Anda di halaman 1dari 22

TUGAS OFF CLASS DASAR DASAR PARIWISATA

Inventarisasi Kuliner Wilayah Depok

Disusun oleh:

Kelompok 3
1. Garnis Linda Pamella (2016340002)
2. Alisa Putri Utami Syukur (2016340008)
3. Muhammad Arifin (2016340014)
4. Fyea Anggra Pangesti (2016340020)
5. Doni Hermawan (2016340032)
6. Janur Efeni (2016340040)
7. Tri Lediana Tressa Harianja (2016340049)
8. Juanita Ashari (2016340065)
9. Indah Lestari (2016340071)
10. Wika Herfiza (2016349059)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah


SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya tugas off class yang berjudul
Inventarisasi Kuliner Khas Depok ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
sebagaimana yang telah ditugaskan oleh dosen pengajar mata kuliah Dasar
Dasar Pariwisata Universitas Sahid Jakarta.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini, terutama kepada Ibu Hj. Shanti
Pujilestari, MM., M.BA. selaku dosen mata kuliah Dasar Dasar Pariwisata
Universitas Sahid Jakarta.
Semoga tugas ini dapat diterima dengan baik serta dapat bermanfaat,
khususnya bagi yang sedang dalam proses pembelajaran dan umumnya bagi yang
membaca. Kami sudah berusaha maksimal untuk menyusun tugas ini walaupun
masih jauh dari kesempurnaan. Segala sumbang saran dan kritik demi perbaikan
akan kami terima dengan senang hati dan kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Januari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 2
A. Makanan Tradisional ...................................................................................... 2
B. Identitas Daerah .............................................................................................. 4
C. Penunjang Pariwisata Daerah ......................................................................... 4
D. Makanan Daerah, Berdasarkan Pengolahan dan Jenis Makanan.................... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 8
A. Profil Depok ................................................................................................... 8
1. Sejarah .................................................................................................... 8
2. Struktur Organisasi ................................................................................. 8
3. Letak Geografis ...................................................................................... 9
B. Hasil Inventarisasi Makanan Tradisional Depok ............................................ 10
1. Makanan Tradisional Jawa Barat yang Terdapat di Depok .................. 10
2. Makanan Modifikasi Khas Depok ........................................................ 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 15
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
LAMPIRAN...................................................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo Kota Depok ................................................................................... 8


Gambar 2 Struktur Organisasi Kota Depok ............................................................ 9
Gambar 3 Pepes Tahu Kemangi ............................................................................ 10
Gambar 4 Nasi Tutug Oncom ............................................................................... 11
Gambar 5 Sambal Terasi Mangga ......................................................................... 11
Gambar 6 Es Spesial Mang Kabayan .................................................................... 12
Gambar 7 Dodol Belimbing .................................................................................. 12
Gambar 8 Selai Belimbing .................................................................................... 13
Gambar 9 Minuman Ekstrak Buah Belimbing ...................................................... 14
Gambar 10 Minuman Ekstrak Lidah Buaya.......................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Dewasa ini tradisi semakin sulit untuk dipertahankan sebab banyaknya


gaya hidup semakin modern yang serba mementingkan kepraktisan serta perlahan
meninggalkan cara-cara pola hidup yang telah diwariskan oleh nenek moyang,
kadang kala tradisi ditransformasi dari yang dulunya persis seperti yang telah
diwariskan dari turun-temurun kemudian diubah secara perlahan untuk ditambah
maupun dikurangi dalam tata cara pelaksanaanya, meskipun tidak secara serta-
merta mengubah keseluruhan budaya itu. Tradisi sendiri juga dapat
melambangkan identitas dari seseorang dengan cara mereka berinteraksi baik itu
melalui atribut-atribut yang mereka kenakan, logat dalam berbicara serta kekhasan
dalam bertindak. Tak heran jika kita bertemu seseorang di suatu tempat maka
kadang langsung dapat terkenali latar belakang budayanya. Tradisi sangat kental
menyangkut latar belakang daerah asalnya, bahkan di Indonesia sendiri dapat kita
jumpai beda daerah berbeda pula tradisinya begitu juga dengan masing-masing
desa, kota, maupun propinsi.
Dalam suatu daerah makanan khas tentunya memiliki nilai tersendiri
yang tidak akan dapat ditemui di tempat lain, dan jikapun ada pada tempat yang
lain itu maka rasa dan kekhasannya tidak akan seperti aslinya yang dijumpai di
daerah asalnya. Namun makanan khas juga tidak akan menjadi unik jika tidak
disertai dengan cara membuatnya, memperolehnya, atau pun juga cara
menjualnya. Pada era modern ini banyak cara digunakan untuk mencukupi
kebutuhan diantaranya adalah berdagang, yang merupakan kegiatan jual beli
dalam mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam praksisnya
biasanya menggunakan modal yang sekecil-kecilnya dengan keuntungan yang
sebesar besarnya, namun apabila berdagang itu disertai dengan pelestarian budaya
tradisional warisan turun-temurun maka itu akan menjadi peristiwa yang unik,
sebab tidak hanya mengutamakan tentang mendongkrak keuntungan. Namun juga
disertai dengan semangat kegigihan dalam melestarikan budaya yang telah ada
sejak lama.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Makanan Tradisional
Makanan tradisional atau khas adalah makanan dan minuman yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang
diterima oleh masyarakat tersebut. Bagi masyarakat Indonesia umumnya amat
diyakini khasiat, aneka pangan tradisional, seperti tempe, tahu, bawang putih,
madu, temulawak, gado-gado, kacang hijau, ikan laut, ikan darat dll. Karena
disamping khasiat, makanan tradisional Indonesia juga mengandung segi
positip yang lain seperti: Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan
aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga
diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan
Makanan tradisional Indonesia adalah segala jenis makanan olahan
asli Indonesia, khas daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan
dan minuman, yang cukup kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh
masyarakat daerah tersebut dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar,
maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang
sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang.
Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi
seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan,
pengukusan, menggoreng dan menumis.
Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan
masyarakat dan menyatu didalam sistim social budaya berbagai golongan
etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan
aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan
khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik
bersangkutan pindah ke daerah lain.
Menurut beberapa para ahli mengemukakan pendapat bahwa
makanan tradisional merupakan makanan yang paling banyak memiliki ciri-
ciri dimana seseorang yang dilahirkan atau tumbuh (Winarno, 1994).
Makanan tradisional adalah makanan dan minuman termasuk makanan jajan
serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional. Menurut Hulme

2
makanan sehat adalah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu
menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus terdiri dari dari
makanan utama dan makanan penunjang. Secara lebih spesifik kepakatan
tradisional itu dicirikan antara lain: makanan tradisional dikonsumsi oleh
golongan tertentu. Makanan tradisional pada umumnya lebih banyak
dikonsumsi oleh masyarakat yang menjadi daerah asal tersebut yang
kemudian diperkenalkan kepada orang lain atau pendatang. Makanan
tradisional diolah mengikuti ketentuan (resep) yang diberikan secara turun-
menurun. Pada umumnya hasil resep turun menurun dan biasanya lebih
banyak diturunkan di dalam keluarga. Hal ini dilakukan dengan cita rasa khas
makanan tersebut tetap terjaga (Anonim, 2012).
Makanan tradisional terbuat dari bahan-bahan yang diperoleh secara
lokal dan selera dan tradisi setempat. Bahan-bahan untuk membuat makanan
tradisional bisa dikatakan mudah untuk diperoleh karena pada dasarnya
bahan-bahan tersebut dapat dan mudah di beli di pasar daerah penghasil
makanan tradisional tersebut dan biasanya dengan selera yang diinginkan
sehingga ada makanan tradisional yang terasa pedas, manis, dan lain-lain.
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang selalu meningkat seiing denga
pekembangan zaman. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki
berbagai macam kuliner khas di setiap daerah-daerahnya.
Ciri Ciri Makanan Khas Indonesia
Ciri khas makanan Indonesia, orang Indonesia memang suka praktis,
sehingga bisa dilihat orang Indonesia suka makan dengan menggunakan
hanya dengan satu piring dengan makanan pembuka dan penutup di jadikan
satu. Dan beberapa ciri makanan Indonesia dan perlengkapannya.
a. Perlengkapan makanan Indonesia hanya piring, cekung, sendok dan
garpu
b. Sendok dipegang tangan kanan dan garpu dipegang tangan kiri
c. Makanan pembuka atau utama dan penutup biasanya dijadikan satu
d. Lebih mementingkan cita rasa
e. Dibuat dari bahan dan rempah yang baunya menyengat
f. Lebih banyak berlemak

3
B. Identitas Daerah
Identitas daerah merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
daerah yang secara filosofis membedakan daerah tersebut dengan daerah lain.
Berdasarkan pengertian kyang demikian, maka setiap daerah yang tersebar di
seluruh dunia akan memiliki identitas masing-masing sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari daerah tersebut. Demikian pula
hal ini juga ditentukan oleh proses bagaimana daerah tersebut membentuk
secara historis. Dengan demikian identitas daerah ini nampaknya tidak dapat
dipisahkan dengan kepribadian suatu daerah.
Setiap daerah tentunya akan membutuhkan identitas,. Paling tidak
dalam satu atau dua hal berbeda satu dengan lainnya, entah itu dari kebijakan
politik, hukum, seni, kebudayaan, dll. Identitas atau jati diri adalah
pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu
golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-cirinya yang
merupakn suatu satuan bulat dan menyeluruh.

C. Penunjang Pariwisata Daerah


Perusahaan-prusahaan yang melengkapi sarana pokok dan sarana
pelengkap yang berfungsi membuat wisatawan lebih lama tinggal dan lebih
banyak mengeluarkan uang di tempat atau di daerah yang mereka kunjungi.
Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya night club, steambath,
cassino, dan tempat lain semacamnya.
Jelas terlihat bahwa Biro Perjalanan Wisata termasuk dalam
kelompok sarana pokok kepariwisataan yang merupakan salah satu sarana
penting dan mempunyai kedudukan yang sangat menentukan perkembangan
pariwisata. Biro Perjalanan Wisata merupakan motor penggerak yang
merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan wisatawan dari satu tempat
ke tempat lain. Peran Biro Perjalanan Wisata yang lain ialah sebagai jembatan
atau perantara antar wisatawan dengan industri pariwisata (tourist
transportation, hotel, bar dan restoran, toko souvenir, tempat hiburan dan
objek wisata).
Peran Biro Perjalanan Wisata yang sangat penting ialah sebagai
sarana pengembangan pariwisata yang menghidupkan dan mengembangkan

4
obyek-obyek baru, memperkenalkan daerah-daerah tujuan wisata, sehingga
membuat wisatawan ingin melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata
dengan acara yang menarik.

D. Makanan Daerah, Berdasarkan Pengolahan dan Jenis Makanan


Dirunut dari definisinya, makanan tradisional adalah makanan dan
minuman, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan
secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau
masyarakat Indonesia. Biasanya makanan tradisional diolah dari resep yang
sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan-bahan yang diperoleh dari
sumber lokal yang memiliki citarasa yang relatif sesuai dengan selera
masyarakat setempat.
Indonesia memiliki jumlah suku yang sangat banyak dan telah
melahirkan kebudayaan yang sanagt beragam, termasuk didalamnya
makanan. Perbedaan budaya mampu menyebabkan teknik pengolahan di
setiap daerah memiliki perbedaan perbedaan sehingga menghasilkan aneka
jenis produk makanan yang beraneka ragam pula. Masakan khas daerah
memiliki ciri khas dan karakter tertentu, seperti berikut.
1. Masakan dari Jawa Barat
a. Banyak mengandung sayur-mayur mentah seperti karedok atau
sekedar lalap mentah yang disantap bersama sambal.
b. Sedikit pedas dan masam.
c. Dominan masakan yang terbuat dari ikan.
d. Contoh makanan khas Jawa Barat adalah pepes ikan dan karedok.
2. Masakan dari Jawa Tengah
a. Bawang putih sering jadi bumbu dominan.
b. Banyak ditemukan masakan bersantan.
c. Rasa manis lebih disukai daripada rasa lainnya.
d. Contoh makanan khas Jawa Tengah adalah gudeg.
3. Masakan dari Jawa Timur
a. Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada
masakan.
b. Agak pedas.

5
c. Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus.
d. Contoh makanan khas dari Jawa Timur adalah rujak cingur.
4. Masakan Sumatera
a. Menggunakan banyak bumbu, terutama masakan Sumatera Barat.
b. Masakannya relatif menggunakan banyak cabai sehingga rasanya
relatif pedas.
c. Daerah Sumatera Selatan sangat suka maskan yang rasanya masam.
d. Waktu memasak relatif lama.
e. Masakan dari Sumatera Barat banyak menggunakan santan yang
kental.
f. Masakan dari sayur mayur tidak banyak jumlahnya. Meskipun ada,
jenis sayurnya tidak bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain
daun singkong, kacang panjang, buncis, dan nangka muda.
g. Contoh makanan khas Sumatera adalah rendang.
Proses pengolahan makanan juga berperan penting untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Meskipun jenis makanan yang diolah
merupakan makanan tradisional, namun kualitas tetaplah harus diutamakan.
Adapun teknik-teknik proses pengolahan untuk membuat makanan khas
daerah diantaranya adalah sebagi berikut:
1. Persiapan Bahan
Menimbang, menyiang, mencuci, memotong, mengocok, merendam dalam
cairan bumbu, menggiling, dan memanir.
2. Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering
a. Memanggang (baking dan roasting), memanaskan dengan udara panas
dan kering di sekelilingnya, biasanaya di dalam oven.
b. Menggoreng dengan minyak (deep frying)
c. Menggoreng dengan wajan dangkal (shallow frying / pan frying)
d. Memasak dengan sedikit minyak (saute / menumis)
3. Memasak dengan Pemanasan Basah
a. Perebusan/Boiling. Memasak dengan cara pencelupan semua bahan
dalam air / kaldu mendidih, yaitu pada suhu 1000C sampai matang.

6
b. Blanching. Memasak dengan cara mencelupkan makanan dalam air
mendidih / minyak panas dalam waktu pendek (sebentar).
c. Simmering. Memasak dengan mendidihkan secara perlahan-lahan.
d. Setup (stewing). Memasak makanan secara perlahan (95 990C)
dengan sedikit air dan dihidangkan dengan air rebusannya.
e. Merebus (poaching). Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71
820C.
f. Mengukus (steaming). Memasak bahan makanan dengan uap air panas
/ mendidih.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Depok

Gambar 1 Logo Kota Depok

1. Sejarah
Kota Depok yang dikenal sebagai kota belimbing, adalah sebuah
kota di Provinsi Jawa Barat, terletak diantara kota Jakarta dan Bogor.
Kata Depok, konon berasal dari kata bahasa Sunda yang berarti pertapaan
atau tempat bertapa. Namun ada yang menyebutkan bahwa kata DEPOK
berasal dari sebuah nama Padepokan Kristiani yang bernama De Eerste
Protestante Organisatie van Christenen. Semboyan mereka Deze Einheid
Predikt Ons Kristus juga disingkat Depok. Atau ada juga yang
mengatakan akronim dari De Eerste Protestants Onderdaan Kerk yang
artinya adalah Gereja Kristen Rakyat Pertama. Penemuan benda
bersejarah di wilayah Depok dan sekitarnya menunjukkan bahwa Depok
telah berpenghuni sejak zaman prasejarah. Penemuan tersebut itu berupa
Menhir Gagang Golok, Punden berundak Sumur Bandung, Kapak
Persegi dan Pahat Batu, yang merupakan peninggalan zaman megalit.
Juga penemuan Paji Batu dan sejenis Beliung Batu yang merupakan
peninggalan zaman Neolit.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Depok berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008

8
Tentang Organisasi Perangkat Daerah yang disahkan pada tanggal 21
Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Gambar 2 Struktur Organisasi Kota Depok

Dengan disahkannya Perda tersebut, struktur Badan


Kepegawaian Daerah mengalami perubahan dari 3 (tiga) bidang, yaitu
Bidang Pendidikan Latihan dan pengembangan Karir, Bidang Umum
Kepegawaian, dan Bidang Mutasi, menjadi 4 (empat) bidang, yaitu
Bidang Data dan Administrasi Kepegawaian, Bidang Pendidikan dan
Pelatihan, Bidang Pengembangan Karir, dan Bidang Pembinaan dan
Disiplin Pegawai.
3. Letak Geografis
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19 00
6o 28 00 Lintang Selatan dan 106o 43 00 106o 55 30 Bujur
Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota
Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.
Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan
daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi
antara 50 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya
kurang dari 15%. Depok menjadi salah satu wilayah termuda di Jawa

9
Barat dengan luas wilayah sekitar 207.006 km2 yang berbatasan dengan
tiga kabupaten dan satu provinsi.

B. Hasil Inventarisasi Makanan Tradisional Depok


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kawasan kuliner Kota
Depok, diperoleh hasil bahwa cukup sulit untuk menemukan kuliner khas
daerah tersebut. Jenis kuliner yang tersedia cukup beragam, mulai dari kuliner
nusantara menengah bawah, hingga menengah atas, bahkan kuliner khas
negara lain pun banyak disajikan di kawasan tersebut. Dari sekian banyak
jenis kuliner yang tersedia, ditemukan beberapa kuliner khas Jawa Barat,
namun bukan merupakan kuliner khas Depok. Disamping itu ditemukan pula
kuliner hasil modifikasi oleh masyarakat Depok, sehingga memiliki hak paten
sebagai kuliner atau oleh-oleh khas wilayah Depok. Berikut merupakan
penjelasannya.
1. Makanan Tradisional Jawa Barat yang Terdapat di Depok
a. Pepes Tahu Kemangi

Gambar 3 Pepes Tahu Kemangi

Pepes tahu kemangi merupakan salah satu olahan tahu


dengan proses pengukusan. Proses pembuatannya yaitu, tahu
dihancurkan kemudian dicampur dengan bumbu rempah rempah
menjadi satu adonan, dan ditambahkan pula daun kemangi sebagai
penambah aroma. Kemudian adonan tahu ini dibungkus dengan
menggunakan daun pisang, yang selanjutnya menuju proses
pengukusan. Pepes tahu kemangi ini dapat disajikan bersama nasi
sebagai lauk, atau dapat pula disajikan secara menyendiri.

10
b. Nasi Tutug Oncom

Gambar 4 Nasi Tutug Oncom

Nasi Tutug Oncom atau Sangu Tutug Oncom dalam Bahasa


Sunda sering disingkat Nasi T.O adalah makanan yang dibuat dari
nasi yang diaduk dengan oncom goreng atau bakar. Penyajian
makanan ini umumnya dalam keadaan hangat. Secara bahasa,
kata tutug dalam Bahasa Sunda artinya menumbuk. Proses aduk-
tumbuk nasi dengan oncom ini menjadi nama jenis makanan yang
dikenal dengan nama tutug oncom. Nasi tutug oncom
menjadimakanan khas Tasikmalaya. Walaupun menjadi makanan
khas, tutug oncom dapat dibawa menjadi oleh-oleh karena sekarang
sudah tersedia tutug oncom instan yang telah dikemas dan mampu
bertahan hingga berbulan-bulan tanpa menggunakan pengawet.
c. Sambal Terasi Mangga

Gambar 5 Sambal Terasi Mangga

Sambal terasi mangga merpakan sambal terasi yang pada


proses pembuatannya ditambahkan irisan buah mangga muda juga
ditambah dengan sedikit perasan jeruk nipis. Rasa dari sambal terasi
mangga ini adalah pedas asam dengan aroma terasi yang tidak begitu
menyengat.

11
d. Es Spesial Mang Kabayan

Gambar 6 Es Spesial Mang Kabayan

Es spesial mang kabayan merupakan salah satu minuman


dingin hasil innovasi. Sekilas jika dilihat tampak luarnya, es ini
seperti escampur. Namun pada kenyataannya es ini berbeda dengan
es lainnya. Es ini mengandung bahan-bahan yang memang khas
Jawa Barat, yaitu tape sigkong, tape ketan putih, tape ketan hitam,
dan tape ketan hijau, selain itu dalam minuman ini juga ditambahkan
buah-buahan segar seperti alpukat, kelapa dan leci. Kemudian
ditambahkan serutan es, sirup dan susu sebagai topingnya.

2. Makanan Modifikasi Khas Depok


a. Dodol Belimbing
Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil
pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai cokelat,
dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan. Pengolahan
dodol sudah dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan
banyak menyerap tenaga kerja.

Gambar 7 Dodol Belimbing

Olahan dodol yang dijumpai di wilayah depok, telah


mengalami modifikasi bahan, yaitu dengan menambahkan buah
belimbing. Pemilihan buah belimbing sebagai bahan tambahan

12
dalam olahan dodol ini karena kota Depok merupakan daerah
penghasil belimbing. Proses pengolahan dodol belimbing ini sama
seperti teknik pengolahan dodol pada umumnya. Bentuk dan
warnanya masih menyerupai dodol lain. Kekhasan dodol ini hanya
ditunjukkan pada varian rasanya saja, yaitu rasa buah belimbing.
b. Selai Belimbing

Gambar 8 Selai Belimbing

Selai merupakan makanan semi padat atau kental, yang


terbuat dari 45 bagian berat bubur buah dan 55 bagian berat gula.
Bubur buah adalah daging buah yang telah dihaluskan. Selai
diperoleh melalui proses pemanasan campuran antara bubur buah
dengan gula. Penambahn gula dengan kadar yang tinggi dapat
menyebabkan tekanan osmotik pada jasad renik yang akan menyerap
dan mengikat air sehingga mikroba tidak bebas menggunkan air
untuk tumbuh pada produk. Selai biasanya digunakan sebagai bahan
olesan roti dan juga sebagai bahan tambahasn untuk pembuatan kue
maupun makanan lainnya.
Produk selai disajikan dengan berbagai varian rasa, dan
secara umum varian rasa selai berasal dari buah-buahan. Salah satu
produk selai hasil modifikasi masyarakat Depok yakni selai dengan
varian rasa buah belimbing. Sama halnya seperti dodol belimbing,
yang membedakan selai belimbing Depok dengan selai yang lain
hanyalah pada pemanfaatan buah belimbing sebagai bahan tambahan
pada pembuatan selai tersebut.

13
c. Minuman Ekstrak Buah Belimbing

Gambar 9 Minuman Ekstrak Buah Belimbing

Minuman ekstrak buah belimbing ini juga merupakan hasil


karya masyarakat Depok dalam memanfaatkan kelimpahan buah
Belimbing di wiliyaha Depok. Produk ini juga merupakan jenis
produk innovasi yang dikemas dalam bentuk minuman dengan
tampilan cukup menarik dan fleksible. Proses pembuatan minuman
ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan minuaman jus pada
umunya, kemudian ekstrak dari buah belimbing ini disaring dan
filtratnya saja yang selanjutnya menuju proses pengemasan.
d. Minuman Ekstrak Lidah Buaya

Gambar 10 Minuman Ekstrak Lidah Buaya

Disamping minuman ekstrak buah belimbing, ditemukan


pula minuman hasil innovasi masyarakat Depok selanjutnya yaitu
minuman ekstrak lidah buaya. Proses pembuatan dan pengemasan
minuman ini sama seperti minuman ekstrak buah belimbing, dan
juga memiliki brand yang sama. Selain sebagai minuman penghilang
dahaga, minuman ekstrak lidah buaya ini juga dipercaya minuman
kesehatan dan kecantikan.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi kuliner yang telah dilaksanakan di
kawasan kuliner Depok, telah diketahui bahwa kawasan kuliner tersebut
banyak menyediakan jenis jenis kuliner, baik itu kuliner nusantara maupun
kuliner dari luar Indonesia. Dari sekian banyak kuliner nusantara yang
terdapat disana, terdapat beberapa kuliner hasil modifikasi karya masyarakat
Depok, yaitu dodol belimbing, selai belimbing, minuman ekstrak buah
belimbing dan minuman ekstrak lidah buaya. Selain kuliner hasil modifikasi
masyarakat Depok, tersedia pula beberapa kuliner khas Jawa Barat tetapi
bukan merupakan khas wilayah Depok, yaitu nasi tutug oncom, pepes tahu
kemangi, sambal terasi mangga, dan es spesial mang kabayan.

B. Saran
Sebagai kawasan kuliner sentral Depok yang tentunya banyak
dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik dari wilayah Depok itu sendiri
maupun dari sekitarnya bahkan wisatawan mancanegara, kawasan ini
nampaknya sangat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui
bidang kulinernya, sehingga diharapkan untuk kedepannya agar lebih banyak
diperkenalkan kuliner-kuliner khas dari nusantara khususnya kuliner khas
Depok itu sendiri dengan teknik penyajian yang semenarik mungkin disertai
dengan pengelolaan yang baik sehingga dapat meningkatkan daya tarik wisata
ke kawasan kuliner tersebut serta dapat menunjukkan identitas Depok melalui
kuliner khasnya. Disamping untuk meningkatkan pendapatan daerah, hal ini
juga dapat dijadikan sebagai ajang edukasi kuliner nusantara dan ajang
promosi kuliner wilayah Depok.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rosak., et. Al. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).


Jakarta: Fajar Interpratama Offset

Anonim. http://www.depoknews.id/sejarah-kota-depok/. (4 Januari 2017 19.00


WIB)

Anonim. 2009. https:// sejarah-kota-depok/. (4 Januari 2017 Pukul 05.30 WIB)

Anonim. 2013. http:// hukum-kota-depok/struktur-organisasi-perangkat-daerah-


kota-depok. (4 Januari 2017 12.00 WIB)

Anonim. 2015. http:/ /pengertian-makanan-tradisional-atau.html. (2 Januari 2017


20.54 WIB)

Anonim. 2016. http:// tentang-makanan-khas-indonesia.html. (2 Januari 2017


21.00 WIB)

Indria. Venny Ekowati, M. Litt dkk, Laporan Akhir Guru Besar, Universitas
Negeri Yogyakarta
Sugiharto, Heri Tyas. 2012. Pembuatan Selai Lidah Buaya (Aloe Vera) Kaya
Antioksidan. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai