Anugerah A 2013730125
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya
maka Laporan Tutorial Modul Penanganan Wabah Terpadu pada Ilmu Kesehatan Masyarakat
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kita sampaikan salam dan shalawat kepada
Rasul junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman nanti.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah diskusi
Tutorial. Pembuatan laporan ini bertujuan untuk meringkas semua materi yang ada di Modul 1
Skenario 2.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Farsida yang telah membantu kami dalam
kelancaran diskusi Tutorial serta dalam membuatan laporan ini, serta terima kasih pula kepada
seluruh pihak yang sudah membantu kami dalam mencari informasi, mengumpulkan data, dan
menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat kepada orang lain namun
terutama pada para Mahasiswa Kedokteran.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dimohon kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat lebih baik dari pada sebelumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
MODUL I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan penanganan wabah
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat secara terpadu, dengan menggunakan pendekatan ilmu
kesehatan masyarakat, sehingga penyebar-luasan wabah dapat dicegah.
1. Membuat rumusan masalah yang sedang dihadapi (dengan menghitung attack rate, case
fatality rate)
2. Menjelaskan tentang penyelidikan wabah dan Upaya Penanggulangan Wabah
3. Membuat rencana kerja operasional
4. Menjelaskan tentang aspek klinis dari penyakit yang ada pada skenario : penyebab, gejala
klinis, diagnosis, pengobatan, cara penularan, pencegahan
5. Menjelaskan tentang program pemerintah yang dilakukan di Puskesmas untuk mencegah
terjadinya dan mengurangi angka kematian karena penyakit ini di daerah binaannya.
6. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten,
Bupati/Kepala Daerah Tingkat II, Rumah Sakit, dan Sektor Terkait dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
7. Melakukan Upaya Penanggulangan Wabah
8. Melakukan implementasi Rencana Kerja :
a. Melakukan kerjasama dengan semua unit kerja di puskesmas
b. Melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Rujukan
c. Melakukan kerjasama lintas sektoral
d. Melakukan kerjasama dengan masyarakat melalui PKK, dalam melakukan :
i. Pengobatan dan perawatan penderita
ii. Menemukan penderita yang belum terdeteksi
iii. Upaya pencegahan meluasnya wabah dengan melakukan promosi
kesehatan dan perbaikan lingkungan
9. Melakukan monitoring dan evaluasi Program Kerja
10. Menggerakkan potensi masyarakat untuk revitalisasi posyandu dalam mencapai
Kecamatan Sehat.
STRATEGI BELAJAR
1. Diskusi Kelompok difasilitasi oleh tutor, melakukan curah pendapat dan diskusi bebas
antar anggota kelompok untuk membuat perencanaan penanganan wabah secara terpadu.
2. Belajar mandiri untuk mencari informasi tentang kasus dalam skenario dengan
menggunakan buku ajar, majalah, slide, video dan internet.
3. Diskusi kelompok tanpa tutor
4. Role Play
5. Konsultasi pada nara sumber (pakar) tentang permasalahan yang dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
6. kuliah khusus dalam kelas oleh pakar
SKENARIO 2 :
DIARE
Dalam tiga hari terakhir, Puskesmas Harapan telah menerima 12 balita dan 4 penderita dewasa
yang menderita muntah berak. Padahal biasanya Puskesmas Harapan paling banyak menerima 2
penderita diare per harinya. Tujuh balita di antaranya telah dirujuk ke RSUD Kabupaten karena
mengalami dehidrasi berat, sedang 3 penderita dewasa dipulangkan setelah diobservasi semalam
karena telah menunjukkan perbaikan. Seluruh penderita di atas berasal dari 3 desa yang
berdekatan. Menurut laporan kepala Puskesmas Harapan ke Camat dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten, ketiga desa tersebut terletak di tepi sungai.
Wilayah kerja Puskesmas Harapan meliputi 7 desa dengan 1275 penduduk. Tiga desa terletak di
tepi sungai, sedangkan empat desa lainnya terletak di dataran yang lebih tinggi. Di seluruh desa
belum ada MCK yang memenuhi syarat kesehatan. Sungai merupakan satu-satunya sumber air
bagi penduduk yang tinggal di tiga desa di tepi sungai, sedangkan desa yang terletak di daratan
menggunakan sumur gali sebagai satu-satunya sumber air.
KATA/KALIMAT SULIT : -
KATA/KALIMAT KUNCI:
Tiga hari terakhir, 12 balita 4 penderita dewasa muntah berak, biasanya hanya menerima
penderita sebanyak 2 balita
7 balita dehidrasi berat
3 penderita dewasa,telah menunjukkan perbaikan
Seluruh penderita berasal dari 3 desa yang berdeketan di tepi sungai
Dari 3 desa, mayoritas anak-anak yang menderita muntah berak
Wilayah kerja Puskesmas Harapan meliputi 7 desa dengan 1725 penduduk
Fasilitas MCK belum memadai
Sungai satu-satunya sebagai sumber air di tiga desa tersebut
MIND MAP :
3 DESA
BALITA DEWASA
DIARE WABAH
KLASIFIKASI
ASPEK CARA
KLINIS PENANGGULANGAN WABAH
PERTANYAAN:
1. Apakah kasus pada skenario disebut sebagai wabah/ Kejadian Luar Biasa?
2. Apa yang dimaksud dengan wabah/Kejadian Luar Biasa?
3. Apa yang dimaksud dengan perhitungan menghitung attack rate, case fatality rate dan
bagaimana cara perhitungannya terkait dengan skenario tersebut?
4. Sebutkan klasifikasi dari wabah!
5. Jelaskan aspek klinis dari skenario!
6. Bagaimanakah kriteria mck yang sehat?
7. Apakah ada hubungan air tercemar dengan diare?
8. Bagaimana upaya masyarakat dalam menanggulangi penyakit tersebut?
9. Bagaimana program puskesmas untuk pencegahan penyakit,pengolahan air bersih dan
jamban yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat?
10. Bagaimana cara memonitoring dan mengevaluasi program pemerintah (kepala
desa,kepala lurah,kepala kecamatan,RT,RW)?
11. Bagaimana menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait?
12. Bagaimana alur pelaporan wabah?
13. Mengapa diare lebih banyak pada balita dibandingkan dengan orang dewasa?
14. Bagaimana rencana kerja pada kasus tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apakah kasus pada skenario disebut sebagai wabah/ Kejadian Luar Biasa?
Jawab:
WA B A H :
Penyebab Wabah secara garis besar adalah karena Toxin ( kimia & biologi) dan karena
Infeksi (virus, bacteri, protozoa dan cacing).
Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang
mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.
Daerah Wabah adalah suatu wilayah yang dinyatakan terjangkit wabah.
Salah satu penyakit menular yang sering terjadi wabah adalah muntah berak
atau sering disebut dengan muntaber (diare), penyakit ini adalah penyakit menular
yang ditandai dengan gejala-gejala seperti: perubahan bentuk dan kosistensi tinja menjadi
lembek dari biasanya,disertai muntah-muntah, sehingga penderita akan mengalami kekurangan
cairan tubuhnya (dehidrasi) yang pada akhirnya apabila tidak mendapat pengobatan segera dapat
menyebabkan kematian.
Penyakit diare ini penularannya dapat melalui kontaminasi agent (penyebab penyakit)
seperti virus, bakteri dan sebagainya dengan makanan, minuman yang kemudian dimakan oleh
orang sehat. Penyakit ini biasanya juga termasuk dalam penyakit yang sumber penularannya
melalui perantaraan air atau sering disebut sebagai water borne diseases. Agent penyebab
penyakit diare sering dijumpai pada sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agent
penyebab penyakit, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat biasanya
membuat orang tersebut terpapar dengan agent penyebab penyakit diare.
KLB :
Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Penyakit Karantina adalah Pes (Plague); Kolera (Cholera); Demam Kuning (Yellow
Fever); Cacar (Smallpox); Typhus bercak wabahi Typhus exanthe maticus infectosa
(Louse borne Typhus); Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever).
Anggun fatmasari yekti (2013730124)
Jawab:
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang
luas dan pada banyak orang.
1. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU RI No 4 th. 1984
tentang wabah penyakit menular).
3. Peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak pada
suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan, kota, atau institusi
yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau pesantren) pada suatu periode waktu
tertentu (Gerstman, 1998; Last, 2001; Barreto et al., 2006).
4. Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu
daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa. (Benenson Abram S. Control of
Communicable Disease in Man, 14th ed. Washington DC: The American Public Health
Association. 1985).
Pengertian Kejadian Luar Biasa
Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu
(Undang-undang Wabah, 1969).
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut
menurut penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 bih kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan2 kali lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
3. Apa yang dimaksud dengan perhitungan menghitung attack rate, case fatality rate dan
bagaimana cara perhitungannya terkait dengan skenario tersebut?
Jawab:
1. Proporsi:
Rumus:
Proporsi : x / (x+y) x k
Contoh:
2. Ratio:
Rumus:
Ratio: (x/y) k
Contoh:
Sex ratio =
jumlah pria
---------------------- k
jumlah wanita
Pria : Wanita = x : y
Dependency ratio =
3. Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko kejadian tersebut
Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam
masyarakat
Rumus:
Rate: (x/y) k
X: angka kejadian
Y: populasi berisiko
K: konstanta (angka kelipatan dari 10)
Contoh:
a.INCIDENCE RATE
Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu
tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu
Incidence Rate (IR):
b.PREVALENCE RATE
Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu
PR yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence
Rate
PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000)
disebut Periode Prevalence Rate
C.ATTACK RATE
Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang berjangkit
dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu
Mortalitas
Merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian. Dikalangan
masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) Status penyakit,
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan,Pembunuhan,
Bencana Alam, dsb.)
Istilah Crude = Kasar digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis
kelamin, atau variable lain.
Rumus :
Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode perinatal dan
periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi terhadap kematian anak
dalam
beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal yan penting
agar kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode tersebut bisa
dicegah.
Manfaat PMR :
-Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi.
Rumus :
PMR/AKP = Jumlah kematian yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih +
jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 tahun yang dicatat selama 1 tahun / Jumlah
bayi lahir hidup pada tahun yang sama x K
SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu selama satu tahun dibagi
jumlah penduduk pada pertengahan tahun
CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan
kegawatan/ keganasan penyakit tersebut
MMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/
melahirkan/ nifas (sampai 42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup
NMR = AKN = Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi sampai umur <
4 minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup
Tabel Skenario
Dewasa:
4/(12+4)x100%= 25%
Ratio Bayi+Dewasa: 12+4 Balita : Dewasa = 1:3 Menyatakan besarnya
kejadian penyakit
antara balita dengan
dewasa
Attack Rate Bayi+Dewasa: 12+4 16/1275 x 100% = Kemampuan
0,13% penularan penyakit
dalam suatu desa
Prevalence Rate Bayi+Dewasa: 12+4 2+16/1275 x 100%=
1,41% Frekuensi penyakit
lama dan baru yang
berjangkit dalam
masyarakat di suatu
tempat/ wilayah/
negara pada waktu
tertentu
Putri Desti Juita Sari (2013730164)
4. Sebutkan klasifikasi dari wabah!
Jawab:
KLASIFIKASI WABAH :
Menurut penyebabnya,penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan menjadi :
1. Toxin,terdiri dari:
a. Enterotoxin (Staphylococcus aureus)
b. Exotoxin (Clostridium botolinum)
c. Endotoxin
2. Infeksi
a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa
d. Cacing
3. Toxin Biologis
4. Toxin Kimia
Jawab:
Diare (bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi
lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6
juta orang setiap tahunnya.
Penyebab
Sebuah mikrograf elektron dari rotavirus, penyebab hampir 40% dari diare pada anak di bawah umur 5 tahun.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihanvitamin C,
dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan
seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala
diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat
menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air.
Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus
besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari
racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia,
pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama
satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat
menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan
juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun
penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus
buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang
yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang
masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya
terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan
jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare
akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
Gejala
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan
rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat
timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi.
Perawatan
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan
pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun
terakhir.Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Jika tidak tersedia oralit bubuk, oralit dapat dibuat dengan bahan-bahan berikut ini:
Campur semua bahan hingga larut lalu minumkan pada penderita diare. Minum oralit dengan
ketentuan sebagai berikut:
Diare infektif
Diare infektif yang tidak biasa untuk diare dapat bertahan lama. Diare ini disebabkan karena
beberapa organisme penyebabnya tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa gejala
penyakit jangka panjang yang jelas.
Penanggulangan diare
Penderita diare sebaiknya segera meminum oralit yang merupakan campuran dari gula dangaram untuk menjaga
cairan tubuh
1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di
kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak
diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat
berakibat fatal (keracunan air).
2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan
jangan makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam
jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam
membatasi penyebaran penyakit.
Pencegahan
Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare. Ada dua vaksin
berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC,
dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare.
Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung
dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah
hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga
dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian
yang signifikan pada diare. Oleh karena itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan
sabun. Lakukan hal yang sama setelah selesai buang air besar. Usahakan meminum air yang sudah
direbus hingga mendidih agar semua bakteri penyakit tidak masuk ke dalam tubuh. Segera
bersihkan tempat tinggal dari sisa sampah jika terjadi bencana alam. Segera buang tumpukan
sampah agar tidak menggunung dan jadi sarang penyakit
Sabrina Qurottaayun ( 2013730173)
Jawab:
MCK umum
sarana umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk mandi, mencuci dan buang
air dilokasi pemukiman yang berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai tinggi (300- 500
orang/Ha).
Jarak maksimal antara lokasi MCK umum dengan rumah penduduk yang dilayani adalah 100
meter. Lokasi daerah harus bebas banjir.
3. Kapasitas pelayanan
Semua ruangan dalam satu kesatuan harus dapat menampung pelayanan pada waktu (jam-jam)
paling sibuk dan banyaknya ruangan pada setiap satu kesatuan MCK untuk jumlah pemakai
tertentu adalah tercantum dalam tabel 1 dan contoh tata Ietak MCK dapat dilihat
pada gambar 1.
B. Kuantitas air
C. Kualitas air
Air bersih yang akan dipergunakan harus memenuhi baku mutu air yang berlaku.
6. Konstruksi
MCK umum yang dibangun pada tanah dengan daya dukung kurang baik, membutuhkan
perhitungan konstruksi pondasi.
7. Plambing
Setiap kesatuan MCK perlu dilengkapi dengan sistem plambing untuk pipa air bersih, pipa air
Iimbah, perlengkapan drainase dan ven.
1. Pipa air bersih
Pipa air bersih yang tertanam dalam tanah dapat dlpakai PVC, PE dengan diameter
minimal 12,5 mm.
Pipa air bersih yang dipasang di atas tanah dan tanpa perlindungan dapat dipakai pipa
7 dari 11 besi dengan diameter minimal 12,5 mm.
Diameter minimal 150 mm untuk pipa yang terbuat dart tanah liat atau beton dan 110
mm untuk pipa PVC.
Kemiringan minimal 2 %.
Disetiap belokan harus dilengkapi bak kontrol untuk pengontrol/pembersihan pipa.
Setiap unit buangan air Iimbah dilengkapi perangkrap air.
Kamar mandi dapat dilengkapi dengan atap, bak air dan pintu. Jalan masuk ke kamar mandi yang
tidak dilengkapi dengan pintu harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang sedang mandi
tidak terlihat langsung dari luar.
1. Lantai : luas lantai minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m ) dan dibuat tidak licin dengan
kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1%.
2. Dinding : bagian pemisah antara ruang yang satu dengan yang lainnya.
3. Pintu : pintu, dengan ukuran pintu sebagai berikut : lebar 0,6 - 0,8 m dan tinggi minimal
1,6 m.
4. Bak mandi : bak penampung air yang digunakan untuk mandi dengan gayung.
5. Ventilasi dan penerangan : untuk menjamin terselenggaranya pembaharuan udara bersih
dan penerangan yang cukup dalam kamar mandi, maka harus diadakan ventilasi dan
harus rnempunyai lubang cahaya yang langsung berhubungan dengan udara sebagai
penerangan alamiah.
6. Sarana air bersih : air bekas mandi dapat dibuang ke sistem saluran atau tangki septik
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Sarana tempat cuci
Tempat cuci dapat dilengkapi dengan, atap dindng dan pintu, persyaratan tempat cuci adalah
sebagai berikut:
1. Lantai : luas lantai minimal 2,40 m2 ( 1,20 m x 2,0 m ) dan dibuat tidak licin dengan
kemiringan 8 dari 11kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1%.
2. Dinding , pintu, ventilasi dan penerangan : apabila tempat cuci dilengkapi dengan dinding,
pintu, ventilasi dan penerangan rnaka ketentuan-ketentuan seperti yang tercantum datum
fasilitas mandi untuk dinding, pintu, ventilasi dan penerangan dapat diterapkan untuk
fasilitas tempat cuci.
3. Tempat menggilas pakaian : menggilas pakaian dapat dilakukan dengan jongkok ateu
berdiri, dimana tinggi tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri adalah 0,75 m diatas
lantai dengan ukuran sekurangkurangnya 0,60 m x 0,80 m, permukaan tempat menggilas
dibuat tidak Iicin dengankemiringan 1%.
4. sarana air bersih : jumlah kran yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan.
Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (Depkes
RI, 2004)
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari
sumber air bersih.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah
sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan.
7. Lantai kedap air.
8. Ventilasi cukup baik.
9. Tersedia air dan alat pembersih.
Annisa Prisilia (2010730123)
Jawab:
Karena, air yang tercemar terdapat bakteri yang bernama E-coli. E-coli merupakan penyebab
penting dari diare cair akut pada anak-anak. E-coli sebenarnya adalah bakteri yang hidup dalam
saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan tanpa
menyebabkan masalah. Namun perlu diketahui tidak semua bakteri ini berbahaya bagi manusia.
Sebagian bermanfaat untuk membantu pencernaan yang nerupakan bagian dari flora usus agar
makanan dapat tercerna dengan mudah seperti protein dan gula. Bakteri ini biasa hidup di dalam
air dan makanan yang terkontaminasi. Infeksi bakteri ini melalui konsumsi air atau makanan
yang tidak bersih. Mula-mula racunnya dapat menghancurkan sel-sel yang melapisi saluran
pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke ginjal dan hati. Menyebabkan
perdarahan pada usus, yang dapat mematikan anak-anak dan orang tua. E. coli dapat menyebar
ke makanan melalui konsumsi makanan dengan tangan kotor, khususnya setelah menggunakan
air yang telah tercemar. E-coli ini menyerang manusia khususnya pada bayi atau orang yang
memiliki daya tahan tubuh yang buruk. Bakteri ini melekatkan diri pada sel mukosa kecil. Pada
usus halus, bakteri ini akan membentuk koloni dan menyerang pili sehingga penyerapannya di
saluran pencernaan terganggu. Akibatnya adalah adanya diare cair yang biasanya sembuh diri
tetapi dapat juga menjadi kronik.
Pada scenario kita terlihat dari pembahasan bahwa yang terkena diare mayoritas balita, ini
dikarenakan bakteri tersebut dengan mudah menginfeksi seseorang yang mekanisme pertahanan
alami tubuhnya buruk, terlebih lagi warga tersebut menggunakan sarana air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti BAB, BAK, cuci baju dan piring, mandi, gosok gigi. Ini
dikarenakan sarana MCK yang tidak memadai.
Dikara Novirman P (2013730136)
1. Menggunakan jamban
Pengalaman di beberapa Negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare.
Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus
buang air di jamban.
3. Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja bayi, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi anak dan sebelum makan.
5. Berperilaku sehat
Hal-hal yang harus diperhatikan masyarakat dan keluarga yaitu :
1. Ambil air dari sumber yang bersih
2. Simpan air didalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus
untuk mengambil air
3. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak
4. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)
5. Cuci semua peralatan masak dan peralatan masak dengan air yang bersih dan
cukup
Rafhani Fayyadh (2013730167)
9. Bagaimana program puskesmas untuk pencegahan penyakit,pengolahan air bersih dan jamban
yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat?
Jawab:
I. Definisi Puskesmas
Menurut Depkes 1991, puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disampinh memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
secara mandiri.
IV. Tujuan Puskesmas
V. Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi
pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai
bentuk usaha pembangunan kesehatan. Puskesmas adalah suatu organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan
oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan
permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas. Upaya-upaya kesehatan wajib adalah
(Basic Six) :
1. Definisi
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
1. Tujuan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan nilai kesehatan,
melalaui upaya promosi kesehatan, sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat.
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah kelompokkelompok masyarakat yang berisiko tertular
penyakit, maupun masyarakat umum.
1. Tujuan
Program ini bertujuan untuk menanggulangi dan menghilangkan unsurunsur fisik
pada lingkungan, sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit menular di masyarakat.
2. Sasaran
Sasarannya adalah tempattempat umum, seperti pasar, restoran, tempat ibadah,
sumber air minum penduduk, pembuangan air limbah, dan sebagainya. Sasaran yang
diperiksa pada tempattempat umum, selain lingkungan fisiknya (pencemaran liar,
pembuangan sampah, dan limbah lainnya) juga para pengolah makanan (food handler).
Mereka diperiksa fesesnya (rectal swab) untuk mengetahui adanya carrier penyakit
menular, seperti kolera, Thypus abdominalis, E. coli, dan sebagainya.
1. Definisi
Kesehatan lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
2. Tujuan program
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem
kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi :
a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar:
- Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan, dan
kebijakan tentang penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, dan
diseminasinya.
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penyediaan sarana air
bersih dan sanitasi dasar.
- Menyediakan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar sebagai
stimulant.
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman penyediaan sarana
air bersih dan sanitasi dasar.
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan
dan evaluasi kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Melakukan kajian upaya penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Mengembangkan sistem informasi lingkungan sehat.
- Meningkatkan dan mengembangkan klinik sanitasi.
- Meningkatkan dan mengembangkan unit pelaksana teknis (UPT)
dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan penyediaan air
bersih dan sanitasi.
b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan:
- Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, dan
diseminasinya;
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pemeliharaan dan
pengawasan kualitas lingkungan;
- Melakukan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan terutama dalam
kerangka kewaspadaan dini, kesiap-siagaan dan penanggulangan serta
pasca KLB/Bencana maupun kesehatan matra;
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman untuk pemeliharaan
dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Melakukan kajian upaya pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
- Mengembangkan surveilans faktor risiko lingkungan dan perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan sehat;
- Mengembangkan upaya pengawasan lingkungan dan kesehatan kerja;
- Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pemeliharaan dan pengawasan
kualitas lingkungan;
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pemeliharaan dan
pengawasan kualitas lingkungan.
c. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan:
- Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan, dan
diseminasinya;
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
- Menyediakan kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
sebagai stimulan;
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;
- Melakukan analisis dampak dan risiko kesehatan terhadap rencana pembangunan
serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak pembangunan;
- Melakukan kajian upaya pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;
- Menanggulangi Kejadian Luar Biasa yang berhubungan dengan lingkungan dan
keracunan;
- Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan.
d. Pengembangan wilayah sehat:
- Menyiapkan materi dan menyusun peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pengembangan wilayah sehat dan diseminasinya;
- Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengembangan
wilayah sehat;
- Menyusun perencanaan terpadu kawasan lingkungan spesifik dan menyediakan
kebutuhan pengembangan wilayah sehat sebagai stimulan;
- Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengembangan wilayah
sehat;
- Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan
evaluasi kegiatan pengembangan wilayah sehat;
- Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis pengembangan wilayah sehat;
- Melakukan kajian upaya pengembangan wilayah sehat;
- Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengembangan wilayah sehat;
- Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pengembangan wilayah
sehat.
E. Pengobatan
1. Tujuan
Program pengobatan di Puskesmas merupakan bentuk pelayanan kesehatan
dasaryang bersifat kuratif. Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan Puskesmas
hanya untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Tujuan program ini adalah untuk
memberikan pengobatan kepada masyarakat, khusus untuk Puskesmas perawatan.
2. Sasaran
Sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerjanya yang mengunjungi Puskesmas
untuk mencari pengobatan
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan program ini, yaitu:
a. Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan
atau pelayanan rawat inap khusus untuk Puskesmas yang mempunyai tempat tidur
(Puskesmas perawatan).
b. Mengirim (merujuk) penderita ke pusatpusat rujukan medis seduai dengan jenis
penyakit yang tidak mampu dilayani Puskesmas.
c. Menyelenggarakan Puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja Puskesmas
yang masih belum mempunyai Puskesmas pembantu atau wilayah pemukiman
penduduk yang masih sulit sarana transportasinya.
Anugrah Abdurrohman (2013730125)
10. Bagaimana cara memonitoring dan mengevaluasi program pemerintah (kepala desa,kepala
lurah,kepala kecamatan,RT,RW)?
Jawab:
Setiap progam akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat
laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan
masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan,
diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung.
Pelaporan yang dibuat dari dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari
pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas seperti tekanan
darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Data yang berasal dari luar gedung adalah data yang
dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti Kegiatan
progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain.
Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
- Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam. Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu:-
LB1, berisi data kesakitan
Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic
sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif.
Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan digunakan
sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang digunakan
dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data dari pimpinan
puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.
Dwi Suci Hariyati (2013730138)
Jawab:
Sistem Pelaporan
Mekanisme Pelaporan
Alur Pelaporan
1. Pengelolaan di Puskesma
- Laporan dari pustu, BDD (Bidan Desa), Puskesmas keliling, Posyandu, disampaikan
ke pengelola SP2TP Puskesmas.
- Pengelola Menyusun dan mengkompilasi data yang bersumber dari: sensus harian dan
register.
- Hasil kompilasi/ olahan dimasukkan ke formulir laporan untuk dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota.
- Hasil olahan dianalisa dan disajikan untuk mengambil keputusan (pada Lokakarya
mini).
2. Pengelola di Dinas Kabupaten/ Kota
- Laporan dari Puskesmas diterima oleh pengelola SP2TP Dinas untuk dikompilasi /
diolah dan didistribusikan ke penanggung jawab program.
Frekuensi dan Jenis Pelaporan
1. Laporan Bulanan:
- Data Kesakitan (LB1).
- Data Kematian (LB2).
- Gizi, KIA, Imunisasi, Pengamatan Penyakit Menular (LB3).
- Data Obat-obatan (LB4).
2. Laporan Triwulan (LT):
- Kungjungan Puskesmas
- Perkesmas
- Pelayanan Medik Dasar Gigi-Mulut
- Kesling
- Laboratorium
- PKM
- PSM
- Rujukan
Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)
1. Formulir W1:
Dilaporkan dalam 24 jam, digunakan untuk melaporkan kejadian luar biasa atau wabah.
Satu helai formulir hanya dapat digunakan untuk melapor satu jenis tersanngka penyakit,
melaporkan dengan cara yang tercepat; kurir, telpon, radio, dll.
Laporan W1 masih memberikan gambaran KLB/ wabah secara kasar karena itu harus
segera diikuti dengan:
- Laporan penyelidikan sementara (PE)
- Rencana Penanggulangan
.
2. Formulir W2:
Dilaporkan secara mingguan, yaitu laporan dari penyakit yangj berpotensi menimbulkan
KLB atau wabah yang perlu dilaporkan secara rutin yaitu:
- Kolera
- Diare
- PES
- DHF/DBD
- Rabies
- Difteri
- Polio
- Pertusis
- Campak
- SARS
Puskesmas melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan adanya penderita penyakit yang dapat
menimbulkan KLB, mengenai sifat-sifat penyebabnya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya dan penyebarluasannya.
Penyelidikan epidemiologi ini dilakukan dari hasil pengamatan atas pencatatan kejadian penyakit
menular ternyata memberikan kecurigaan KLB di suatu lokasi; ada nya kasus keracunan (baik
makanan maupun peptisida); Bila ada laporan kewaspadaan ke Puskesmas yang diterima dari
masyarakat.
Yang boleh melapor, semua masyarakat dewasa yang sehat, nama laporan: Laporan
kewaspadaan.
Isi Laporan : Penderita/tersangka penderita; waktu kejadiannya; gejala/tanda-tanda penyakit
tersebut.
Pembuatan/penyampaian laporan : dalam jangka waktu 24 jam setelah mengetahui adanya
penderita/ tersangka penderita KLB.
Sarana pelaporan: formulir bebas (tidak ditentukan bentuknya), telepon, telegram, radio, kurir,
lisan.
Pembuat laporan: perorangan, pamong desa/polisi, dokter praktek swasta, Puskesmas
Pembantu, Pemerintah/swasta, instansi, pemerintah/ swasta, kader, LSM, dll.
Departemen
Kesehatan
Rifky Fadila Naratama (2013730171)
13. Mengapa diare lebih banyak pada balita dibandingkan dengan orang dewasa?
Jawab:
Secara survey penyakit diare pada balita pada kasus ini disebabkan oleh beberapa factor
seperti perilaku kesadaran dan pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih,
ketersediaan jamban keluarga, sanitasi lingkungan, jangkauan layanan kesehatan dan pemberian
ASI sebagai zat gizi makanan yang baik untuk bayi. Secara klinis, tidak hanya factor imunitas
saja yang mempengaruhi diare pada balita. faktor yang ditemukan dalam survey juga sangat
mempengaruhi aspek klinis yaitu pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih, dan
ketersediaan MCK yang memenuhi syarat kesehatan merupakan hal yang terpenting karena pada
usia balita anak-anak mudah untuk terpapar infeksi dari hal-hal tersebut. Infeksi yang sering di
timbulkan merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus,
astrovirus, dll) , bakteri (Vibrio, E.coli, Aeromonas, dll) dan infestasi parasite (cacing, protozoa,
dan jamur). Infeksi tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tekanan osmotic dalam rongga
usus yang meninggi, gangguan sekresi akibat rangsangan toksin pada dinding usus yang
menyebabkan peningkatan isi rongga usus, dan gangguan motilitas usus yang menyebabkan
hiperperistaltik usus sehingga berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan. Pada
orang dewasa imunitasnya lebih baik dibandingkan balita dan pencernaan pada orang dewasa
sudah cepat beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan hidup sehingga imunitas orang
dewasa lebih kebal dibandingkan dengan balita. Hal inilah yang dapat menyebabkan mengapa
diare lebih banyak pada balita dibandingkan dengan orang dewasa.
Nadira Juanti Pratiwi (2013730160)
Jawab:
Prinsip tatalaksana penderita diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang
terdiri atas :
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas kesehatan
atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat.
2. Zinc
Di negara berkembang, umumnya anak sudah mengalami defisiensi Zinc. Bila anak diare,
kehilangan Zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi menjadi lebih berat.
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih dari 300
macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya, termasuk enzim
superoksida dismutase (Linder, 1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal
bebas superoksida sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. Pada proses
inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai
jenis jaringan, termasuk jaringan epitel dalam usus (Cousins et al, 2006). Zinc juga
berefek dalam menghambat enzim iNOS (inducible nitric oxide synthase), dimana
ekspresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus.
Zinc juga berperan dalam epiteliasisasi dinding usus yang mengalami kerusakan
morfologi dan fungsi selama sebagian besar kejadian diare. Kerusakan morfologi epitel
usus antara lain terjadi pada diare karena rotavirus yang merupakan penyebab terbesar
diare akut (Wapnir, 2000).
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat Gizi buruk
akibat diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya (Black, 2003).
Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa zinc mempunyai efek protektif terhadap
diare dan menurunkan kekambuhan diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot studi
menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67% (Hidayat, 1998,
Soenarto, 2007). Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus diberi zinc segera
saat anak mengalami diare.
Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur kurang dari 6 bulan diberikan
10 mg ( tablet) zinc per hari, sedangkan untuk anak berumur lebih dari 6 bulan diberikan 1
tablet zinc 20 mg. Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan ke depan.
Dosis tunggal
Tetracycline
dan
2 x sehari
Obat-obatan anti-diare tidak boleh diberikan pada anak dengan semua macam diare karena
terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan
ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, sebagian menimbulkan efek
samping berbahaya, terkadang berakibat fatal. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti
diare disebabkan oleh parasit (amoeba, giardia).
5. Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :
Muntah berulang!
Sangat haus!
Makan atau minum sedikit!
Timbul demam!
Tinja berdarah!
Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar
http://eprints.undip.ac.id/15323/1/SINTAMURNIWATYE4D002073.pdf
http://eprints.uns.ac.id/4943/1/176300902201108321.pdf
http://puskesmassungkai.wordpress.com/2013/12/28/konsep-dasar-puskesmas-kepmenkes-ri-no-
128menkesskii2004/
http://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/page/2/
Benenson Abram S. Control of Communicable Disease in Man, 14th ed. Washington DC: The
American Public Health Association. 1985)