BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
perkembangan tersebut terdapat periode penting dari anak sampai dewasa yaitu
1
periode pra sekolah.(wong,2009) Anak usia prasekolah adalah anak dengan
rentang usia 3-6 tahun.(wong 2009, soetjiningsih 2013) 1,2 Pada usia prasekolah
2014, angka partisipasi kasar (APK) PAUD dunia tahun 2012 sebesar 54 %,
4
sedangkan APK PAUD Indonesia telah mencapai 63%.(kompas.com) APK
pendidikan usia dini masih dibawah 10%, sedangkan untuk bebrapa negara lain
Pada tahun 2013 populasi anak prasekolah (usia 3-6 tahun) untuk Indonesia
mencapai 18.710.122 jiwa. Untuk Propinsi Jawa Tengah sendiri populasi anak
dengan rentang usia 3-6 tahun mencapai 2.221.615 jiwa.(buku paud) 5 Menurut
sumber data sementara hasil olahan Setditjen PAUDNI 2014 proyeksi peserta
didik PAUD berdasarkan satuan PAUD tahun 2013 yang ada di seluruh
1
2
sendiri tahun 2013 proyeksi peserta didik PAUD berdasarkan satuan PAUD
Menurut Hurlock usia prasekolah adalah usia 3-5 tahun, dan pada masa ini
merupakan kurun waktu yang disebut sebagai masa keemasan (the golden age).7
Masa pra sekolah disebut juga dengan masa keemasan (Golden period), jendela
pada usia ini anak akan mengalami perkembangan yang sangat cepat pada setiap
dengan lainnya berbeda karena pada dasarnya anak bersifat individual. (sofia,
2005) 9
kemampuan fisik/ motorik (motorik kasar dan motorik halus), bahasa dan
sosial. (wong, 2009) 1 Perkembangan kemampuan motorik kasar pada anak usia
prasekolah antara lain; anak dapat melompat dengan dua kaki dan satu kaki,
berdiri dengan satu kaki selama 2-6 detik, naik turun tangga, menari.
2
orang dengan 3 bagian tubuh, menyusun kubus. (soetjiningsih, 2013)
Kemampuan berbahasa anak usia prasekolah seperti; anak sudah bisa menyusun
banyak menanyakan tempat dan nama, dan sudah dapat menggunakan kata-kata
berawalan dan berakhiran, lebih banyak menanyakan tempat dan nama, dan
sudah mulai menyadari dirinya sendiri. Pada tahap ini juga berkembang
pada anak usia prasekolah yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai
operasi mental secara logis. Periode ini juga ditandai dengan berkembangnya
hal.(wong, 2009) 1
Direktorat PAUD yang merupakan upaya pemberian layanan kepada anak usia
0-6 tahun melalui penitipan anak, kelompok bermain, dan satuan PAUD agar
Nasional. 2003) 13
pendidikan usia dini adalah: Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
5
perilaku seseorang terbentuk sejak masih berusia dini. Lembaga PAUD dapat
Pada pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu mitra
tua, pengasuh anak, guru dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
sosial) akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan
mulai dari Posyandu, Pos PAUD/BKB, Pustu, Puskesmas, Polindes, Bidan dan
yang mendapat stimulasi yang teratur dan terarah akan lebih cepat berkembang
2
stimulasi.(soetjiningsih,2013) Kegiatan stimulasi yang ada pada lembaga
PAUD untuk tumbuh kembang anak prasekolah yaitu untuk motorik kasar yang
mulut, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan, belajar
mengukur dan lain-lain. Stimulasi untuk kemampuan bicara dan bahasa seperti
Deteksi dini tumbuh kembang pada anak adalah suatu kegiatan atau
kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini
intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah bila ada penyimpangan
kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) yang merupakan salah satu alat
pelayanan kesehatan primer. (prasida 2015). KPSP ini merupakan revisi dari
program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak
tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas. KPSP adalah
salah satu alat deteksi dini yang sudah baku dan di keluarkan oleh Depkes serta
18
sudah teruji validitasnya. (Susanti, 2014). Instrumen ini ditujukan bukan
hanya untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dan jajarannya saja (dokter, bidan,
lainnya yang peduli anak) tetapi juga untuk petugas sektor lainnya dalam
kembang anak. Pengasuh atau guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan salah satu mitra tenaga kesehatan dalam melakukan stimulasi dan
tumbuh kembang pada anak Prasekolah juga melibatkan peran dari berbagai
8
salah satunya adalah peranan guru pendidikan anak usia dini di sekolah.(Depkes
namun hanya 2.6% atau 1 dari 38 orang saja yang mampu menyimpulkan dan
memberikan saran terhadap hasil tes KPSP yang tentu saja mampu melakukan
penguasaan guru terhadap KPSP sebagai alat deteksi tumbuh kembang anak
bagi para pendidik PAUD, juga monitoring dan evaluasi oleh pengelola
keterampilan hidup.19
kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining
2015).
dini tumbuh kembang untuk anak umur tiga bulan sampai dengan 72 bulan yaitu
bukan hanya untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dan jajarannya saja (dokter,
bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga kesehatan
lainnya yang peduli anak) tetapi juga untuk petugas sektor lainnya dalam
kembang anak. Pengasuh atau guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan salah satu mitra tenaga kesehatan dalam melakukan stimulasi dan
salah satunya adalah peranan guru pendidikan anak usia dini di sekolah.(Depkes
16
RI,2007) Kegiatan pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
10
Polindes, Bidan dan dokter praktek hingga Rumah Sakit. Dan untuk
pelaksanaan pada tingkat sekolah usia dini yang melakukan skrining bisa
keterampilan hidup.19
sangat bervariasi, menurut Wong (2009) ada beberapa faktor yaitu keturunan,
bahaya lingkungan, stress pada anak, dan pengaruh media massa.1 Menurut
olahraga/latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, status kesehatan dan faktor
hormonal.10
anak dengan usia 0-5 tahun merupakan masa keemasan, dimana masa tersebut
sedini mungkin. Pada tahap ini juga kemampuan otak anak untuk menyerap
segala bentuk informasi sangatlah tinggi yaitu sekitar 80%.20 Masa ini juga
Mendidik anak sejak dini bukan hanya sekedar menjadi tugas orangtua
tua menjadi penanggung jawab utama dalam tumbuh kembang anak, namun
setelah mereka memasuki dunia pendidikan itu juga merupakan salah satu
yang kita ketahui belum semua tenaga pendidik mengenal tentang pelaksanaan
pengetahuan dan pelaksanaan dalam asesmen bagi para pendidik PAUD, juga
Berdasarkan survey pendahuluan bahwa pada bulan oktober 2016 pada Pos
jumlah tenaga pendidik 140 dan jumlah peserta didik 1005 anak.22 Berdasarkan
keterangan dari beberapa tenaga pendidik di pos paud bahwa kegiatan deteksi
kemampuan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bahasa dan bicara serta
untuk motorik kasar ada kagiatan melompat, bermain bola, menangkap bola,
sosial seperti bermain kelompok, bersosialisasi dengan teman dan alam, melatih
evaluasi anak tersebut. Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
anak prasekolah menggunakan KPSP yang dilakukan oleh tenaga pendidik pos
PAUD.
B. RUMUSAN MASALAH
Deteksi tumbuh kembang pada anak prasekolah ini dilakukan supaya bila
juga dapat langsung menyikapi dan menanggapi kasus tersebut. Lebih intens
dalam pemberian stimulasi, dan apabila menemukan kasus yang serius bisa
yang lebih tinggi, dapat bekerja sama dengan pihak layanan kesehatan dalam
yang sudah bersekolah, dapat mengembangkan bakat dan peran seorang guru
dalam menciptakan stimulasi yang tepat dan sesuai, dapat mengajak orang tua
sekaligus mengajarkan cara stimulasi yang tepat yang harus terus dilakukan bila
anak.
Pelaksanaan deteksi tumbuh kembang pada tingkat sekolah untuk usia dini
merupakan laporan hasil akhir studi para siswa. Menurut para guru mereka tidak
psikomotor untuk gerak kasar maupun halus, serta pelatihan bahasa sudah ada
belajar agar anak merasa tertarik dengan hal-hal baru dan menarik. Sebagian
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
15
usia pra sekolah yang dilakukan oleh tenaga pendidik pada Pos PAUD di
Kecamatan Banyumanik.
2. Tujuan Khusus
usia 36 bulan
usia 48 bulan.
D. MANFAAT PENELTIAN
3. Profesi Keperawatan
tingkat PAUD dan meningkatkan koordinasi yang baik antar pihak yang
4. Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Anak Prasekolah
mengatakan bahwa usia prasekolah berada pada rentang usia 3-5 tahun
dan merupakan kurun yang disebut sebagai masa keemasan (the golden
age).
ciri-ciri anak prasekolah meliputi aspek fisik, emosi, social dan kognitif.
Ciri fisik pada anak prasekolah dalam penampilan maupun gerak gerik
orang di sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau
emosi mereka dengan bebas dan terbuka. Sikap marah dan iri hati sering
terjadi pada usia tersebut. Saat berada dilingkungan sekolah akan lebih
bahasa mereka harus lebih sering diberi kesempatan untuk berbicara dan
1) Definisi Pertumbuhan
dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
nitrogen tubuh).2
tahunnya.10
2) Defenisi perkembangan
3-6 tahun. Periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil
Pada tahap ini anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif.
dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri
anak.
kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap bergeser dari
genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif anak mulai
22
perbedaan tersebut.
tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral,
1) Aspek pertumbuhan
2) Aspek perkembangan
dan lain-lain.10
si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun
24
setiap langkah.
iv) Pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba
yakni :26
c) Bahasa (language)
prasekolah, yaitu:
1) Usia 36 48 bulan ;
2) Usia 48 60 bulan ;
kepala, lengan dan badan, menggambar segi empat dan segi tiga,
3) Usia 60 72 bulan ;
tanpa dibantu.2
Prasekolah.
1) Faktor Herediter
tulang.
2) Faktor Lingkungan
sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi
kemampuan dasar anak dari usia 0-6 tahun supaya anak dapat tumbuh
hari.2
PAUD
2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru
sekitar anak.
keberhasilannya.
merupakan usia golden age. Dengan kata lain, segala bentuk stimulus
Polindes, Bidan dan dokter praktek hingga Rumah Sakit. Pelaksana skrining
anak Prasekolah juga melibatkan peran dari berbagai pihak dan salah
mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikro
Daya Lihat (TDL) dan Tes Daya Dengar ( TDD). Deteksi Dini
umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
guru TK dan petugas PAUD terlatih. alat atau instrumen yang digunakan
adalah formulir KPSP menurut umur, alat bantu pemeriksaan berupa pensil,
oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh anak
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Pertanyaan pada KPSP mengacu pada
menurut hasil skrining akan diperoleh hasil akhir. Apabila Jumlah jawaban
jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian).
B. KERANGKA TEORI
Pelaksana
Pendidik POSPAUD. 11
37
Keterangan :
: yang diteliti
: tidak diteliti
Gambar 1; 1, 5, 11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
objek atau peristiwa yang terjadi saat ini.29 Penelitian diskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
di temukan.33
tumbuh kembang pada anak prasekolah oleh tenaga pendidik di Pos PAUD
kecamatan Banyumanik.
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua tenaga pendidik pada Pos
2. Sampel
Banyumanik.
a. Teknik Sampling
sampling dengan teknik total sampling atau biasa disebut juga dengan
suatu wilayah. 10
b. Besar Sampel
sampling jenuh yaitu keseluruhan dari jumlah populasi yang ada yaitu
pada penelitian ini adalah tenaga pendidik pada Pos PAUD kecamatan
belajar mengajar.
1. Tempat penelitian
41
berbasis TK, Play group namun ada satuan forum Pos PAUD
2. Waktu Penelitian
SKALA PENGUKURAN
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
42
3. Jenis kelamin Data diri responden Menggunakan Kuesioner Laki- laki Nominal
berdasarkan pembagian A karakteristik responden Perempuan
jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin
44
5. Pelatihan deteksi Data diri responden yang Menggunakan Kuesioner Pernah Nominal
tumbang anak dilihat dari keikutsertaan A karakteristik responden Tidak pernah
dengan KPSP dalam pelatihan deteksi berdasarkan keikutsertaan
tumbang anak dengan pelatihan deteksi tumbang
KPSP. anak
Pelaksanaan deteksi Peran serta guru dalam Menggunakan kuesioner 3= tindakan baik Ordinal
tumbang pada anak praktik/ melaksanakan B pelaksanaan deteksi (76-100%) dari skor 64- 84
usia 36 bulan deteksi tumbang pada anak tumbang pada anak oleh 2= tindakan cukup
usia 36 bulan yang sesuai guru pendidik dengan (56-75%) dari skor 47-63
dengan KPSP, meliputi penilaian: 1= tindakan kurang
motorik kasar, bicara dan 1. Selalu: 3 (<56%) dari skor 21-46.
bahasa, serta sosialisasi 2. Sering: 2 (Hidayat A, 2009) 12
dan kemandirian 3. Kadang-kadang: 1
4. Tidak pernah: 0
45
Pelaksanaan deteksi Peran serta guru dalam Menggunakan kuesioner 3= tindakan baik Ordinal
tumbang pada anak praktik/ melaksanakan B pelaksanaan deteksi (76-100%) dari skor 64- 84
usia 42 bulan deteksi tumbang pada anak tumbang pada anak oleh 2= tindakan cukup
usia 42 bulan yang sesuai guru pendidik (56-75%) dari skor 47-63
dengan KPSP, meliputi dengan penilaian: 1= tindakan kurang
motorik halus, motorik 1. Selalu: 3 (<56%) dari skor 21-46
kasar, bicara dan bahasa, 2. Sering: 2
serta sosialisasi dan 3. Kadang-kadang: 1
kemandirian 4. Tidak pernah: 0
Pelaksanaan deteksi Peran serta guru dalam Menggunakan kuesioner 3= tindakan baik Ordinal
tumbang pada anak praktik/ melaksanakan B pelaksanaan deteksi (76-100%) dari skor 64- 84
usia 48 bulan deteksi tumbang pada anak tumbang pada anak oleh 2= tindakan cukup
usia 48 bulan yang sesuai guru pendidik (56-75%) dari skor 47-63
dengan KPSP, meliputi dengan penilaian: 1= tindakan kurang
motorik halus, motorik 1. Selalu: 3 (<56%) dari skor 21-46
kasar, bicara dan bahasa, 2. Sering: 2
serta sosialisasi dan 3. Kadang-kadang: 1
kemandirian 4. Tidak pernah: 0
Pelaksanaan deteksi Peran serta guru dalam Menggunakan kuesioner 3= tindakan baik Ordinal
tumbang pada anak praktik/ melaksanakan B pelaksanaan deteksi (76-100%) dari skor 64- 84
usia 54 bulan deteksi tumbang pada anak tumbang pada anak oleh 2= tindakan cukup
usia 54 bulan yang sesuai guru pendidik (56-75%) dari skor 47-63
dengan KPSP, meliputi dengan penilaian: 1= tindakan kurang
motorik halus, motorik 1. Selalu: 3 (<56%) dari skor 21-46
kasar, bicara dan bahasa, 2. Sering: 2
serta sosialisasi dan 3. Kadang-kadang: 1
kemandirian 4. Tidak pernah: 0
46
Pelaksanaan deteksi Peran serta guru dalam Menggunakan kuesioner 3= tindakan baik Ordinal
tumbang pada anak praktik/ melaksanakan B pelaksanaan deteksi (76-100%) dari skor 64- 84
usia 60 bulan deteksi tumbang pada anak tumbang pada anak oleh 2= tindakan cukup
usia 60 bulan yang sesuai guru pendidik (56-75%) dari skor 47-63
dengan KPSP, meliputi dengan penilaian: 1= tindakan kurang
motorik halus, motorik 1. Selalu: 3 (<56%) dari skor 21-46
kasar, bicara dan bahasa, 2. Sering: 2
serta sosialisasi dan 3. Kadang-kadang: 1
kemandirian 4. Tidak pernah: 0
47
KPSP.
KPSP yang merupakan alat deteksi dini tumbuh kembang pada anak
yang sudah baku dan di keluarkan oleh Depkes serta sudah teruji
2. Uji Validitas
mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu
data.29, 37 Namun dalam hal ini kuesioner tidak perlu lagi dilakukan uji
validitas karena isi dari kuesioner pelaksanaan merupakan isi dari KPSP
3. Uji Reliabilitas
Uji reliablitas adalah merupakan keajegan suatu alat ukur, yang artinya
pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda dan pada waktu yang
berbeda.40
karena isi dari kuesioner pelaksanaan merupakan isi dari KPSP yang
a. Tahap persiapan
50
proposal penelitian
b. Tahap Administratif
c. Tahap pelaksanaan
responden
9) Jika ada responden yang belum mengisi dengan lengkap atau kurang
1. Teknik pengolahan
menemukan teori dari data yang diambil dari responden yang kemudian
a. Editing
b. Coding
Tabel 5. Coding
Keterangan Coding
3. 36-45 tahun 3
4. 46-55 tahun 4
5. 56-65 tahun 5
Tingkat 1. SD 1
pendidikan 2. SMP 2
3. SMA 3
4. DIPLOMA 4
5. SARJANA 5
Keikutsertaan 1. Pernah 1
dalam Pelatihan 2. Tidak pernah 2
Keterangan Coding
c. Entry Data
table kontingensi.43
d. Tabullating
distribusi frekuensinya.
2. Analisa Data
distribusi frekuensi.
H. ETIKA PENELITIAN
manusia.12,44
1. Autonomy
tersebut.
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
5. Kejujuran (veracity)
manfaat, efek dan apa yang didapatkan jika responden terlibat dalam
6. Keadilan (justice)