Anda di halaman 1dari 54

Asuhan Keperawatan Stroke Non Hemoragik

Dengan Ny. S di RS Tarakan Jakarta Pusat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. M DENGAN STROKE

ISKEMIK DI RUANG DAHLIA

RSUD TARAKAN JAKARTA

Di Susun Oleh :

ZEMALI

40112022

AKADEMI KESEHATAN SWAKARSA

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan

Keperawatan pada klien Ny. M dengan Stroke Iskemik di Ruang Dahlia RSUD Tarakan Jakarta.

Makalah ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas praktik keperawatan

kebutuhan medical bedah di Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.

Dalam proses penulisan makalah ini berbagai hambatan dan kesulitan yang muncul dapat penulis

atasi berkat adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. H. Idran A Karyan. SH, SMIP, selaku Kepala Yayasan Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.
2. Ns.Enaliya Pustika, Skep. Selaku Pembimbing Akademik Diploma III Keperawatan Akademi

Kesehatan Swakarsa Jakarta.


3. Bapak Mubarokah, SKM. Selaku Wali Tingkat III Program Diploma III Keperawatan Akademi

Kesehatan Swakarsa.
4.

Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan serta doa kepada penulis dalam

meraih cita-cita dan harapan penulis.


5. Rekan-rekan mahasiswa/i yang banyak memberi semangat dan bantuan dalam menyelesaikan

laporan ini.
Penulis menyadari, makalah ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ilmiah yang

akan datang. Penulis berharap, makalah ilmiah ini dapat bermanfaat untuk semua orang,

pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

BAB I .. PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang ........................................................................... 1


B... Tujuan Penulisan ......................................................................... 3
1. Tujuan Umum.......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus......................................................................... 3
C. Metode Penulisan........................................................................ 4
D. . Ruang Lingkup............................................................................ 4
E. . Sistematika Penulisan ................................................................. 5

BAB II . TINJAUAN TEORI

A. Defenisi ........................................................................................ 6
B. Anatomi Fisiologi.......................................................................... 7
C. Etiologi ......................................................................................... 7
D. Patofisiologi ................................................................................. 8
E. Komplikasi.................................................................................... 10
F. Manisfestasi Klinik...................................................................... 12
G. Penatalaksanaan Medis .............................................................. 13
H. Pengkajian Keperawatan .............................................................. 14
I. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 18
J. Perencanaan Keperawatan ........................................................... 19
K. Penatalaksanaan Keperawatan ..................................................... 25
L. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 30

BAB III.. TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan............................................................. 31
B. Diagnosa Keperawatan............................................................... 43
C. Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Keperawatan..................... 44

BAB IV . PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan............................................................. 60
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 62
C. Perencanaan Keperawatan.......................................................... 64
D. Pelaksanaan Keperawatan........................................................... 64
E. Evaluasi Keperawatan ............................................................... 65

BAB V .. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 67
B. Saran .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut WHO, Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global, yang

berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa

ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler. Stroke mengenai semua usia, termasuk

anak-anak. Namun, sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 50

tahun. Makin tua umur, resiko terjangkit stroke makin besar. Penyakit ini juga tidak mengenal

jenis kelamin. Tetapi, stroke lebih banyak menyerang laki-laki dari pada perempuan. Lalu dari

segi warna kulit, orang berkulit berwarna berpeluang terkena stroke lebih besar dari pada orang

berkulit putih.

Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 20, 5 juta jiwa di dunia sudah

terjangkit stroke pada tahun 2005. Dari jumlah itu 5, 5 juta telah meninggal dunia. Penyakit

tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17, 5 juta kasus stroke di dunia.

Di Indonesia tahun 2014 tercatat penyakit stroke iskemik ini menduduki posisi ketiga setelah

jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita

paralisis sebagian tubuh atau paralisis total. Hanya 15 persen saja yang dapat sembuh total dari

serangan stroke dan kecacatan.

Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit

ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga

stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.


Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh

terhentinya suplai darah kebagian otak.(Smeltzer, S.C & B.G, 2002).

Berdasarkan catatan rekam medis RSUD Tarakan Jakarta, Khususnya Ruang Dahlia pada bulan

Oktober samapi dengan Desember 2014, Klien dengan masalah Stroke Iskemik berjumlah 9

orang dari 300 Klien (1,39%), selama tiga bulan terakhir ini.

Tingginya angka kejadian Stroke dan akibat lanjut yang dapat dialami oleh penderita, kehilangan

fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya suplai darah kebagian otak. Meninjau berbagai

kegawatan diatas yang berkaitan dengan Stroke, dibutuhkan peran perawat yang dapat

memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif, tidak hanya dalam preventif

seperti pencegahan terjadinya dengan mengurangi faktor resiko, tetapi juga dalam hal promotif

yakni memberikan pengetahuan kepada klien tentang penyakit Stroke, pencegahan beserta

perawatannya, segi kuratif dengan memberikan penatalaksanaan medis dan keperawatan yang

diberikan di rumah sakit, serta rehabilitatif dengan cara perbaikan kondisi klien pasca serangan

Stroke.

Dengan dampak dan akibatnya dari kasus Stroke ini maka penulis tertarik bagaimana

memberikan asuhan keperawatan pasien dengan Stroke Iskemik dengan pendekatan proses

keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis memperoleh pengalaman dan gambaran secara nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan Stroke Iskemik.


a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Stroke Iskemik.
b. Menentukan Intervensi/Nursing Plening klien dengan Stroke Iskemik.
c. Merencanakan Implementasi klien dengan Stroke Iskemik.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan klien dengan Stroke Iskemik.
e. Melakukan evaluasi keperawatan klien dengan Stroke Iskemik.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus.
g. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung, penghambat, serta mencari solusi/ alternatif

pemecahan masalah.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan Stroke Iskemi

C. Ruang Lingkup
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis hanya membahas dan memfokuskan Asuhan

Keperawatan Pada Klien Ny. M Dengan Stroke Iskemik Di Ruang Dahlia RSUD Tarakan

Jakarta, dari tanggal 22 Desember sampai 24 Desember 2014.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan

pendekatan studi kasus dimana penulis mengelola satu kasus dengan menggunakan proses

keperawatan, dan menggunakan beberapa tehnik antara lain tehnik observasi yaitu metode

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dalam mencari data penunjang

masalah kesehatan klien. Wawancara yaitu tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga

untuk mendapatkan data subyektif. Dokumentasi adalah mengumpul data dan catatan yang

berhubungan dengan kondisi klien. Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi

dan perkusi dalam memperoleh status kesehatan klien saat ini. Studi pustaka digunakan untuk

mempelajari buku buku literatur yang berkaitan dengan kasus, untuk memdapatkan konsep

dasar sehingga penulis dapat membandingkan antara teori dan kasus.

E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdapat lima BAB yaitu BAB I yang merupakan pendahuluan, meliputi

latar belakang, tinjauan penulis, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II tinjauan teori yang meliputi defenisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiogi,
penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksananan keperawatan dan evaluasi keperawatan. BAB III tinjauan kasus

meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, BAB IV pembahasan yang meliputi

tentang perbandingan antara teori dan kasus, analisa faktor faktor pendukung dan penghambat

serta alternative pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan di tiap tahapan di

antaranya yaitu pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi keperawatan. BAB V penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh

terhentinya suplai darah kebagian otak.(Smeltzer, S.C & B.G, 2002 : 2131)
Stroke adalah gangguan fungsi dari susunan saraf pusat yang disebabkan adanya gangguan

proses suplai darah ke otak. (Taufan nugroho, 2011 : 320)

Stroke adalah gangguan didalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh

tertentu (paralisis), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada bagian otak yang

mengelola bagian tubuh yang kehilangan fungsi tersebut. (J.B. Suharjan B.Cahyono, 2008 : 39)

Stroke atau penyakit serebrovaskuler adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat

pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.( Sylvia, A.P &

Lorraine, M.W, 2012 : 1110).

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa stroke adalah kehilangan fungsi otak

yang disebabkan oleh adanya gangguan proses aliran darah ke otak yang ditandai dengan

hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (paralisis).


B. Anatomi Fisiologi

C. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian:
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak / leher)
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh

lain).
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan

otak atau ruang sekitar otak).


Ada berepa faktor resiko pada stroke yaitu

a. Non reversible yaitu faktor yang tidak dapat diubah, faktor tersebut adalah:

1) Jenis kelamin

2) Usia

3) Ras dan keturunan

b. Reversible yaitu faktor resiko yang dapat dicegah yaitu:

1) Hipertensi

2) Penyakit jantung

3) Kebiasaan merokok

4) Konsumsi Alokohol

5) Obesitas

6) Penyalahgunaan obat (khususnya kokain)

7) Diabetes melitus

D. Patofisiologi

Stroke diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu: Trombosit serebral (bekuan darah di

dalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan darah atau material lain

yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), iskemi (penurunan aliran darah ke area otak),
hemorragic serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan

otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya penghentian suplai darah ke otak.

Stroke diakibatkan dari salah satu tempat kejadian yaitu trombosis serebral (bekuan darah di

dalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan darah yang dibawa ke otak

dan bagian tubuh yang lain), iskemia (penurunan aliran darah ke area otak), dan hemorragic

serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau

ruang sekitar otak). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan

kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara atau sensasi. Otak

merupakan organ yang sensitif, otak tergantung pada ada tidaknya suplai darah, oksigen, dan

glukosa. Bila otak tidak mendapatkan suplai darah dan kekurangan oksigen seperti halnya yang

terjadi pada serebra vaskuler otak akan segera mengalami perubahan, kematian dan kerusakan

permanen akan terjadi. Hipoksia ini dapat menyebabkan iskemi otak dalam waktu singkat

menyebabkan defisit sementara, sedangkan iskemi dalam waktu selama 15 sampai 20 menit

menyebabkan sel mati permanen dan berakibat terjadi infark otak yang disertai edema otak.

Gejala yang ditimbulkan karena stroke tergantung pada pada daerah otak yang terkena, dengan

hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi yang meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran

darah serebral dan luasnya area cedera. Dan jika stroke tidak tertangani akan mengakibatkan

kematian.

Menurut Brunner & Suddarth dalam buku Keperawatan Medikal Bedah mengatakan stroke

menyebabkan berbagai defisit neurologis, tergantung pada lokasi lesi (pembuluh mana yang

tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah darah aliran darah kolesterol)

yaitu: Kehilangan motorik yang menyebabkan kontrol volunter terhadap gerakan hemiparesis

(kelemahan salah satu tubuh), kehilangan komunikasi yang berupa: disantria (kesulitan
berbicara), afasia (kehilangan bisara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan yang

dipelajari sebelumnya), gangguan persepsi dalam menginterpretasikan dalam sensasi (kesulitan

dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, disfungsi kandung kemih karena

ketidakmampuannya dalam menggunakan urinal karena karena kerusakan kontrol motorik.


E. Komplikasi
1. Hipoksia serebral
Diminimalkan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat di otak.
2. Penurunan aliran darah serebral
Tergantung pada tekanan darah curah jantung, dan integritas pembuluh darah.
3. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katup jantung

prostetik.

F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala stroke
a. Kelemahan dan kelumpuhan dari otot
b. Hilangnya perasaan pada permukaan tubuh
c. Kesulitan bicara
d. Gangguan pandangan
e. Pusing
f. Nyeri kepala
g. Menurunnya kesadaran bahkan sampai hilang kesadaran

G. Penatalaksanaan Medis
1. Perawatan umum
a. Jalan nafas dibebaskan dari lendir dan lidah
b. Koreksi kelainan gas darah
c. Tensi dipertahankan pada tingkat optimal
d. Masukan kalori dan keseimbangan cairan elektrolit dipertahankan
e. Posisi berbaring diubah tiap 2 jam
2. Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi:
a. Diuretik untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3- 5 hari setelah

infrak serebral.
b. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberat trombosis atau

embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.


c. Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting

dalam pembentukan trombus dan embolisasi.

H. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan memperhatikan proses keperawatan. Dalam

mengkaji, harus memperhatikan data dasar Klien. Informasi yang didapat dari klien (sumber data

primer), data yang didapat dari orang lain (data sekunder), catatan kesehatan klien, informasi

atau laporan laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat, atau anggota tim

kesehatan merupakan pengkajian data dasar. Pengumpulan data menggunakan berbagai metode

seperti observasi (data yang dikumpulkan berasal dari pengamatan), wawancara (bertujuan

mendapatkan respons dari klien dengan cara tatap muka), konsultasi, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan tambahan. Manusia mempunyai respons

terhadap masalah kesehatan yang berbeda sehingga perawat harus mengkaji respons klien

terhadap masalah secara individual dengan melakukan pengkajian sebagai berikut ini :
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,

perkerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa

medis.
2. Keluhan utama
Biasa didapatkan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat Penyakit sekarang
Serangan stroke, sering kali serangannya sangat mendadak pada saat klien sedang melakukan

aktifitas, biasanya terjadi nyeri kepala, pusing, mual, bahkan kejang sampai tidak sadar, gejala

kelumpuhan separuh badan, atau gangguan pungsi otak lainnya.

4. Riwayat penyakit dahulu


Adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala,

kontraksi oral yang lama, pengunaan obat anti koanggulan, aspirin dan kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi dan diabetes melitus.
6. Aktivitas : gejalanya adalah merasa kesulitan melakukan aktivitas karena kelemahan,

kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia). Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat
(nyeri/kejang otot). Tandanya adalah ganguan tonus otot (flaksid, spastis), paralitik (hemiplegia),

dan terjadi kelemahan umum. Ganguan penglihatan dan gangguan tingkat kesadaran.
7. Sirkulasi : gejalanya adalah riwayat jantung (MI, reumatik/penyakit jantung vaskuler, GJK,

endokarditis bakterial), polisitemia, riwayat hipertensi postural. Tandanya adalah hipertensi

arterial sehubungan dengan adanya emboli/malformasi vaskuler. Nadi : frekuensi dapat

bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung/kondisi jantung, obat obatan, efek stroke pada

pusat vasomotor). Disritmia, perubahan EKG, desiran pada karotis, femoralis dan arteri iliaka

oarta yang abnormal.


8. Integritas Ego: gejalanya adalah peasaan tidak berdaya , putus asa. Tandanya adalah emosi yang

labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira. Kesulitan untuk mengekspresikan diri.
9. Eliminasi : gejalanya adalah perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine, anuria.

Distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan), bising usus negatif (ileus paralitik).
10. Makanan/Cairan : gejalanya adalah nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut

(peningkatan TIK) kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi, dan tenggorakan, disfagia.

Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah. Tandanya adalah kesulitan menelan

( gangguan pada refleks palatum dan faringeal), obesitas (faktor risiko)


11. Neurosensori : gejalanya adalah pusing/sinkope (sebelum serangan /selama TIA), sakit kepala;

akan sangat berat dengan adanya perdarahan intraserebral atau suarakhnoid, kelemahan

/kesemutan /kebas (biasanya terjadi selama serangan TIA, yang ditemukan dalam berbagai

derajat pada stroke jenis yang lain); sisi yang terkena terlihat seperti mati/lumpuh. Penglihatan

menurun, seperti buta total, kehilangan daya lihat sebagian, (kebutaan monokuler), penglihatan

ganda(diplopia), dan gangguan yang lain. Sentuhan: hilangnya rangsang sensorik kontralateral

(pada sisi tubuh yang berlawanan) pada ekstremitas dan kadang kadang pada ipsilateral (yang

satu sisi) pada wajah. Ganguan rasa pengecapan dan penciuman. Tandanya adalah status mental/

tingkat kesadaran: biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragik : ketidaksadaran biasanya

akan tetap sadar jika penyebabnya adalah trombosis yang bersifat alami. Ekstremitas :
kelemahan/paralisis (kontralateral pada semua jenis stroke), genggaman tidak sama, refleks

tendon melemah secara kontralateral. Afasia: gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin

afasia motorik (kesulitan untuk mengungkapkan kata), reseptif (afasia sensorik), yaitu kesulitan

untuk memahami kata kata secara bermakna, atau afasia global yaitu gabungan dari kedua hal

dua hal diatas. Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakkan

motorik saat pasien ingin menggerakkannya ( apraksia). Kekakuan nukal (biasanya karena

pendarahan), kejang (biasnya karena adanya pencetus pendarahan.


12. Nyeri/Ketidaknyamanan : gejalanya adalah sakit kepala dengan intensitas berbeda beda

( karena arteri karotis terkena). Tandanya adalah tingkah laku yang tidak stabil, gelisah,

ketegangan pada otot/fasia.


13. Pernapasan ; gejalanya adalah merokok (faktor risiko). Tandanya ketidakmampuan

menelan/batuk/hambatan jalan nafas. Timbulnya pernafasan sulit dan/atau tak teratur. Suara

nafas terdengar/ronki (aspirasi sekresi).


14. Keamanan : tandanya adalah motorik/ sensorik : maslah dengan penglihatan. Kesulitan dalam

menelan, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri).


15. Interaksi Sosial : Tandanya adalah maslah berbicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
16. Penyuluhan/Pembelajaran : gejalanya adalah adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke

(faktor resiko), pemakaian kontraksepsi oral, kecanduan alkohol (faktor risiko).


17. Pemeriksaan Diagnostik adalah
a. Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, LED, trombosit, agregrasi trombosit, lipid, gula, asam urat,

ureum kreatinin, waktu pendarahan, waktu pembekuan, astrup, elektrolit, urin rutin.
b. Pungsi lumbal ( atas indikasi )
c. EKG
d. Radiologi : thorax, CT Scan, MRI, Arteriografi.

I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan

spesifik pasien serta respons terhadap masalah aktual dan risiko tinggi.
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,

peningkatan TIK, hipoksia.


2. Resiko tinggi/aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguan kerusakan pusat

pernafasan, peningkatan TIK.


3. Keterbatsaan aktivitas dan merawat diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan in

adekuat penurunan penyerapan nutrisi


5. Gangguan komunikasi vebral berhubungan dengan kerusakan serebral
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,

komplikasi

J. Perencanaan Keparawatan
Perencanaan keperawatan, hal ini dilakukan untuk menanggulangi masalah dengan cara

mencegah, mengurangi, dan menghilangkan masalah. Selain itu, untuk memberikan kesempatan

pada perawat, klien, keluarga, serta orang terdekat dalam merumuskan rencana tindakan.
Perencanaan keperawatan adalah dilaksanakan setelah menentukan tujuan apa yang akan

dilakukan.
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,

peningkatan TIK, hipoksia.


Tujuan : perfusi jaringan cerebral adekuat
Kriteria hasil :
a. Kesadaran composmentis
b. Tanda vital dalam batas normal
c. Penglihatan normal
d. Fungsi sensorik dan motorik meningkat.

Rencana Keperawatan :

a. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan : tingkat kesadaran, tensi, pernafasan.
b. Observasi dan minta klien melaporkan sensasi yang tidak biasa/baru dirasakan berbeda misalnya

kesemutan, kebas, penurunan kemampuan mengerakkan jari, nyeri yang tidak hilang.
c. Observasi dan minta klien melaporkan akibat penurunan perfusi serebral : gangguan mental

(cemas, binggung), pingsan, reaksi pupil terhadap cahaya, penglihatan kabur, nyeri kepala,

gerakan bola mata).


d. Hindari tindakan valsava manuver
e. Cegah peningkatan suhu tubuh
f. Untuk gangguan fungsi serebral : pertahankan jalan nafas yang adekuat, beri posisi head up 35

45 derajat (leher lurus dengan tulang belakangan), monitor status neurology dan tanda tanda

TIK.
g. Kurangi edema dan efek efek pada fungsi : lepaskan perhiasan dari anggota gerak yang sakit,

anjurkan untuk menggerakan anggota gerak yang sakit 2 4 x/jam, jika tidak ada kontraksi

indikasi.
h. Anjurkan untuk bed rest
i. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan
2. Resiko tinggi/aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguam kerusakan pusat

pernafasan, peningkatan TIK.


Tujuan : pola nafas efektif
Kriteria hasil :
a. Pernapasan 16 20 x/mnt
b. Retraksi otot pernapasan negatif
c. Pola nafas normal, bunyi nafas bersih/vesikuler
d. Saturasi O2 95%

Rencana keperawatan :

a. Kaji status pernafasaan klien


b. Kaji penyebab ketidak efektifan pernafasaan
c. Auskultasi bidang paru dan observasi pernafasaan klien
d. Monitor hal yang berhubungan dengan pernafasan seperti : saturasi O2, AGD, pemberian O2.
e. Beri posisi kepala 15 45
f. Monitor perubahan tingkat kesadaran dan status mental
g. Monitor perubahan warna kulit, membrane mukosa, kuku (adanya sianosis)
h. Kurangi pengaruh negative seperti kecemasan dan keletihan
i. Latih nafas perlahan dan lebih efektif dan batuk efektif
j. Rubah posisi tidur tiap 2 4 jam
k. Pasang gudel dan suction bila perlu
l. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, tindakan dan pemeriksaan.
3. Keterbatsaan aktivitas dan merawat diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler
Tujuan : peningkatan mobilitas sampai dengan maksimal
Kriteria hasil :
a. Tampak peningkatan mobilitas
b. Kekuatan otot meningkat

Rencana keperawatan :

a. Kaji keterbatasan aktivitas yang di alamai


b. Cegah komplikasi imobilitas: ganti posisi, latih pernafasaan, jaga kebersihan kulit.
c. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat bila tidak ad

kontra indikasi.
d. Melakukan mobilisasi progresif
e. Ajarkan klien tindakan kewaspadaan keamanan: lindungi daerah yang mengalami penurunan

sensasi dari panas/dingin yang berlebihan, latih jatuh dan bagaimana bangun dari jatuh,

meletakkan anggota gera dengan tepat, memeriksa alat bantu yang digunakan.
f. Beri dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan. Gunakan

lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah


g. Observasi status penyebab kerusakan mobilitas fisik: tingkat kerusakan neuromuskuler, kondisi

klien akibat peningkatan TIK


h. Bantu pemenuhan kebutuhan klien, libatkan keluarga jika perlu
i. Minimalkan perlukaan dan penekanan pada anggota tubuh yang sakit/lemah.
j. Kolaborasi dengan medis untuk penangan medis dan fisioterapi
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan

inadekuat penurunan penyerapan nutrisi


Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
a. Porsi makan habis
b. BB dalam batas IMT(Indeks Massa Tubuh)

Rencana keperawatan :

a. Tentuakan kebutuah kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p konsultasi pada ahli gizi
b. Timbang BB secara berkala jika mungkin
c. Kaji kemampuan menelan dan mengunyah
d. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium : HB , albumin
e. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
f. Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makan
g. Hindari prosedur yang menyakitkan/ tidak menyenangkan sebelum makan.
h. Ajarkan dan bantu klien untuk beristirahat sebelum makan.
i. Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.
j. Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering
k. Motivasi klien mematuhi diet
l. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan pemeriksaan
5. Gangguan komunikasi vebral berhubungan dengan kerusakan serebral
Tujuan : klien dapat tetap berkomunikasi
Kriteria :
a. Tampak peningkatan kemampuan berkomunikasi
b. Tidak tampak frustasi
Rencana keperawatan

a. Kaji kemampuan komunikasi klien


b. Gunakan faktor meningkatkan pendengaran dan pengertian : bicara jelas, terang dan menghadap

ke klien, ulangi kemudian persingkat jika klien tidak mengerti, gunakan sentuhan / gerakan

untuk meningkatkan komunikasi


c. Berikan metode alternative komunikasi : gunakan kertas dan pensil, isyarat
d. Ungkapkan masalah frustasi terhadap ketidakmampuan berkomunikasi.
e. Jelaskan pentingnya kesabaran dalam berkomunikasi
f. Gunakan perantara ahli bila perlu.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,

komplikasi

Tujuan : klien dan keluarga tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan.

Kriteria :
a. Klien dan keluarga dapat tahu penyebab yang terjadi yang sudah dijelaskan
b. Klien mematuhi aturan pengobatan dan perawatan

Rencana keperawatan

a. Kaji tingkat pengetahuan klien / keluarga


b. Identifikasi factor penyebab/penunjang yang dapat menghalangi penatalaksanaan efektif

(kesadaran/kemauan, pengetahuan, dukungan, dan sumber).


c. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup umtuk klien dan keluarga
d. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan
e. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan yang

dilakukan klien / keluarga.

K. Penatalaksanaan Keperawatan
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan yang terkait dengan pelaksanaan

perencanaan yang telah dibuat dan mengacu pada rencana keperawatan dengan melibatkan klien

dan kesehatan yang lain dengan pelaksanaan.


1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,

peningkatan TIK, hipoksia.


a. Mengkaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan : tingkat kesadaran, tensi, pernafasan.
b. Mengobservasi dan minta klien melaporkan sensasi yang tidak biasa/baru dirasakan berbeda

misalnya kesemutan, kebas, penurunan kemampuan mengerakkan jari, nyeri yang tidak hilang.
c. Mengobservasi dan minta klien melaporkan akibat penurunan perfusi serebral : gangguan

mental (cemas, binggung), pingsan, reaksi pupil terhadap cahaya, penglihatan kabur, nyeri

kepala, gerakan bola mata).


d. Menghindari tindakan valsava manuver
e. Mencegah peningkatan suhu tubuh
f. Mempertahankan jalan nafas yang adekuat, beri posisi head up 35 45 derajat (leher lurus

dengan tulang belakangan), monitor status neurology dan tanda tanda TIK.
g. Mengurangi edema dan efek efek pada fungsi : lepaskan perhiasan dari anggota gerak yang

sakit, anjurkan untuk menggerakan anggota gerak yang sakit 2 4 x/jam, jika tidak ada kontraksi

indikasi.
h. Menganjurkan untuk bed rest
i. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan
2. Resiko tinggi / aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguam kerusakan pusat

pernafasan, peningkatan TIK.


a. Mengkaji status pernafasaan klien
b. Mengkaji penyebab ketidak efektifan pernafasaan
c. Mengauskultasi bidang paru dan observasi pernafasaan klien
d. Memonitor hal yang berhubungan dengan pernafasan seperti : saturasi O2, AGD, pemberian O2.
e. Memberikan posisi kepala 15 45
f. Memonitor perubahan tingkat kesadaran dan status mental
g. Memonitor perubahan warna kulit, membrane mukosa, kuku (adanya sianosis)
h. Mengurangi pengaruh negative seperti kecemasan dan keletihan
i. Melatih nafas perlahan dan lebih efektif dan batuk efektif
j. Merubah posisi tidur tiap 2 4 jam
k. Memasang gudel dan suction bila perlu
l. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, tindakan dan pemeriksaan.
3. Keterbatsaan aktivitas dan merawat diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler
a. Mengkaji keterbatasan aktivitas yang di alamai
b. Mencegah komplikasi imobilitas: ganti posisi, latih pernafasaan, jaga kebersihan kulit.
c. Mengajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat bila

tidak ad kontra indikasi.


d. Melakukan mobilisasi progresif
e. Mengajarkan klien tindakan kewaspadaan keamanan: lindungi daerah yang mengalami

penurunan sensasi dari panas/dingin yang berlebihan, latih jatuh dan bagaimana bangun dari

jatuh, meletakkan anggota gera dengan tepat, memeriksa alat bantu yang digunakan.
f. Memberikan dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan.

Gunakan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah
g. Mengobservasi status penyebab kerusakan mobilitas fisik: tingkat kerusakan neuromuskuler,

kondisi klien akibat peningkatan TIK


h. Membantu pemenuhan kebutuhan klien, libatkan keluarga jika perlu
i. Meminimalkan perlukaan dan penekanan pada anggota tubuh yang sakit/lemah.
j. Kolaborasi dengan medis untuk penangan medis dan fisioterapi
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan

inadekuat penurunan penyerapan nutrisi


a. Menentuakan kebutuah kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p konsultasi pada ahli gizi
b. Menimbang BB secara berkala jika mungkin
c. Mengkaji kemampuan menelan dan mengunyah
d. Memantau hasil pemeriksaan laboratorium : HB , albumin
e. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
f. Menciptakan suasana yang membangkitkan selera makan
g. Menghindari prosedur yang menyakitkan/ tidak menyenangkan sebelum makan.
h. Mengajarkan dan bantu klien untuk beristirahat sebelum makan.
i. Mempertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.
j. Menganjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering
k. Memotivasi klien mematuhi diet
l. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan pemeriksaan

5. Gangguan komunikasi vebral berhubungan dengan kerusakan serebral


Pelaksanaan
a. Mengkaji kemampuan komunikasi klien
b. Menggunakan faktor meningkatkan pendengaran dan pengertian : bicara jelas, terang dan

menghadap ke klien, ulangi kemudian persingkat jika klien tidak mengerti, gunakan sentuhan /

gerakan untuk meningkatkan komunikasi


c. Memberikan metode alternative komunikasi : gunakan kertas dan pensil, isyarat
d. Mengungkapkan masalah frustasi terhadap ketidakmampuan berkomunikasi.
e. Menjelaskan pentingnya kesabaran dalam berkomunikasi
f. Menggunakan perantara ahli bila perlu.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,

komplikasi
a. Mengkaji tingkat pengetahuan klien / keluarga
b. Mengidentifikasi factor penyebab/penunjang yang dapat menghalangi penatalaksanaan efektif

(kesadaran/kemauan, pengetahuan, dukungan, dan sumber).


c. Memberikan dan menfasilitasi kebutuhan informasi yang cukup umtuk klien dan keluarga
d. Memberikan pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan

yang dilakukan klien / keluarga.


L. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan diarahkan untuk respons klien

terhadap intervensi keperawatan serta sebatas mana tujuan / kriteria hasil sudah tercapai. Tujuan

perawat melakukan evaluasi adalah menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang

telah di tentukan dan menilai efektivitas rencana keperawatan


1. Perfusi jaringan cerebral adekuat
2. Pola nafas efektif
3. Peningkatan mobilitas sampai dengan maksimal
4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
5. Klien dapat tetap berkomunikasi
6. Klien dan keluarga tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan.

BAB III

TINJAUAN KASUS
Pada BAB ini penulis menguraikan kasus yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi, penulis

mulai pengkajian pada tanggal 22 Desember sampai dengan 24 Desember 2014, dengan kasus

Stroke Iskemik, di Ruang Dahlia RSUD Tarakan Jakarta.

A. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas Klien

Klien Bernama Ny. M, berumur 62 tahun, jenis kelamin perempuan, status menikah, agama

Islam, suku Betawi. Pendidikan terakhir klien SMA, bahasa yang digunakan klien setiap hari

bahasa Indonesia. Pekerjaan klien ibu rumah tangga, Alamat Kampung Sanggrahan Rt 010/005

Jakarta Barat.

Klien masuk ke RSUD Tarakan Jakarta, tanggal 20 Desember 2014, Pukul 09.30 WIB, Pada

tanggal 21 Desember 2014, Pukul 19.00 WIB, klien pindah keruang Dahlia, No. Register 01-22-

75-33, dengan diagnosa medis Stroke Iskemik.

2. Resume

Klien Ny. M, berumur 62 tahun datang ke IGD RSUD Tarakan Jakarta Bersama keluarga, pada

tanggal 20 Desember 2014, pukul 09.30 WIB, dengan keluhan badan terasa lemas tidak mampu

untuk duduk atau berdiri sendiri tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakan. Tindakan yang

dilakukan yaitu mengobservasi TTV, TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, Rr : 21 x/menit, S :

36,5 0C, infuse Ring Asering/ 12 jam, Diagnosa Medis Stroke Iskemik. Obat- obat yang

didapatkan yaitu Metformin 3 x 500 Mg, Cpg 1 x 75 Mg, Ksr 2 x 1 Mg, Piracetam 3 x 3 gram.
Hasil laboratorium pada tanggal 22 Desember 2014, yaitu Hb 12,5 g/dl, Ht 34,8 vol%, Eritrosit

4,07 Juta/ul, Leokosit 8550 /ul, Trombosit 234000/ul, Ureum 45 mg/dl, Kreatinin 1,16 mg/dl,

GDS 376 mg/ dl. Pada tanggal 21 Desember 2014 pukul 19.00 WIB, klien pindah keruang

Dahlia, saat perawat ruangan melakukan pengkajian didapatkan data TTV : TD : 150 / 90

mmHg, N : 84 x/ menit, S : 36,5 C, Rr : 21 x/menit, Klien terlihat lemah, kesadaran compos

mentis, kaki kanan dan tangan kanan lemas dan tidak dapat digerakan. Obat- obat yang

didapatkan Metformin 3 x 500 Mg, Cpg 1 x 75 Mg, Ksr 2 x 1 Mg, Piracetam 3 x 3 gram.

3. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke RSUD Tarakan dengan Keluhan badan terasa lemas tidak mampu untuk duduk

atau berdiri sendiri tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakan. Factor pencetus klien, darah

tinggi yang meningkat akibat emosi yang tidak terkontrol dan Diabetes Melitus, Timbulnya

keluhan pada klien secara bertahap, lama keluhan yang dirasakan 1 minggu sebelum masuk

rumah sakit, upaya untuk mengatasi penyakit yang diderita klien, keluarga klien mengajak klien

untuk berobat ke RSUD Tarakan Jakarta.


b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Riwayat penyakit sebelumnya klien mempunyai riwayat Hipertensi dan Dm 3 bulan, riwayat

alergi tidak ada, riwayat pemakaian obat captropil 2 x 25 mg.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

hipertensi
Keterangan :

= laki-laki meniggal

= perempuan meniggal

= laki-laki

= perempuan

= klien

.. = tinggal satu rumah

Klien anak kedua dari lima bersaudara, klien mempunyai enam orang anak, Klien tinggal

serumah dengan suami dan dua orang anak yang pertama sudah menikah dan anak ke enam

belum menikah.

d. Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga klien adalah ayahnya yang

menjadi factor resiko hipertensi dan Dm

e. Riwayat Psikososial dan Spiritual

34

Orang yang terdekat dengan klien yaitu suami dan anaknya, interaksi dengan keluarga baik,

pembuat keputusan dianggota keluarga yaitu suami, klien mengatakan bila ada masalah pada
anggota keluarga klien selalu dimusyawarahkan kepada angota keluarga terutama suami dan

anaknya. Dampak penyakit klien dengan keluarga klien sedih, masalah yang mempengaruhi

klien, klien mengatakan tidak bias beraktifitas seperti biasanya, mekanisme koping terhadap

stress, klien mengatakan dengan cara pemecahan masalah, persepsi klien terhadap penyakitnya,

hal yang dipikirkan klien saat ini, klien ingin cepat sembuh, harapan setelah menjalanin

perawatan klien ingin cepat sembuh, dan mengikuti pengobatan di rumah sakit. perubahan yang

dirasakan setelah jatuh sakit, klien tidak dapat beraktifitas seperti biasa dan dibantu keluarga.

System nilai kepercayaan, nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan, klien mengatakan

selalu berdoa kepada allah swt agar diberi kesembuhan. Kondisi lingkungan rumah klien bersih,

nyaman lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan keluarganya yaitu klien tinggal

didekat jalan raya ( berisik) dan banyak polusi kendaraan.

f. Pola Kebiasaan klien sebelum sakit atau sebelum di rumah sakit

1) Pola nutrisi Sebelum sakit frekuensi makan klien 3 x/ hari, nafsu makan klien baik, setiap makan

klien menghabiskan 1 porsi makan. Klien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai dan

makanan yang membuat alergi. Pantangan bagi klien adalah makanan yang mengandung garam

mengandung lemak, makanan diit tidak ada dan penggunaan obat-obatan sebelum makan tidak

ada. Pengunaan alat bantu ( NGT dll) tidak ada atau tidak mengunakanya.

2) Pola eleminasi frekuensi buang air kecil 2 x/hari, warna kuning jernih, klien mengatakan tidak

ada keluhan pada saat buang air kecil klien tidak ada keluhan. Pengunaan alat bantu ( NGT dll)

tidak mengunakan. Frekuensi buang air besar klien 2 x/hari, waktu tidak tentu, warna kuning

kecoklatan, konsistensi buang air besar padat. Keluhan buang air besar tidak ada keluhan.

Pengunaan laxatif tidak ada.


3) Pola personal Hygiene frekuensi klien saat mandi 3 x/hari, waktu mandi pada pagi dan sore hari,

frekuensi oral hygiene 3 x/hari waktunya pagi hari dan sore hari, mengunakan shampo.

4) istirahat dan tidur lama tidur siang 2 jam/hari, dan lama tidur pada malam hari adalah 8 jam/hari.

Adapun kebiasaan klien sebelum tidur adalah berdoa.

5) Pola aktivitas dan latihan klien tidak bekerja, klien berolah raga tidak ada, frekuensi olahraga

tidak melakukan, keluhan dalam beartifitas , klien mengatakan tidak ada keluhan.

6) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan klien mengatakan tidak ada riwayat merokok, minum

minuman keras/NAPZA tidak mengkonsumsi.

4. Pengkajian Fisik

a. Saat dilakukan pemeriksaan fisik umum didapatkan berat badan sebelum masuk

rumah sakit 54 kg, dan setelah sakit 53 kg, tinggi badan 160 cm, tekanan darah 150/90 mmHg,

nadi 84 x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit, suhu tubuh 36.5 0 C, keadaan umum klien tampak

sakit sedang dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.

b. Sistem Penglihatan, Posisi mata klien simetris, kelopak mata klien normal, pergerakan

bola mata klien simetris, konjungtiva klien anemis, kornea klien normal, sklera klien ikterik,

pupil saat diberikan cahaya pupil mengecil (isokor), otot mata klien tidak ada kelainan, fungsi

penglihatan baik dan focus terhadap sasarannya, tanda-tanda radang tidak ada, klien mengatakan

tidak memakai kaca mata/ lensa kontak, reaksi terhadap cahaya positif.

c. Sistem Pendengaran, daun telinga klien kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen

pada telinga klien, kondisi telinga tengah normal, cairan dari telinga tidak ada, tinitus tidak ada

dan fungsi pendengaran normal.

d. Sistem Wicara pada sistem wicara klien mengalami velo.


e. Sistem Pernafasan, Jalan nafas klien bersih, klien tidak mengunakan alat bantu

pernafasan, frekuensi nafas klien 21 x/menit, irama nafas klien teratur, klien bernafas spontan,

kedalaman nafas dalam, klien mengatakan tidak ada batuk, sputum tidak ada, tidak ada darah,

klien tidak mengunakan alat bantu pernapasan

f. Sistem Kardiovaskuler, frekuensi nadi 84 x/menit, irama teratur, tekanan darah 150/90

mmHg, distensi vena jugularis kanan dan kiri tidak ada, temperatur kulit hangat, warna kulit

kemerahan, pengisian kapiler < 3 detik, tidak terdapat oedem pada tungkai bawah sebelah kiri,

kecepatan denyut nadi apikal 84 x/menit, irama teratur dan tidak ada kelainan bunyi jantung.

Klien mengatakan ada riwayat penyakit jantung dan sakit dada pada saat beraktivitas yang berat.

g. Sistem Saraf Pusat, klien mengatakan sakit kepala, kesadaran klien compos mentis,

Glasgow Coma Scale : 15 ( E : 4 M : 6 V : 5) dan tidak ada peningkatan tekanan intrakranial pada

klien (muntah proyektil, nyeri kepala hebat, pupil isokor). Sistem persyarafan cranial,

kelumpuhan ekstremitas pada tangan kanan dan kaki kanan. Reflek fisiologis tidak normal pada

tangan kanan dan kaki kanan. Reflek patologis pada tangan kanan dan kaki kanan.

h. Sistem Pencernaan, keadaan mulut klien tidak ada caries, tidak menggunakan gigi

palsu, klien tidak ada stomatitis. Lidah klien tampak kotor, saliva normal, klien tidak ada

muntah, klien mengatakan tidak ada nyeri pada bagian perut, bising usus klien 18 x/menit, tidak

ada diare dan konstipasi padat. Saat dilakukan palpasi abdomen lembek dan hepar tidak teraba.

i. Sistem Endokrin, pada kelenjar thyroid tidak mengalami pembesaran seperti

(exoptalmus, diaporesis, tumor) nafas klien tidak berbau keton dan klien tidak ada luka.

j. Sistem Integumen, turgor kulit klien elastis, dengan temperatur 36,50 C, warna kulit

klien kemerahan, keadaan kulit baik, tidak terdapat kelainan kulit pada klien. Keadaan rambut

klien baik dan bersih.


k. Sistem Muskoloskeletal, klien mengatakan kesulitan dalam pergerakan yaitu pada

tangan dan kaki kanan, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi. Pada ekstremitas atas dan bawah

sebelah kanan. Kelainan struktur tulang belakang tidak ada.

l. Data Tambahan ( pemahaman tentang penyakit)

Keluarga klien mengatakan kurang mengerti tentang pengobatan penyakit yang diderita klien.

Keluarga selalu bertanya-tanya, meminta informasi dan penjelasan dari dokter dan perawat, klien

tampak menyimak penjelasan yang di berikan dokter dan perawat.

5. Data Penunjang

Hasil pemeriksaan darah tanggal 22 Desember 2014.

Hematologi Hasil Nilai Normal


HB 12,5 13 18 /dl
HT 41,8 40 52 %
Eritrosit 4,07 4,3 6,0 juta/ul
Leukosit 8550 4.800 10.800 u/l
Trombosit 234000 150.000 400.000 u/l
Ureum 45 20 50 mg
Kreatinin 1,3 0,5 1,5 mg

Asam urat 3,7

Kolestrol 233

6. Penatalaksanaan ( Therapi/ pengobatan termasuk diet)

Klien dapat therapy infuse : Ring As 500 mg/12 jam,


Obat-obat yang didapat klien : Metformin 3 x 500 Mg,
Cpg 1 x 75 Mg ( Tablet)
Ksr 2 x 1 Mg,

Piracetam 3 x 3 gram

7. Data Fokus
Hasil pengkajiaan tanggal 22 Desember 2014, penulis mengumpulkan data-data pengkajian

dalam bentuk data fokus yang terdiri data subjektif dan data objektif.

Data Subyektif: Klien mengatakan: Tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakan, Pusing,

Badan terasa lemas, aktifitas sehari- hari dibantu keluarga, personal hygiene ( mandi, BAB,

BAK) dibantu keluarga, klien dan keluarga mengatakan kurang mengerti mengenai perawatan

penyakit yang diderita klien.

Data Obyektif: Klien tampak: Kesadaran composmentis, lemah, kelumpuhan tangan dan kaki

kanan, kekuatan otot tangan dan kaki kanan klien 0, dibantu keluarga (makan, mandi, BAB,

BAK) dibantu keluarga, klien dan keluarga tampak bingung saat ditanya mengenai penyakit

stroke. Hasil pemeriksaan TTV : TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, Rr : 21 x/menit, Suhu :

36,50C, terpasang IVFD Ring As 500 Ml/12 jam,

Kekuaatan Otot : 0000 5555

0000 5555

8. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1 Ds : Klien mengatakan : Perubahan perfusi Penurunan aliran

a. Lemah jaringan serebral darah obstruksi

b. Pusing arteri

Do : Klien tampak

a. Keadaan klien sedang, kesadaran

compos mentis

b. Paralisis tangan dan kaki kanan


c. Observasi TTV:

TD :150/90 mmHg
N : 84 x/menit
Rr : 21 x/menit
S : 36,5 0C

a.
2 Ds : Klien mengatakan Keterbatasan aktifitas Kelemahan

a. Lemas dan merawat diri neoromuskuler

b. Tangan dan kaki kanan tidak dapat

digerakan

c. Aktifitas sehari-hari seperti makan

dan minum dibantu keluarga

d. Personal hygiene (Mandi, BAK,

BAB) dibantu keluarga

Do : Klien tampak

a. Lemah

b. Paralisis tangan dan kaki kanan

c. Kekuatan otot tangan dan kaki

kanan klien masih 0

d. Dibantu oleh keluarga ( makan,

minum, BAB, BAK) dibantu

keluarga
3 Ds : Klien mengatakan Kurang pengetahuan Tentan kondisi dan

a. Klien dan keluarga mengatakan pengobatan,

kurang mengerti mengenai prawatan,


perawatan penyakit yang diderita rehabilitasi, tanda

klien dan gejala

komplikasi

Do: Klien tampak

a. Klien dan keluarga tampak bingung

saat ditanya mengenai penyakit

stroke

B. Diagnose Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian tahap berikutnya yang penulis lakukan adalah membuat

diagnosa keperawatan, sesuai kondisi klien dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, adapun

diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada klien Ny. M adalah tiga diagnosa keperawatan

pada tanggal 22 Desember sampai dengan 24 Desember 2014 sebagai berikut :

1. Perubahan perfusi serebral berhubungan penurunan aliran darah obstruksi/bekuan arteri.

2. Keterbatasan aktifitas dan merawat diri berubungan dengan kelemahan neoromuskuler

3. Kurang pengetauan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitas, tanda dan gejala

komplikasi.

C. Perencana, Tindakan dan Evaluasi Keperawatan

1. Perubahan perfusi serebral berhubungan penurunan aliran darah obstruksi/bekuan arteri ditandai

dengan :
Data Subjektif : Klien mengatakan lemas, pusing
Data Objektif : Klien tampak kelumpuhan tangan dan kaki kanan, lemah, kesadaran

compomentis, TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36.5 0C, Rr : 21 x/menit.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan perubahan perfusi

jaringan serebral adekuat.


Kriteria Hasil :
a. Kesadaran composmentis
b. Tanda vital dalam batas normal
c. Penglihatan normal
d. Fungsi sensorik dan motorik meningkat.
Rencana Keperawatan :
a. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan : tingkat kesadaran,
b. Obsrvasi tanda tanda vital
c. Observasi dan minta klien melaporkan sensasi yang tidak biasa/baru dirsakan berbeda misalnya

kesemutan, kebas, penurunan kemampuan mengerakkan jari, nyeri yang tidak hilang.
d. Observasi dan minta klien melaporkan akibat penurunan perfusi serebral : gangguan mental

(cemas, binggung), pingsan, reaksi pupil terhadap cahaya, penglihatan kabur, nyeri kepala,

gerakan bola mata).


e. Cegah peningkatan suhu tubuh
f. Untuk gangguan fungsi serebral : pertahankan jalan nafas yang adekuat, beri posisi head up 35

45 derajat (leher lurus dengan tulang belakangan), monitor status neurology dan tanda tanda

TIK.
g. Kurangi edema dan efek efek pada fungsi : lepaskan perhiasan dari anggota gerak yang sakit,

anjurkan untuk menggerakan anggota gerak yang sakit 2 4 x/jam, jika tidak ada kontraksi

indikasi.
h. Anjurkan untuk bed rest
i. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan

Pelaksanaan

Tanggal 22 Desember 2014

Pukul 09:30 WIB mengobservasi tanda tanda vital TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, Rr : 21
x
/menit, S : 36 0C. Pukul 10:00 WIB mengobservasi keadaan klien, kesadaran compesmentis,

keadaaan sakit sedang, klien mengatakan pusing, lemas, tangan dan kaki kanan tidak dapat
digerakkan. Pukul 11:30 WIB mengobservasi keadaan klien, klien mengatakan pusing, dan lemas

serta menganjurkan klien istirahat. Pukul 13:00 WIB mengobservasi TTV TD : 150/90 mmHg,

N : 84 x/menit, Rr : 21 x/menit, S : 36 0C.

Evaluasi

Tanggal 22 Desember 2014, Pukul 14:00 WIB

S : Klien mengatakan lemas, pusing.

O: kesadaran composmentis, klien masih tampak lemah, TD: 150/ 90 mmHg, N: 84 x/ menit, RR:

21 x/ menit, S: 360C,

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dipertahankan

a. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan serebral: tingkat kesadaran


b. Observasi tanda tanda vital
c. Anjurkan menggerakkan anggota badan yang sakit 2 4 x/jam
d. Anjurkan untuk bad rest
e. Kolaborasi dengan dokter dalam penaganan medis dan pemeriksaan.

Pelaksanaan

Tanggal 23 Desember 2014

Pukul 09.30 WIB mengobservasi keadaan klien, kesadaran compesmentis, keadaaan umum sakit

sedang, klien mengatakan pusing, lemas, Pukul 09.50 WIB, mengukur vital sign, TD: 140/90

mmHg, N: 80 x/ menit, RR: 21 x/ menit, S: 36,4 0C. Pukul 13:00 WIB, memberikan obat

Metformin 3 x 500 mg melalui bolus, obat masuk dengan lancar. Pukul 13:15 WIB

menganjurkan untuk istirahat/ bed rest. Pukul 14:00 WIB mengobservasi keadaan klien,

kesadaran compesmentis, sakit sedang, masih pusing, lemas.

Evaluasi

Tanggal 23 Desember 2014, Pukul 14:15 WIB


S : Klien mengatakan lemas, dan masih pusing.

O: Kesadaran composmentis, klien masih tampak lemah, TD: 140/ 90 mmHg, N: 84 x/ menit, RR:

20 x/ menit, S: 36,40C,

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dipertahankan

a. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan serebral: tingkat kesadaran


b. Observasi tanda tanda vital
c. Anjurkan menggerakkan anggota badan yang sakit 2 4 x/jam
d. Anjurkan untuk bad rest
e. Kolaborasi dengan dokter dalam penaganan medis dan pemeriksaan

Pelaksanaan

Tanggal 24 Desember 2014

Pukul 09.00 WIB, mengobservasi keadaan klien, kesadaran compesmentis, klien mengatakan

sudah tidak pusing dan tidak lemas. Pukul 08.20 WIB, mengatur posisi klien sehingga kepala

lurus dengan leher dan badan pasien. Pukul 09:30 WIB, mengukur vital sign klien, TD: 140/ 90

mmHg, N: 83 x/ menit, RR: 21x/ menit, S: 36,5 0C. Pukul 13.00 WIB memberikan obat

Metformin 3 x 500 mg, obat masuk dengan lacar. Pukul 14:00 WIB mengobservasi keadaan

klien, kesadaran compesmentis, klien mengatakan tangan dan kaki kanan masih lemas dan belum

bisa digerakan, pusing berkurang dan masih lemas.

Evaluasi

Tanggal 24 Desember 2014, Pukul 14:30 WIB

S : Klien mengatakan tidak lemas, sudah tidak pusing, tangan dan kaki kanan masih lemas dan belum

bisa digerakan.

O: Klien masih tampak lemah, TD: 140/ 90 mmHg, N: 83 x/ menit, RR: 21 x/ menit, S: 36,5 0C,

kesadaran composmentis,tangan kiri klien mulai bisa diangkat tapi masih lemas.
A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dipertahankan.

a. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan serebral: tingkat kesadaran


b. Observasi tanda tanda vital
c. Anjurkan menggerakkan anggota badan yang sakit 2 4 x/jam
d. Anjurkan untuk bad rest
e. Kolaborasi dengan dokter dalam penaganan medis dan pemeriksaan
2. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, ditandai dengan:
Data subyektif: Klien mengatakan tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakkan, lemas,

aktivitas sehari-hari (makan) dibantu keluarga, Personal Hygiene (mandi, BAB, BAK) dibantu

keluarga tidak mampu mengenakan/ melepaskan pakaian.


Data obyektif: Klien tampak kekuatan otot tangan dan kaki kanan 0-0, aktivitas dibantu oleh

keluarga, dibantu keluarga saat duduk/ berdiri, (mandi, BAK, BAB) dibantu keluarga.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan peningkatan

mobilitas sampai dengan maksimal.


Kriteria hasil :
a. Tampak peningkatan mobilitas
b. Kekuatan otot meningkat
Rencana keperawatan :
a. Kaji keterbatasan aktivitas yang di alamai
b. Cegah komplikasi imobilitas: ganti posisi, latih pernafasaan, jaga kebersihan kulit.
c. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat bila tidak ad

kontra indikasi.
d. Melakukan mobilisasi progresif
e. Ajarkan klien tindakan kewaspadaan keamanan: lindungi daerah yang mengalami penurunan

sensasi dari panas/dingin yang berlebihan, latih jatuh dan bagaimana bangun dari jatuh,

meletakkan anggota gera dengan tepat, memeriksa alat bantu yang digunakan.
f. Beri dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan. Gunakan

lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah


g. Observasi status penyebab kerusakan mobilitas fisik: tingkat kerusakan neuromuskuler, kondisi

klien akibat peningkatan TIK


h. Bantu pemenuhan kebutuhan klien, libatkan keluarga jika perlu
i. Minimalkan perlukaan dan penekanan pada anggota tubuh yang sakit/lemah.
j. Kolaborasi dengan medis untuk penangan medis dan fisioterapi
Pelaksanaan :

Tanggal 22 Desember 2014

Pukul 09.30 WIB mengukur TTV TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, Rr : 21 x/menit, S : 36 0C.

Pukul 10:00 WIB, klien mengkaji kemampuan klien, klien belum mampu menggerakkan tangan

dan kaki kanan, kuku tangan dan kaki panjang, aktivitas sehari hari di bantu penuh oleh

keluarga. Pukul 13:00 WIB, mengobservasi TTV TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, Rr : 20


x
/menit, S : 36 0C.

Evaluasi

Tanggal 22 Desember 2014, Pukul 14:30 WIB

S: Klien mengatakan tangan dan kaki kanan belum dapat digerakkan, duduk masih dibantu keluarga,

aktifitas sehari-hari bantu penuh oleh keluarga.

O: Klien tampak kekuatan otot tangan dan kaki kiri 5-5-5-5 dan kekuatan otot tangan dan kaki

kanan 0-0-0-0, duduk masih dibantu keluarga, aktivitas sehari hari di bantu penuh oleh

keluarga.

A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dipertahankan

a. Kaji keterbatasan aktivitas yang di alamai


b. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat
c. Beri dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan. Gunakan

lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah


d. Bantu pemenuhan kebutuhan klien, libatkan keluarga jika perlu
e. Kolaborasi dengan medis untuk penangan medis dan fisioterapi.
Pelaksanaan

Tanggal 23 Desember 2014

Pukul 09.15 WIB mengobservasi keadaan klien, klien mengatakan masih lemas, tangan dan kaki

kanan belum dapat digerakkan, Pukul 09:30 WIB melakukan latihan rentang gerak pasif pada

klien, klien tampak tenang. Pukul 10.00 WIB melatih keluarga dalam melakukan latihan rentang

gerak pasif, keluarga tampak mengamati setiap gerakan dan sedikit tahu melakukannya. Pukul

11:00 WIB mengukur tanda tanda vital klien TD: 140/90 mmHg, N: 84 x/ menit, RR: 20 x/

menit, S: 36,40C. Pukul 12:15 WIB mendekatkan makanan yang disediakan, klien makan masih

dibantu keluarga.

Evaluasi :

Tanggal 23 Desember 2014, Pukul 14:15 WIB

S: Klien mengatakan tangan dan kaki kanan belum dapat digerakkan, duduk dibantu keluarga,

aktifitas sehari-hari (makan) masih dibantu minimal.

O: Klien tampak kekuatan otot tangan dan kaki kanan 0-0-0-0 dan kekuatan otot tangan dan kaki

kiri 5-5-5-5, duduk dibantu keluarga, aktivitas (makan) masih di bantu minimal.

A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

a. Kaji keterbatasan aktivitas yang di alamai


b. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat.
c. Beri dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan. Gunakan

lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah


d. Bantu pemenuhan kebutuhan klien, libatkan keluarga jika perlu
e. Kolaborasi dengan medis untuk penangan medis dan fisioterapi.

Pelaksanaan
Tanggal 24 Desember 2014
Pukul 09.20 WIB, mengobservasi keadaan klien, kesadaran compermentis, klien mengatakan

sudah oral hygiene, BAK di bantu penuh oleh keluarga, tangan kanan dan kaki kanan belum

dapat digerakan, Pukul 09.40 WIB menganjurkan keluarga agar membantu klien dalam

pergerakan ROM, keluarga tampak membantu klien. Pukul 10.15 WIB mengkaji kemampuan

klien, klien tampak duduk dibantu keluarga. Pukul 11.00 WIB mengukur TTV TD: 150/ 90

mmHg, N: 83 x/ menit, RR: 21x/ menit, S: 36,50C. Pukul 12.30 WIB menganjurkan Keluarga

klien untuk mengajarkan klirn melakukan latihan gerak aktif dan pasif, klien mengatakan akan

melakukannya.

Evaluasi:

Tanggal 24 Desember 2014, Pukul 14:30 WIB

S: Klien mengatakan tangan dan kaki kanan belum dapat digerakkan, mampu untuk duduk walau

masih dibantu, aktifitas sehari-hari (makan) dibantu minimal, BAB dan BAK di bantu penuh

oleh keluarga.

O: Klien tampak kekuatan otot tangan dan kaki kiri 5-5-5-5 dan kekuatan otot tangan dan kaki kanan

0-0-0-0, aktivitas (makan) dengan bantuan minimal.

A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

a. Kaji keterbatasan aktivitas yang di alamin


b. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat
c. Beri dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan. Gunakan

lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah


d. Bantu pemenuhan kebutuhan klien, libatkan keluarga jika perlu
e. Kolaborasi dengan medis untuk penangan medis dan fisioterapi.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,

komplikasi, ditandai dengan

Data Subyektif : Klien dan keluarga mengatakan kurang mengerti mengenai perawatan penyakit

yang diderita klien

Data Obyektif : Klien dan keluarga tampak bingung saat ditanya mengenai penyakit stroke

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dan

keluarga tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan.

Kriteria Hasil :

a. Klien dan keluarga dapat tahu penyebab yang terjadi yang sudah dijelaskan
b. Klien mematuhi aturan pengobatan dan perawatan

Rencana keperawatan

a. Kaji tingkat pengetahuan klien / keluarga


b. Identifikasi factor penyebab/penunjang yang dapat menghalangi penatalaksanaan efektif

(kesadaran/kemauan, pengetahuan, dukungan, dan sumber).


c. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup untuk klien dan keluarga
d. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan
e. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan yang

dilakukan klien / keluarga.


f. Jelaskan / ajarkan tentang : perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan,

dan kondisi ( kolaborasi dengan dokter).

Pelaksnana

Tanggal 22 Desember 2014

Pukul 09.30 WIB, mengobservasi tanda tanda vital TD : 150/90 mmHg, N : 84 x/menit, Rr : 21
x
/menit, S : 36.50C. Pukul 10:00 WIB mengobservasi keadaan klien, kesadaran compesmentis,

mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga, klien dan keluarga tidak mengerti tentang

penyakit stroke dan cara perawatannya.


Evaluasi

Tanggal 22 Desember 2014, Pukul 14:15 WIB

S : Klien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab dan perawatan stroke

O : Klien dan keluarga tampak masih binggung

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dipertahankan

a. Kaji tingkat pengetahuan klien / keluarga


b. Identifikasi factor penyebab/penunjang yang dapat menghalangi penatalaksanaan efektif

(kesadaran/kemauan, pengetahuan, dukungan, dan sumber).


c. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup umtuk klien dan keluarga
d. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan
e. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan yang

dilakukan klien / keluarga.

Pelaksanaan

Tanggal 23 Desember 2014

Pukul 09.15 WIB mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga, klien dan keluarga hanya

mengetahui cara perawatan stroke yaitu dengan menggenggam bola pada tangan yang tidak

dapat digerakkan. Pukul 10.35 WIB menjelaskan pada klien dan keluarga mengenai perawatan

stroke, klien dan keluarga menyimak penjelasan perawat. Pukul 13.15 WIB menganjurkan pada

klien dan keluarga untuk bertanya, memberikan pertanyaan pada klien dan keluarga, klien dan

keluarga mampu menjawab pertanyaan. Pukul 14.00 WIB memberikan reinforcement positif atas

jawaban klien dan keluarga, klien dan keluarga tampak senang.

Evaluasi
Tanggal 23 Desember 2014, pukul 14:15 WIB

S : Klien dan keluarga mengatakan sedikit mengerti mengenai cara perawatan stroke.

O : Klien dan keluarga tampak menjawab 50% pertanyaan yang diajukan oleh perawat,

mendemonstrasikan Rom baik aktif atau pasif dengan baik.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dipertahankan

a. Kaji tingkat pengetahuan klien / keluarga


b. Identifikasi factor penyebab/penunjang yang dapat menghalangi penatalaksanaan efektif

(kesadaran/kemauan, pengetahuan, dukungan, dan sumber).


c. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup umtuk klien dan keluarga
d. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan
e. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan yang

dilakukan klien / keluarga.

Pelaksanaan

Tanggal 24 Desember 2014

Pukul 09.15 WIB mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga, klien dan keluarga

mengetahui cara perawatan stroke yaitu latihan rentang gerak. Pukul 10.35 WIB menanyakan

kembali pengertian, penyebab dan komplikasi stroke, klien dan keluarga bisa menjawab dengan

baik. Pukul 13.15 WIB menganjurkan pada klien dan keluarga untuk bertanya, memberikan

pertanyaan pada klien dan keluarga, klien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan.

Evaluasi

Tanggal 24 Desember 2014, pukul 14:30 WIB

S : Klien dan keluarga mengatakan telah paham mengenai cara perawatan stroke.
O : Klien dan keluarga tampak menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh perawat

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dipertahankan

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB ini penulis akan membahas mengenai permasalahan atau kesenjangan yang terjadi selama

melakukan asuhan keperawatan langsung terhadap Ny. M dengan kasus Stroke Iskemik di Ruang

Dahlia RSUD Tarakan Jakarta. Dalam bab ini penulis membandingkan antara teori yang ada

pada literature dengan kasus yang ditemukan pada klien. Selain itu penulis juga membahas

mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat, yang penulis temukan pada saat melakukan

asuhan keperawatan pada Ny. M, serta alternatif pemecahan masalah yang penulis berikan

selama melakukan asuhan keperawatan pada tiap tahap keperawatan.

A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis menggunakan format pengkajian yang diawali pengumpulan

informasi dan data dasar berupa data subyektif dan data obyektif yang sesuai dengan pengkajian.

Sedangkan data obyektif dan data penunjang diperoleh melalui interaksi dengan klien.

Penyebab Stroke Iskemik dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu reversible dan non

reversible, kemungkinan penyebab stroke Iskemik yang reversible yaitu faktor yang tidak dapat

diubah faktor tersebut adalah jenis kelamin, ras, dan keturunan. faktor lain yang menyebabkan

stroke Iskemik non reversible yaitu faktor resiko yang dapat di ubah seperti hipertensi, penyakit
jantung, kebiasaan merokok, alkohol, obesitas, penyalagunaan obat, diabetes meletus. Adanya

keterangan dari klien yang mengatakan bahwa klien stroke karena mempuyai riwayat hipertensi

dan diabetes melitus. Untuk memastikan penyebab pasti stroke Iskemik yang dialami Ny. M

perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain yaitu foto Thorax, CT-Scan dan EKG.

Tanda dan gejala teori kelemahan dan kelumpuhan dari otot , hilangnya perasaan pada

permukaan tubuh, kesulitan bicara, gangguan pandangan, pusing, nyeri kepala dan Menurunnya

kesadaran bahkan sampai hilang kesadaran. sedangkan tanda dan gejala yang muncul pada klien

Ny. M, Pusing, lemas, paralisis tangan dan kaki kanan, keadaan lemah, riwayat penyakit

hipertensi, tekanan darah meningkat, selebihnya tanda-tanda tidak ditemukan.

Faktor pendukung hampir semua informasi dapat dikumpulkan karena adanya kerjasama yang

baik diantara klien dan keluarga didalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Penulis tidak

menemukan faktor penghambat karena klien dan keluarga sangat kooperatif saat melakukan

pengkajian dan terbina hubungan saling percaya antara perawat ruangan dan tenaga kesehatan

lainnya sehingga penulis dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan.

B. Diagnosa Keperawatan
Pada literatur/ teori ditemukan 6 diagnosa keperawatan pada klien Stroke Iskemik yaitu

Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah, obstruksi arteri,

peningkatan TIK, hipoksia. Resiko tinggi/ aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan

dengan gangguan kerusakan pusat pernafasan, peningkatan TIK, Keterbatsaan aktivitas dan

merawat diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, Resiko tinggi nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan in adekuat penurunan penyerapan nutrisi,

Gangguan komunikasi vebral berhubungan dengan kerusakan serebral dan Kurang terpaparnya
informasi mengenai perawatan stroke. Sedangkan pada kasus ditemukan 3 diagnosa yaitu

Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,

Keterbatasaan aktivitas dan merawat diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler dan

Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,

komplikasi.

Diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak ditemukan pada kasus ada 3 diagnosa yaitu Resiko

tinggi / aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguan kerusakan pusat

pernafasan, peningkatan TIK, diagnosa ini tidak muncul karena klien tidak sesak nafas, Rr

21x/mnt , bunyi nafas vesikuler, tidak kaku kuduk. Diagnosa kedua Resiko tinggi nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan inadekuat penurunan penyerapan

nutrisi, diagnosa ini tidak dimunculkan karena klien tidak mual, porsi makanan dihabiskan, nafsu

makan klien baik, perut tidak kembung. Diagnosa ketiga gangguan komunikasi vebral

berhubungan dengan kerusakan serebral, diagnosa ini tidak muncul karena klien berbicara

dengan normal/ tidak velo, suara yang dikeluarkan jelas.

Diagnosa pada teori yang ditemukan pada kasus ada 3 diagnosa yaitu Perubahan perfusi jaringan

cerebral berhubungan penurunan aliran darah, diagnosa ini penulis munculkan karena klien

merasa lemas dan pusing. Diagnosa kedua keterbatsaan aktivitas dan merawat diri berhubungan

dengan kelemahan neuromuskuler, diagnosa ini penulis munculkan karena klien mengalami

kelumpuhan tangan dan kaki kanan, tekanan darah meningkat, lemas serta perawatan diri klien

kurang . Diagnosa ketiga kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan,

rehabilitasi, tanda dan gejala, komplikasi, penulis angkat sebagai klien dan keluarga mengatakan

kurang mengerti mengenai perawatan penyakit yang diderita klien.


Dalam menegakkan diagnosa keperawatan, penulis tidak mendapatkan hambatan karena

diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan teori Stroke Iskemik, serta dengan adanya faktor

pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara keluarga klien dan perawat sehingga penulis

dapat merumuskan diagnosa keperawatan.

C. Perencanaan Keperawatan
Dalam membuat perencanaan dilakukan langkah-langkah sesuai kondisi dan kebutuhan klien

sesuai dengan Asuhan Keperawatan sesuai dengan teori Stroke Iskemik yaitu memprioritaskan

masalah yang muncul pada klien, kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan waktu yang

lebih spesifik untuk masing-masing diagnosa, menyesuaikan kondisi yang mungkin bisa dicapai

oleh klien dalam waktu yang lebih spesifik.

Pada tahap penetapan tujuan dari kriteria hasil terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pada

teori tidak dialokasikan waktu, sedangkan pada kasus ditetapkan waktu dan pencapaian tujuan

yaitu 3 x 24 jam yakni berfokus pada kebutuhan sesuai dengan kondisi klien, kemampuan

perawat serta kelengkapan alat-alat dan adanya kerjasama dengan klien, keluarga dan perawat

ruangan yang menjadi faktor pendukung.

D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan diagnosa dilakukan 3 x 24 jam untuk semua diagnosa. Dalam melakukan

tindakan penulis berfokus pada perencanaan yang dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan klien,

karena ada kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis bekerjasama dengan perawat ruangan
dalam melakukan Asuhan Keperawatan dan pendokumentasian semua tindakan keperawatan

yang telah dilakukan.

Untuk secara keseluruhan semua diagnosa sudah dilaksanaan sesuai perencanaan yang dibuat

sesuai kondisi dan kebutuhan klien saat ini, karena keluarga dan perawat ruangan sangat

membantu penulis dalam melakukan proses keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai

seluruh hasil implementasi yang telah dilaksanakan.


Pada diagnosa keperawatan Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan

aliran darah, setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, hasil yang dicapai sesuai

dengan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu kesadaran compesmentis, TTV dalam batas Normal,

Penglihatan normal, Fungsi sensori dan motorik meningkat. tidak lemas, rencana tindakan

dihentikan, masalah keperawatan teratasi sebagian.


Pada diagnosa keperawatan kedua keterbatasan aktivitas dan merawat diri berhubungan dengan

kelemahan Neuromuskuler, setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, hasil yang

dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu tangan dan kaki kanan mengalami

paralisis, belum dapat melakukan aktifitas masih dibantu keluarga, rencana tindakan dilanjutkan ,

masalah keperawatan belum teratasi.

Pada diagnosa keperawatan ketiga Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan,

rehabilitasi, tanda dan gejala, komplikasi, setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24

jam, hasil yang dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu, Klien dan keluarga

dapat tahu penyebab yang terjadi yang sudah dijelaskan, klien mematuhi aturan pengobatan dan

perawatan rencana tindakan dihentikan, masalah keperawatan teratasi.


BAB V

PENUTUP
Setelah penulis membahas secara keseluruhan tentang asuhan keperawatan pada Ny. M dengan

Stroke Iskemik, maka pada bab ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dan saran sebagai

berikut :

A. Kesimpulan
Pada tahap pengkajian penulis mendapatkan data melalui wawancara, status klien dan

pemeriksaan fisik. Faktor penyebab Stroke Iskemik pada kasus yang ditemukan penyumbatan

aliran darah ke otak yang menyebabkan klien kurangnya suplai O 2 dan kebutuhan jaringan

terhadap O2.

Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan teori 6 dan kasus ada 3 diagnosa, dimana

diagnosa tersebut keterkaitan karena tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus saat

menegakkan diagnosa dan didukung oleh data-data.

Pada tahap perencanaan penulis membuat prioritas masalah keperawatan tindakan, tujuan dan

waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Sedangkan pada teori tidak terdapat

kriteria waktu sebagai acuan dalam melakukan evaluasi yang sesuai. Pada diagnosa satu sampai

tiga semua rencana tindakan keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

klien.
Pada tahap pelaksanaan semua tindakan keperawatan dapat dilakukan dengan rencana diagnosa

satu sampai tiga semua pelaksanaan sudah dilakukan sesuai kondisi dan kebutuhan klien.

Pada tahap evaluasi dari ketiga diagnosa, pertama diagnosa keperawatan teratasi sebagian dan

diagnosa kedua belum teratasi dan diagnosa ketiga diagnosa teratasi, hal ini karena faktor

pendukung dari klien, keluarga klien, dan perawat ruangan.

B. Saran
1. Untuk diri sendiri
Diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan efektif dan efisien untuk

melakukan asuhan keperawatan. Mahasiswa/ i juga diharapkan secara aktif untuk membaca dan

meningkatkan keterampilan seta menguasai kasus yang diambil untuk mendapatkan hasil asuhan

keperawatan yang komprehensif.

2. Untuk perawat ruangan


Diharapkan perawat dapat memberikan informasi secara langsung kepada klien dan keluarga

tentang tanda dan gejala, tindakan keperawatan, dan diit yang tepat pada penyakit Stroke

Iskemik. Perawat juga diharapkan dapat bekerja sama dengan keluarga dalam memonitor

perkembangan klien. Perawat juga diharapkan agar dapat lebih melengkapi format pengkajian

dan pendokumentasian keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, J.B. Suharjo. (2008). Gaya Hidup & Penyakit Modern. Yogyakarta : Kanisius

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta :

Nuha Medika

Price, S.A & Wilson, L. M. (2012). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses proses Penyakit, edisi 6.

Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C & B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, edisi 8.

(Brunner & Suddarths textbook of medical-surgical nursing, 8/e: Monica Ester et, al). Jakarta :

EGC

Diposting oleh Zemali Ujang di 20.41 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lama Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Nurse

Anda mungkin juga menyukai