Anda di halaman 1dari 4

TAKIKARDIA

(ICD-10 : R00.0)
No. Dokumen : SOP/UKP/PO.01/105

SOP No. Revisi : 00


Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/3
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
KUTA SELATAN NIP.197101232000121004

1. Pengertian Takikardi adalah suatu kondisi dimana denyut jantung istirahat seseorang
secara abnormal lebih dari 100 kali per menit. Sedangkan supraventikular
takikardi (SVT) adalah takikardi yang berasal dari sumber di atas ventrikel
(atrium atau AV junction), dengan ciri gelombang QRS sempit (< 0,12ms)
dan frekuensi lebih dari 150 kali per menit.
Ventrikular Takikardi (VT) adalah takikardi yang berasal dari ventrikel,
dengan ciri gelombang QRS lebar (> 0,12ms) dan frekuensi biasanya lebih
dari 150 kali per menit. VT ini bisa menimbulkan gangguan hemodinamik
yang memerlukan tindakan resusitasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tatalaksana pasien dengan
Takikardi di puskesmas.

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/76/Pusk KS/2017 tentang


Standar Layanan Klinis.
2. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No.100/21/Pusk KS/2017 tentang
Kebijakan mutu.
3. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/71/Pusk KS/2017 tentang
Kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien.

4. Referensi Keputusan Menkes RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur Alat :
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Sungkup Muka
6. Langkah - 1. Melakukan Anamnesis (Subjective)
Langkah Keluhan
Gejala utama meliputi:
1. Palpitasi
2. Sesak napas
3. Mudah lelah
4. Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
5. Denyut jantung istirahat lebih dari 100 kali per menit
6. Penurunan tekanan darah dapat terjadi pada kondisi yang tidak stabil
7. Pusing
8. Sinkop
9. Berkeringat
10. Penurunan kesadaran bila terjadi gangguan hemodinamik

Faktor Risiko
1. Penyakit Jantung Koroner
2. Kelainan Jantung
3. Stress dan gangguan kecemasan
4. Gangguan elektrolit
5. Hipertiroid

2. Melakukan Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


(Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
1. Denyut jantung melebihi 100 kali per menit dan bisa menjadi sangat
cepat dengan frekuensi > 150 kali per menit pada keadaan SVT dan VT
2. Takipnea
3. Hipotensi
4. Sering disertai gelisah hingga penurunan kesadaran pada kondisi yang
tidak stabil

Pemeriksaan Penunjang
EKG
1. SVT: kompleks QRS sempit (< 0,12ms) dengan frekuensi > 150 kali
per menit. Gelombang P bisa ada atau terkubur dalam kompleks QRS.
2. VT: terdapat kompleks QRS lebar (>0,12ms), tiga kali atau lebih
secara berurutan. Frekuensi nadi biasanya > 150 kali per menit.

3. Melakukan Penegakan diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang.
Diagnosis Banding: -
Komplikasi
Dapat menyebabkan kematian

4. Melakukan Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Tata Laksana Takikardia Tidak Stabil
Keadaan ini merupakan keadaan yang mengancam jiwa terutama bila
disertai hemodinamik yang tidak stabil. Bila hemodinamik tidak stabil
(tekanan darah sistolik < 90 mmHg) dengan nadi melemah, apalagi
disertai penurunan kesadaran bahkan pasien menjadi tidak responsif
harus dilakukan kardioversi baik dengan obat maupun elektrik. Kondisi
ini harus segera dirujuk dengan terpasang infus dan resusitasi jantung
paru bila tidak responsif. Oksigen diberikan dengan sungkup O2 10-15
liter per menit.
Pada kondisi stabil, SVT dapat diatasi dengan dilakukan vagal manuver
(memijat arteri karotis atau bola mata selama 10-15 menit). Bila tidak
respon, segera rujuk ke layanan sekunder. Pada VT, segera rujuk dengan
terpasang infus dan oksigen O2 nasal 4 liter per menit.
Takikardia Stabil
Tatalaksana tergantung penyebab, bila sinus takikardia, istirahatkan
pasien, dan berikan oksigen, evaluasi penyebab (kardiak atau
ekstrakardiak seperti nyeri, masalah paru, cemas) bila tidak ada

2/3
perubahan maka dapat dirujuk.

5. Melakukan konseling dan Edukasi pada pasien


Konseling dan Edukasi
Edukasi kepada keluarga bahwa keadaan ini dapat mengancam jiwa dan
perlu dilakukan rujukan karena membutuhkan penanganan yang cepat
dan tepat.

6. Melakukan pencatatan data pasien pada rekam medis


7. Melakukan rujukan
Kriteria Rujukan
Segera rujuk setelah pertolongan pertama dengan pemasangan infus dan
oksigen.
7. Hal-hal yang perlu Prosedur rujukan bila tidak terjadi perbaikan
diperhatikan
8. Unit Terkait Loket
Apotik
9. Dokumen Terkait Rekam medis manual dan elektronik
10. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan
diberlakukan

3/3
TAKIKARDIA
(ICD-10 : R00.0)
No. Dok. : DT/UKP/PO.01/105
DAFTAR
No. Revisi : 00
TILIK
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/1
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
NIP.197101232000121004
KUTA SELATAN

NO PROSEDUR PENILAIAN :

YA TIDAK TIDAK
BERLAKU

1 Melakukan Anamnesa

2 Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

3 Penegakan Diagnosis

4 Melakukan Penatalaksanaan secara komprehensif

5 Memberikan Konseling dan edukasi pada pasien

6 Melakukan pencatatan pada rekam medis pasien

7 Melakukan rujukan bila diperlukan

Total Score

Nilai Kepatuhan : .. %

Penilai : Yang Dinilai :

() (.)

Anda mungkin juga menyukai