1. Judul
2. Pendahuluan
Kasus asli
Alasan : Kasus ini memiliki aspek kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan
segera, sesuai dengan kompetensi dokter umum.
Yang menarik dari kasus ini : Penanganan kegawatdaruratan pasien dengan
hidropneumothorax
Fokus pembicaraan : Penegakan diagnosis hidropneumothorax dan penatalaksanaannya
Masalah pada kasus ini :
Keterlambatan berobat
Tujuan presentasi :
Mengetahui penegakkan diagnosis, dan penanganan kegawatdaruratan pada pasien
dispnea et causa hidropneumothorax
Nama : Tn. M
Umur : 28 tahun
No Register :-
4. Data Demografis
1
Bahasa ibu : Bahasa Belitung
Jenis kelamin : Laki-laki
5. Data Biologik
6. Data Klinis :
7. Pemeriksaan Jasmani :
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital
a. Nadi : 128x/menit, reguler, volume cukup, equalitas sama
b. Suhu : 36,80 C
c. RR : 50x/menit
d. TD : 110/70 mmHg
2
B. Pemeriksaan Sistematis
1. Kepala
Normocephali, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Deviasi septum (-), sekret hidung (-), conchae inferior hiperemis, udem (-)
Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, kriptus (-), detritus (-)
2. Thoraks
Paru : Gerak dada asimetris (hemithorax kanan tertinggal), suara nafas
vesikuler paru kanan menurun, ronchi -/-, wheezing -/-, perkusi
hemithorax dextra hipersonor.
Jantung : Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
3. Abdomen
Datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+), hepatomegali (-), splenomegali (-)
4. Ekstremitas
Akal hangat, edema (-), CRT<2 detik.
5. Pemeriksaan Neurologis : Kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinsky I-II (-)
Dugaan diagnosis :
Dugaan diagnosis awal adalah pneumothorax dextra ec TB paru relaps berdasarkan
adanya keluhan sesak napas, batuk serta riwayat pengobatan tuberkulosis
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya peningkatan laju napas,
dengan kesan pneumothorax yang ditandai oleh tertinggalnya hemithorax dextra saat
inspirasi, hilangnya suara napas, dan perkusi yang hipersonor.
Menyingkirkan diagnosis banding :
Tidak ada riwayat trauma pada daerah dada yang mengawali terjadinya sesak napas
Tidak ada tanda-tanda kelainan pada organ lain seperti jantung dan ginjal sebagai
penyebab sesak napas pada pasien
Laboratorium
Darah Tepi
Leukosit : 11040/mm3
Eritrosit : 4.13 juta/mm3
3
Hb : 11,2 gr/dL
Trombosit : 580000/mm3
Hematokrit : 33%
HbsAg : (-)
GDS : 83 mg/dL
Ureum : 17
Creatinin : 0,8
Na : 130
K : 4,4
Cl : 95
Dari pemeriksaan fisik dan penunjang, ditemukan adanya tanda-tanda infeksi saluran
napas bagian bawah, serta terdapatnya ancaman gagal napas akibat suspek pneumothorax
dextra.
11. Diagnosis
4
Kesan pneumothorax paru kanan pada pemeriksaan fisik, yang didukung
Adanya ancaman gagal napas yang ditandai dengan peningkatan laju respirasi
Rawat inap
- O2 nasal canule 4 6 lpm
- Pemasangan WSD pada hemithorax dextra
- Observasi produksi WSD
- IVFD RL 20 gtt/m
- Inj. Cefotaxime 1 gr vial/iv/12jam
- Inj. Ketorolac 1 amp/iv/8jam
- Inj. Ranitidine 1 amp/iv/12 jam
- Pemeriksaan BTA SPS
- OAT
13. Penjelasan untuk Pasien dan Keluarga
5
Screening tuberkulosis terhadap setiap anggota keluarga yang tinggal serumah
dengan pasien