Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

ADVOKASI KESEHATAN
PEMBENTUKAN RAPERDA KAWASAN TANPA ROKOK
DI KABUPATEN KARAWANG

Disusun oleh:

1. Eka Syarifah Dewi 1106118786


2. Eva Novarina 1106118911
3. Fenny Etrawati 1106118981
4. Lilis Siti Hodijah 1106119656
5. Rahmani Sakina 1106041054
6. Rina Munirah Bulqin 1106041142
7. Sandhyani ED 1106041325

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2011/2012
Kami akan mengerjakan tugas ini secara jujur dan menghindari Plagiarisme,
mencantumkan kutipan secara benar sesuai sumbernya bukan pendapat kelompok. Bila
kami terbukti melakukan pelanggaran Etika Akademik kami bersedia dan menerima
putusan tidak lulus ujian .

Depok, 11 November 2011


Yang menyatakan,
No. Nama NPM Tandatangan
1. Eka Syarifah Dewi 1106118786 .......................................

2. Eva Novarina 1106118911 .......................................

3. Fenny Etrawati 1106118981 .......................................

4. Lilis Siti Hodijah 1106119656 ........................................

5. Rahmani Sakina 1106041054 .......................................

6. Rina Munirah Bulqin 1106041142 .......................................

6. Sandhyani ED 1106041325 .......................................


BAB I
PENDAHULUAN

Merokok telah menjadi epidemi global yang meluas termasuk pula di Indonesia.
Peningkatan pemakaian tembakau yang berdampak buruk pada kesehatan dan
kesejahteraan semakin meningkatkan keprihatinan dunia. Prevalensi merokok dinegara-
negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jepang menunjukkan adanya penurunan dalam
30 tahun terakhir, sedangkan di Indonesia malah terjadi peningkatan yang tajam,
khususnya pada penduduk laki-laki dewasa 15-19 tahun yang tetap tinggi dan
munculnya perokok pemula di usia 5-9 tahun.

Dari Aspek Kesehatan, kandungan bahan berbahaya yang terkandung dalam sebatang
rokok antara lain (Wikipedia)
1. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik.
3. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna.
5. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
6. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai
metil alkohol.
7. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon
alkuna yang paling sederhana.
8. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi
dengan unsur-unsur tertentu.
9. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
10. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut.
Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
11. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
12. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil.

Indonesia menempati urutan ke-7 terbesar dalam jumlah kematian yang disebabkan
oleh kanker yakni sebanyak 188.100 orang. Kematian yang disebabkan oleh penyakit
sistem pembuluh darah di Indonesia berjumlah 468.700 orang atau menempati urutan
ke-6 terbesar dari seluruh negara-negara kelompokWHO. Kematian yang disebabkan
oleh penyakit sistem pernafasan adalah penyakit Chronic Obstructive Pulmonary
Diseases (COPD) yakni sebesar 73.100 orang (66,6%) sedangkan Asma sebesar 13.690
orang (13,7%). Kematian akibat penyakit Tuberkulosis sebesar 127.00 orang yang
merupakan terbesar ke-3 setelah negara India dan China (Kemenkes RI, Pusat Promosi
Kesehatan 2011).

Bahaya asap rokok bukan hanya untuk perokok aktif, tetapi juga sangat berbahaya buat
orang-orang yang berada disekitar, yang dipaksa untuk menghisap asap rokok,
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang
terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam
tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Berdasarkan penelitian
Lebih dari 40,3 juta anak Indonesia berusia 014 tahun tinggal dengan perokok dan
terpapar asap rokok dilingkungannya. Anak yang terpapar asap rokok di lingkungannya
mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih mudah terkena infeksi saluran
pernapasan, infeksi telinga dan asma. Seorang bukan perokok yang menikah dengan
perokok mempunyai risiko penyakit jantung dan kanker paru lebih tinggi 20-30%
daripada mereka yang pasangannya bukan perokok. Ibu hamil yang selama masa
kehamilan merokok atau terpapar asap rokok berisiko mengalami proses kelahiran yang
bermasalah, termasuk berat bayi lahir rendah, lahir mati dan cacat lahir.

Dari sisi ekonomi merokok cenderung menurunkan produktivitas seseorang, yang


berakibat pada menurunnya produktivitas perusahaan dan produktivitas nasional. Tiap
batang rokok berarti hilangnya waktu kerja produktif sebanyak 10 menit. Seorang
pekerja perokok cenderung malas dan suka mangkir.

Berdasarkan penelitian biaya rata-rata yang dibelanjakan oleh individu perokok untuk
membeli tembakau dalam satu bulan adalah Rp.216.000; secara makro total biaya yang
dibelanjakan oleh perokok di Indonesia dalam satu bulan sebesar Rp.12,77 triliun dan
dalam satu tahun adalah Rp.153,25 triliun. Kerugian ekonomi total penduduk Indonesia
dalam setahun akibat konsumsi produk tembakau mencapai Rp.338,75 triliun, atau lebih
dari enam kali pendapatan cukai rokok pemerintah yang hanya Rp.53,9 triliun. Secara
makro, terdapat kehilangan tahun produktif (DALYs Loss/ Disability Adjusted Life Years
Loss) sebesar 13.935,68 (.7.575,22 untuk laki- laki dan 6.360,46 untuk perempuan) atau
25,5% dari total DALYs Loss dalam tahun yang sama (51.250 DALYs Loss). (Kemenkes RI,
Pusat Promosi Kesehatan 2011).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kawasan Tanpa Rokok


Mengingat dampak buruk rokok bagi kesehatan dan ekonomi dan terutama untuk
melindungi perokok pasif utamanya anak-anak, perlu dilakukan langkah-langkah
pengamanan rokok bagi kesehatan, diantaranya melalui penetapan Kawasan Tanpa
Rokok.

Beberapa pengertian terkait kawasan tanpa rokok menurut kemenkes RI, 2011 antara
lain
1. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat
terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap
rokok. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas
pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan, untuk melindungi masyarakat yang ada dari asap rokok.
2. Kawasan tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
mempromosikan produk tembakau
3. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat.
4. Tempat proses belajar mengajar adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan
belajar, mengajar, pendidikan dan/atau pelatihan.
5. Tempat anak bermain adalah area, baik tertutup maupun terbuka, yang digunakan
untuk kegiatan bermain anak-anak.
6. Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri- ciri tertentu
yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para pemeluk masing-masing
agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadah keluarga.
7. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa
kendaraan darat, air dan udara biasanya dengan kompensasi.
8. Tempat kerja adalah ruang atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
9. Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat
umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan
masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.
10. Tempat lain yang ditetapkan adalah tempat terbuka yang dimanfaatkan bersama-
sama untuk kegiatan masyarakat.

B. Dukungan Data Sekunder


Beberapa peraturan telah diterbitkan sebagai landasan hukum dalam
pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal
113 sampai dengan 116.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan
Rokok bagi Kesehatan.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
10. Instruksi Menteri Kesehatan Nomor 84/Menkes/Inst/II/2002 tentang Kawasan
Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Sarana Kesehatan.
11. Instruksi Menteri Pedidikan dan Kebudayaan RI Nomor 4/U/1997 tentang
Lingkungan Sekolah Bebas Rokok.
12. Instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 161/Menkes/Inst/III/ 1990
tentang Lingkungan Kerja Bebas Asap Rokok.

Tujuan penetapan Kawasan Tanpa Rokok adalah :


1. Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara mengubah
perilaku masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal.
3. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap rokok.
4. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula.
5. Mewujudkan generasi muda yang sehat

Sasaran Kawasan Tanpa Rokok adalah di tempat pelayanan kesehatan, tempat


proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat
kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan (Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
1. Sasaran di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a) Pimpinan/penanggung jawab/
b) pengelola fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Pasien.
d) Pengunjung.
e) Tenaga medis dan non medis.
2. Sasaran di Tempat Proses Belajar Mengajar
a) Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat proses belajar mengajar.
b) Peserta didik/siswa.
c) Tenaga kependidikan (guru).
d) Unsur sekolah lainnya (tenaga administrasi, pegawai di sekolah).
3. Sasaran di Tempat Anak Bermain
a) Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat anak bermain.
b) Pengguna/pengunjung tempat anak bermain.
4. Sasaran di Tempat Ibadah
a) Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat ibadah.
b) Jemaah.
c) Masyarakat di sekitar tempat ibadah.
5. Sasaran di Angkutan Umum
a) Pengelola sarana penunjang diangkutan umum (kantin, hiburan, dsb).
b) Karyawan.
c) Pengemudi dan awak angkutan.
d) Penumpang.
6. Sasaran di Tempat Kerja
a) Pimpinan/penanggung jawab/pengelola sarana penunjang di tempat kerja
(kantin, toko, dsb).
b) Staf/pegawai/karyawan.
c) Tamu.
7. Sasaran di Tempat Umum
a) Pimpinan/penanggung jawab/pengelola sarana penunjang di tempat umum
(restoran, hiburan, dsb).
b) Karyawan.
c) Pengunjung/pengguna tempat umum.

Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat


terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok.
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan
Dari 33 provinsi di Indonesia, baru delapan provinsi dan 11 Kabupaten/Kota yang telah
memiliki kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), delapan propinsi yang telah memiliki
kebijakan KTR,urai Azimal, antara lain, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Sumatera Barat,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan dari 500
kabupaten kota baru 22 kabupaten/Kota sudah menerapkan KTR adalah sebagai
berikut: Jakarta, Palembang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Pontianak, Surabaya,
Semarang, Sragen, Bangli, Makassar, Enrekang Lombok Timur, Payakumbuh, Padang
Panjang, Padang, Bukit Tingg,Cirebon, Karanganyar, Pekalongan, Lampung, Denpasar

Kabupaten Karawang sebagai salah satu kabupaten di Indonesia pun berupaya untuk
melindungi masyarakatnya dari bahaya rokok karena Hasil Survey PHBS tatanan RT
(Rumah Tangga Sehat) tahun 2011 ada 42,5 % RT Sehat artinya 57,5 % RT di Kab
Karawang tidak sehat , meskipun belum ada data yang akurat tentang jumlah perokok
di Kabupaten Karawang.

Kegiatan terkait pengendalian bahaya rokok yang telah dilakukan oleh Pemda
Kabupaten Karawang melalui Dinas Kesehatannya adalah:
- melakukan serangkaian pelatihan (konseling) berhenti merokok,
- pembentukan20 PKM,
- membentuk klinik Konseling berhenti merokok di 26 Puskesmas dari 50
Puskesmas yang ada,
- Sosilasiasi bahaya merokok melalui media massa,
- Penyusunan rancangan Perda tentang kawasan Tanpa Rokok,
- Seminar Gratis tentang dampak rokok,
- Aksi Simpatik pada Peringatan Hari Tanpa Tembakau,
- Rod Show bahaya Rokok,
- Pembuatan KR,
- Pelatihan Petugas Promkes Puskesmas tentang bahaya rokok,
- Pengadaan Media Promosi tntang informasi bahaya rokok dan
- Pengadaan Mobil Penyuluhan tentang informasi bahaya rokok
C. Rencana Data Primer
Rencana pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara ke bagian
Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Data tersebut meliputi
kawasan-kawasan atau tempat-tempat percontohan pemberlakuan Perda KTR. Selain
itu, diperlukan juga data indikator kesehatan Kabupaten Karawang.

Peta kabupaten Karawang:

D. Telaah Stakeholder
Sasaran Advokasi Peran Fungsi
Sasaran Primer:
- DPRD Komisi D Mengesahkan Raperda Pengambil Keputusan
Kabupaten Karawang Kawasan Tanpa Rokok di
Kabupaten Karawang
Sasaran Sekunder:
- Dinas Kesehatan Koordinasi lintas sektor Leading sector dalam
menggerakkan program
Kawasan Tanpa Rokok
- Dishubkominfo Menegakkan peraturan Membantu Dinas
tentang Kawasan Tanpa Kesehatan dalam
Rokok di angkutan umum menegakkan peraturan
tentang KTR
Sasaran Advokasi Peran Fungsi
- Organda Membantu Dishubkominfo Berkoordinasi dengan
dalam menegakkan dishubkominfo dalam
peraturan tentang KTR menegakkan peraturan
tentang KTR
- Disbudpar Menegakkan peraturan Membantu Dinas
tentang Kawasan Tanpa Kesehatan dalam
Rokok di tempat-tempat menegakkan peraturan
perbelanjaan dan tempat tentang KTR
makan.
- DPPKAD Membatasi iklan-iklan Membantu mengurangi
tentang rokok keterpaparan masyarakat
terhadap iklan rokok
- Satpol PP Berperan dalam penegakan Mempercepat
peraturan mengenai KTR implementasi KTR secara
paksa (menegakkan
peraturan)
- Dinas Pendidikan Berperan dalam Membuat peraturan
pembentukan KTR di tentang KTR di institusi
institusi pendidikan pendidikan
- Humas Pemda Kab. Melakukan sosialisasi Menyebarluaskan informasi
Karawang tentang KTR di media cetak tentang K````TR kepada
dan media elektronik masyarakat

1. Dinas Kesehatan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kab. Karawang, dari tahun 2011 telah
dilakukan rangkaian kegiatan dalam rangka pembentukan Perda Kawasan Tanpa
Rokok
Kegiatan tersebut antara lain :
a. Pertemuan lintas sektor pemda Kabupaten Karawang dengan agenda perlunya
pembentukan Perda Kawasan Tanpa Rokok
b. Workshop pembahasan draf raperda KTR
c. Seminar hasil workshop
d. Menyerahkan hasil seminar tersebut menjadi prolegda

2. Dishubkominfo, Organda berperan dalam menegakkan KTR di Angkutan Umum


3. Disbudpar, berperan dalam menegakkan KTR di tempat-tempat perbelanjaan,
di tempat makan
4. DPPKAD, berperan dalam membatasi iklan rokok melalui media cetak
(billboard, banner, spanduk, poster)
5. Satpol PP, berperan dalam penegakan perda KTR
6. Dinas pendidikan, berperan dalam pembentukan KTR di Institusi pendidikan
7. Pemda, bagian humas melakukan sosialisasi tentang KTR di media cetak
maupun elektronik
8. DPRD berperan dalam mempercepat pengesahan perda KTR

E. Telaah Peta Kebijakan di Kabupaten Karawang


Terdapat 1 (satu) perda No. 6 tahun 2011 tentang penyelenggaraan K3 yang di
dalamnya terdapat dua pasal yang mengatur KTR yaitu pasal 26 dan 53 tetapi Perda
tersebut belum terealisasi sehingga Perlu Perda Khusus yang Mengatur tentang KTR.

Penyusunan rancangan Perda tentang kawasan Tanpa Rokok di Kab. Karawang


dimaksudkan untuk melindungi kesehatan masyarakat terutama perokok pasif, karena
berdasarkan fakta yang ada merokok banyak dilakukan di ruangan tempat kerja, TTU,
sekolah, sarana kesehatan, rumah (81,5%), Rokok dibeli mudah, relatif murah, eceran,
gratis . Mengapa ruang merokok di dalam gedung tidak dibenarkan zat racun menempel
di dinding, karpet dan perabotan, dan akan dilepaskan kembali ke udara. Sistem
ventilasi tidak menghilangkan partikel dan gas2 beracun di udara walaupun digunakan
filtrasi udara (US Surgeon General, 2006)

F. Tujuan Advokasi
Tujuan dari advokasi ini adalah terbentuknya Perda tentang KTR di Kab. Karawang
Tahun 2013 (Memenuhi kriteria SMART)
G. Sasaran Advokasi
Sasaran advokasi Kawasan Tanpa Rokok ini adalah :
1. Sasaran Primer:
DPRD komisi D yang menangani masalah kesehatan
2. Sasaran Sekunder
- Lintas sektor terkait di Kabupaten Karawang,
- Komisi lain di DPRD yang terkait
- Aliansi
- LSM AMANAT
- Media Massa (Cetak dan Elektronik)

H. Monitoring
Usulan Raperda tentang kawasan tanpa rokok di Kab. Karawang telah mempunyai
Naskah Akademik dan telah masuk ke Bagian Hukum, untuk selanjutnya menunggu
jadwal masuk ke PROLEGDA, agar usulan Raperda ini dapat segera masuk ke PROLEGDA
Dinas Kesehatan kab. Karawang sebagai pengusul kebijakan memerlukan jejaring /
koalisi yang kuat untuk dapat mengawal / memonitoring usulan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/Prototype-kawasan-tanpa-rokok.
pdf
2. http://www.pelitakarawang.com/2011/06/jumlah-perokok-indonesia-terbesar-dunia.
html
3. http://health.detik.com/read/2011/01/24/174759/1553470/763/22-kota-dan-
kabupaten- sudah-terapkan-kawasan-tanpa-rokok
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok#Bahan_kimia_yang_terkandung_dalam_rokok
5. Dinas Kabupaten Karawang. 2010. Laporan Dinas Kesehatan kab. Karawang
(Promosi Kesehatan tahun 2010). Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kab. Karawang.
6. DPRD Kabupatn Karawang. 2010. Profil DPRD Kab. Karawang. Jawa Barat, Dinas
Kesehatan Kab. Karawang.

Anda mungkin juga menyukai