Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknika Volume 3 No.

2 Tahun 2011 231

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS NANOPARTIKEL CaO

Oleh : Cicik Herlina Yulianti, ST, M.Si *)


*) Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Katalis CaO nanopartikel telah berhasil disintesis dengan metode kopresipitasi dari larutan
kalsium asetat dan asam oksalat. Endapan dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X, analisis pola
difraksi dengan program Rietica dan Maud, serta karakterisasi dengan spektroskopi inframerah (FT-IR).
Analisis XRD menunjukkan bahwa sampel hasil sintesis diketahui sebagai CaO dengan struktur kubik.
Perkiraan komposisi fasa dengan program Rietica, menghasilkan CaO sintesis terdiri dari fasa CaO dan
CaCO3. Perkiraan ukuran partikel dengan program Maud, menghasilkan ukuran CaO sintesis sebesar
190 nm. Analisis FT-IR menunjukkan sampel CaO mudah terhidrasi dan terkarbonasi.

Kata kunci : CaO, kopresipitasi, nanopartikel

1. Pendahuluan dengan katalis kalsium oksida yang


Salah satu sumber energi terbarukan yang dipersiapkan dari berbagai prekursor, pada
penelitian ini disimpulkan bahwa kalsium
akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian
oksida yang memiliki luas permukaan paling
peneliti adalah biodiesel. Biodiesel memiliki
sifat sesuai dengan mesin diesel yaitu ramah besar memiliki jumlah sisi basa yang paling
lingkungan, dapat diperbaharui dan memiliki besar pula sehingga dapat menghasilkan yield
metil butirat yang paling tinggi (yield 52%).
viskositas yang baik. Biodiesel dapat diperoleh
dari reaksi esterifikasi dari asam lemak bebas Katalis CaO telah diteliti sebagai salah
dengan alkohol melalui katalis asam atau satu katalisator yang baik untuk reaksi
transesterifikasi dari trigliserida dengan alkohol transesterifikasi. Untuk meningkatkan aktivitas
melalui katalis basa (McNeff dkk, 2008). dan produktivitas katalis maka luas permukaan
CaO adalah katalis yang lebih aktif dan per satuan masa katalis ditingkatkan dengan
membuat katalis CaO dalam ukuran nano.
telah lama diteliti untuk reaksi transestrifikasi
karena harganya yang murah, memiliki
kekuatan basa yang tinggi (H_= 26.5) (Liu dkk, 2. Metode Penelitian
2008) serta sedikit larut dalam metanol Katalis nanopartikel CaO disintesis
dibandingkan dengan oksida atau hidroksida berdasarkan metode kopresipitasi yang
logam alkali tanah yang lain seperti SrO dan dilakukan oleh Kanade dkk (2006) yaitu dengan
Ba(OH)2 yang terlarut secara penuh dalam menyamakan konsentrasi prekursor yang
media reaksi (Granados dkk, 2007). digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Produktivitas katalis semakin baik bila Kanade dkk (2006), nanopartikel ZnO berhasil
luas permukaan per satuan masa katalis besar. disintesis melalui dekomposisi termal seng
Memperbesar luas permukaan per satuan masa oksalat menggunakan prekursor seng asetat dan
katalis dapat dilakukan dengan memperkecil asam oksalat. Sedangkan pada sintesis ini
ukuran padatan katalis misalnya dengan prekursor seng asetat diganti dengan kalsium
membuat padatan katalis berukuran asetat dan diendapkan dengan asam oksalat.
nanopartikel. Pada reaksi transesterifikasi
penggunaan katalis dengan ukuran yang lebih
a. Sintesis Katalis CaO
kecil dapat meningkatkan jumlah metil ester
yang dihasilkan. Penyiapan katalis CaO dilakukan dengan
membuat larutan Ca(CH3COO)2.H2O 0,1 M dan
Cho, dkk (2009), melakukan penelitian H2C2O4.2H2O 0.15 M dalam pelarut air
transesterifikasi tributirat dengan metanol

ISSN No. 2085 - 0859


Jurnal Teknika Volume 3 No. 2 Tahun 2011 232

deionisasi. Endapan kalsium oksalat diperoleh filtratnya dengan menggunakan sentrifuse.


dengan penambahan secara berlahan-lahan Endapan kemudian dicuci dengan aqua
larutan encer H2C2O4.2H2O 0,15 M dibawah demineralisasi dan aseton. Selanjutnya, endapan
pengadukan dengan kecepatan 160 rpm selama dikeringkan dalam oven pada suhu 120 oC
12 jam pada temperatur kamar. Produk padat selama 12 jam untuk meghilangkan kandungan
diperoleh dengan sentrifuse, diikuti pencucian airnya dan membentuk padatan putih (Kanade
dengan air deioniasi dan aceton serta dkk, 2006). Padatan putih yang telah
dikeringkan dalam oven pada 120 oC selama dikeringkan kemudian dikalsinasi suhu 800 oC
satu malam. Sebelum digunakan sebagai katalis, selama 6 jam untuk menghilangkan ion
padatan kering dikalsinasi dalam furnace pada oksalatnya sehingga terbentuk struktur CaO.
temperatur 800 oC selama 6 jam. Proses dekomposisi yang terjadi pada padatan
kalsium oksalat menjadi padatan kalsium oksida
mengikuti reaksi sebagai berikut (West, 1984) :
b. Karakterisasi
CaC2O4.H2O CaC2O4 + H2O (2)
Katalis CaO dikarakterisasi menggunakan
teknik difraksi sinar-X (XRD) untuk identifikasi CaC2O4 CaCO3 + CO (3)
fase kristal dan kekristalan katalis dengan
radiasi Cu K ( = 1.5405 ) pada 40 kV dan CaCO3 CaO + CO2 (4)
30 mA, 2 1,540o dan kecepatan scan 0,02
o
/detik. Dilanjutkan dengan analisis pola
difraksi sinar-X (XRD) dengan menggunakan b. Karakterisasi Katalis
perangkat lunak Rietica dan Maud
Difraksi Sinar-X (XRD)
Spektrum inframerah direkam mengguna-
kan spektrofotometer Fourier Transform Teknik XRD digunakan untuk mengetahui
Infrared (FTIR), dengan pemisahan spektrum 2 struktur dan fase kristal dari sampel CaO. Pola
cm1, pada suhu 20 oC. Spektrum direkam pada difraksi sinar-X pada Gambar 1 dimonitor
daerah 1400-400 cm1. pada 2 = 20-70.
Pada CaO sintesis yang telah dikalsinasi
3. Hasil dan Pembahasan suhu 800 oC, masih terdapat pola difraksi yang
berhubungan dengan fase CaCO3 yang muncul
pada 2 (o) = 29,4 bersamaan dengan
a. Sintesis Katalis Nanopartikel CaO keberadaan beberapa puncak CaO pada 2 (o) =
Pada awal sintesis larutan kalsium asetat 3 2 ,2; 3 7 ,4; 53;9; 64,1 dan 67,4. Puncak-
0,1 M ditambah dengan asam oksalat 0,15 M puncak ini sesuai dengan hasil yang
tetes demi tetes disertai dengan pengadukan dipublikasikan oleh Albuquerque dkk, (2009)
dengan kecepatan 160 rpm pada suhu ruang. untuk pola difraksi CaO dengan struktur kubik.
Penambahan asam oksalat ke dalam larutan
kalsium asetat ini memungkinkan adanya
pembentukan kalsium oksalat. Skema reaksi
kopresipitasi yang terjadi dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
Ca(CH3COO)2.H2O + H2C2O4.2H2O

CaC2O4.H2O + 2CH3COOH + 2H2O (1)

Larutan hasil kopresipitasi ini dibiarkan


tetap distirer dengan kecepatan 160 rpm selama
12 jam. Setelah 12 jam larutan hasil
kopresipitasi dipisahkan endapan dengan

ISSN No. 2085 - 0859


Jurnal Teknika Volume 3 No. 2 Tahun 2011 233

70 untuk sampel CaO sintesis. Pada gambar


tersebut tampak bahwa tingkat kesesuaian
antara data terhitung dan terukur cukup baik,
yang ditunjukkan oleh kesesuaian antara model
terhitung dengan model terukur. Fluktuasi
selisih (difference plot) yang ditunjukkan pada
garis di bawah kedua model pada Gambar 2
juga kecil, sehingga menunjukkan bahwa proses
penghalusan berhasil. Adapun keberhasilan
penghalusannya ditunjukkan dengan parameter
nilai GoF sebesar 1.49% dan Rwp sebesar
18.80%. GoF merupakan salah satu figures-of-
merit yang penting dalam analisis dengan
metode Rietveld (Kisi, 1994), yang
20 30 40 50 60 70
menunjukkan bahwa penghalusan Rietvield
2, (derajat)
dapat diterima menurut kriteria yang
disyaratkan oleh Kisi, yaitu GoF < 4% dan Rwp
Gambar 1 Pola XRD dari CaO sintesis setelah < 20%. Dengan demikian parameter-parameter
kalsinasi pada suhu 800 oC. yang diperhalus dapat diekstrak dan dapat
dianalisis lebih lanjut. Pada gambar 2 pola
Penghalusan Rietveld Pola Difraksi dan difraksi terukur digambarkan dengan tanda (+)
Hasilnya dan pola difraksi terhitung digambarkan dengan
garis lurus. Kurva paling bawah adalah plot
selisih antara pola difraksi terukur dengan pola
1). Penghalusan Rietveld dengan Perangkat difraksi terhitung.
Lunak Rietica
Analisis yang pertama adalah penghalusan
(refinement) menggunakan metode Rietveld
dengan perangkat lunak Rietica. Tingkat
keberhasilan pencocokan ini dapat diketahui
dari ada tidaknya puncak difraksi terukur yang
belum termodelkan. Berdasarkan identifikasi
fasa yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa data terukur sampel CaO sintesis
diperoleh 2 fase yang sesuai dengan puncak-
puncak yang dimodelkan oleh data ICSD nomor
75785 untuk senyawa CaO dan puncak-puncak
Gambar 2 Hasil penghalusan dengan perangkat
yang dimodelkan oleh data ICSD nomor 80869
lunak Rietica sampel CaO sintesis yang
untuk senyawa CaCO3, sehingga dapat
telah dikalsinasi suhu 800 oC.
disimpulkan bahwa CaO sintesis terdiri dari 2
fasa yaitu CaO dan CaCO3.
2). Estimasi Komposisi Fasa (Fraksi Berat
Setelah diperoleh data ICSD untuk
Relatif) Sampel dengan Perangkat Lunak
masing-masing sampel, langkah selanjutnya
Rietica.
adalah memasukkan data-data kristalografi ke
dalam program rietica. Kemudian dimasukkan Perhitungan komposisi fasa dilakukan
data terukurnya dan mulai dilakukan pada sampel CaO sintesis yang sudah
penghalusan-penghalusan. dikalsinasi pada suhu 800oC. Dari perangkat
lunak rietica ini didapatkan estimasi komposisi
Gambar 2 menunjukkan plot normal hasil
fasa seperti ditunjukkan oleh Tabel 1
penghalusan Rietvield data difraksi serbuk hasil
kopresipitasi dengan jangkauan sudut 2 (o): 20

ISSN No. 2085 - 0859


Jurnal Teknika Volume 3 No. 2 Tahun 2011 234

Tabel 1 Estimasi komposisi fasa dengan digambarkan dengan warna hitam. Kurva paling
perangkat lunak rietica sampel CaO bawah adalah plot selisih antara pola difraksi
sintesis sesudah kalsinasi suhu 800oC. terukur dengan pola difraksi terhitung.

Komposisi fasa (% berat)


Sampel
CaO CaCO3
CaO sintesis 88,67 11,33

Dari Tabel 1 tampak bahwa sampel CaO


sintesis memiliki komposisi fasa CaO sebesar
88,67%, meskipun masih terdapat sebagian
kecil fasa CaCO3. Hal ini menunjukkan bahwa Gambar 3 Hasil penghalusan dengan perangkat
pada suhu 800oC sampel CaO sintesis tidak lunak MAUD terhadap sampel CaO
sepenuhnya terdekomposisi menjadi CaO sintesis yang telah dikalsinasi suhu 800
o
karena adanya proses dekarbonasi CaO menjadi C.
CaCO3 kembali seperti yang diperkuat dengan
data XRD pada Gambar 1.
4). Estimasi Ukuran Kristal dengan Perangkat
Lunak MAUD
3). Penghalusan Rietveld dengan Perangkat
Dari hasil data XRD yang kemudian
Lunak MAUD
diolah dengan perangkat lunak Maud
Pada penelitian ini, untuk mengestimasi didapatkan estimasi ukuran kristal seperti
ukuran kristal digunakan perangkat lunak tampak pada Tabel 2.
MAUD (Material Analysis Using Diffraction).
Gambar 3 menunjukkan plot hasil Tabel 2 Estimasi ukuran kristal dengan
penghalusan Rietvield data difraksi serbuk hasil perangkat lunak MAUD, angka dalam
kopresipitasi dengan jangkauan sudut 2 (o): 20 kurung adalah estimasi standar deviasi
70 untuk sampel CaO sintesis. Pada gambar dari digit terakhir yang signifikan.
tersebut tampak bahwa tingkat kesesuaian
antara data terhitung dan terukur cukup baik,
Ukuran Kristal (nm)
yang ditunjukkan oleh kesesuaian antara model
Sampel
terhitung dengan model terukur. Fluktuasi CaO CaCO3
selisih (difference plot) yang ditunjukkan pada
garis di bawah kedua model pada Gambar 3 CaO
190 (10) 30 (3)
sintesis
juga kecil, sehingga menunjukkan bahwa proses
penghalusan berhasil. Adapun keberhasilan
penghalusannya ditunjukkan dengan parameter
nilai sig yang didapatkan sebesar 1.21% dan Spektroskopi Inframerah
nilai Rwp = 18.80%. Sig merupakan salah satu Karakterisasi dengan spektroskopi
figures-of-merit yang penting dalam analisis inframerah bertujuan untuk mengidentifikasi
dengan metode Rietveld, yang menunjukkan gugus fungsi yang terdapat dalam suatu
bahwa penghalusan Rietvield dapat diterima senyawa. Gambar 4 menunjukkan spektra FTIR
menurut kriteria yang disyaratkan oleh dari CaO sintesis setelah kalsinasi pada bilangan
Lutterotti (2006), yaitu sig < 2% dan Rwp < 20 gelombang antara 4000-400 cm-1.
%. Dengan demikian parameter-parameter yang
Spektra FTIR dari sampel CaO sintesis
diperhalus dapat diekstrak dan dapat dianalisis
menunjukkan puncak pada bilangan gelombang
lebih lanjut. Pola difraksi terukur digambarkan
di daerah sekitar 3600 cm-1, antara 1600 1800
dengan warna biru dan pola difraksi terhitung

ISSN No. 2085 - 0859


Jurnal Teknika Volume 3 No. 2 Tahun 2011 235

cm-1, diatas 1530-1620 cm-1, dibawah 1530- gugus karbonat (Granados dkk., 2007),
1300 cm-1, di sekitar 875 cm-1, dan 400 cm-1. sedangkan pita pada 405 cm1 menunjukkan
Pita dengan puncak tajam pada bilangan vibrasi uluran dari Ca-O (CaO).
gelombang 3645 cm-1 merupakan vibrasi ulur
gugus OH dari Ca(OH)2. Puncak lebar yang 4. Kesimpulan
terpusat pada 3433 cm-1 berhubungan dengan Katalis CaO nanopartikel telah berhasil
vibrasi ulur gugus -OH dari H2O, menunjukkan disintesis dengan metode kopresipitasi dari
keberadaan air yang terabsorb di atas larutan kalsium asetat 0,1 M dan diendapkan
permukaan CaO. Pada spektra IR CaO sintesis dengan asam oksalat 0,15 M. Katalis hasil
ini juga terdeteksi pita pada 1647 cm-1 yang sintesis dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X,
menunjukkan mode tekukan OH dari molekul menghasilkan CaO sintesis dengan tipe kubik.
air yang terabsorb secara fisik pada permukaan Analisa perkiraan ukuran partikel dengan
CaO. perangkat lunak maud, menghasilkan ukuran
partikel katalis CaO sintesis sebesar 190 nm.
Karakterisasi dengan spektroskopi inframerah
menunjukkan bahwa katalis CaO mudah
mengalami dehidrasi dan dekarbonasi.

5. Daftar Pustaka
% Transmitansi

Albuquerque, Monica, C.G., Jimenez-


Urbistondo, I., Santamaria-Gonzalez J.,
(2008), CaO Supported on Mesoporous
Silicas as Basic Catalysts for
Transesterification Reactions, Appl Catal
A: Gen; Vol. 334, Hal. 3543.
Cho, Y. B., Seo, G., dan Chang, D. R., (2009),
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
Transesterification of tributyrin with
-1
Bilangan gelombang (cm ) methanol over calcium oxide catalysts
prepared from various precursors, Fuel
Processing Technology, Vol. 90, hal 1252-
Gambar 4 Spektra FTIR CaO sintesis setelah
1258.
kalsinasi.
Granados, M.L., Poves, M.D.Z., Alonso, D.M.,
Pita dengan puncak kuat pada bilangan Mariscal, R., Galisteo, F.C., Moreno-
gelombang 1797 dan 1778 cm-1 dapat diartikan Tost, R., Santamara, J., dan Fierro, J.L.G.,
sebagai gugus karbonil (C=O) yang disebabkan (2007), Biodiesel from sunflower oil by
oleh modus ulur karbonil. Pita ini merupakan using activated calcium oxide, Applied
puncak kuat yang dijumpai dalam daerah 1640 Catalysis B: Environmental, Vol. 73, hal.
1820 cm-1 (Fessenden, 1986). Pita pada 317326.
bilangan gelombang 1523 dan 1411 cm-1 Kanade K.G., Kale B.B., Aiyer R.C., dan Das
berhubungan dengan spesi bidentat dan B.K., (2006), Effect Of Solvents On The
monodentat dari karbonat. Hal ini sesuai dengan Synthesis Of Nano-Size Seng Oxide And
penelitian yang dilakukan oleh Granados dkk., Its Properties, Materials Research
(2007), bahwa pita pada bilangan gelombang Bulletin, Vol. 41, hal. 590600.
1479 dan 1419 cm-1 dapat diartikan sebagai
vibrasi stretching simetri dan asimetri dari Mc Neff, C.V. dan Mc Neff, L. (2008), A
ikatan O-C-O dari karbonat monodentat pada continuous system for biodiesel
permukaan CaO. Pita pada bilangan gelombang production, Applied Catalytic. A:
875 dan 713 cm-1 merupakan vibrasi tekuk dari General, Vol. 343, hal. 3948.

ISSN No. 2085 - 0859


Jurnal Teknika Volume 3 No. 2 Tahun 2011 236

Halaman ini sengaja dikosongkan

ISSN No. 2085 - 0859

Anda mungkin juga menyukai