografi, jenis tanah, kenaikan muka air laut, perubahan tata
guna lahan, perubahan garis pantai, perubahan penggunaan lahan, penurunan
muka tanah, pertumbuhan dan perkembangan kota yang cepat dll.
2. Pengelolaan bencana alam seperti banjir rob dapat dilakukan dengan tindakan
mitigasi. Tindakan mitigasi memiliki 2 sifat, yaitu mitigasi pasif serta
mitigasi aktif. Mitigasi pasif lebih cenderung bersifat non fisik. Sedangkan
mitigasi aktif, merupakan suatu upaya yang sifatnya fisik. Secara umum
kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu:
a. Kegiatan pra bencana.
b. Kegiatan saat terjadi bencana
c. Kegiatan pasca bencana
4.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan
masukan yang mungkin dapat berguna bagi penanganan banjir di Daerah Jakarta.
Sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanganganan masalah
banjir seperti tindakan kesiap siagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang
seharusnya dilakukan di setiap rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan
tentang kegiatan yang dapat mengurangi resiko banjir, tindakan saat terjadi banjir
dan setelah banjir kepada seluruh warga jakarta.
16
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, R dan Rima. D. S. 2103. Mitigasi Bencana Banjir Rob di Jakarta Utara.
Jurnal Teknik Pomits. 2 (1): 2301-9271.
Rahayu, I. 2009. Identifikasi Kejadian Banjir Rob (Pasang) Si Das Sunter Pada 9-
13 Januari 2008. Institut Pertanian Bogor, Bogor.