Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan jaman saat ini, transportasi darat adalah jenis
trasnportasi yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk melakukan aktifitas
sehari-hari. Hal ini disebabkan karena transportasi darat dipandang memiliki
keunggulan dalam hal aksesbilitas dan mobilitas. Pemikiran tersebut
mengakibatkan meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar
kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya
sumberdaya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian
fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama dibanyak Negara. Telah
diakui bahwa usaha benar diperlukan bagi penambahan kapasitas, dimana akan
diperlukan metode efektif untuk perancangan dan perencanaan agar didapat nilai
terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya langsung
maupun keselamatan dan dampak lingkungan.
Salah satu model pengaturan lalu lintas di persimpangan yang banyak
digunakan di beberapa kota di Indonesia saat ini adalah bundaran. Pengaturan
dengan model ini sudah dikenal cukup lama di Indonesia dan dinyatakan secara
tegas dalam Peraturan Pemerintah RI No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan sebagai salah satu bentuk pengaturan persimpangan yang
diijinkan. Keuntungan model pengaturan persimpangan dengan bundaran adalah
meningkatnya tingkat keselamatan pada volume lalu lintas yang tinggi,
menurunkan titik konflik, dan memberikan nilai estetika yang lebih baik
dibandingkan menggunakan pengaturan-pengaturan bentuk lain.
Sangat disayangkan bahwa model pengaturan ini tidak dapat dimanfaatkan
secara optimum bahkan cenderung menjadi sumber masalah karena menimbulkan
kemacetan dan rawan kecelakaan. Permasalahan ini diindikasikan terjadi kaerna
aplikasi desain/perencanaan bundaran yang belum memenuhi kaidah-kaidah
perencanaan geometri dan keselamatan, serta rendahnya disiplin pengguna jalan
dalam melaksanakan system prioritas jalan.
I.2 Perumusan Masalah
Bundaran simpang Jalan Arteri Supadio dan Jalan Trans Kalimantan ini
merupakan salah satu bundaran yang terdapat di Kubu Raya. Bundaran ini
melayani arus penting dari tiga arah yaitu arus lalu lintas dari arah Bandara
Supadio, Jembatan Kapuas II dan Jalan Ahmad Yani kota Pontianak. Dikarenakan
kurangnya disiplin dari pengguna jalan serta kondisi bundaran yang tidak
memiliki hidung pulau pemisah, sehingga banyak kendaraan yang tidak memutar
arah pada bundaran.
Kondisi inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menganalisis kinerja
bundaran simpang tersebut sehingga dapat mengetahui kondisi geometri bundaran
tersebut, sehingga dapat memaksimalkan dari kinerja dari bundaran terseut.
.
I.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kinerja bundaran pada kondisi eksisting.
2. Menganalisis dan mengevaluasi geometrik bundaran.

I.4 Pembatasan Masalah


Dalam penataan geometrik kembali pada Bundaran Jalan Arteri Supadio dan
Jalan Trans Kalimantan ini diberikan batasan masalah agar tidak menyimpang
dari tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan standar cara perhitungan kapasitas
lalu lintas yang ada di Indonesia yaitu Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997,
seperti :
1. Kapasitas Bundaran
Kapasitas bundaran didefinisikan sebagai arus masuk atau keluar
maksimum pada kondisi eksisting.
2. Derajat Kejenuhan Bundaran
Derajat kejenuhan bundaran didefinisikan sebagai derajat kejenuhan
bagian jalinan tertinggi.

3. Tundaan Bundaran
Tundaan bundaran didefinisikan sebagai tundaan lalu lintas rata-rata per
kendaraan yang masuk atau keluar bundaran.
4. Peluang Antrian Bundaran
Peluang antrian dihitung dari hubungan antara peluang antrian dengan
derajat kejenuhan.

I.5 Metodologi Penelitian


Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
(melukiskan) keadaan objek berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana
adanya.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam perencanaan ini
adalah :
I.5.1 Teknik Studi Literatur
Teknik studi literatur digunakan sebagai referensi untuk mencari
pendekatan teoritis dari permasalahan yang terjadi.
I.5.2 Teknik Observasi
Teknik observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data melalui
pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang
pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
pada tempat di mana suatu peristiwa, keadaan dan situasi yang terjadi.
PROPOSAL
PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR / SKRIPSI

Judul Tugas Akhir / Skripsi :


ANALISIS BUNDARAN JALAN ARTERI SUPADIO DAN JALAN
TRANS KALIMANTAN

Diajukan Oleh :
FIRDAUS JAMANDA
NIM. D 111 08 034

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR / SKRIPSI

JUDUL TUGAS AKHIR / SKRIPSI :


ANALISIS BUNDARAN JALAN ARTERI SUPADIO DAN JALAN
TRANS KALIMANTAN

Diajukan Oleh :
FIRDAUS JAMANDA
D 111 08 034

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pembantu

Ir. Syafaruddin AS, M.M.


NIP. 195412231985031002 NIP

Dosen Penguji Utama Dosen Penguji Pembantu

.
NIP.. NIP

Mengetahui,
Ketua Kelompok Pengajar Rekayasa Transportasi

Said, S.T., M.T.


NIP. 197201092005011004
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual


Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Departemen Pekerjaan
Umum. Jakarta.

Teknik Standarisasi Bidang Prasarana Transportasi, 2004. Perencanaan


Bundaran untuk Persimpangan Sebidang. Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah. Jakarta..

Anda mungkin juga menyukai