Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN INTOKSIKASI

MINUMAN KERAS OPLOSAN


(METHANOL)
No. Dok : SOP/UKP/PO.01/120
No. Revisi : 00
SOP Tgl Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1 / 4

UPT. PUSKESMAS dr. I G N B Sastrawan Dj, M.Kes


KUTA SELATAN NIP. 19710123 200012 1 004
1. Pengertian Merupakan keracunan yang disebabkan oleh pencampuran atau
pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai macam jenis
minuman bersoda dan bahan-bahan lain yang mengandung methanol
yang banyak dijumpai di masyaratkat seperti spiritus, bensin,
tinner,dan bahan larutan fotokopi, bahan spray nyamuk,
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tatalaksana Penanganan
Intoksikasi minuman keras oplosan (Methanol)

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/76/Pusk KS/2017


tentang Standar Layanan Klinis.
2. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No.100/21/Pusk KS/2017
tentang Kebijakan mutu.
3. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/71/Pusk KS/2017 tentang
Kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien.

4. Referensi 1. Hovda KE, McMartin K, Jacobsen D. Methanol and


Formaldehyde Poisoning. In: Brent J, Burkhart K, Dargan P,
Hatten B, Megarbane B, Palmer R, eds. Critical Care Toxicology.
Cham: Springer International Publishing; 2016:1-18.
2. McMartin KE, Jacobsen D, Hovda KE. Antidotes for poisoning by
alcohols that form toxic metabolites. Brit J Clin Pharmacol
2016;81:505-515.
3. Paasma R, Hovda KE, Hassanian-Moghaddam H, Brahmi N,
Afshari R, Sandvik L, Jacobsen D. Risk factors related to poor
outcome after methanol poisoning and the relation between
outcome and antidotes--a multicenter study. Clin Toxicol (Phila)
2012;50:823-831.
4. Rostrup M, Edwards JK, Abukalish M, Ezzabi M, Some D, Ritter
H, Menge T, Abdelrahman A, Rootwelt R, Janssens B, Lind K,
Paasma R, Hovda KE. The Methanol Poisoning Outbreaks in
Libya 2013 and Kenya 2014. Plos One 2016;Accepted for
publication.
5. Zakharov S, Pelclova D, Navratil T, Belacek J, Komarc M,
Eddleston M, Hovda KE. Fomepizole versus ethanol in the
treatment of acute methanol poisoning: Comparison of clinical
effectiveness in a mass poisoning outbreak. Clin Toxicol (Phila)
2015;1-10.
6. Zakharov S, Pelclova D, Navratil T, Belacek J, Kurcova I,
Komzak O, Salek T, Latta J, Turek R, Bocek R, Kucera C,
Hubacek JA, Fenclova Z, Petrik V, Cermak M, Hovda KE.
Intermittent hemodialysis is superior to continuous veno-venous
hemodialysis/hemodiafiltration to eliminate methanol and formate
during treatment for methanol poisoning. Kidney Int 2014;86:199-
207.
5. Alat dan Bahan 1. Tensimeter.
2. Snellen Chart.
3. Analisa Gas Darah.
4. Tes Fungsi Ginjal (Urea, Kreatinin).
5. Tes Glukosa Darah.
6. Tes Elektrolit (Na, K, Cl).
7. Ophthalmoscope.
8. Natrium Bikarbonat (NaHCO3) IV & tablet.
9. Ethanol (bir, vodka, gin, atau whiskey dan livesaving).
10. Fomepizole.
11. Folinic Acid (Asam Folat).
12. Hemodialisa.
13. CT scan kepala.
14. Cairan intravena (RL atau NaCl 0,9%))
15. Infus set.
16. Abocath.
17. Alat analisis serum ethanol.
18. Nasogastric tube (NGT).
6. Langkah- 1. Melakukan Anamnesis
Langkah 2. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
3. Melakukan penegakan Diagnosis.

Kriteria Diagnosis
Diagnosis Klinis (ditegakkan di Faskes Tingkat Pertama):
a. Anamnesis : riwayat minum minuman oplosan dalam 24-72 jam,
b. Pemeriksaan fisik: penurunan tajam penglihatan, mengeluhkan
adanya gambaran kapas putih di depan mata (atau gangguan mata
lainnya), sakit kepala hebat, muntah, (dehidrasi), hipotensi/ syok,
hypotensi/ shock, hyperventilasi/ nafas Kusmaul, penurunan
kesadaran (coma = prognosa buruk).

Diagnosis Pasti (ditegakkan di Faskes Tingkat Lanjutan):


- Diagnosis Klinis (diatas),
- Kriteria klinis berikut:
a. Fundoskopi tanda-tanda TON (Toxic Optic Neuropathy,
Pseudipilitis/ hiperemi papila).
b. Asidosis Metabolik, lakukan treatmen berikut, bila:
a. Asymptomatic pasien, analisa gas darah normal: observasi.
b) pH > 7.2, HCO3 > 15: Berikan Bicarbonat, Observasi
minimal 24 jam.
c) pH 7.0 - 7.2, HCO3 10 : berikan bicarbonat, ethanol (atau
Fomepizole), Folinic acid/ asam folat, pertimbangkan
dilakukan hemodialisa.
d) pH < 7.2, HCO3 < 10: berikan Bicarbonat, ethanol (atau
Fomepizole), lakukan Hemodialisis, Folic Acid.

2/4
c. Terjadi peningkatan Anion gap >20.
d. CT Scan Kepala (lihat perdarahan pada basal ganglia).

Terapi/ Tindakan
1. Prinsip utama pengobatan adalah menghambat metabolisme
methanol dan menghambat proses toksisitas, dengan memberikan
ethanol atau fomepizole. Mengingat Fomepizole sulit didapat dan
sangat mahal, maka pemberian terapi ethanol dapat dilakukan
karena terbukti merupakan pengobatan yang efektif dan aman
sejauh dosis pemberian dimonitor. Ethanol yang aman
dikonsumsi ada pada, bir, vodka, gin, atau whiskey dan livesaving
(lihat dosis pemberian).
2. Segera atasi asidosis metabolik dengan pemberian Natrium
Bicarbonat:
Berikan bicarbonat (NaHCO3) sesegera mungkin, bila
memungkinkan Intravena, untuk koreksi penuh (0.3 x berat
badan x base excess (BE) = mmol buffer (bicarbonate).
Atau,
a. 500 mmol/L: berikan 250-500mL atau lebih dalam 1-2
jam sampai hyperventilasi terkoreksi (RR 20/menit).
b. 167 mmol/L: berikan 1000-1500 mL atau lebih dalam
1-2 jam sampai hyperventilasi terkoreksi (RR
20/menit).
Pemberian oral: tablet 500 mg (= 6 mmol bicarbonate), 6-
10 tablet setiap jam sampai asidosis/ hyperventilasi
terkoreksi (RR 20/menit).

1. Ethanol harus segera pada suspek keracunan methanol, efektif bila


diberikan dalam waktu 3 jam sampai 72 jam.
2. Dosis pemberian ethanol: Lihat tabel.
3. Bila tersedia alat analisis serum ethanol: hentikan pemberian bila
kadar serum mencapai 100-150 mg/dL.

4. Sebagai acuan lihat Tabel 1:

5% ethanol 10% ethanol 20% ethanol 40% ethanol

Dosis Awal

15mL/kg 7.5mL/kg 4mL/kg 2mL/kg

Dosis
(bukan
peminum
2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam 0.25mL/kg/jam
alkohol rutin)

Dosis
(peminum
akohol rutin)
4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam

3/4
Dosis selama
HD
(bukan
4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam
peminum
alkohol rutin)
Dosis selama
HD
(peminum
8mL/kg/jam 4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam
alkohol rutin)

(NB: Bir mengandung 5%;


Wine 12-14%;
vodka, whisky dan Gin 40-45% ethanol).

5. Apabila memungkinkan pemberian ethanol melalui oral atau


melalui Naso Gastric Tube (NGT) pada pasien tidak sadar atau
tidak bisa menelan.
6. Segera kirim pasien ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut untuk
tindakan HEMODIALISIS.
7. Pemberian ethanol dapat dilanjutkan selama proses hemodialysis
(dosis dapat ditingkatkan dan akan dikeluarkan dari tubuh selama
proses dialysis).
6. Hal-hal yang 1. Efek samping pemberian ethanol : gangguan prilaku, sedasi,
perlu resiko aspirasi saat pemberian ethanol.
diperhatikan 2. Bahaya minuman beralkohol yang di oplos dengan bahan maupun
cairan lain.
3. Segera melakukan pertolongan pertama pada keracunan.
4. Segera minta pertolongan medis.
7. Unit Terkait Semua unit.

8. Dokumen terkait -
9. Rekaman historis
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

4/4

Anda mungkin juga menyukai