Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN ILMIAH

2.1 Landasan Teori

Beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan


Akuntansi Pajak, yaitu :

Dasar Hukum

- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pajak Penghasilan yang telah mengalami
perubahan dari : Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1994, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 dan terakhir Undang-undang Nomor
36 Tahun 2008

- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007,
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 dan Undang-undang No 16 Tahun 2009

- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.46 Tentang Akuntansi Pajak


Tangguhan

A. Pengertian Akuntansi Pajak

Akuntansi Pajak adalah proses pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran suatu


transaksi keuangan kaitannya dengan kewajiban perpajakan dan diakhiri dengan pembuatan
laporan keuangan fiscal sesuai ketentuan dan peraturan perpajakan yang terkait sebagai dasar
pembuatan SPT.

Pembuatan laporan keuangan bertujuan agar mempermudah perusahaan dalam melaporkan


penghasilan serta biaya dalam periode tertentu

5
6

B. Pembukuan Vs Pencatatan

Berdasarkan UU No16 Tahun 2009 Pasal 28 ayat (1) disebutkan bahwa wajib pajak
orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib
menyelenggarakan pembukuan. Dan dikecualikan menurut pasal 28 ayat (1) tetapi wajib pajak
melakukan pencatatan, adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto (NPPN) .

C. Proses Akuntansi Perpajakan

Transaksi Jurnal Posting Neraca Lajur

Buku
Pembantu Laporan
Keuangan
Komersial

Laporan
Keuangan Rekonsiliasi
Fiskal Fiskal

Keterangan :

1. Jurnal

a. Jurnal Umum

Digunakan mencatat semua transaksi baik kredit maupun tunai

b. Jurnal Khusus

1. Jurnal penjualan
7

Digunakan mencatat transaksi berkaitan dengan penjualan secara kredit

Jurnal :

Piutang dagang XXX

Penjualan XXX

2. Jurnal Pembelian

Digunakan mencatat transaksi berkaitan dengan pembelian secara kredit

Jurnal :

Pembelian XXX

Hutang dagang XXX

3. Jurnal Penerimaan Kas

Digunakan mencatat transaksi berkaitan dengan kas yang masuk

Jurnal :

Kas XXX

Penjualan XXX

Piutang XXX

4. Jurnal Pengeluaran Kas

Mencatat transaksi berkaitan dengan penjualan secara kredit

Jurnal :

Biaya XXX

Hutang Dagang XXX

Kas XXX
8

2. Selesai menjurnal, selanjutnya seluruh transaksi digolongkan ke dalam buku besar


masing-masing akun terkait. Yang debet dipindah ke buku besar debet yang kredit
dipindah ke buku besar kredit. Hal ini disebut pemostingan.

3. Selanjutnya pembuatan buku besar pembantu. Buku pembantu terdiri dari pembantu
piutang dagang, pembantu hutang dagang, dan pembantu persediaan.

4. Proses selanjutnya adalah pembuatan neraca lajur. Pada proses ini kita harus
memasukkan seluruh akun yang ada beserta saldo akhir. Pada neraca lajur kita juga bisa
memasukkan jurnal penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai