Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Karsinoma kolon dan rectum merupakan keganasan ketiga terbanyak di

dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak (semua gender) di Amerika

Serikat. Resiko terjadinya kanker kolon sedikit lebih banyak pada wanita

dibanding pria. Resiko timbulnya kanker kolon dan rektum selama hidup selama

hidup adalah 5%, dan 6-8% dari kasus terjadi sebelum umur 40 tahun. Insiden

meningkat setelah umur 50 tahun. Di Indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus

tetapi belum ada angka yang pasti insiden penyakit kanker kolon dan rectum ini.1

Dari berbagai laporan diketahui bahwa kanker kolon dan rektum ini tetap

masuk dalam 10 kanker terbanyak berdasarkan data dari patologi anatomi.

Berdasarkan data patologi anatomi FK. Unand Padang th.1999 ditemui kanker

kolon dan rektum ini menempati urutan kedua. 1

Meskipun akhir-akhir ini terjadi perkembangan secara cepat dari

pengobatan adjuvant tetapi peningkatan umur harapan hidup penderita tidak

membaik karena sebagian besar pasien ditemui dalam keadaan stadium lanjut.

Kunci utama keberhasilan penanganan karsinoma kolon dan rektum adalah

ditemukannya kasus dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan

secara operasi kuratif. Tetapi sebagian besar pasien datang dalam keadaan lanjut

sehingga umur harapan hidup rendah walaupun telah diberikan terapi.

Keterlambatan dari pasien datang ke rumah sakit disebabkan oleh beberapa faktor

1
antara lain tidak jelasnya gejala awal dan ketidaktahuan dari pasien sendiri dan

juga karena keterlambatan diagnose awal dari tenaga medis pemeriksa pertama. 1

Terapi pembedahan kuratif paling efektif bila dilakukan pada penyakit

yang masih terlokalisir. Bila telah terjadi metastasis baik sistemik maupun lokal

maka pronosa menjadi buruk, karena pilihan terapi hanya paliatif saja. Dengan

berkembangnya kemoterapi dan radioterapi saat ini memungkinkan kesempatan

untuk terapi adjuvant bagi penderita stadium lanjut atau pada kejadian

kekambuhan. 1

Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam

dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa

lima besar kanker di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus

besar (colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan Nopember 2004

dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan kanker dengan pertumbuhan tercepat

diantara jenis kanker yang lain di Amerika Serikat.2 Insidensi kanker hepar di Asia

Selatan, Asia Tenggara, China, dan daerah Sub Sahara sendiri lebih tinggi

dibandingkan kasus kanker hepar negara industri seperti Amerika.3

Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel

yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain

di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker

hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel

yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut

akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan

2
fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal

ini akan membentuk tumor.3

Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular

cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang

menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar

sering disebut sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima yang

memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan dengan

kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati.4

Tumor hati jinak (benign) yang sering ditemui adalah hemangiomas (yaitu

kumpulan dari pembuluh darah abnormal yang membengkak), dan adenomas

(yaitu kumpulan atau benjolan jaringan hati). Sedangkan kanker hati yang sering

terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC) (80% kasus) yang muncul dari sel

hati itu sendiri dan dikenal sebagai hematoma. Cholangiocarcinoma (15% kasus)

berasal dari kelenjar empedu di hati. Klatskin tumor merupakan

cholangiocarcinoma yang terletak di perbatasan antara empedu dengan hati.

Kanker hati yang jarang terjadi antara lain angiocarcinoma (berasal dari pembuluh

darah di hati), Lymphomas (berasal dari sel-sel imun di hati) , dan carcinoids

(berasal dari hormon yang dibuat oleh sel hati).3

Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati

primer yang paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Dari

seluruh keganasan hati, 80-90% adalah KHS. Dua jenis virus yang dapat

dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini adalah virus hepatitis B (HBV) dan

virus hepatitis C (HCV). Distribusi global dari KHS berkaitan erat dengan

3
prevalensi geografis dari karier kronik virus hepatitis B dan hepatitis C yang

mencapai 400 juta di seluruh dunia. KHS banyak ditemukan di Sub-Sahara

Afrika, Cina, Asia Tenggara, dan Jepang. Laki-laki lebih banyak daripada wanita

dengan perbandingan 2-3 kali. Di antara mereka yang mengalami infeksi HBV

pada saat lahir, lakilaki diperkirakan memiliki risiko sebesar 50% terhadap KHS

sepanjang hidupnya, sedangkan untuk wanita sebesar 20%.(2) Di negara-negara

tersebut di atas, derajat infeksi HBV berkisar antara 10-25% dan menetap melalui

transmisi vertikal dari virus tersebut oleh ibu ke bayinya atau oleh infeksi dari

anak-anak di bawah 10 tahun melalui transmisi horisontal di dalam keluarga.

Dalam keadaan infeksi HBV yang persisten ini, risiko terjadinya karsinoma

hepatoseluler meningkat 100 kali. Infeksi persisten dengan hepatitis C juga

merupakan faktor risiko untuk terjadinya KHS. Ada sekitar 4 juta orang di

Amerika Serikat yang menderita infeksi HCV kronik. Virus ini seringkali

disebarkan secara parenteral pada orang dewasa dan infeksi kronik terjadi pada

sekitar 80% orang-orang yang terpapar virus tersebut. Rute parenteral ini dijumpai

misalnya pada transfusi dan penyalah-gunaan obat.5

Di Amerika Serikat, insidens KHS meningkat tajam dan hampir mencapai

dua kali dalam waktu 20 tahun terakhir ini. Peningkatan ini sebagian disebabkan

oleh karena adanya epidemi dari virus hepatitis C yang dapat mengakibatkan

sirosis dan KHS. Sirosis karena virus hepatitis C merupakan 70% dari penyebab

kasus-kasus KHS di Jepang dan 30-50% di Amerika Serikat. 5

Namun demikian, di Amerika Utara kasuskasus KHS terdapat pada sekitar

40% penderita-penderita nonsirosis hati. Karsinoma hati primer dibedakan atas

4
karsinoma yang berasal dari sel-sel hati (KHS), karsinoma dari sel-sel saluran

empedu (karsinoma kolangioseluler), dan campuran dari keduanya. Karsinoma

juga dapat berasal dari jaringan ikat hati seperti misalnya fibrosarkoma hati.

Secara makroskopis karsinoma hati dapat dijumpai dalam bentuk (i) masif yang

biasanya di lobus kanan, berbatas tegas, dapat disertai nodul-nodul kecil di sekitar

masa tumor dan bisa dengan atau tanpa sirosis; (ii) noduler, dengan nodul di

seluruh hati, (iii) difus, seluruh hati terisi sel tumor. Secara mikroskopis, sel-sel

tumor biasanya lebih kecil dari sel hati yang normal, berbentuk poligonal dengan

sitoplasma granuler. Sering ditemukan sel raksasa yang atipik. Dalam kaitan

dengan tumor ganas ini, optimisasi penanganan KHS merupakan suatu tantangan

besar bagi dokter karena frekuensi KHS yang meningkat tajam pada tahun-tahun

terakhir ini. 5

Anda mungkin juga menyukai