Anda di halaman 1dari 16

INDIKATOR

Menggambarkan dan mengidentifikasi berbagai


struktur dan fungsi tulang, sendi dan otot.
Menggambarkan struktur tulang, otot dan sendi
Menjelaskan fungsi masing-masing struktur tulang, otot
dan sendi.
Mengidentifikasi penyebab terjadinya
kelainan/gangguan pada system gerak.
1. Organ Penyusun Sistem Pada Manusia
A. Rangka
Tubuh manusia terdiri atas sekitar 200 tulang yang saling berhubungan membentuk system
rangka tubuh (skeleton).
Fungsi rangka manusia yaitu :
- Menyokong dan Menopang Tubuh.
Dengan adanya rangka, manusia dapat berdiri tegak dan kokoh.
- Alat Gerak Pasif.
Rangka tubuh manusia dibalut otot yang berfungsi menggerakkan rangka (rangka tidak
memiliki kemampuan untuk bergerak sendri karena dari itu rangka dapat bergerak karena
adanya kontreksi otot).
- Memberi Bentuk Tubuh.
Dengan adanya rangka, manusia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari makhluk
hidup lain. Apabila rangkamu tinggi, badanmu pun akan tinggi.
- Melindungi Organ-Organ Vital.
Tubuh terdiri dari organ dalam yang lunak. Organ lunak /vital yang berada dalam tubuh dan
berperan penting seperti otak, jantung, paru-paru, organ-organ lainnya yang dilindungi dari
bahaya mekanis oleh rangka.
- Tempat Menempelnya Otot.
Otot dalam fungsinya sebagai alat gerak melekat pada tulang dengan bantuan tendon.
- Tempat Menyimpan Mineral.
Mineral tertentu seperti kalsium, bila berlebihan akan disimpan di tulang. Apa bila dalam
plasma darah kandungan kalsium berkurang maka akan mengambil dari tulang.
- Tempat Pembentukan Sel-Sel Darah.
Bagian sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah.
Tulang penyusun rangka tubuh manusia dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu, tulang
tengkorak, tulang badan dan tulang anggota gerak, yang terdiri atas tulang dengan berbagai
bentuk dan ukuran.
- Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial
(poros tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
a. Rangka Aksial
Rangka aksral terdiri dari tulang tengkorak (cranium), tulang belakang (columna
vertebrae), dan tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costae).
1. Tulang tengkorak (cranium).
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat pada
tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakkan.
Tulang tengkorak dibagi menjadi dua yaiu :

Tengkorak tersusun atas tulang kranial


dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi:
Tulang frontal

Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan
tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus
(rongga) yang disebut sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung.

Tulang temporal

Terdapat dua tulang temporal di setiap sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan
tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan
tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus
mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus
(liang telinga).

Tulang parietal

Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura sagitalis.
Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.

Tulang oksipital

Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara tulang
oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital
terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis.
Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan
oksipital dengan tulang atlas (C1).

Tulang sphenoid

Tulang sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal


yang satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater wing dan
lesser wing, di mana greater wing berada lebih lateral dibanding lesser wing. Kanalis
optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu terdapat juga sella turcica (yang
melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga
hidung).

Tulang ethmoid

Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal.
Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior untuk
perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang
melewatkan nervus olfaktori), perpendicular plate (bagian dari nasal septum) dan konka.
Selain itu terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga hidung.

Sedangkan tulang wajah meliputi:

Tulang mandibula

Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal
melalui prosesus kondilar.

Tulang maksila

Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain prosesus
palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang
gigi bagian atas.

Tulang nasal

Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan
dengan tulang maksila.
Tulang lakrimal

Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang
maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.

Tulang zigomatikum

Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal,
temporal dan maksila.

Tulang palatin

Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.

Tulang vomer

Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).

2. Tulang Belakang (vertebrae)


Pada tulang belakang terjadi pelengkungan - pelengkungan yang berfungsi untuk
menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai jenis posisi dan
gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari selain itu tulang belakang berfungsi
sebagai menyokong tulang tengkorak, tempat pelekatan tulang rusuk, dab melindungi
sumsum tulang belakang.
Ruas-ruas tulang belakang terdiri atas 33 ruas. Bagian-bagiannya sebagai berikut:
7 ruas tulang leher (servikalis), ruas tulang leher yang memeliki bentuk yang
sedemikan rupa sehingga dapat berhubungan dengan tengkorak (tulang ini disebut
tulang atlas).
12 ruas tulang punggung (torakalis), ruas tulang ini memiliki tempat persendian
dengan tulang rusuk.
5 ruas tulang pinggang (lumbalis), ruas tulang ini memiliki bentuk serupa dengan
tualang punggung hanya ruas tulang punggung tidak memiliki tempat persendian
dengan tulang rusuk.
5 ruas tualang kelangkang (sacrum), yang bersatu.
4 ruas tulang ekor (koksigea), yang bersatu.

3. Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costae)


Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai pelindung bagi organ
organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru paru dan jantung. Tulang rusuk juga
berhubungan dengan tulang belakang.
- Tulang dada terdapat pada bagian muka dari dada. Tulang dada terbentuk pipih
memanjang dari leher bagian bawah hingga perut bagian atas. Tulang dada terdiri atas
bagian hulu (manu brium), Badan (corpus stermi), dan pedang-pedangan (taju
pedang).
- Tulang rusuk, tulang berbentuk pipih yang masing-masing menyambung dengan
tulang belakang. Tulang rusuk terdiri atas:
- 7 pasang rusuk sejati (costae verae), bagian depannya berhubungan dengan tulang
dada.
- 3 pasang rusuk palsu (costae spurae), bagian depannya bersatu dengan lainnya,
kemudian bersatu dengan tulang dada.
- 2 pasang rusuk melayang (costae fluctuantes), bagian depannya tidak bersatu
dengan tulang dada.

b. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang lengan,
tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak,
yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian
bawah.
- Tulang rangka apendikuler bagian atas terdiri atas beberapa tulang sebagaiberikut:

Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal,
metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
Skapula

Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk
pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang
melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah.
Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di
sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa
glenoid.

Klavikula

Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan
manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula
yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.

Humerus

Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula
melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain
leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular.
Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle
lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior).
Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi
engsel. Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk
otot deltoid.

Ulna

Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di
daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian
posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga
berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar,
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali
berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus
styloid.

Radius

Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis.
Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan
terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid
dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang
lunate.

Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan
radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal
tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate,
triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.

Metakarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian
proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang
dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel.
Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal
memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan
memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu
jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.

Tulang-tulang phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari
(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal,
medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan
tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.

- Tulang rangka apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang sebagai
berikut:

Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan
tulang-tulang phalangs.

Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih.
Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium.
Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum,
ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-
medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara
pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan
di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk
artikulasi dengan tulang femur.
Femur

Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan
dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat
prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis
intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial
untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal
posterior terdapat fossa intercondylar.

Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan
fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya
merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk
berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk
perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang
tarsal dan malleolus medial.

Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.
Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula
membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

Tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia

di proksimal dan dengan


metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan
cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.

Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan
tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang
sesamoid.

Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3
phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,
menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
JaringanOtot
Jaringan Otot Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan
pergerakan pada berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di
dalamnya terdapat serabut kontraktil yang disebut miofibril. Miofibril tersusun atas
miofilamen atau protein aktin dan protein miosin. Kurang. Jaringan otot dapat dibagimen
jadi jaringan otot polos, otot lurik (seranlintang), dan otot jantung.

a. Jaringan Otot Polos


Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya
berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos
mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya
meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan
bentuknya pipih.

Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita(otot tidak sadar) sehingga
disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dar isistem saraf
otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos
terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya
pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran
pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat
sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter
pembuluh darah dangerakan pupil mata.

b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka


Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-
seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk
silindris. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot
lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunteer dan selnya
dilengkapi serabut saraf dari system saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak
teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada
rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir,
kelopakmata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat
berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
c. Jaringan Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut
lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot
jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung
bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya
dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara
otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat .Dinamakan otot jantung karena
hanyater dapat di jantung. Kontraksi dan relak sasi otot jantung menyebabkan jantung
menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh. Ciri khas otot
jantung adalah mempunyai diskusinterkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap
jika dilihat dengan mikroskop.
PerbedaanOtotLurik, OtotPolos, danOtotJantungpadaJaringanOtot Vertebrata

Hubungan Antartulang ( Artikulasi /


Persendian )
Hubungan Antartulang ( Artikulasi / Persendian ) - Antartulang dalam tubuh berhubungan
satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik. Hubungan antartulang itu
disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu sinartrosis,
sinfibrosis, dan diartrosis.

a. Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis, yaitu
suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan
dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah persendian
oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang
dewasa.

b. Amfiartrosis atau Sinfibrosis


Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago),
jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contohnya
sendi antara tulang betis dan tulang kering.
c. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa.
Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan lengan atas.
Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu berbentuk bonggol,
sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan
sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang
membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan
gerakan.
Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak yang ditimbulkannya,
diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi yang dijelaskan sebagai
berikut.

Macam Macam Jenis Sendi


1. Sendi Engsel
Sendi engsel adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah.
Contohnya, Persendian pada tulang siku dan lutut.

Gambar Sendi Engsel

2. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contohnya,
Persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.

Gambar Sendi Pelana

3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga
menimbulkan gerak rotasi. Contohnya, Tengkorak dengan tulang atlas dan radius dengan ulna.

Gambar Sendi Putar


4. Sendi Geser
Sendi geser adalah persendian yang gerakannya hanya menggeser, kedua ujung agak rata dan
tidak berporos. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid. Contohnya, Persendian
pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

sendi geser

5. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah persendian tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan
melengkung ke depan, ke belakang atau memutar. Contohnya, Skapula dengan klavikula dan
karpal dengan metakarpal.

Gambar Sendi Luncur

6. Sendi Peluru
Sendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara persendian yang
lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah. Contohnya, Tulang lengan atas dengan gelang bahu dan
tulang paha dengan gelang panggul.

Gambar Sendi Peluru


7. Sendi Elipsoid / Kondiloid
Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-ujung
tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih
terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contohnya, hubungan antara tulang pengumpil dan
tulang pergelangan tangan

Gambar Sendi Elipsoid

Kelainan dan Gangguan pada TulangTulang


Kelainan dan ganguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelainan
dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena kekurangan vitamin D, penyakit, kecelakaan atau
karena kebiasaan yang salah dalam waktu lama.

a) Kekurangan Vitamin D

Vitamin D (kalsiferol) adalah vitamin yang diperlukan untuk kalsif ikasi (penulangan) pada
tulang. Pada mamalia, vitamin D dapat disintesis oleh tubuh dari pro vitamin D dengan bantuan
ultraviolet. Kekurangan vitamin
D dapat terjadi jika tubuh tidak menerima sinar matahari yang cukup. Kekurangan vitamin D
pada anak-anak menyebabkan rakitis, biasanva terlihat pada pertumbuhannya yang terganggu
dan kaki berbentuk O atau X. pada orang dewasa kekurangan viramin D dan zat kapur
menyebabkan penyakit yang disebut osteomalasi.

b) Kecelakaan

Gangguan pada tulang dapat berupa memar dan fraktura seperti berikut ini:
1. Memar
Gangguan ini merupakan robeknya selaput sendi. Bila sobeknya selaput sendi diikuti lepasnya
ujung tulang dari sendi disebut urai sendi.
2. Fraktura atau patah tulang dibedakan sebagai berikut:
a. Patah tulang tertutup bila tulang yang patah tidak merobek kulit.
b. Patah tulang terbuka , bila tulang yang patah merobek kulit dan mencuat keluar.
c. Fisura , bila tulang hanya retak.
c) kebiasaan yang salah

Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa beban disatu sisi tubuh saja dapat
menyebabkan kelainan pada tulang seperti berikut ini:
1) Lordosis
Adalah jika tulang leher dan panggul terlalu bengkok kedepan.

2) Kifosis
Adalah jika tulang punggung dan tungging terlalu bengkok kebelakang. Kelainan ini dapat
terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk yang dilakukan selama bertahun
tahun.
3) Skoliosis
Skoliosis adalah jika ruas-ruas tulang belakang bengkok ke samping. Kelainan ini dapat terjadi
jika seseorang sering membebani
salah satu sisi tulang belakang, dan kebiasaan ini dilakukan selama bertahun-tahun.

d) Nekrosa

Nekrosa terjadi bila selaput tulang (periosteum) rusak sehingga bagian tulang tidak
memperoleh makanan, lalu mati dan mengering.

e) Gangguan persendian

Macam gangguan pada persendian antara lain dislokasi, ankilosis, artritis, dan terkilir.
1) Dislokasi
Dislokasi disebabkan bergesernya sendi dari kedudukan semula karena jaringan gantungnya
(ligamentum) sobek.

2) Ankilosis
Ankilosis adalah suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolah - olah
menyatu.

3) Terkilir
Terkilir adalah tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai, tetapi sendi tidak
bergeser. Terkilir dapat terjadi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang jarang dan sulit
dilakukan.

4) Artritis
Artrisis adalah peradangan yang_terjadi pada sendi. Artrisis dapat dibedakan menjadi empat
sebagai berikut:

a. Artritis Gout
Gout terjadi karena adanya timbunan asam urat pada sendi-sendi kecil terutama jari - jari
tangan. Sebagai akibatnya ruas jari-jari membesar.

b. Osteoartritis
Osteoartritis adalah menipisnya tulang rawan sehingga mengalami degenerasi. Akibatnya,
terjadi gangguan pada saat sendi digerakkan.

c. Artritis eskudatif
Artrisis eskudatif adalah terisinya rongga sendi oleh cairan yang disebut getah radang.
Penyakit ini terjadi karena serangan kuman.
d. Artritis sika
Artrisis sika adalah berkurangnya minyak sendi yang menyebabkan rasa nyeri saat tulang
digerakkan.

f) Serangan Kuman pada Sendi

1. Infeksi gonorhoe dan sifilis dapat menyerang persendian sehingga sendi menjadi kaku.
2. Layuh sendi adalah keadaan tidak bertenaga pada sendi yang disebabkan layuhnya tulang
akibat infeksi sifilis ketika bayi dalam kandungan.

Anda mungkin juga menyukai