Anda di halaman 1dari 9

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
PENGARUH LAMA PERENDAMAN HORMON AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI SELEDRI
Apium grafeolens L. PADA MEDIA ROCKWOLL

Disusun oleh :

Okta Vianita Sari


Seledri merupakan tanaman yang sangat tergantung pada lingkungan. Untuk dapat
memperoleh kualitas dan hasil ang tinggi, seledri membutuhkan temperatur berkisar antara
1621 0C. Tanah yang baik untuk pertumbuhan seledri adalah yang mampu menahan air,
berdrainase baik dan pH tanah berkisar antara 5,86,7.
Tanaman seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin, minyak asiri, flavor-glukosida
(apiin), apigenin, fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin A,vitamin B,
vitamin C dan vitamin K, asam askorbat , minyak menguap, apigenin, alkaloid, air,lemak,
karbohidrat, protein, serat, kalsium, besi, fosfor, yodium, kalium, magnesium, ribloflavin,
tiamin, dan nikotinamid
Seledri (Apium grafeolens L) memiliki manfaat untuk kehidupan manusia. Manfaat yang
dihasilkan dari tanaman seledri ini yaitu , untuk penumbuh rambut secara alami, mengobati
rematik, untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menobati anemia, untuk
mengobati mata kering, digunakan untuk meningkatkan imunitas, mengobati batuk,
menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah sembelit, menenangkan saraf, ainti kanker, obat
untuk penurun panas mencegah asma dan untuk mengatasi obesitas (kelebihan berat badan).
Tingginya permintaan seledri dalam bentuk segar oleh masyarakat Indonesia belum terpenuhi.
Produksi seledri di Indonesia terkendala oleh karena daya perkecambahan yang sangat rendah.
Permasalahan yang dihadapi pada budidaya seledri adalah kecepatan perkecambahan yang sangat
lambat. Upaya untuk meningkatkan produktivitas dan tingkat perkecambahan pada tanaman seledri
dibutuhkan adanya Zat Pengatur Tumbuh untuk tanaman seledri. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya untuk memperbaiki daya perkecambahan benih seledri antara lain melalui perlakuan benih yang
dilakukan dengan cara perendaman biji seledri pada larutan zat pengatur tumbuh. Yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan biji untuk berkecambah, dengan dilakukan perlakuan-perlakuan ini
untuk memacu perkecambahan biji seledri dengan memberikan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Hormon pengatur tumbuh yang digunakan untuk memacu perkecambahan adalah Auksin.
Auksin dapat memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada
kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan. Menurut Leopold dan Kriedemann bahwa
pemberian IAA dapat merangsang perkembangan sel sehingga tanaman yang diberi IAA berukuran
lebih besar. Selain itu menurut heddy, kemampuan IAA dapat mendorong perpanjangan sel dengan
cara mempengaruhi metabolisme dinding sel sangat membantu dalam pemunculan kecambah. Saat
proses pemunculan kecambah, sel-sel dalam akar dan batang akan membesar dan memanjang.
Dari permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama
perendaman hormon auksin terhadap perkecambahan biji seledri (Apium grafeolens L).
Cara Biji seledri direndam dalam gelas beaker yang berisi hormon auksin sebagai
pelakuan pertama selama 1x24 jam, biji seledri direndam dalam gelas beaker yang berisi
hormon auksin sebagai perlakuan kedua selama 2x24 jam dan biji seledri direndam pada gelas
beaker yang berisi air kran sebagai kontrol selama 1x24 jam. Biji seledri (Apium grafeolens L.)
yang telah direndam selama 24 jam dan 2x24 jam dipindah pada media tanam rokcwoll
berukuran 2 cm 2 cm yang telah diletakan di atas cawan petri. Media tanam dilubangi
dengan menggunakan tusuk gigi kemudian memasukan biji seledri ke dalam media tanam
tersebut. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan memperhatikan kelembaban rockwool dengan
memberi air. Pada tahap ini menghendaki suhu yang agak rendah atau suhu idealnya berkisar
sekitar 10-18 0C. serta menutup dengan menggunakan kantong plastik berwarna hitam,
karena dapat mempercepat proses perkecambahan.
Metode yang digunakan yaitu metode deskrpsi dan analisis variansi. Hasil penelitian deskripsi dan analisis variansi yaitu
:

Tabel 1. Analisis deskripsi persentase perkecambahan biji seledri

Perlakuan Pengamatan Total Rata-Rata Varian

Auksin 1x24 jam 14 100 7,14 221,98

Auksin 2x24 jam 14 0 0 0

Air 1x24 jam 14 60 4,29 134,07

Air 2x24 jam 14 0 0 0


Tabel 2. Analisis variansi persentase perkecambahan biji seledri

ANOVA F tabel

Sumber Keragaman JK DB KT F hitung 0,05 0,01

Perlakuan 514,29 3 171,43 1,93 tn 2,78 4,18

Lama Perendaman 6400 1 6400

Galat 4628,57 52 89,01

Total 5142,86 55
secara analisis deskripsi lama perendaman larutan hormon auksin berpengaruh karena
pada rata-rata perlakuan biji seledri yang direndam dengan hormon auksin lebih tinggi
daripada rata-rata lama perendaman biji seledri dengan air. Sedangkan berdasarkan pada
analisis variansi atau uji statistiknya lama perendaman menggunakan hormon auksin tidak
berpengaruh nyata karena F hitung < Ftabel (0,05 dan 0,01) yang tidak berpengaruh secara
signifikan.
Hasil analisis dengan metode deskrpsi hormon auksin berpengaruh terhadap
perkecambahan biji seledri dengam lama perendaman 1x24 jam karena nilai rata-rata 7,14,
lama perendaman 1x24 jam dengan menggunakan air rata-ratanya 4,29 sedangkan untuk lama
perendaman hormon auksin 2x24 jam dan lama perendaman air 2x24 jam rata-ratanya 0. Dari
rata-rata tersebut dapat dikatakan hormon auksin berpengaruh terhadap perkecambahan biji
seledri. Hasil data menggunakan analisis variansi didapatkan hasil bahwa hormon auksin tidak
berpengaruh nyata karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,93 < 2,78.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai