Anda di halaman 1dari 38

Early Management of Intoxication:

Insecticide, Kerosene, Alcohol


Keracunan merupakan kedaruratan medik
yang sering terjadi.
Di India diperkirakan 10-15 juta kasus
pertahun dengan kematian lebih dari 50.000
pasien.
Insiden di indonesia masih belum diketahui
dengan pasti.
Kasus keracunan Nasional tahun 2016
Suplemen 8

Tumbuhan 20

Batra 65

Kosmetika 99

Napza 298

Campuran 363

Jumlah
Pestisida 771

Kimia 792

Obat 898

Makanan 1068

Minuman 1259

Binatang 2733

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

http://ik.pom.go.id/v2016/
Keracunan alkohol, insektisida, & hidrokarbon
di IRD RSUD Dr. Soetomo, tahun 2011-2015

Lain2 171

Hidrokarbon 20

Insektisida 52

Alkohol 203

0 50 100 150 200 250


Keracunan alkohol, metanol, insektisida, fosfat organik &
hidrokarbon di IRD RSUD Dr. Soetomo, tahun 2011-2015

Lain2 171

Hidrokarbon 20

Fosfat organik 12

Baygon 40

Metanol 49

Alkohol 154

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180


Jenis & Kausa Keracunan
Jenis Keracunan :
Akut
Kronik

Kausa:
Bunuh diri,
Pembunuhan,
Kecelakaan

Umumnya:
Bunuh diri dewasa
Kecelakaan anak-anak
Keracunan alkohol, metanol, insektisida, fosfat organik &
hidrokarbon di IRD RSUD Dr. Soetomo, tahun 2011-2015

50

45

40

35
Alkohol
30
Metanol
25
Baygon
20
Fosfat organik
15 Hidrokarbon
10

0
1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
Diagnosis
Tidak selamanya mudah
Harus selalu difikirkan pada setiap penderita yang
sebelumnya sehat, mendadak timbul gejala :
koma, kejang,
syok, sianosis,
psikosis akut,
gagal ginjal akut, gagal hati akut,
tanpa diketahui sebabnya
Pertolongan pertama di TKP
1. Temukan informasi dasar:
Umur dan perkiraan berat badan korban.
Jenis racun?
Banyak/jumlah yang diminum?
Kapan saat diminum?
2. Jangan diberi minum/diencerkan, kecuali
diberi petunjuk demikian oleh pusat
keracunan.
Pertolongan pertama di TKP
3. Segera hubungi pusat keracunan / IGD
rumah sakit terdekat.
4. Untuk pasien yang tidak sadar, periksa
ABC dan dilakukan resusitasi sesuai
kelainan yang ditemukan.
5. Bila korban sudah stabil, diletakkan dalam
posisi miring kekiri selama menunggu
pengangkutan.
Pertolongan pertama di TKP
6. Korban dirangsang untuk muntah kecuali pasien
mengalami kejang, koma atau keracunan
hidrokarbon dan bahan korosif
7. Bila perlu di beri karbon aktif (1 gr./kg.BB.), kontra
indikasi: pasien dgn resiko aspirasi, bahan korosif.
8. Bila ada bekas tumpahan di tubuh / baju korban,
tubuh korban dibersihkan dan bajunya diganti.
9. Bungkus / tempat racun / obat / bahan2 yang
diduga penyebab keracunan / muntahan / baju
korban, disimpan untuk penyidikan bahan beracun.
Penatalaksanaan darurat umum:
Dikerjakan di RS
Meliputi:
1. Resusitasi.
2. Eliminasi.
3. Terapi suportif.
4. Antidotum.
Penatalaksanaan darurat umum:

1. Resusistasi (ABC)
- A (Airway), bebaskan jalan nafas (muntahan, lendir,
gigi palsu, pangkal lidah).
bila perlu: Mayo dan suction pump
- B (breathing): jaga tetap baik.
bila perlu Ambu bag/ respirator.
- C (circulation): perbaiki tensi dan nadi.
pasang Infus.
bila perlu pijat jantung dll.

Stabil
Penatalaksanaan darurat umum
(lanjutan)
2. Eliminasi:
Menghambat penyerapan / menghilangkan racun
a. Emesis
b. Katarsis
c. Kumbah lambung
d. Diuresis paksa
e. Dialisis
f. Mandi keramas

http://medind.nic.in/jac/t00/i2/jact00i2p142.pdf
2. Eliminasi (lanjutan)
a. Emesis
Penderita harus sadar
Sirup ipecac 15 40 ml (bisa di ulang 20 mnt bila gagal),
atau merangsang muntah dengan jari tangan pasien sendiri.
Karbon aktif (setelah emesis)
< 1 jam : efektivitas 30 60 %
> 1 jam : efektivitas < 20 %
Kontra indikasi
Kesadaran menurun, kejang.
Keracunan Bahan korosif, hidrokarbon, obat konvulsan
b. Kumbah lambung (KL)
Pipa lambung ukuran besar (no.22,23)
Cairan yang digunakan maximal 200 cc/kali
Indikasi: jumlah racun diperkirakan cukup mengancam jiwa
dan tidak lebih dari 2 jam dari saat minum racun.
Kontraindikasi :
1. Kesadaran menurun/pend tak kooperatif
2. Keracunan bahan korosif
3. Keracunan Hidrokarbon
4. Keracunan bahan Konvulsan
5. Gangguan elektrolit
Komplikasi :
1. Aspirasi pnemonia, perforasi, perdarahan GI
2. Trauma psikis, reflex vagal (cardiac arrest)
c. Katarsis
racun sudah diusus halus atau usus besar & diperkirakan belum terserap

Bahan laksan kurang aman :


Laksan iritan (aloe, cascara)
MgSO4 (30 gr), Mg-sitrat (4ml/kg.BB. Max: 300 ml.)
kelainan ginjal, nefrotoksis, myoglobinuria.
Na-fosfat (Phospo Soda) : beresiko keracunan fosfat
Castor-oil (unt keracunan phenol, kontraindikasi: keracunan
organoklorin meningkatkan absorbsi)
Bahan laksan aman :
sorbitol (1 g/kg dalam larutan 70%)
PEG whole bowel irrigation
Kontra indikasi :
Keracunan bahan korosif, Kelainan elektrolit, ileus, obstruksi
usus, gangguan ginjal, hipotensi, diarrhoea, trauma abdomen.
d. Diuresis paksa (forced diuresis = FD)
Racun diperkirakan berada dalam darah.
Dapat di ekskresi lewat ginjal.
Diuresis paksa alkali (FDA)
Indikasi: Keracunan asam salisilat, fenobarbital, lithium,
rhabdomyolysis.
Komposisi: D5 1/2 NS + 20-35 mEq NaBic/L (+20 mEg KCl/L
pada tiap botol ke 2 atau ke 3) urine 3-6 ml/kg.BB/j,
pH urine = 7.5-8.5
Dosis: cairan s/d 40 ml/kgBB/24 j max 3 ml/KgBB/Jam
Furosemid: 0.25 - 1 mg/kgBB
Diuresis paksa netral (FDN)
Tanpa NaBic
Kontra indikasi: syok, hipotensi, gagal ginjal, gagal jantung
e. Dialisis
Hemodialisis / Peritoneal dialisis: Untuk racun yang larut
dalam air dan berat molekul rendah.
Peritoneal dialisis prosesnya lambat tidak digunakan
bila fasilitas HD tersedia.
Indikasi: keracunan metanol, etanol, salisilat, teofilin,
fenobarbital, litium.
f. Mandi dan keramas
Untuk mencegah racun masuk lewat kulit (IFO)
3. Terapi Penunjang
Mempertahankan fungsi organ
Perhatian keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam basa.
Terapi komplikasi yang terjadi.
4. Antidotum
Hanya 10% antidotum
Bukan pengganti ketiga cara pengobatan
Bukan untuk pencegahan
Contoh :
Naloxone morphine
Atropin Fosfat organik
Biru metilen nitrit
INSEKTISIDA
Insektisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh / mencegah / mengusir insekta.
Jenisnya:
Organochlorine (DDT, Aldrin)
Organofosfat & Carbamates (dahulu: Baygon)
Pyrethroids (Transfluthrin, d-Alletrin, dll.)
Neonicotinoids
Ryanoids
Organofosfat & Carbamates
Gejala: mual, muntah, diare, berkeringat, salivation
(ngiler?), pin point pupils (miosis), muscle twitching,
fasciculation, bradycardia, hipotensi, bronchorrhea.
Pengobatan darurat umum.
Antidotum: atropin sulfat (SA)
Dosis: 1,5-2,5 mg bolus diikuti 0,5-1 mg tiap 5
menit sampai tercapai atropinisasi, kemudian
pemberian atropin diturunkan/dijarangkan
(tappering off) sampai dengan 24 - 48 jam
Monitoring: ...........
Organofosfat & Carbamates ..........................

Monitoring atropinisasi:
Suara nafas bersih.
Nadi / denyut jantung > 80 x / mnt.)
Tekanan darah sistolik > 80 mmHg
Kulit kering
Pupils midriasis
Pyrethrins & Pyrethroids
Gejala: vomiting, nyeri epigastrium dan diare.
Antidotum: tidak ada, cukup perawatan
simptomatik, dan suportif
Minyak tanah / hidrokarbon
Penyerapan minyak tanah (hidrokarbon) lewat
saluran cerna kurang baik dan cepat diekskresi dari
sirkulasi oleh liver dan paru (LD50 = 20-30 g/kg).
Toksisitas terutama karena aspirasi sehingga terjadi
chemical pneumonitis (dyspnoe, cyanosis).
Gejala klinik akibat minum minyak tanah atau
menghirup uapnya antara lain: gejala SSP (pusing,
sakit kepala, mual) dan GI (muntah, diare).
Komplikasi yang jarang terjadi adalah: arrhythmia
dan ventricular fibrillation akibat meningkatnya
sensitivitas terhadap catecholamines endogen.
Minyak tanah/hidrokarbon .........
Pengobatan:
Pengobatan darurat umum.
bila minyak tanah yang ditelan cukup banyak bisa
dilakukan KL dengan pemasangan ETT.
Pengobatan simptomatik.
Definisi AAI (DSM-IV)
Baru minum alkohol.
Perubahan tingkah laku (mis: agresif)
1+ Slurred speech
koordinasi
langkah tidak tetap
Nystagmus Nystagmus
perhatian / ingatan
Stupor atau coma
Blood Alcohol Concentration (BAC)
Minuman beralkohol 1x minum = 12 g alcohol
1x minum meningkatkan BAC 15 mg% (0.015
g/dl)
BAC meningkat/lebih tinggi pada:
wanita
Berat badan rendah
Minum pada saat perut kosong.

AMSP 2012 11
Hubungan BACs dengan Gejala Klinis
BAC (mg%) Gejala Klinis
> 300 Tanda vital, coma, meninggal
300 Sulit dibangunkan
200 Marah, emosi, bingung
100 Ngantuk, koordinasi terganggu
50 Merasa sehat, hambatan
(1-3 sloki) psikologik menurun
Management AAI
Pengobatan darurat umum
Ethanol:
Terapi suportif,
HD bila hemodinamik terganggu berat.
Dugaan keracunan kronik: Thiamin 50-100 mg/hari iv
selama >7 hari untuk mencegah Wernicke-korsakoffs
syndrome
Bila kejang: diazepam / chlordiazepoxide
Periksa BAC dan pemakaian obat lain
Isopropanol:
Terapi suportif,
HD bila hemodinamik terganggu berat.
+ H2RA/PPI krn hemorrhagic gastritis
Management AAI .......................
methanol / ethylene glycol:
Fomepizole loading doses 15 mg/kg 10 mg/kg tiap
12 jam 4 x 15 mg/kg sampai kadar ethylene glycol /
methanol serum < 20 mg/dL.
Alternatif fomepizole: 5% - 10% ethanol dalam D5:
loading dose 600mg/kg dengan dosis pemeliharaan
66-154 mg/kg/ jam
Ukur berkala kadar methanol / ethylene glycol
Metabolic acidosis sodium bicarbonate
Methanol folinic acid / folic acid 50 mg
ethylene glycol 100 mg thiamine iv dan pyridoxine
tiap 6 jam untuk menghindari pembentukan metabolit
toxic.
Indications for hemodialysis
Arterial pH <7.10
A decline of >0.05 in the arterial pH despite
bicarbonate infusion
pH < 7.3 walau telah mendapat terapi Na-Bic
Rise in serum creatinine level by 90 mmol/L
Initial plasma methanol or ethylene glycol
concentration 50 mg/dL
5. Rehabilitasi
Setelah pasien melewati masa kritis perlu
dikonsulkan ke SpKJ sebab:
Bila karena percobaan bunuh diri ditujukan
untuk perawatan kelainan kepribadian.
Bila karena kecelakaan ditujukan untuk
perawatan after traumatic events
Wernickes encephalopathy
Ataxia,ophthalmoplegia, confusion.
Nystagmus, peripheral neuropathy, cerebellar
signs, hipotension.
Impaired short-term memory,inattention,
emotional lability.
Korsakoff syndrome
Anterograde & retrograde amnesia, confabulation
Synthetic pyrethroids
1. Allethrin, the first pyrethroid synthesized
2. Bifenthrin, active ingredient of Talstar, Capture, Ortho Home Defense Max, and Bifenthrine
3. Cyfluthrin, an active ingredient in Baygon, dichlorovinyl derivative of pyrethrin
4. Cypermethrin, including the resolved isomer alpha-cypermethrin, dichlorovinyl derivative of pyrethrin
5. Cyphenothrin, active ingredient of K2000 Insect spray sold in Israel and the Palestinian territories
6. Deltamethrin, dibromovinyl derivative of pyrethrin
7. Esfenvalerate
8. Etofenprox
9. Fenpropathrin
10. Fenvalerate
11. Flucythrinate
12. Flumethrin
13. Imiprothrin
14. lambda-Cyhalothrin
15. Metofluthrin
16. Permethrin, dichlorovinyl derivative of pyrethrin and most widely used pyrethroid.
17. Prallethrin,[7] active ingredient in Baygon and All Out (India)
18. Resmethrin, active ingredient of Scourge
19. Silafluofen
20. Sumithrin, active ingredient of Anvil
21. tau-Fluvalinate
22. Tefluthrin
23. Tetramethrin
24. Tralomethrin
25. Transfluthrin, an active ingredient in Baygon

Anda mungkin juga menyukai