(ICD X : T14.0)
No. Dokumen : SOP/UKP/PO.01/115
No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/2
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
Nip.197101232000121004
KUTA SELATAN
1. Pengertian
Vulnus merupakan keadaan diskontnyuitas jaringan kulit akibat suatu trauma. Keadaan
terjadinya diskontinuitas jaringan, dapat ditimbulkan oleh berbagai macam akibat meliputi luka
robek (laserasi), luka akibat gesekan (abrasi), luka akibat tarikan (avulsi), luka tembus
(penetrasi), gigitan, luka bakar, dan pembedahan.
2. Tujuan
Sebagai acuan langkah-langkah tatalaksana Vulnus (OpenWound of Unspesicified Body Region)
di Puskesmas.
3. Kebijakan
1. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/76/Pusk KS/2017 tentang Standar Layanan
Klinis
2. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No.100/21/Pusk KS/2017 tentang Kebijakan mutu.
3. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/71/Pusk KS/2017 tentang Kewajiban tenaga
klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
4. Referensi
Keputusan Menkes RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan Bahan:
Alat Bedah Minor : gunting jaringan, pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting benang, needle holder,
klem arteri, scalpel blade & handle
6. Langkah-langkah :
1. Melakukan Anamnesis (subyektif)
Terjadi trauma, ada jejas, memar, bengkak, nyeri, rasa panas
didaerah trauma.
2. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
Inspeksi: adanya kerusakan jaringan didaerah trauma, ada
perdarahan, edema sekitar area trauma, melepuh, kulit warna
kemerahan sampai kehitaman.
Palpasi: nyeri tekan, atau anestesi
Pemeriksaan Penunjang : -
3. Melakukan Penegakan Diagnosis (assessment)
1. Gejala Lokal
a. Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris.
b. Intensitas atau derajat rasa nyeri berbeda-beda tergantung pada berat/luas kerusakan
ujung-ujung saraf, etiologi dan lokasi luka.
c. Perdarahan, hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi luka, jenis pembuluh darah
yang rusak.
d. Diastase yaitu luka yang menganga atau tepinya saling melebar
e. Gangguan fungsi, fungsi anggota badan akan terganggu baik oleh karena rasa nyeri
atau kerusakan tendon.
2. Gejala umum
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
diberlakukan
Gejala/tanda
umum pada perlukaan dapat terjadi akibat
penyulit/komplikasi yang terjadi seperti syok akibat nyeri dan
atau perdarahan yang hebat.
Pada kasus vulnus diagnosis pertama dilakukan secara teliti untuk
memastikan apakah ada pendarahan yang harus dihentikan.
Kemudian ditentukan jenis trauma apakah trauma tajam atau trauma
tumpul, banyaknya kematian jaringan, besarnya kontaminasi dan berat jaringan luka.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
bila diperlukan
Komplikasi Luka
1. Penyulit dini seperti : hematoma, seroma, infeksi
2. Penyulit lanjut seperti : keloid dan parut hipertrofik dan kontraktur
2/2
3/2
VULNUS
(ICD X : T14.0)
No. Dok. : DT/UKP/PO.01/115
DAFTAR
No. Revisi : 00
TILIK
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/1
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
NIP.197101232000121004
KUTA SELATAN
NO PROSEDUR PENILAIAN :
YA TIDAK TIDAK
BERLAKU
1 Melakukan Anamnesa
2 Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
3 Penegakan Diagnosis
4 Melakukan Penatalaksanaan secara komprehensif
5 Memberikan Konseling dan edukasi pada pasien
6 Melakukan pencatatan pada rekam medis pasien
7 Melakukan rujukan bila diperlukan
Total Score
Nilai Kepatuhan : .. %
() (.)