Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Garnis Linda Pamella (2016340002)
2. Alisa Putri Utami Syukur (2016340008)
3. Muhammad Arifin (2016340014)
4. Fyea Anggra Pangesti (2016340020)
5. Doni Hermawan (2016340032)
6. Janur Efeni (2016340040)
7. Tri Lediana Tressa Harianja (2016340049)
8. Juanita Ashari (2016340065)
9. Indah Lestari (2016340071)
10. Wika Herfiza (2016349059)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Makanan Tradisional
Makanan tradisional atau khas adalah makanan dan minuman yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang
diterima oleh masyarakat tersebut. Bagi masyarakat Indonesia umumnya amat
diyakini khasiat, aneka pangan tradisional, seperti tempe, tahu, bawang putih,
madu, temulawak, gado-gado, kacang hijau, ikan laut, ikan darat dll. Karena
disamping khasiat, makanan tradisional Indonesia juga mengandung segi
positip yang lain seperti: Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan
aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga
diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan
Makanan tradisional Indonesia adalah segala jenis makanan olahan
asli Indonesia, khas daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan
dan minuman, yang cukup kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh
masyarakat daerah tersebut dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar,
maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang
sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang.
Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi
seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan,
pengukusan, menggoreng dan menumis.
Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan
masyarakat dan menyatu didalam sistim social budaya berbagai golongan
etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan
aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan
khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik
bersangkutan pindah ke daerah lain.
Menurut beberapa para ahli mengemukakan pendapat bahwa
makanan tradisional merupakan makanan yang paling banyak memiliki ciri-
ciri dimana seseorang yang dilahirkan atau tumbuh (Winarno, 1994).
Makanan tradisional adalah makanan dan minuman termasuk makanan jajan
serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional. Menurut Hulme
2
makanan sehat adalah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu
menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus terdiri dari dari
makanan utama dan makanan penunjang. Secara lebih spesifik kepakatan
tradisional itu dicirikan antara lain: makanan tradisional dikonsumsi oleh
golongan tertentu. Makanan tradisional pada umumnya lebih banyak
dikonsumsi oleh masyarakat yang menjadi daerah asal tersebut yang
kemudian diperkenalkan kepada orang lain atau pendatang. Makanan
tradisional diolah mengikuti ketentuan (resep) yang diberikan secara turun-
menurun. Pada umumnya hasil resep turun menurun dan biasanya lebih
banyak diturunkan di dalam keluarga. Hal ini dilakukan dengan cita rasa khas
makanan tersebut tetap terjaga (Anonim, 2012).
Makanan tradisional terbuat dari bahan-bahan yang diperoleh secara
lokal dan selera dan tradisi setempat. Bahan-bahan untuk membuat makanan
tradisional bisa dikatakan mudah untuk diperoleh karena pada dasarnya
bahan-bahan tersebut dapat dan mudah di beli di pasar daerah penghasil
makanan tradisional tersebut dan biasanya dengan selera yang diinginkan
sehingga ada makanan tradisional yang terasa pedas, manis, dan lain-lain.
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang selalu meningkat seiing denga
pekembangan zaman. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki
berbagai macam kuliner khas di setiap daerah-daerahnya.
Ciri Ciri Makanan Khas Indonesia
Ciri khas makanan Indonesia, orang Indonesia memang suka praktis,
sehingga bisa dilihat orang Indonesia suka makan dengan menggunakan
hanya dengan satu piring dengan makanan pembuka dan penutup di jadikan
satu. Dan beberapa ciri makanan Indonesia dan perlengkapannya.
a. Perlengkapan makanan Indonesia hanya piring, cekung, sendok dan
garpu
b. Sendok dipegang tangan kanan dan garpu dipegang tangan kiri
c. Makanan pembuka atau utama dan penutup biasanya dijadikan satu
d. Lebih mementingkan cita rasa
e. Dibuat dari bahan dan rempah yang baunya menyengat
f. Lebih banyak berlemak
3
B. Identitas Daerah
Identitas daerah merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
daerah yang secara filosofis membedakan daerah tersebut dengan daerah lain.
Berdasarkan pengertian kyang demikian, maka setiap daerah yang tersebar di
seluruh dunia akan memiliki identitas masing-masing sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari daerah tersebut. Demikian pula
hal ini juga ditentukan oleh proses bagaimana daerah tersebut membentuk
secara historis. Dengan demikian identitas daerah ini nampaknya tidak dapat
dipisahkan dengan kepribadian suatu daerah.
Setiap daerah tentunya akan membutuhkan identitas,. Paling tidak
dalam satu atau dua hal berbeda satu dengan lainnya, entah itu dari kebijakan
politik, hukum, seni, kebudayaan, dll. Identitas atau jati diri adalah
pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu
golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-cirinya yang
merupakn suatu satuan bulat dan menyeluruh.
4
obyek-obyek baru, memperkenalkan daerah-daerah tujuan wisata, sehingga
membuat wisatawan ingin melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata
dengan acara yang menarik.
5
c. Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus.
d. Contoh makanan khas dari Jawa Timur adalah rujak cingur.
4. Masakan Sumatera
a. Menggunakan banyak bumbu, terutama masakan Sumatera Barat.
b. Masakannya relatif menggunakan banyak cabai sehingga rasanya
relatif pedas.
c. Daerah Sumatera Selatan sangat suka maskan yang rasanya masam.
d. Waktu memasak relatif lama.
e. Masakan dari Sumatera Barat banyak menggunakan santan yang
kental.
f. Masakan dari sayur mayur tidak banyak jumlahnya. Meskipun ada,
jenis sayurnya tidak bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain
daun singkong, kacang panjang, buncis, dan nangka muda.
g. Contoh makanan khas Sumatera adalah rendang.
Proses pengolahan makanan juga berperan penting untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Meskipun jenis makanan yang diolah
merupakan makanan tradisional, namun kualitas tetaplah harus diutamakan.
Adapun teknik-teknik proses pengolahan untuk membuat makanan khas
daerah diantaranya adalah sebagi berikut:
1. Persiapan Bahan
Menimbang, menyiang, mencuci, memotong, mengocok, merendam dalam
cairan bumbu, menggiling, dan memanir.
2. Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering
a. Memanggang (baking dan roasting), memanaskan dengan udara panas
dan kering di sekelilingnya, biasanaya di dalam oven.
b. Menggoreng dengan minyak (deep frying)
c. Menggoreng dengan wajan dangkal (shallow frying / pan frying)
d. Memasak dengan sedikit minyak (saute / menumis)
3. Memasak dengan Pemanasan Basah
a. Perebusan/Boiling. Memasak dengan cara pencelupan semua bahan
dalam air / kaldu mendidih, yaitu pada suhu 1000C sampai matang.
6
b. Blanching. Memasak dengan cara mencelupkan makanan dalam air
mendidih / minyak panas dalam waktu pendek (sebentar).
c. Simmering. Memasak dengan mendidihkan secara perlahan-lahan.
d. Setup (stewing). Memasak makanan secara perlahan (95 990C)
dengan sedikit air dan dihidangkan dengan air rebusannya.
e. Merebus (poaching). Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71
820C.
f. Mengukus (steaming). Memasak bahan makanan dengan uap air panas
/ mendidih.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Depok
1. Sejarah
Kota Depok yang dikenal sebagai kota belimbing, adalah sebuah
kota di Provinsi Jawa Barat, terletak diantara kota Jakarta dan Bogor.
Kata Depok, konon berasal dari kata bahasa Sunda yang berarti pertapaan
atau tempat bertapa. Namun ada yang menyebutkan bahwa kata DEPOK
berasal dari sebuah nama Padepokan Kristiani yang bernama De Eerste
Protestante Organisatie van Christenen. Semboyan mereka Deze Einheid
Predikt Ons Kristus juga disingkat Depok. Atau ada juga yang
mengatakan akronim dari De Eerste Protestants Onderdaan Kerk yang
artinya adalah Gereja Kristen Rakyat Pertama. Penemuan benda
bersejarah di wilayah Depok dan sekitarnya menunjukkan bahwa Depok
telah berpenghuni sejak zaman prasejarah. Penemuan tersebut itu berupa
Menhir Gagang Golok, Punden berundak Sumur Bandung, Kapak
Persegi dan Pahat Batu, yang merupakan peninggalan zaman megalit.
Juga penemuan Paji Batu dan sejenis Beliung Batu yang merupakan
peninggalan zaman Neolit.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Depok berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008
8
Tentang Organisasi Perangkat Daerah yang disahkan pada tanggal 21
Desember 2012 adalah sebagai berikut:
9
Barat dengan luas wilayah sekitar 207.006 km2 yang berbatasan dengan
tiga kabupaten dan satu provinsi.
10
b. Nasi Tutug Oncom
11
d. Es Spesial Mang Kabayan
12
dalam olahan dodol ini karena kota Depok merupakan daerah
penghasil belimbing. Proses pengolahan dodol belimbing ini sama
seperti teknik pengolahan dodol pada umumnya. Bentuk dan
warnanya masih menyerupai dodol lain. Kekhasan dodol ini hanya
ditunjukkan pada varian rasanya saja, yaitu rasa buah belimbing.
b. Selai Belimbing
13
c. Minuman Ekstrak Buah Belimbing
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi kuliner yang telah dilaksanakan di
kawasan kuliner Depok, telah diketahui bahwa kawasan kuliner tersebut
banyak menyediakan jenis jenis kuliner, baik itu kuliner nusantara maupun
kuliner dari luar Indonesia. Dari sekian banyak kuliner nusantara yang
terdapat disana, terdapat beberapa kuliner hasil modifikasi karya masyarakat
Depok, yaitu dodol belimbing, selai belimbing, minuman ekstrak buah
belimbing dan minuman ekstrak lidah buaya. Selain kuliner hasil modifikasi
masyarakat Depok, tersedia pula beberapa kuliner khas Jawa Barat tetapi
bukan merupakan khas wilayah Depok, yaitu nasi tutug oncom, pepes tahu
kemangi, sambal terasi mangga, dan es spesial mang kabayan.
B. Saran
Sebagai kawasan kuliner sentral Depok yang tentunya banyak
dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik dari wilayah Depok itu sendiri
maupun dari sekitarnya bahkan wisatawan mancanegara, kawasan ini
nampaknya sangat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui
bidang kulinernya, sehingga diharapkan untuk kedepannya agar lebih banyak
diperkenalkan kuliner-kuliner khas dari nusantara khususnya kuliner khas
Depok itu sendiri dengan teknik penyajian yang semenarik mungkin disertai
dengan pengelolaan yang baik sehingga dapat meningkatkan daya tarik wisata
ke kawasan kuliner tersebut serta dapat menunjukkan identitas Depok melalui
kuliner khasnya. Disamping untuk meningkatkan pendapatan daerah, hal ini
juga dapat dijadikan sebagai ajang edukasi kuliner nusantara dan ajang
promosi kuliner wilayah Depok.
15
DAFTAR PUSTAKA
Indria. Venny Ekowati, M. Litt dkk, Laporan Akhir Guru Besar, Universitas
Negeri Yogyakarta
Sugiharto, Heri Tyas. 2012. Pembuatan Selai Lidah Buaya (Aloe Vera) Kaya
Antioksidan. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret
16
LAMPIRAN
17
18