Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN TUTORIAL

MODUL PENANGANAN WABAH TERPADU

SISTEM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Tutor : Dr. Farsida,MPH


KELOMPOK 2 CEMPAKA PUTIH :

Annisa Prisilia 2010730123

Kusuma Intan 2011730145

Ghisqy Arsy Mulki 2011730136

Anggun Fatmasari Y 2013730124

Anugerah A 2013730125

Citra Anestya 2013730132

Dikara Novirman P 2013730136

Dwi Suci Hariyati 2013730138

Fina Hidayat 2013730138

Nadira Juanti Pratiwi 2013730164

Putri Desti Juita Sari 2013730164

Rafhani Fayyadh 2013730167

Rifky Fadila Naratama 2013730171

Sabrina Qurottaayun 2013730173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya
maka Laporan Tutorial Modul Penanganan Wabah Terpadu pada Ilmu Kesehatan Masyarakat
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kita sampaikan salam dan shalawat kepada
Rasul junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman nanti.

Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah diskusi
Tutorial. Pembuatan laporan ini bertujuan untuk meringkas semua materi yang ada di Modul 1
Skenario 2.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Farsida yang telah membantu kami dalam
kelancaran diskusi Tutorial serta dalam membuatan laporan ini, serta terima kasih pula kepada
seluruh pihak yang sudah membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data, dan
menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat kepada orang lain namun
terutama pada para Mahasiswa Kedokteran.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dimohon kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat lebih baik dari pada sebelumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2015

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

MODUL I

PENANGANAN WABAH TERPADU

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan penanganan wabah
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat secara terpadu, dengan menggunakan pendekatan ilmu
kesehatan masyarakat, sehingga penyebar-luasan wabah dapat dicegah.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Membuat rumusan masalah yang sedang dihadapi (dengan menghitung attack rate, case
fatality rate)
2. Menjelaskan tentang penyelidikan wabah dan Upaya Penanggulangan Wabah
3. Membuat rencana kerja operasional
4. Menjelaskan tentang aspek klinis dari penyakit yang ada pada skenario : penyebab, gejala
klinis, diagnosis, pengobatan, cara penularan, pencegahan
5. Menjelaskan tentang program pemerintah yang dilakukan di Puskesmas untuk mencegah
terjadinya dan mengurangi angka kematian karena penyakit ini di daerah binaannya.
6. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten,
Bupati/Kepala Daerah Tingkat II, Rumah Sakit, dan Sektor Terkait dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
7. Melakukan Upaya Penanggulangan Wabah
8. Melakukan implementasi Rencana Kerja :
a. Melakukan kerjasama dengan semua unit kerja di puskesmas
b. Melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Rujukan
c. Melakukan kerjasama lintas sektoral
d. Melakukan kerjasama dengan masyarakat melalui PKK, dalam melakukan :
i. Pengobatan dan perawatan penderita
ii. Menemukan penderita yang belum terdeteksi
iii. Upaya pencegahan meluasnya wabah dengan melakukan promosi
kesehatan dan perbaikan lingkungan
9. Melakukan monitoring dan evaluasi Program Kerja
10. Menggerakkan potensi masyarakat untuk revitalisasi posyandu dalam mencapai
Kecamatan Sehat.

STRATEGI BELAJAR

1. Diskusi Kelompok difasilitasi oleh tutor, melakukan curah pendapat dan diskusi bebas
antar anggota kelompok untuk membuat perencanaan penanganan wabah secara terpadu.
2. Belajar mandiri untuk mencari informasi tentang kasus dalam skenario dengan
menggunakan buku ajar, majalah, slide, video dan internet.
3. Diskusi kelompok tanpa tutor
4. Role Play
5. Konsultasi pada nara sumber (pakar) tentang permasalahan yang dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
6. kuliah khusus dalam kelas oleh pakar
SKENARIO 2 :

DIARE

Dalam tiga hari terakhir, Puskesmas Harapan telah menerima 12 balita dan 4 penderita dewasa
yang menderita muntah berak. Padahal biasanya Puskesmas Harapan paling banyak menerima 2
penderita diare per harinya. Tujuh balita di antaranya telah dirujuk ke RSUD Kabupaten karena
mengalami dehidrasi berat, sedang 3 penderita dewasa dipulangkan setelah diobservasi semalam
karena telah menunjukkan perbaikan. Seluruh penderita di atas berasal dari 3 desa yang
berdekatan. Menurut laporan kepala Puskesmas Harapan ke Camat dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten, ketiga desa tersebut terletak di tepi sungai.

Petugas Puskesmas yang berkunjung ke rumah-rumah penduduk di 3 desa tersebut menemukan


banyak anak yang juga menderita muntah berak, namun tidak separah anak-anak yang dibawa ke
puskesmas. Oleh petugas puskesmas anak-anak ini diberi oralit dan kepada orang tuanya
dijelaskan cara memberikan oralit dan cairan lain per oral serta pemberian makanan untuk
anaknya. Bila gejala tidak berkurang, mereka dianjurkan untuk kontrol ke puskesmas Harapan.

Wilayah kerja Puskesmas Harapan meliputi 7 desa dengan 1275 penduduk. Tiga desa terletak di
tepi sungai, sedangkan empat desa lainnya terletak di dataran yang lebih tinggi. Di seluruh desa
belum ada MCK yang memenuhi syarat kesehatan. Sungai merupakan satu-satunya sumber air
bagi penduduk yang tinggal di tiga desa di tepi sungai, sedangkan desa yang terletak di daratan
menggunakan sumur gali sebagai satu-satunya sumber air.

KATA/KALIMAT SULIT : -

KATA/KALIMAT KUNCI:

Tiga hari terakhir, 12 balita 4 penderita dewasa muntah berak, biasanya hanya menerima
penderita sebanyak 2 balita
7 balita dehidrasi berat
3 penderita dewasa,telah menunjukkan perbaikan
Seluruh penderita berasal dari 3 desa yang berdeketan di tepi sungai
Dari 3 desa, mayoritas anak-anak yang menderita muntah berak
Wilayah kerja Puskesmas Harapan meliputi 7 desa dengan 1725 penduduk
Fasilitas MCK belum memadai
Sungai satu-satunya sebagai sumber air di tiga desa tersebut
MIND MAP :

3 DESA

BALITA DEWASA

DIARE WABAH

KLASIFIKASI
ASPEK CARA
KLINIS PENANGGULANGAN WABAH
PERTANYAAN:

1. Apakah kasus pada skenario disebut sebagai wabah/ Kejadian Luar Biasa?
2. Apa yang dimaksud dengan wabah/Kejadian Luar Biasa?
3. Apa yang dimaksud dengan perhitungan menghitung attack rate, case fatality rate dan
bagaimana cara perhitungannya terkait dengan skenario tersebut?
4. Sebutkan klasifikasi dari wabah!
5. Jelaskan aspek klinis dari skenario!
6. Bagaimanakah kriteria mck yang sehat?
7. Apakah ada hubungan air tercemar dengan diare?
8. Bagaimana upaya masyarakat dalam menanggulangi penyakit tersebut?
9. Bagaimana program puskesmas untuk pencegahan penyakit,pengolahan air bersih dan
jamban yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat?
10. Bagaimana cara memonitoring dan mengevaluasi program pemerintah (kepala
desa,kepala lurah,kepala kecamatan,RT,RW)?
11. Bagaimana menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait?
12. Bagaimana alur pelaporan wabah?
13. Mengapa diare lebih banyak pada balita dibandingkan dengan orang dewasa?
14. Bagaimana rencana kerja pada kasus tersebut?
BAB II

PEMBAHASAN

GHISQY ARSY MULKI (2011730136)

1. Apakah kasus pada skenario disebut sebagai wabah/ Kejadian Luar Biasa?

Jawab:

WA B A H :

Kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dlm masyarakat yg jumlah penderitanya


meningkat secara nyata melebihi keadaan yg lazim pada waktu & daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.

Penyebab Wabah secara garis besar adalah karena Toxin ( kimia & biologi) dan karena
Infeksi (virus, bacteri, protozoa dan cacing).
Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang
mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.
Daerah Wabah adalah suatu wilayah yang dinyatakan terjangkit wabah.

Salah satu penyakit menular yang sering terjadi wabah adalah muntah berak

atau sering disebut dengan muntaber (diare), penyakit ini adalah penyakit menular

yang ditandai dengan gejala-gejala seperti: perubahan bentuk dan kosistensi tinja menjadi
lembek dari biasanya,disertai muntah-muntah, sehingga penderita akan mengalami kekurangan
cairan tubuhnya (dehidrasi) yang pada akhirnya apabila tidak mendapat pengobatan segera dapat
menyebabkan kematian.

Penyakit diare ini penularannya dapat melalui kontaminasi agent (penyebab penyakit)
seperti virus, bakteri dan sebagainya dengan makanan, minuman yang kemudian dimakan oleh
orang sehat. Penyakit ini biasanya juga termasuk dalam penyakit yang sumber penularannya
melalui perantaraan air atau sering disebut sebagai water borne diseases. Agent penyebab
penyakit diare sering dijumpai pada sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agent
penyebab penyakit, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat biasanya
membuat orang tersebut terpapar dengan agent penyebab penyakit diare.

KLB :

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Penyakit Karantina adalah Pes (Plague); Kolera (Cholera); Demam Kuning (Yellow
Fever); Cacar (Smallpox); Typhus bercak wabahi Typhus exanthe maticus infectosa
(Louse borne Typhus); Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever).
Anggun fatmasari yekti (2013730124)

2. Apa yang dimaksud dengan wabah/Kejadian Luar Biasa?

Jawab:

Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang
luas dan pada banyak orang.

1. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU RI No 4 th. 1984
tentang wabah penyakit menular).

2. Undang-Undang Wabah , 1969:


Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian,yang meluas secara cepat baik
dalam jumlah kasus maupunluas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.

3. Peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada
suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, atau institusi
yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu
tertentu (Gerstman, 1998; Last, 2001; Barreto et al., 2006).

4. Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu
daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa. (Benenson Abram S. Control of
Communicable Disease in Man, 14th ed. Washington DC: The American Public Health
Association. 1985).
Pengertian Kejadian Luar Biasa

1. Kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada satu / sekelompok masyarakat


tertentu. (Mac Mahon and Pugh, 1970; Last, 1983, Benenson, 1990).
2. Peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim
atau tahun yang sama (Last, 1983).
3. Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk
dalam kurun waktu tertentu. (Undang-undang Wabah, 1969).

Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu
(Undang-undang Wabah, 1969).

Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/ MENKES/SK/VII/2004.


Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya
kejadianKesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu.

Kejadian luar biasa, jika ada unsur :

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut
menurut penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 bih kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan2 kali lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

Wabah harus mencakup:

1. Jumlah kasus yang besar.

2. Daerah yang luas .

3. Waktu yang lebih lama.

4. Dampak yang timbulkan lebih berat.


Citra Anestya (2013730132)

3. Apa yang dimaksud dengan perhitungan menghitung attack rate, case fatality rate dan
bagaimana cara perhitungannya terkait dengan skenario tersebut?

Jawab:

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

1. Proporsi:

Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut


Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi

Rumus:

Proporsi : x / (x+y) x k

Contoh:

Proporsi Mahasiswa wanita =

Jumlah Mahasiswa wanita


------------------------------------------ k
Jumlah Mahasiswa wanita + pria

2. Ratio:

Ratio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung


Ratio digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian

Rumus:

Ratio: (x/y) k

Ratio dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan


Ratio x : y = 1 : 2

Contoh:

Sex ratio =
jumlah pria
---------------------- k
jumlah wanita

Pria : Wanita = x : y

Dependency ratio =

Juml usia (0 - <14th) + (>65 th)


------------------------------------------- k
Jumlah usia (15 64 th)

3. Rate

Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko kejadian tersebut
Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam
masyarakat

Rumus:

Rate: (x/y) k

X: angka kejadian
Y: populasi berisiko
K: konstanta (angka kelipatan dari 10)

Contoh:

Campak berisiko pada balita


Diare berisiko pada semua penduduk
Ca servik berisiko pada wanita

2.PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN/ MORBIDITAS

a.INCIDENCE RATE

Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu
tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu
Incidence Rate (IR):

Jumlah penyakit baru


--------------------------------- k
Jumlah populasi berisiko

Manfaat Incidence Rate adalah :


-Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
-Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
-Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh
suatu fasilitas pelayanan kesehatan

b.PREVALENCE RATE

Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu
PR yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence
Rate
PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000)
disebut Periode Prevalence Rate

Prevalence Rate (PR):

Jumlah penyakit lama + baru


--------------------------------------- k
Jumlah populasi berisiko

C.ATTACK RATE

Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang berjangkit
dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu

Attack Rate (AR):

Jumlah penyakit baru


--------------------------------- k
Jumlah populasi berisiko

(dalam waktu wabah berlangsung)

Manfaat Attack Rate adalah :


-Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu
penyakit.
-Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi
pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

3.PENGUKURAN MORTALITY RATE

Mortalitas
Merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian. Dikalangan
masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) Status penyakit,
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan,Pembunuhan,
Bencana Alam, dsb.)

Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate


/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi antara lain :
1.Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
2.Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
3.Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
4.Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate )
5.Specific Death Rate
6.Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
7. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
8.Case Fatality rate ( CFR )

1. Crude Death Rate/ Angka Kematian Kasar


Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun )
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan.

Istilah Crude = Kasar digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis
kelamin, atau variable lain.

Rumus :

CDR/AKK = Jumlah Seluruh Kematian / Jumlah seluruh Penduduk x K

2. Perinatal Mortality Rate/ Angka Kematian Perinatal

Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode perinatal dan
periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi terhadap kematian anak
dalam
beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal yan penting
agar kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode tersebut bisa
dicegah.

PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada


usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur
kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
( WHO, 1981 )

Manfaat PMR :
-Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi.

Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :


a)Banyaknya Bayi BBLR
b)Status gizi ibu dan bayi
c)Keadaan social ekonomi
d)Penyakit infeksi, terutama ISPA
e)Pertolongan persalinan

Rumus :
PMR/AKP = Jumlah kematian yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih +
jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 tahun yang dicatat selama 1 tahun / Jumlah
bayi lahir hidup pada tahun yang sama x K

3. SPECIFIC DEATH RATE

SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu selama satu tahun dibagi
jumlah penduduk pada pertengahan tahun

Rumus: SDR (Specific Death Rate)

Jumlah kematian penyakit x


----------------------------------- k
Jumlah semua penduduk

4. CASE FATALITY RATE

CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan
kegawatan/ keganasan penyakit tersebut

CFR (Case Fatality Rate):

Jumlah kematian penyakit x


------------------------------------ x 100%
Jumlah kasus penyakit x

5. MATERNAL MORTALITY RATE

MMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/
melahirkan/ nifas (sampai 42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup

MMR (Maternal Mortality Rate):

Jumlah kematian Ibu


------------------------------ x 100.000
Jumlah kelahiran hidup

6. INFANT MORTALITY RATE


IMR = AKB = angka kematian bayi adalah jumlah kematian bayi (umur <1tahun) per
1000 kelahiran hidup

IMR (Infant Mortality Rate):

Juml kematian bayi


----------------------------- x 1000
Juml kelahiran hidup

7.NEONATAL MORTALITY RATE

NMR = AKN = Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi sampai umur <
4 minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup

NMR (Neonatal Mortality Rate):

Jumlah kematian neonatus


------------------------------------ x 1000
Jumlah kelahiran hidup

Tabel Skenario

Jumlah Penderita Hasil Keterangan


Proporsi Bayi+Dewasa: 12+4 x/ (x+y) x K
Balita: 75%
Balita:
12/(12+4) x 100% Dewasa: 25%
=75%

Dewasa:
4/(12+4)x100%= 25%
Ratio Bayi+Dewasa: 12+4 Balita : Dewasa = 1:3 Menyatakan besarnya
kejadian penyakit
antara balita dengan
dewasa
Attack Rate Bayi+Dewasa: 12+4 16/1275 x 100% = Kemampuan
0,13% penularan penyakit
dalam suatu desa
Prevalence Rate Bayi+Dewasa: 12+4 2+16/1275 x 100%=
1,41% Frekuensi penyakit
lama dan baru yang
berjangkit dalam
masyarakat di suatu
tempat/ wilayah/
negara pada waktu
tertentu
Putri Desti Juita Sari (2013730164)
4. Sebutkan klasifikasi dari wabah!
Jawab:

Pembagian Wabah Menurut Sifatnya:

Common Source Epidemic/Point Source Epidemic


Suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu
kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun
Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum,biasa pada letusan keracunan
makanan,polusi kimia di udara terbuka. Dapat ditandai oleh:
- Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat
- Masa inkubasi yang pendek
- Episode penyakit merupakan episode tunggal
- Waktu munculnya penyakit jelas
- Lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat
Propagated/Progresive Epidemic atau Contagious disease epidemic
Bentuk epidemic dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan
masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena
adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector,relatif lama
waktunya dan lama masa tunas,dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran
anggota masyarakat yang rentan sera morbilitas dari penduduk setempat,masa epidemic
cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai
pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan,lenih memperlihatkan penyebaran
geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Ditandai oleh:
- Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan
- Masa inkubasi yang panjang
- Episode penyakit yang bersifat majemuk
- Waktu munculnya penyakit tidak jelas
- Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama

Mix Source Epidemic


Suatu keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk
pertama juga ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk kedua.

KLASIFIKASI WABAH :
Menurut penyebabnya,penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan menjadi :
1. Toxin,terdiri dari:
a. Enterotoxin (Staphylococcus aureus)
b. Exotoxin (Clostridium botolinum)
c. Endotoxin

2. Infeksi

a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa
d. Cacing

3. Toxin Biologis

a. Racun jamur,Plankton,Racun ikan,Racun tumbuhan


b. Afla toxin

4. Toxin Kimia

a. Zat kimia organik: logam berat (Hg)


b. Gas beracun : CO,CO
5. Jelaskan aspek klinis dari skenario!

Jawab:

Diare (bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi
lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6
juta orang setiap tahunnya.

Penyebab

Sebuah mikrograf elektron dari rotavirus, penyebab hampir 40% dari diare pada anak di bawah umur 5 tahun.

Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihanvitamin C,
dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan
seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala
diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.

Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat
menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air.
Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus
besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari
racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia,
pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama
satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat
menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan
juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun
penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus
buntu.

Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang
yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.

Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang
masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya
terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan
jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare
akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak.

Gejala

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan
rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat
timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi.

Perawatan

Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan
pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun
terakhir.Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.

Jika tidak tersedia oralit bubuk, oralit dapat dibuat dengan bahan-bahan berikut ini:

200 ml atau segelas seukuran belimbing air matang


2 sendok teh gula pasir
1/2 sendok teh garam halus

Campur semua bahan hingga larut lalu minumkan pada penderita diare. Minum oralit dengan
ketentuan sebagai berikut:

Usia Pemberian Setelah 3 Jam Diketahui Diare Pemberian Setelah BAB

Kurang dari 1 tahun 1 1/2 gelas 1/2 gelas


1 - 4 tahun 3 gelas 1 gelas

5 - 12 tahun 6 gelas 1 1/2 gelas

Dewasa 12 gelas 5 gelas

Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:

Diare pada balita


Diare menengah atau berat pada anak-anak
Diare yang bercampur dengan darah.
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat
badan, dan lain-lain.
Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.

Diare infektif

Diare infektif yang tidak biasa untuk diare dapat bertahan lama. Diare ini disebabkan karena
beberapa organisme penyebabnya tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa gejala
penyakit jangka panjang yang jelas.

Penanggulangan diare
Penderita diare sebaiknya segera meminum oralit yang merupakan campuran dari gula dangaram untuk menjaga
cairan tubuh

Beberapa cara penggulangan diare antara lain:

1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di
kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak
diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat
berakibat fatal (keracunan air).
2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan
jangan makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam
jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam
membatasi penyebaran penyakit.

Pencegahan

Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare. Ada dua vaksin
berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC,
dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare.

Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung
dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah
hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga
dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian
yang signifikan pada diare. Oleh karena itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan
sabun. Lakukan hal yang sama setelah selesai buang air besar. Usahakan meminum air yang sudah
direbus hingga mendidih agar semua bakteri penyakit tidak masuk ke dalam tubuh. Segera
bersihkan tempat tinggal dari sisa sampah jika terjadi bencana alam. Segera buang tumpukan
sampah agar tidak menggunung dan jadi sarang penyakit
Sabrina Qurottaayun ( 2013730173)

6. Bagaimanakah kriteria mck yang sehat?

Jawab:

MCK umum

sarana umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk mandi, mencuci dan buang
air dilokasi pemukiman yang berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai tinggi (300- 500
orang/Ha).

Persyaratan mandi cuci kakus umum

1. Persyaratan umum MCK


A. Rencana pembangunan MCK umum bara dapat dilaksanakan setelah rnernenuhin
persyaratan yang telah ditentukan sebagai berikut : lokasi, jumlah pemakai, sistem
penyediaan air bersih , sistem pembuangan air limbah.
B. Kemampuan pengelola MCK .
C. Air, limbah dari MCK umum harus diolah sebelum dibuang sehingga tidak mencemari
air, udara dan tanah dilingkungan permukirnan
2. Lokasi

Jarak maksimal antara lokasi MCK umum dengan rumah penduduk yang dilayani adalah 100
meter. Lokasi daerah harus bebas banjir.

3. Kapasitas pelayanan

Semua ruangan dalam satu kesatuan harus dapat menampung pelayanan pada waktu (jam-jam)
paling sibuk dan banyaknya ruangan pada setiap satu kesatuan MCK untuk jumlah pemakai
tertentu adalah tercantum dalam tabel 1 dan contoh tata Ietak MCK dapat dilihat

pada gambar 1.

Tabel 1 Banyaknya ruangan pada satu kesatuan dengan jumlah


pemakaian untuk keperluan pria dan wanita yang dipisahkan
Gambar 1 Contoh tata leak dengan jumlah pemakai 25 orang keperluan

pria dan wanita yang dipisahkan

4. Sistem penyediaan air bersih


A. Sumber air bersih

Sumber air bersih meliputi :

I. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)


II. Air tanah : sumber air bersih yang berasal dari air tanah, lokasinya minimal 11 rn dari
sumber pengotoran sumber air bersih dan pengambilan air tanah dapat berupa :
sumur bor : sekeliling sumur harus terbuat dari bahan kedap air selebar minimal
1,20 m dan pipa selubung sumur harus terbuat dari lantai kedap air sampai
kedalaman minimal 2,00 m dari permukaan lantai.
sumur gali : sekeliling sumur harus terbuat dari lantai rapat air selebar minimal
1,20 m dan dindingnya harus terbuat dari konstruksi yang aman, kuat dan kedap
air sampai ketinggian keatas 0,75 m dan ke bawah minimal 2,00 m dari
permukaan lantai.
III. Air hujan : bagi daerah yang curah hujannya di atas 1 300 mm/tahun dapat dibuat baik
penampung air hujan.
IV. Mata air : dilengkapi dengan bangunan penangkap air.

B. Kuantitas air

Kuantitas air yang disesuaikan untuk kesatuan MCK adalah :

a) Minimal 20 Liter/orang/hari untuk mandi


b) Minimal 15 Liter/orang/hari untuk cuci
c) Minimal 10 Liter/orang/hari untuk kakus

C. Kualitas air

Air bersih yang akan dipergunakan harus memenuhi baku mutu air yang berlaku.

5. Kriteria bahan bangunan


I. Bahan yang dapat dipergunakan untuk bangunan MCK umum adalah :
a) Bahan bangunan setempat.
b) Kemudahan penyediaan bahan bangunan.
c) Mudah dilaksanakan.
d) Dapat diterima oleh masyarakat pemakai.
II. Persyaratan bahan bangunan

Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

6. Konstruksi

MCK umum yang dibangun pada tanah dengan daya dukung kurang baik, membutuhkan
perhitungan konstruksi pondasi.

7. Plambing

Setiap kesatuan MCK perlu dilengkapi dengan sistem plambing untuk pipa air bersih, pipa air
Iimbah, perlengkapan drainase dan ven.
1. Pipa air bersih

Pipa air bersih adalah sebagai berikut :

Pipa air bersih yang tertanam dalam tanah dapat dlpakai PVC, PE dengan diameter
minimal 12,5 mm.
Pipa air bersih yang dipasang di atas tanah dan tanpa perlindungan dapat dipakai pipa
7 dari 11 besi dengan diameter minimal 12,5 mm.

2. Pipa air Iimbah

Pipa air kotor adalah sebagai berikut :

Diameter minimal 150 mm untuk pipa yang terbuat dart tanah liat atau beton dan 110
mm untuk pipa PVC.
Kemiringan minimal 2 %.
Disetiap belokan harus dilengkapi bak kontrol untuk pengontrol/pembersihan pipa.
Setiap unit buangan air Iimbah dilengkapi perangkrap air.

8. Sarana kamar mandi

Kamar mandi dapat dilengkapi dengan atap, bak air dan pintu. Jalan masuk ke kamar mandi yang
tidak dilengkapi dengan pintu harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang sedang mandi
tidak terlihat langsung dari luar.

Persyaratan sarana kamar mandi adalah sebagai berikut :

1. Lantai : luas lantai minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m ) dan dibuat tidak licin dengan
kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1%.
2. Dinding : bagian pemisah antara ruang yang satu dengan yang lainnya.
3. Pintu : pintu, dengan ukuran pintu sebagai berikut : lebar 0,6 - 0,8 m dan tinggi minimal
1,6 m.
4. Bak mandi : bak penampung air yang digunakan untuk mandi dengan gayung.
5. Ventilasi dan penerangan : untuk menjamin terselenggaranya pembaharuan udara bersih
dan penerangan yang cukup dalam kamar mandi, maka harus diadakan ventilasi dan
harus rnempunyai lubang cahaya yang langsung berhubungan dengan udara sebagai
penerangan alamiah.
6. Sarana air bersih : air bekas mandi dapat dibuang ke sistem saluran atau tangki septik
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Sarana tempat cuci
Tempat cuci dapat dilengkapi dengan, atap dindng dan pintu, persyaratan tempat cuci adalah
sebagai berikut:
1. Lantai : luas lantai minimal 2,40 m2 ( 1,20 m x 2,0 m ) dan dibuat tidak licin dengan
kemiringan 8 dari 11kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1%.
2. Dinding , pintu, ventilasi dan penerangan : apabila tempat cuci dilengkapi dengan dinding,
pintu, ventilasi dan penerangan rnaka ketentuan-ketentuan seperti yang tercantum datum
fasilitas mandi untuk dinding, pintu, ventilasi dan penerangan dapat diterapkan untuk
fasilitas tempat cuci.

3. Tempat menggilas pakaian : menggilas pakaian dapat dilakukan dengan jongkok ateu
berdiri, dimana tinggi tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri adalah 0,75 m diatas
lantai dengan ukuran sekurangkurangnya 0,60 m x 0,80 m, permukaan tempat menggilas
dibuat tidak Iicin dengankemiringan 1%.

4. sarana air bersih : jumlah kran yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan.

10. Sarana kakus/jamban


Persyaratan sarana kakus adalah sebagai berikut :
1. Lantai : luas lantai minimal 2,0 m2 ( 1,0 m x 2,0 m ) dan dibuat tidak licin dengan
kemiririgan kearah floor drain.
2. Dinding, pintu ventilasi dan, penerangan : apabila dilengkapi dengan dinding, pintu,
ventilasi dan penerangan maka ketentuanketentuan seperti yang tercarturn dalam fasilitas
mandi untuk dinding, pintu, ventilasi dan penerangan dapat diterapkan untuk fasilitas
kakus.
3. Kloset jongkok dengan ketentuan sebagai berikut :
a. tempat kaki harus dibuat sebagai perlengkapan kloset jongkok
b. diameter lubang pemasukan tinja 10 cm
c. jarak antar dinding bangunan sampai ke kloset adalah 20 cm - 25 cm
d. panjang kloset 40 cm dan lebar 20 cm
e. dudukan kloset dapat ditinggikan minimal 10 cm dari lantai dengan kemiringan 1%.
f. dilengkapi dengan perangkap air
4. Sarana air bersih : jumlah kran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (Depkes
RI, 2004)

1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari
sumber air bersih.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah
sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan.
7. Lantai kedap air.
8. Ventilasi cukup baik.
9. Tersedia air dan alat pembersih.
Annisa Prisilia (2010730123)

7. Apakah ada hubungan air tercemar dengan diare?

Jawab:

Ada hubungan air tercemar bakteri

Karena, air yang tercemar terdapat bakteri yang bernama E-coli. E-coli merupakan penyebab
penting dari diare cair akut pada anak-anak. E-coli sebenarnya adalah bakteri yang hidup dalam
saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan tanpa
menyebabkan masalah. Namun perlu diketahui tidak semua bakteri ini berbahaya bagi manusia.
Sebagian bermanfaat untuk membantu pencernaan yang nerupakan bagian dari flora usus agar
makanan dapat tercerna dengan mudah seperti protein dan gula. Bakteri ini biasa hidup di dalam
air dan makanan yang terkontaminasi. Infeksi bakteri ini melalui konsumsi air atau makanan
yang tidak bersih. Mula-mula racunnya dapat menghancurkan sel-sel yang melapisi saluran
pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke ginjal dan hati. Menyebabkan
perdarahan pada usus, yang dapat mematikan anak-anak dan orang tua. E. coli dapat menyebar
ke makanan melalui konsumsi makanan dengan tangan kotor, khususnya setelah menggunakan
air yang telah tercemar. E-coli ini menyerang manusia khususnya pada bayi atau orang yang
memiliki daya tahan tubuh yang buruk. Bakteri ini melekatkan diri pada sel mukosa kecil. Pada
usus halus, bakteri ini akan membentuk koloni dan menyerang pili sehingga penyerapannya di
saluran pencernaan terganggu. Akibatnya adalah adanya diare cair yang biasanya sembuh diri
tetapi dapat juga menjadi kronik.

Pada scenario kita terlihat dari pembahasan bahwa yang terkena diare mayoritas balita, ini
dikarenakan bakteri tersebut dengan mudah menginfeksi seseorang yang mekanisme pertahanan
alami tubuhnya buruk, terlebih lagi warga tersebut menggunakan sarana air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti BAB, BAK, cuci baju dan piring, mandi, gosok gigi. Ini
dikarenakan sarana MCK yang tidak memadai.
Dikara Novirman P (2013730136)

8. Bagaimana upaya masyarakat dalam menanggulangi penyakit tersebut?

Jawab: Beberapa upaya masyarakat dalam menanggulangi diare adalah :

1. Menggunakan jamban
Pengalaman di beberapa Negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare.
Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus
buang air di jamban.

2. Menggunakan air bersih yang cukup


Penularan kuman infeksius penyebab diare dapat ditularkan bila masuk kedalam mulut
melalui makanan, minuman, atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya jari-jari
tangan, makanan yang wadah atau tempat makannya-minum yang dicuci dengan air
tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih
mempunyai risiko menderita diare lebih kecil.

3. Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja bayi, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi anak dan sebelum makan.

4. Sarana pembuangan air limbah


Air limbah baik limbah pabrik maupun rumah tangga harus dikelola sedemikian rupa
agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus. Kondisi ini dapat berpotensi menularkan
penyakit.

5. Berperilaku sehat
Hal-hal yang harus diperhatikan masyarakat dan keluarga yaitu :
1. Ambil air dari sumber yang bersih
2. Simpan air didalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus
untuk mengambil air
3. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak
4. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)
5. Cuci semua peralatan masak dan peralatan masak dengan air yang bersih dan
cukup
Rafhani Fayyadh (2013730167)

9. Bagaimana program puskesmas untuk pencegahan penyakit,pengolahan air bersih dan jamban
yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat?

Jawab:

PROGRAM POKOK PUSKESMAS

I. Definisi Puskesmas

Menurut Depkes 1991, puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disampinh memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok

II. Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi :

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


b. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan masyarakat.
c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.

III. Peran Puskesmas

Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
secara mandiri.
IV. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
indonesia sehat.

V. Tugas Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi
pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai
bentuk usaha pembangunan kesehatan. Puskesmas adalah suatu organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan
oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan
permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas. Upaya-upaya kesehatan wajib adalah
(Basic Six) :

a. Upaya promosi kesehatan


b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
A. Upaya Promosi Kesehatan

1. Definisi
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

2. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi:
b. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE):
- Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan;
- Mengembangkan pendekatan dan teknologi promosi kesehatan;
- Mengembangkan model promosi kesehatan melalui pendekatan lokal spesifik.
b. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, dan generasi muda :
- Pemberdayaan/penggerakan masyarakat dalam upaya kesehatan;
- Peningkatan kelembagaan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
c. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat:
- Menyusun kerangka dan materi kebijakan promosi kesehatan;
- Meningkatkan kemampuan tenaga pengelola program promosi kesehatan;
- Mengembangkan kemitraan dengan lintas program, sektor, LSM, dan swasta;
- Menyelenggarakan penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai saluran
media;
- Menyusun rencana dan pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
- Menyusun dan mengembangkan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan
pedoman promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
- Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
B. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

1. Tujuan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan nilai kesehatan,
melalaui upaya promosi kesehatan, sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat.

2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah kelompokkelompok masyarakat yang berisiko tertular
penyakit, maupun masyarakat umum.

3. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara berkala untuk kelompokkelompom
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Penyuluhan dilakukan tidak hanya dengan
ceramah, tetapi juga dengan menggunakan alat peraga dan media (demonstrasi/peragaan),
misalnya : cara mencampur oralit yang benar, proyek percontohan (rumah sehat),
pemutaran film tentang kependudukan/KB dan kesehatan; melalui pertunjukan kesenian
rakyat (wayang) dengan tema cerita tentang hidup sehat dan penyebaran/pemasangan
poster/leaflet/pamflet, dan sebagainya.
Kegiatan ini dilakukan secara integratif untuk mendukung semua program
Puskesmas, sehingga sebaiknya dilakukan secara rutin dan semua staf Puskesmas
(idealnya) harus mampu melaksanakannya (everybody should do it), baik yang sasarannya
individu pasien maupun kelompokkelompok masyarakat umum. Namun, kenyataannya
yang terjadi justru sebaliknya (nobody do it) kerena berbagai kendala, kecuali apabila
terjadi wabah (kejadian luar biasa (KLB)). Dinkes Kabupaten/Kota juga menyediakan
tenaga PKM yang akan diberikan bila KLB terjadi, untuk membantu petugas Puskesmas
mengembangkan program penyuluhan untuk meningkatkan peran serta masyarakat.
C. Usaha Kesehatan Lingkungan

1. Tujuan
Program ini bertujuan untuk menanggulangi dan menghilangkan unsurunsur fisik
pada lingkungan, sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit menular di masyarakat.

2. Sasaran
Sasarannya adalah tempattempat umum, seperti pasar, restoran, tempat ibadah,
sumber air minum penduduk, pembuangan air limbah, dan sebagainya. Sasaran yang
diperiksa pada tempattempat umum, selain lingkungan fisiknya (pencemaran liar,
pembuangan sampah, dan limbah lainnya) juga para pengolah makanan (food handler).
Mereka diperiksa fesesnya (rectal swab) untuk mengetahui adanya carrier penyakit
menular, seperti kolera, Thypus abdominalis, E. coli, dan sebagainya.

3. Ruang Lingkup Kegiatan


a. Memperbaiki sistem pembuangan kotoran manusia
b. Pembuatan dan penyediaan jamban keluarga (Inpres Jaga)
Penyuluhan kesehatan lingkungan dilakukan demontrasi pembuatan jamban keluarga
(kegiatan yang bersifat integratif)
c. Menyediakan air bersih
Perlindungan terhadap sumber mata air yang digunakan penduduk. Misalnya
dengan tes higiene air di sumber mata air yang digunakan penduduk (sungai, kali,
danau dll), kaporitisasi sumur jika diketahui sumur tersebut tercemar E. coli dan
V. cholerae
Penyuluhan melalui demonstrasi tentang pembuatan sumur.
Penyediaan sumur pompa tangan (SPT) dangkal dan dalam, dan sarana air minum
lainnya.
Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang air minum sehat
Melakukan tes secara rutin pada air yang dikonsumsi masyarakat (PDAM, sumur
penduduk di daerah endemik kolera)
d. Pembuangan sampah
Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan kelompokkelompok masyarakat.
Masyarakat digerakkan untuk melakukan pembuangan sampah yang baik, sehingga
sampah tidak lagi mencemari lingkungan pemukiman mereka.
e. Pengawasan terhadap tempattempat umum
Pengawasan biasanya dilakukan di perusahaanperusahaan limbah cair, tempat
pengolahan dan penjualan makanan, tempattempat umum, dan sanitasi perumahan.
Kegaiatan ini dikoordinasikan secara lintas sektoral, terutama dengan camat.

D. Program Kesehatan Lingkungan

1. Definisi
Kesehatan lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.

2. Tujuan program
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem
kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi :
a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar:
- Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan, dan
kebijakan tentang penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, dan
diseminasinya.
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penyediaan sarana air
bersih dan sanitasi dasar.
- Menyediakan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar sebagai
stimulant.
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman penyediaan sarana
air bersih dan sanitasi dasar.
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan
dan evaluasi kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Melakukan kajian upaya penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Mengembangkan sistem informasi lingkungan sehat.
- Meningkatkan dan mengembangkan klinik sanitasi.
- Meningkatkan dan mengembangkan unit pelaksana teknis (UPT)
dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan penyediaan air
bersih dan sanitasi.
b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan:
- Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, dan
diseminasinya;
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pemeliharaan dan
pengawasan kualitas lingkungan;
- Melakukan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan terutama dalam
kerangka kewaspadaan dini, kesiap-siagaan dan penanggulangan serta
pasca KLB/Bencana maupun kesehatan matra;
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman untuk pemeliharaan
dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Melakukan kajian upaya pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Mengembangkan surveilans faktor risiko lingkungan dan perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan sehat;
- Mengembangkan upaya pengawasan lingkungan dan kesehatan kerja;
- Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pemeliharaan dan pengawasan
kualitas lingkungan;
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pemeliharaan dan
pengawasan kualitas lingkungan.
c. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan:
- Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan, dan
diseminasinya;
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
- Menyediakan kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
sebagai stimulan;
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;
- Melakukan analisis dampak dan risiko kesehatan terhadap rencana pembangunan
serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak pembangunan;
- Melakukan kajian upaya pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;
- Menanggulangi Kejadian Luar Biasa yang berhubungan dengan lingkungan dan
keracunan;
- Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan.
d. Pengembangan wilayah sehat:
- Menyiapkan materi dan menyusun peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pengembangan wilayah sehat dan diseminasinya;
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengembangan
wilayah sehat;
- Menyusun perencanaan terpadu kawasan lingkungan spesifik dan menyediakan
kebutuhan pengembangan wilayah sehat sebagai stimulan;
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengembangan wilayah
sehat;
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan pengembangan wilayah sehat;
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis pengembangan wilayah sehat;
- Melakukan kajian upaya pengembangan wilayah sehat;
- Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengembangan wilayah sehat;
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pengembangan wilayah
sehat.

E. Pengobatan

1. Tujuan
Program pengobatan di Puskesmas merupakan bentuk pelayanan kesehatan
dasaryang bersifat kuratif. Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan Puskesmas
hanya untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Tujuan program ini adalah untuk
memberikan pengobatan kepada masyarakat, khusus untuk Puskesmas perawatan.

2. Sasaran
Sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerjanya yang mengunjungi Puskesmas
untuk mencari pengobatan
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan program ini, yaitu:
a. Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan
atau pelayanan rawat inap khusus untuk Puskesmas yang mempunyai tempat tidur
(Puskesmas perawatan).
b. Mengirim (merujuk) penderita ke pusatpusat rujukan medis seduai dengan jenis
penyakit yang tidak mampu dilayani Puskesmas.
c. Menyelenggarakan Puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja Puskesmas
yang masih belum mempunyai Puskesmas pembantu atau wilayah pemukiman
penduduk yang masih sulit sarana transportasinya.
Anugrah Abdurrohman (2013730125)

10. Bagaimana cara memonitoring dan mengevaluasi program pemerintah (kepala desa,kepala
lurah,kepala kecamatan,RT,RW)?

Jawab:

Setiap progam akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat
laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan
masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan,
diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.

Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
Pelaporan yang dibuat dari dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari
pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan
darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Data yang berasal dari luar gedung adalah data yang
dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan
progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain.

Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikompilasi menjadi laporan terpadu


puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP). SP2TP ini dikirim ke dinas kesehatan Kabupaten atau kota setiap awal bulan,
kemudian DINKES kabupaten atau kota mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya ke
DINKES propinsi dan Depkes pusat. Umpan balik tersebut harus dikirimkankembali secara rutin
ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah
dilaksanakan puskesmas tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan ke DEPKES pusat
tetapi dinkes kabupaten/kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke depkes
pusat.

Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:

- Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.

- Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi

- Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam. Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:-
LB1, berisi data kesakitan

- LB2, berisi data kematian

- LB3, berisi data progam gizi, KIA, KB, dll

- LB4, berisi data obat-obatan


Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan yang
mencakup data kehiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara
naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat
dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas ( micro
planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP).

Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic
sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif.
Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan digunakan
sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang digunakan
dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data dari pimpinan
puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.
Dwi Suci Hariyati (2013730138)

11. Bagaimana menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait?

Jawab:

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah


kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja
puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebagai
penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas
memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan
aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang
menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP (Badan Penyantun Puskesmas) tersebut
berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan
Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masayarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Setelah puskesmas membantu dengan program program kesehatannya
masyarakat sendiripun harus mempunyai kesadaran dalam menjaga kesehatan dengan cara
menjadi lebih bersih contohnya dengan hal kecil seperti memasak dengan air yang bersih dan
matang, atau mandi di tempat yang memang layak untuk mandi. Bila memang belum ada MCK
yang layak di tempat tersebut masyarakat sendiri bergotong royong untuk membangunnya.
Fina Hidayat (2013730138)
12. Bagaimana alur pelaporan wabah?

Sistem Pelaporan

Mekanisme Pelaporan

Alur Pelaporan

1. Pengelolaan di Puskesma
- Laporan dari pustu, BDD (Bidan Desa), Puskesmas keliling, Posyandu, disampaikan
ke pengelola SP2TP Puskesmas.
- Pengelola Menyusun dan mengkompilasi data yang bersumber dari: sensus harian dan
register.
- Hasil kompilasi/ olahan dimasukkan ke formulir laporan untuk dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota.
- Hasil olahan dianalisa dan disajikan untuk mengambil keputusan (pada Lokakarya
mini).
2. Pengelola di Dinas Kabupaten/ Kota
- Laporan dari Puskesmas diterima oleh pengelola SP2TP Dinas untuk dikompilasi /
diolah dan didistribusikan ke penanggung jawab program.
Frekuensi dan Jenis Pelaporan

1. Laporan Bulanan:
- Data Kesakitan (LB1).
- Data Kematian (LB2).
- Gizi, KIA, Imunisasi, Pengamatan Penyakit Menular (LB3).
- Data Obat-obatan (LB4).
2. Laporan Triwulan (LT):
- Kungjungan Puskesmas
- Perkesmas
- Pelayanan Medik Dasar Gigi-Mulut
- Kesling
- Laboratorium
- PKM
- PSM
- Rujukan
Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)

1. Formulir W1:
Dilaporkan dalam 24 jam, digunakan untuk melaporkan kejadian luar biasa atau wabah.
Satu helai formulir hanya dapat digunakan untuk melapor satu jenis tersanngka penyakit,
melaporkan dengan cara yang tercepat; kurir, telpon, radio, dll.
Laporan W1 masih memberikan gambaran KLB/ wabah secara kasar karena itu harus
segera diikuti dengan:
- Laporan penyelidikan sementara (PE)
- Rencana Penanggulangan
.
2. Formulir W2:
Dilaporkan secara mingguan, yaitu laporan dari penyakit yangj berpotensi menimbulkan
KLB atau wabah yang perlu dilaporkan secara rutin yaitu:
- Kolera
- Diare
- PES
- DHF/DBD
- Rabies
- Difteri
- Polio
- Pertusis
- Campak
- SARS
Puskesmas melakukan Penyelidikan Epidemiologi

Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan adanya penderita penyakit yang dapat
menimbulkan KLB, mengenai sifat-sifat penyebabnya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya dan penyebarluasannya.

Penyelidikan epidemiologi ini dilakukan dari hasil pengamatan atas pencatatan kejadian penyakit
menular ternyata memberikan kecurigaan KLB di suatu lokasi; ada nya kasus keracunan (baik
makanan maupun peptisida); Bila ada laporan kewaspadaan ke Puskesmas yang diterima dari
masyarakat.

LAPORAN MASYARAKAT KE PUSKESMAS

Yang boleh melapor, semua masyarakat dewasa yang sehat, nama laporan: Laporan
kewaspadaan.
Isi Laporan : Penderita/tersangka penderita; waktu kejadiannya; gejala/tanda-tanda penyakit
tersebut.
Pembuatan/penyampaian laporan : dalam jangka waktu 24 jam setelah mengetahui adanya
penderita/ tersangka penderita KLB.
Sarana pelaporan: formulir bebas (tidak ditentukan bentuknya), telepon, telegram, radio, kurir,
lisan.
Pembuat laporan: perorangan, pamong desa/polisi, dokter praktek swasta, Puskesmas
Pembantu, Pemerintah/swasta, instansi, pemerintah/ swasta, kader, LSM, dll.

LAPORAN PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN

Nama Laporan: W1(Laporan Wabah)


Isi Laporan: Tempat KLB, Jumlah P/M, Gejala/tanda-tanda.
Pembuatan/Penyampaian laporan: dalam jangka waktu 24 jam setelah mengetahui
kepastian (hasil pengecekan lapangan) adanya tersangka KLB.
Selain melalui pos, penyampaian isi laporan dapat dilakukan dengan sarana komunikasi
cepat lainnya, sesuai situasi dan kondisi yang ada.
Pembuat laporan: Kepala Puskesmas.
Laporan mingguan KLB.
Nama laporan: W2 (laporan mingguan KLB).
Isi laporan : jumlah penderita dan kematian PMTKLB selama satu minggu yang tercatat
di Puskesmas.
Pembuatan laporan setiap minggu.
Pengiriman laporan : setiap Senin/Selasa.
Sarana pelaporan : Formulir W2
Pembuat laporan : Kepala Puskesmas.

Masyarakat Puskesmas Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan


Kabupaten Propinsi

Departemen
Kesehatan
Rifky Fadila Naratama (2013730171)

13. Mengapa diare lebih banyak pada balita dibandingkan dengan orang dewasa?

Jawab:

Secara survey penyakit diare pada balita pada kasus ini disebabkan oleh beberapa factor
seperti perilaku kesadaran dan pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih,
ketersediaan jamban keluarga, sanitasi lingkungan, jangkauan layanan kesehatan dan pemberian
ASI sebagai zat gizi makanan yang baik untuk bayi. Secara klinis, tidak hanya factor imunitas
saja yang mempengaruhi diare pada balita. faktor yang ditemukan dalam survey juga sangat
mempengaruhi aspek klinis yaitu pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih, dan
ketersediaan MCK yang memenuhi syarat kesehatan merupakan hal yang terpenting karena pada
usia balita anak-anak mudah untuk terpapar infeksi dari hal-hal tersebut. Infeksi yang sering di
timbulkan merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus,
astrovirus, dll) , bakteri (Vibrio, E.coli, Aeromonas, dll) dan infestasi parasite (cacing, protozoa,
dan jamur). Infeksi tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tekanan osmotic dalam rongga
usus yang meninggi, gangguan sekresi akibat rangsangan toksin pada dinding usus yang
menyebabkan peningkatan isi rongga usus, dan gangguan motilitas usus yang menyebabkan
hiperperistaltik usus sehingga berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan. Pada
orang dewasa imunitasnya lebih baik dibandingkan balita dan pencernaan pada orang dewasa
sudah cepat beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan hidup sehingga imunitas orang
dewasa lebih kebal dibandingkan dengan balita. Hal inilah yang dapat menyebabkan mengapa
diare lebih banyak pada balita dibandingkan dengan orang dewasa.
Nadira Juanti Pratiwi (2013730160)

14. Bagaimana rencana kerja pada kasus tersebut?

Jawab:

Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana Kesehatan


melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)

Prinsip tatalaksana penderita diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang
terdiri atas :

1. Oralit dengan Osmolaritas Rendah


Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan
Oralit. Bila tidak tersedia, berikan minuman lebih banyak cairan rumah tangga yang
mempunyai osmolaritas rendah yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur dan air
matang.

Macam cairan yang digunakan bergantung pada:

1. Kebiasaan setempat dalam mengobati diare


2. Tersedianya cairan sari makanan yang cocok
3. Jangkauan pelayanan kesehatan

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas kesehatan
atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat.

2. Zinc
Di negara berkembang, umumnya anak sudah mengalami defisiensi Zinc. Bila anak diare,
kehilangan Zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi menjadi lebih berat.

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih dari 300
macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya, termasuk enzim
superoksida dismutase (Linder, 1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal
bebas superoksida sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. Pada proses
inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai
jenis jaringan, termasuk jaringan epitel dalam usus (Cousins et al, 2006). Zinc juga
berefek dalam menghambat enzim iNOS (inducible nitric oxide synthase), dimana
ekspresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus.
Zinc juga berperan dalam epiteliasisasi dinding usus yang mengalami kerusakan
morfologi dan fungsi selama sebagian besar kejadian diare. Kerusakan morfologi epitel
usus antara lain terjadi pada diare karena rotavirus yang merupakan penyebab terbesar
diare akut (Wapnir, 2000).

Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat Gizi buruk
akibat diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya (Black, 2003).
Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa zinc mempunyai efek protektif terhadap
diare dan menurunkan kekambuhan diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot studi
menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67% (Hidayat, 1998,
Soenarto, 2007). Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus diberi zinc segera
saat anak mengalami diare.

Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur kurang dari 6 bulan diberikan
10 mg ( tablet) zinc per hari, sedangkan untuk anak berumur lebih dari 6 bulan diberikan 1
tablet zinc 20 mg. Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan ke depan.

Cara pemberian tablet zinc:

Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang, atau ASI.

3. Pemberian ASI / makanan


Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum
susu formula diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk
bayi yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna
sedikit demi sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak

4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi


Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare yang
memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah
(sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera, dan infeksi-infeksi di luar saluran
pencernaan yang berat, seperti pneumonia. Walaupun demikian, pemberian antibiotik
yang irasional masih banyak ditemukan. Sebuah studi melaporkan bahwa 85% anak yang
berkunjung ke Puskesmas di 5 propinsi di Indonesia menerima antibiotik (Dwiprahasto,
1998).
Antibiotika Yang Digunakan Dalam Pengobatan Kolera
Antibiotikaa Anak-anak

(diberikan selama 3 hari)


Doxycline 4mg/kgBB/hari

Dosis tunggal
Tetracycline

4 x sehari 12,5 mg/kg BB


Trimethoporim (TMP) TMP 5 mg/kg BB

dan

Sulfamethoxazole (SMX) SMX 25 mg/kgc

2 x sehari

Obat-obatan anti-diare tidak boleh diberikan pada anak dengan semua macam diare karena
terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan
ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, sebagian menimbulkan efek
samping berbahaya, terkadang berakibat fatal. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti
diare disebabkan oleh parasit (amoeba, giardia).

5. Pemberian Nasihat

Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :

Cara memberikan cairan dan obat di rumah.


Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan:

Diare lebih sering!

Muntah berulang!

Sangat haus!
Makan atau minum sedikit!

Timbul demam!

Tinja berdarah!

Tidak membaik dalam 3 hari!

Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar

Penatalaksanaan diare dirumah tangga adalah dengan memberikan larutan oralit,


makanan cair dan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.

Melaksanakan monitoring dan evaluasi


DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/15323/1/SINTAMURNIWATYE4D002073.pdf

http://eprints.uns.ac.id/4943/1/176300902201108321.pdf

http://puskesmassungkai.wordpress.com/2013/12/28/konsep-dasar-puskesmas-kepmenkes-ri-no-
128menkesskii2004/

http://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/page/2/

Buku ajar system pencernaan FK-UI

Benenson Abram S. Control of Communicable Disease in Man, 14th ed. Washington DC: The
American Public Health Association. 1985)

Anda mungkin juga menyukai