Anda di halaman 1dari 4

TUBERCULOSIS (TB) DENGAN HIV

(ICD 10 : A15 dan Z21)


No. Dok. : SOP/UKP/PO.01/116
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 1 Apri 2017
Halaman : 1/3
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
KUTA SELATAN Nip.197101232000121004

1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan


oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberkulosis. Sedangan HIV
penyakit menular yang disebabkan oleh Virus HIV. Melemahnya daya
tahan tubuh oleh karena HIV cendrung disertai dengan penyakit TB.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tatalaksana pasien TB Paru
dengan HIV
1. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/76/Pusk KS/2017 tentang
Standar Layanan Klinis
2. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No.100/21/Pusk KS/2017 tentang
3. Kebijakan Kebijakan mutu.
3. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/71/Pusk KS/2017 tentang
Kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan Bahan : 1. Laboratorium untuk pemeriksaan sputum, darah rutin
2. Mantoux test
3. Radiologi
6. Langkah-langkah 1. Melakukan Anamnesis
Batuk tidak merupakan gejala utama pada pasien TB dengan HIV.
Pasien diindikasikan untuk pemeriksaan HIV jika:
1. Berat badan turun drastis
2. Sariawan/Stomatitis berulang
3. Sarkoma Kaposi
4. Riwayat perilaku risiko tinggi seperti
a. Pengguna NAPZA suntikan
b. Homoseksual
c. Waria
d. Pekerja seks
e. Pramuria panti pijat

2. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Kelainan pada TB Paru tergantung luas kelainan struktur paru.
Pada
awal permulaan perkembangan penyakit umumnya sulit sekali
menemukan kelainan.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap dapat dijumpai limfositosis/
monositosis, LED meningkat, Hb turun.
2) Pemeriksaan mikroskopis kuman TB (Bakteri Tahan Asam/
BTA) atau kultur kuman dari spesimen sputum/ dahak
sewaktu-pagisewaktu.
3) Untuk TB non paru, spesimen dapat diambil dari bilas
lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun biopsi
jaringan.
4) Radiologi dengan foto toraks PA-Lateral/ top lordotik.
5) Pemeriksaan kadar CD4.
6) Uji anti-HIV

3. Melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment)


Pada daerah dengan angka prevalensi HIV yang tinggi pada populasi
dengan kemungkinan koinfeksi TB-HIV maka konseling dan
pemeriksaan HIV diindikasikan untuk seluruh pasien TB sebagai
bagian dari penatalaksanaan rutin. Pada daerah dengan prevalensi
HIV yang rendah, konseling dan pemeriksaan HIV diindikasi pada
pasien TB dengan keluhan dan tanda-tanda yang diduga
berhubungan dengan HIV dan pada pasien TB dengan riwayat risiko
terpajan HIV.
Diagnosis Banding
1. Kriptokokosis
2. Pneumocystic carinii pneumonia (PCP)
3. Aspergillosis
Komplikasi
1. Limfadenopati
2. Efusi pleura
3. Penyakit perikardial
4. TB Milier
5. Meningitis TB

4. Melakukan Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Pada dasarnya pengobatannya sama dengan pengobatan TB
tanpa HIV/AIDS
2. Prinsip pengobatan adalah menggunakan kombinasi beberapa
jenis obat dalam jumlah cukup dan dosis serta jangka waktu
yang tepat.
3. Pasien dengan koinfeksi TB-HIV, segera diberikan OAT dan
pemberian ARV dalam 8 minggu pemberian OAT tanpa
mempertimbangkan kadar CD4.
4. Perlu diperhatikan, pemberian secara bersamaan membuat
pasien menelan obat dalam jumlah yang banyak sehingga
dapat terjadi ketidakpatuhan, komplikasi, efek samping,
interaksi obat dan Immune Reconstitution Inflammatory
Syndrome.
5. Setiap penderita TB-HIV harus diberikan profilaksis
kotrimoksasol dengan dosis 960 mg/hari (dosis tunggal)
selama pemberian OAT.
6. Pemberian tiasetazon pada pasien HIV/AIDS sangat
berbahaya karena akan menyebabkan efek toksik berat pada
kulit.
7. Injeksi streptomisin hanya boleh diberikan jika tersedia alat
suntik sekali pakai yang steril.
8. Desensitisasi obat (INH/Rifampisin) tidak boleh dilakukan

2/3
karena mengakibatkan efek toksik yang serius pada hati.
9. Pada pasien TB dengan HIV/AIDS yang tidak memberi
respons terhadap pengobatan, selain dipikirkan terdapatnya
malabsorbsi obat. Pada pasien HIV/AIDS terdapat korelasi
antara imunosupresi yang berat dengan derajat penyerapan,
karenanya dosis standar yang diterima suboptimal sehingga
konsentrasi obat rendah dalam serum.

5. Memberikan Konseling dan Edukasi


Konseling dilakukan pada pasien yang dicurigai HIV dengan
merujuk
pasien ke pelayanan VCT (Voluntary Counceling and Testing).
6. Melakukan pencatatan data pasien pada rekam medis
7. Melakukan rujukan bila diperlukan
Kriteria Rujukan
1. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (+) tapi tidak
menunjukkan perbaikan setelah pengobatan dalam jangka
waktu tertentu
2. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (-/ meragukan)
3. Pasien dengan sputum BTA tetap (+) setelah jangka waktu
tertentu
4. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan
komorbid)
5. Suspek TBMDR harus dirujuk ke pusat rujukan TBMDR
Prognosis
Prognosis pada umumnya baik apabila pasien melakukan terapi
sesuai dengan ketentuan pengobatan. Untuk TB dengan komorbid,
prognosis menjadi kurang baik
7. Hal-hal yang perlu a. Anamnesis
diperhatikan b. Pemeriksaan fisik dan Laboratorium persiapan ARV.
c. Tanda tangan informed concern
d. Berat Badan Pasien untuk dosis OAT.
e. Komplikasi
8. Unit terkait Poli Umum
Klinik VCT
Laboratorium
Farmasi
9. Dokumen terkait Register pasien
Rekam Medis
Formulir TB
Formulir Informed Consent
Formulir Rujukan
10. Rekaman histori
perubahan Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi perubahan
diberlakukan

3/3
TUBERCULOSIS (TB) DENGAN HIV
(ICD 10 : A15 dan Z21)
No. Dok. : DT/UKP/PO.01/116
DAFTAR
No. Revisi : 00
TILIK
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/1
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
NIP.197101232000121004
KUTA SELATAN

NO PROSEDUR PENILAIAN :

YA TIDAK TIDAK
BERLAKU

1 Melakukan Anamnesa

2 Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

3 Penegakan Diagnosis

4 Melakukan Penatalaksanaan secara komprehensif

5 Memberikan Konseling dan edukasi pada pasien

6 Melakukan pencatatan pada rekam medis pasien

7 Melakukan rujukan bila diperlukan

Total Score

Nilai Kepatuhan : .. %

Penilai : Yang Dinilai :

() (.)

Anda mungkin juga menyukai