Anda di halaman 1dari 8

03 - KERAGAMAN DAN KARAKTERISASI

I. Pendahuluan
a. Pengertian keragaman dan ruang lingkupnya
Keragaman sifat individu setiap populasi tanaman tersebut dinamakan
variabilitas. Manfaat variabilitas dalam pemuliaan tanaman adalah akan
menentukan keberhasilan program pemuliaan tanaman. Sebagai contoh bila kita
hendak mengadakan pemuliaan tanaman untuk mendapatkan suatu varietas baru
berproduksi tinggi, maka sebagai populasi dasar (populasi awal) haruslah
mempunyai variabilitas besar dengan rata-rata produksi yang relatif tinggi pula.
keragaman dapat juga diartikan sebagai perbedaan yang dimiliki oleh setiap
tanaman berdasarkan sifat yang dimiliki tanaman tersebut.
b. Macam-macam keragaman berdasarkan faktor penyebabnya
Keragaman dalam spesies tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
keragaman yang disebabkan faktor lingkungan dan keragaman yang disebabkan
oleh faktor genetik. Ragam lingkungan dapat diketahui, dengan menumbuhkan
tanaman yang memiliki genetik sama, pada lingkungan berbeda. Ragam genetik
disebabkan karena diantara tanaman memiliki sifat genetik yang berbeda. Ragam
genetik dapat diamati dengan menanam galur atau vaerietas berbeda pada
lingkungan yang sama.
Keragaman genetik dari tanaman dapat disebabkan oleh rekombinasi gen
setelah hibridisasi, mutasi dan poliploidi. Proses tersebut dapat berlangsung secara
alami selama fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Peningkatan
keragaman genetik pada populasi dasar disamping ditentukan oleh genotipe
penyusunnya, juga ditentukan oleh sifat perkawinan setiap individu anggota
populasi dasar itu.
Keragaman lingkungan sendiri merupakan keragaman yang diakibatkan oleh
pengaruh lingkungan. Keragaman lingkungan merupakan non-heritable variation
yang berarti keragaman ini tidak dapat diturunkan kepada keturunannya. Jadi
perbedaan kondisi lingkungan dapat menyebabkan keragaman terhadap
penampilan akhir suatu tanaman. Dengan demikian, pemuliaan tanaman haruslah
mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh dan cara
mengendalikannya agar program pemuliaan tanaman dapat berjalan dengan lancar
dan baik.
c. Ragam Genetik dan Heritabilitas
Ragam genetik disebabkan karena diantara tanaman memiliki sifat genetik
yang berbeda. Ragam genetik dapat diamati dengan menanam galur atau vaerietas
berbeda pada lingkungan yang sama. Keragaman genetik dari tanaman dapat
disebabkan oleh rekombinasi gen setelah hibridisasi, mutasi dan poliploidi. Proses
tersebut dapat berlangsung secara alami selama fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Peningkatan keragaman genetik pada populasi dasar
disamping ditentukan oleh genotipe penyusunnya, juga ditentukan oleh sifat
perkawinan setiap individu anggota populasi dasar itu. Keragaman sifat juga
dibedakan atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif.
Besar kecilnya peranan faktor genetik terhadap fenotipe dinyatakan dengan
heritabilitas (heritability) atau sering disebut dengan daya waris. Heritabilitas
merupakan perbandingan atau proporsi ragam genetik terhadap ragam total (varian
fenotipe), yang biasanya dinyatakan dengan persen (%). Pendugaan heritabilitas
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1). perhitungan dengan ragam keturunan,
dan 2). perhitungan dengan analisis ragam.
d. Cara-cara meningkatkan keragaman genetik
1. Introduksi
Introduksi merupakan metode untuk mendatangkan spesies tanaman dari
daerah tertentu dan merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan varietas
baru dan bahan bagi pemuliaan tanaman. Hasil introduksi dapat berfungsi
lagsung sebagai varietas baru (contoh: tomat, terong, paria, dll), diseleksi
dahulu dan hasilnya sebagai varietas baru (contoh: melon, semangka, cabai,
dll), atau sebagai bahan persilangan dengan varietas yang telah beradaptasi
(disilangkan dengan varietas lokal).
2. Persilangan
Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk meningkatkan
variabilitas genetik, bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif
mudah dilakukan. Berbagai galur hasil rekayasa genetika pun biasanya masih
memerlukan beberapa kali persilangan untuk memperbaiki penampilan sifat-
sifat barunya. Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen
dalam populasi. Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman
akan proses reproduksi tanaman yang bersangkutan (biologi bunga). Pada
sejumlah tanaman, seperti jagung, Bawang Merah, dan Brassica napus (rapa),
penggunaan teknologi mandul jantan dapat membantu mengurangi hambatan
teknis karena persilangan dapat dilakukan tanpa bantuan manusia.
3. Mutasi
Mutasi adalah perubahan genetik yang terjadi pada gen tunggal, sejumlah
gen atau kromosom. Mutasi dapat terjadi secara alami atau buatan. Penyebab
mutasi antara lain adalah radiasi (sinar X, gamma, beta, neutron), Non radiasi
(ultraviolet), kimia (EMS, NMU, NTG).
4. Poliploidi
Poliploidi adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set
kromosom (genom) lebih dari sepasang. Poliploidisasi merupakan salah satu
metode penggandaan kromosom yang dilakukan oleh para pemulia tanaman
untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul.
e. Karakterisasi dalam keragaman
Keragaman tanaman adalah perbedaan sifat atau ukuran sifat tanaman. Pada
setiap populasi tanaman terdapat keragaman, karena antar satu tanaman dengan
tanaman lain mempunyai perbedan sifat atau ukuran sifat. Yang dimaksud
perbedaan sifat misalnya adalah satu tanaman mempunyai warna buah hijau
sedangkan tanaman yang lain berwarna ungu sedangkan perbedaan ukuran sifat
misalnya gradasi dari warna hijau atau gradasi dari warna ungu yang ditunjukkan
oleh skor tertentu. Pada program pemuliaan tanaman, keragaman dan
identifikasinya merupakan modal utama dalam kegiatan seleksi. Di lain pihak,
keragaman juga akan menjadi masalah apabila dikehendaki keserempakan
pertumbuhan dalam memanipulasi saat produksi dan panen. Keragaman akan
menguntungkan apabila dilihat dari sisi perbaikan tanaman.
Keragaman tanaman dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu keragaman
yang disebabkan oleh lingkungan (keragaman lingkungan) dan keragaman yang
disebabkan oleh pewarisan genetik (keragaman genetik). Keragaman lingkungan
dapat diketahui apabila tanaman mempunyai sifat genetik sama (misalnya galur
murni) ditanam pada lingkungan yang berbeda. Tanaman tersebut akan
menghasilkan penampakan (fenotip) berbeda pada setiap lingkungan. Perbedaan
penampakan tersebut akan mencerminkan tingkat perbedaan lingkungan.
Sedangkan keragaman genetik tanaman dapat diketahui apabila beberapa varietas
tanaman yang mempunyai sifat genetik berbeda ditanam pada lingkungan
homogen. Perbedaan yang muncul dengan demikian merupakan representasi dari
perbedaan genetik. Perlu diketahui bahwa sebenarnya lingkungan tidak mungkin
homogen, namum dapat diupayakan semaksimal mungkin menjadi lebih kecil
dengan manipulasi budidaya maupun pengurangan strata tempat tumbuh.
Tanaman akan menghasilkan fenotip berbeda untuk masing-masing varietas.
Keragaman hasil pengamatan suatu sifat tanaman dinamakan keragaman
fenotip. Fenotip adalah resultan antara genotip dan lingkungan yang berarti
nilainya ditentukan oleh pengaruh genotip dan lingkungan. Sering terjadi adanya
interaksi antara genotip dan lingkungan yang kemudian ikut memberikan nilai
pada fenotip tanaman. Keragaman fenotipe yang tinggi disebabkan oleh adanya
keragaman yang besar dari lingkungan dan keragaman genetik akibat segregasi.

2P = 2g + 2L

Keterangan
2P = Keragaman Fenotipe
2g = Keragaman Genetik
2L = Keragaman Lingkungan
Keragaman fenotip juga ditentukan oleh keragaman genetik dan keragaman
lingkungan atau interkasi keragaman genetik dan lingkungan. Apabila fenotip
hasil suatu pengamatan beragam maka tidak dapat diketahui secara proporsi
penyebab keragaman tersebut, lebih disebabkan oleh keragaman lingkungan atau
keragaman genetik. Proporsi masing-masing keragaman baru dapat diketahui
setelah dilakukan analisis statistik terhadap keragaman genetik tanaman.
Keragaman pada suatu jenis tanaman dapat diketahui melalui kegiatan yang
disebut karakterisasi. Karakterisasi ialah kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengenali karakter-karakter yang dimiliki oleh suatu jenis tanaman. Melalui
karakterisasi dapat diidentifikasi penciri dari suatu jenis tanaman. Kegiatan
karakterisasi pada dasarnya dilakukan secara kesuluruhan pada karakter tanaman.
Karakterisasi yang dilakukan untuk seluruh karakter tanaman (secara detail)
bertujuan untuk kegiatan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Dalam
pemuliaan tanaman, karakterisasi cenderung dilakukan untuk mengetahui
karakter-karakter penting yang bernilai ekonomi atau merupakan penciri dari
varietas yang bersangkutan. Pendeskripsian suatu varietas akan lebih mudah jika
sebelumnya telah dilakukan kegiatan karakterisasi. Kegiatan karakterisasi penting
untuk menentukan nilai guna dari materi plasma nutfah yang ada. Kegiatan
tersebut dilakukan secara bertahap dan sistematis untuk mempermudah upaya
pemanfaatan plasma nutfah.
Karakterisasi dilakukan baik pada karakter kualitatif maupun karakter
kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang secara kualitatif berbeda
sehingga mudah dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori
(contohnya: warna bunga, warna daun, bentuk biji, ada atau tidaknya bulu pada
batang dsb). Pengelompokan kategori karakter kualitatif dari hasil pengamatan
berpedoman pada suatu deskriptor karakter tanaman yang dikeluarkan oleh
Departemen Pertanian Republik Indonesia, yaitu PPI (Panduan Pengujian
Individual) yang mengacu pada deskriptor tanaman secara Internasional yang
dikeluarkan oleh UPOV (The International Union for the Protection of New
Varieties of Plants).
Karakter kuantitatif ialah karakter yang variasinya dinyatakan dalam besaran
kuantitatif sehingga untuk membedakannya diperlukan pendekatan analisis data
(contohnya: tinggi tanaman, tingkat produksi, panjang malai dsb).
Tabel 1. Perbedaan karakter kualitatif dan karakter kuantitatif
Kriteria Kualitatif Kuantitatif
Penilaian Pengamatan visual Pengukuran
Bentuk sebaran Tegas (discrete) Berlanjut (continue)
Gen pengendali Satu atau dua gen Banyak gen (polygenic)
Mudah terpengaruh
Pengaruh lingkungan Sedikit
lingkungan
Cara pemilihan Secara visual Berdasarkan analisa data

II. Tujuan praktikum


a. Memahami konsep keragaman yang terjadi pada populasi tanaman (penyebab,
macam, arti penting bagi pemuliaan).
b. Mampu mengidentifikasi karakter yang dimiliki suatu tanaman berdasar pada
standar karakterisasinya (terutama karakter yang berkaitan dengan kegiatan
pemuliaan).
c. Mampu membedakan keragaman yang terjadi pada populasi tanaman.
d. Mengetahui karakter tanaman yang keragamannya dipengaruhi oleh genetik
atau lingkungan.
III.Pelaksanaan praktikum
a. Teknis praktikum
- Satu kelompok praktikum dibagi menjadi 4 kelompok kecil masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang.
- Setiap 2 kelompok kecil melakukan pengamatan terhadap 1 komoditas yang
sama tetapi berbeda varietas (1 kelompok praktikum terdapat 2 jenis
komoditas masing-masing 2 varietas)
- Komoditas yang diamati sesuai pembagian yang telah ditentukan asisten
(terlampir)
- Karakter yang diamati untuk tiap kelompok yaitu karakter kualitatif dan
kuantitatif menggunakan panduan PPI
- Jumlah tanaman yang diamati untuk tiap populasi masing-masing 5
tanaman/bedengan (bedengan yang diamati minimal 2 bedengan/per kelompok
kecil).
- Catat data hasil pengamatan
- Penting: Laporan dilengkapi dengan dokumentasi untuk tiap-tiap komoditi
dan tiap-tiap karakter yang diamati.
b. Alat dan bahan
- Populasi tanaman
- Buku panduan karakterisasi PPI ( Panduan Pengujian Individula)
- Alat ukur (meteran atau penggaris)
- Alat tulis
- Kamera
c. Parameter pengamatan
- Parameter Kuantitatif yang Diamati
1) Tinggi tanaman
2) Jumlah daun
- Parameter Kualitatif yang Diamati (Untuk semua tanaman karakter kualitatif
yang diamati sesuai dengan PPI)
IV. Sistematika pengerjaan Laporan (Format Tugas)
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Morfologi Umum Tanaman yang diamati
2.2 Deskripsi Varietas Tanaman yang diamati ( 2 tanaman)
2.3 Macam-macam Keragaman dan Faktor Penyebabnya
BAB III Metodologi
3.1 Alat dan Bahan (+ fungsi)
3.2 Kondisi Umum Lokasi Pengamatan (+ gambar dokumentasi)
3.3 Prosedur Pengamatan (diagram alur)
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Tabel hasil pengamatan (Kualitatif dan Kuantitatif + analisa perhitungan
keragaman + dokumentasi)
4.2 Pembahasan (setiap point harus dibandingkan dengan literatur)
4.2.1 Pembahasan Hasil Pengamatan
4.2.2 Perbandingan hasil Karakterisasi Keragaman Antar Varietas yang diamati
4.2.3 Pembahasan Mengenai faktor-faktor yang menyebabkan keragaman yang
terjadi dalam populasi tanaman yang diamati
BAB V Pembahasan Umum dan Kesimpulan
Lampiran Dokumentasi Kegiatan dan Pengamatan Tiap Tanaman yang diamati
Lampiran Pembagian Komoditas yang diamati

Kelas Kelompok Objek Garapan Kelas Kelompok Objek Garapan


I Jagung I Cabai
II Jagung II Cabai
A1 I1
III Mentimun III Ubi Jalar
IV Mentimun IV Ubi Jalar
I Ubi jalar I Mentimun
II Ubi Jalar II Mentimun
A2 I2
III Kacang Panjang III Terung
IV Kacang Panjang IV Terung
I Kedelai I Kubis
II Kedelai II Kubis
B1 J1
III Bawang Merah III Kacang Panjang
IV Bawang Merah IV Kacang Panjang
I Terung I Kedelai
II Terung II Kedelai
B2 J2
III Kacang Tanah III Bawang Merah
IV Kacang Tanah IV Bawang Merah
I Cabai I Kubis
II Cabai II Kubis
C1 K1
III Kubis III Cabai
IV Kubis IV Cabai
I Tomat I Tomat
II Tomat II Tomat
C2 K2
III Jagung III Ubi jalar
IV Jagung IV Ubi jalar
I Kacang Panjang I Mentimun
II Kacang Panjang II Mentimun
D1 L1
III Sawi III Kacang Tanah
IV Sawi IV Kacang Tanah
I Mentimun I Kedelai
II Mentimun II Kedelai
D2 L2
III Ubi Jalar III Tomat
IV Ubi Jalar IV Tomat
I Cabai I Bawang merah
II Cabai II Bawang merah
M1
E1 III Sawi III Jagung
IV Sawi IV Jagung
I Tomat I Terung
II Tomat II Terung
E2 M2
III Kacang Tanah III Kacang tanah
IV Kacang Tanah IV Kacang tanah
I Kubis I Sawi
II Kubis II Sawi
F1 N1
III Jagung III Kedelai
IV Jagung IV Kedelai
I Jagung I Mentimun
II Jagung II Mentimun
F2 N2
III Terung III Kacang panjang
IV Terung IV Kacang panjang
I Bawang Merah I Terung
II Bawang Merah II Terung
G1 O1
III Kedelai III Kacang panjang
IV Kedelai IV Kacang panjang
I Kacang Tanah I Mentimun
II Kacang Tanah II Mentimun
G2 O2
III Bawang Merah III Bawang merah
IV Bawang Merah IV Bawang merah
I Tomat I Kubis
II Tomat II Kubis
H1 P1
III Sawi III Ubi jalar
IV Sawi IV Ubi jalar
I Kubis I Cabai
II Kubis II Cabai
H2 P2
III Jagung III Tomat
IV Jagung IV tomat

Penting Diketahui : Laporan dikumpulkan pada Minggu ke-10 (9-14 November 2015)
dalam bentuk Laporan Print Out serta dalam bentuk softfile Power point juga untuk
dipresentasikan pada minggu pengumpulan tugas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai