karena memiliki komplikasi sosial dan medis yang serius. Meningitis memiliki
araknoid atau pia mater. Meningitis dapat dibagi menjadi klasifikasi luas yakni
meningitis juga.1
Tanda dan gejala meningitis paling sering adalah mual, muntah, rewel dan
dan beberapa kasus pasien dengan koma dan 20-30 % memiliki defisit neurologis
Berikut ini akan dibahas refleksi kasus tentang meningitis pada anak usia
11 bulan.
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS :
Nama : An. A Agama : Islam
Umur : 5 Tahun Ruangan : Edelweis
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal Masuk : 3 Maret 2017
Alamat : Desa Bungin
Terdapat keluarga ( Nenek Pasien) yang mengalami keluhan yang sama dan
tinggal serumah bersama pasien.
2
Riwayat Kelahiran :
Anak lahir spontan secara normal, cukup bulan di Bidan Desa. Berat badan lahir
tidak diketahui oleh ibu pasien.
Riwayat Makanan :
Pasien minum ASI sampai usia 0-9 bulan, usia 9 bulan sekarang pasien
mengkonsumsi susu formula dan bubur susu.
Riwayat imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap.
Riwayat sosio-ekonomi :
Menengah keatas.
a. Keadaan umum :
b. Tanda Vital :
Respirasi : 40 x/mnt TD : 90/60 mmHg
3
Nadi : 180 x/mnt Suhu : 39 C
c. Kulit :
Tidak ada sianosis, Tidak ada ikterik, CRT < 2 detik
d. Kepala
Mata :
Mulut : Bibir biasa, sianosis dan pucat tidak ada. Lidah kotor tidak ada.
Leher :
e. Paru-paru
4
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
f. Jantung
Perkusi : Pekak.
tambahan.
g. Abdomen
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
h. Anggota gerak
Pemeriksaan Lain :
- Tanda-tanda meninges :
a. Burdzinski sign I,II,III,IV (-)
5
b. Kernig Sign (-)
c. Lasegue Sign (-)
IV. RESUME
Anak laki-laki usia 11 bulan masuk dengan kejang sejak 1 hari SMRS. Ibu
pasien tidak mengetahui secara spesifik lama dan frekuensi kejangnya. Ibu pasien
tiba-tiba menemukan mata anaknya sudah mendelik ke atas dengan tangan
mengeras dan mengepal disertai kaki mengeras. Koma (E1V1M4), Febris (+)
sekitar 2 minggu lalu, mimisan (-) dan menggigil (-). Batuk (+) berlendir, darah
(-) sejak 3 minggu lalu. Muntah (-), Mual(-), Nafsu makan berkurang. BAB dan
BAK biasa.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Darah lengkap :
HCT :0.27 %
2. Radiologi
6
Bronkopneumonia et causa proses spesifik
SCORING TB ANAK
- Riwayat kontak TB :0
- Tes Tuberkulin : Tidak dilakukan
- Gizi kurang :2
- Batuk 3 minggu :1
- Demam 2 minggu :1
- Pembesaran KGB :0
- Pembesaran tulang/sendi :0
- Rontgen toraks :1
TOTAL SKOR :5
VIII. PENATALAKSANAAN
- O2 2 liter/menit
7
- Paracetamol syrup 4x3/4 cth
FOLLOW UP
S : BAB 2 kali, BAB berampas, lendir tidak ada. Kejang tidak ada. Batuk
berlendir masih ada.
A : Meningitis
8
P : - IVFDKAEN 3B 16 tetes/menit
- O2 2 liter/menit
GCS : E4V4M4
A : Meningitis
P : - IVFDKAEN 3B 16 tetes/menit
- O2 2 liter/menit
S : BAB cair, muntah (-), batuk (+), Panas (+), BAK biasa, kejang (+)
9
O : Nadi : 128x/menit, Pernapasan : 36x/menit, Suhu:37.6C
GCS : E4V4M4
A : Meningitis
P : - IVFDKAEN 3B 16 tetes/menit
- O2 2 liter/menit
- Luminal 2 x 20 mg OGT
- Diet F100
S : BAB cair, muntah (-), batuk (+), Panas (+) naik turun, BAK biasa, kejang (-
)
GCS : E4V4M4
10
A : Meningitis
P : - IVFDKAEN 3B 12 tetes/menit
- O2 2 liter/menit
- Luminal 2 x 20 mg OGT
- Diet F100
2/6/2014
Pemfis :
- Ronki (-),Wh(-)
- Kejang (-), Panas (+), BAB Encer (-), BAK biasa, Batuk berlendir (+)
- Os pulang paksa
DISKUSI
araknoid atau pia mater. Meningitis dapat dibagi menjadi klasifikasi luas yakni
11
Meningitis bakterialis adalah suatu peradangan pada selaput otak, ditandai
Sekitar 80 % dari seluruh kasus meningitis bakterial terjadi pada anak dan
kepala, perubahan tingkat status mental. Pada beberapa kasus, pasien dapat
Secara klinis saat meninges telah terinfeksi, kadang belum timbul gejala
yang jelas. Manifestasi klinis yang timbul berkaitan dengan kelainan patologis
1. Eksudat tipis di dasar otak bisa menyebabkan paralisis saraf kranial dan
hidrosefalus
fokal
serebrospinal
12
5. Adanya tuberkuloma akan menimbulkan gejala proses desak ruang.
1. Aliran darah (hematogen) oleh karena infeksi di tempat lain seperti faringitis,
ini sering didapatkan bahan kuman yang positif pada darah, yang sesuai
hematogen.2
Anak menjadi lesu, panas, muntah, anoreksia dan pada anak yang besar
mungkin didapatkan keluhan sakit kepala. Pada infeksi yang disebabkan oleh
13
Anak sering muntah, nyeri kepala (pada anak besar), moaning cry (pada
neonatus) yaitu tangis yang merintih. Kesadaran bayi/anak menurun dari apatis
sampai koma. Kejang yang terjadi dapat bersifat umum, fokal atau twitching,
Ubun-ubun besar menonjol dan tegang, terdapat gejala kelainan serebral lainnya
seperti paresis atau paralisis, strabismus. Crack pot sign dan pernafasan Cheyne
berwarna opalesen sampai keruh, tetapi pada stadium dini dapat diperoleh cairan
yang jernih. Reaksi Nonne dan Pandy umumnya positif kuat. Jumlah sel
umumnya ribuan permilimeter kubik cairan yang sebagian besar terdiri dari sel
polimorfonukleus.
Pada stadium dini didapatkan jumlah sel hanya ratusan permilimeter kubik
dengan hitung jenis lebih banyak limfosit daripada segmen. Oleh karena itu pada
menegakkan diagnosis yang pasti. Kadar protein dalam likuor meninggi. Kadar
gula menurun tetapi tidak serendah pada meningitis tuberkulosa. Kadar klorida
14
Penderita meningitis purulenta atau bakterialis pada umumnya berada
dalam kesadaran yang menurun yang seringkali disertai muntah muntah dan
Dari anamnesis pada pasien ini diketahui adanya gejala klinik berupa
demam sejak 2 minggu lalu, batuk lama sejak 3 minggu lalu, riwayat kontak TB
pasien mengalami muntah dan BAB cair. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
adanya ronki pulmo sinistra, dan pemeriksaan refleks didapatkan kaku kuduk (+)
serta ditemukan parese dan spastik pada ekstremitas. Hasil foto rontgen pasien
(tuberkulosis paru). Pada kasus ini pasien memiliki skor TB 5 dan hasil
x 103, granulosit 90,55 % (40-70 %). Hal ini dapat menggambarkan adanya
infeksi bakterial.
Pada kasus ini pasien tidak dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi sehingga
tuberkulosis atau karena bakterial. Akan tetapi melihat riwayat sebelumnya yakni
adanya infeksi di tempat lain berupa kejadian BAB cair beberapa hari sebelumnya
dan kondisi nutrisi (gizi buruk) sehingga diduga adanya penyebaran secara
15
Pemeriksaan cairan serebrospinal pada pasien meningitis tuberkulosa
juga cairannya jernih. Sel meningkat hingga 500/mm3 dimana dominan sel
cerebri karena pada meningitis terjadi peradangan pada pembuluh darah otak
(arteri dan vena), terjadi fokus nekrosis dan trombus yang dapat menyebabkan
oklusi total atau parsial pada lumen pembuluh darah sehingga menyebabkan
penanganan rehabilitasi medik. Pada pasien ini telah mendapatkan terapi dari
disesuikan dengan hasil biakan dan uji resistensi. Terapi empirik antibiotik yakni
Seftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 2 dosis Usia > 3 bula berupa
dibagi dalam 4 dosis + kloramfenikol 100 mg/ kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
Jika sudah terdapat hasil kultur, pemberian antibiotik disesuaikan dengan hasil
kultur dan resistensi. Steroid sebagai anti inflamasi dapat ditambahkan untuk
16
IV dibagi dalam 4 dosis selama 4 hari. Injeksi deksametason diberikan 15-30
menit sebelum atau pada saat pemberian antibiotik. Lama pengobatan tergantung
ceftriakson dan karena riwayat penyakit sebelumnya telah diberikan OAT maka
(Rimcured) 1x1.
saat pengobatan dimulai).Pasien yang tidak diobati atau terlambat datang berobat
pasien walaupun kesadarannya mulai membaik dan beberapa terakhir sudah bebas
demam akan tetapi spastik yang terjadi pada ekstremitas dapat menimbulkan
gejala sisa. Hal ini diupayakan dengan terapi rehabilitasi medik (fisioterapi).
REFERENSI
17
1. Jackson, MA. Meningitis. Pediatric Rev. Pubmed (12) Pp. 417-29 USA;
2008.
3. FKUI, 1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
ISTC Dengan Strategi Dots Untuk Praktik DOTS Untuk Praktik Dokter
18