Anda di halaman 1dari 4

SKP 3 : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT PERLU DIWASPADAI

(HIGH ALERT MEDICATION)

Apa saja yang Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication) adalah:
termasuk obat-obat  Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi
high alert kesalahan/error dan / atau kejadian sentinel
medication di  Obat yang beresiko tinggi meyebabkan dampak yang tidak
rumah sakit ? diinginkan (Adverse outcome)
 NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike
Sou / ucapan, mirip nama obat, rupa dan ucapan mirip
 Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan obat adalah
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja:

 KCL (Kalium/potasium klorida) sama dengan 2 mEq/ml atau yang


lebih pekat
 NaCl (Natrium/Sodium klorida) lebih pekat dari 0.9%
 MgSO4 (Magnesium sulfat) sama dengan 50% atau lebih pekat

Bagaimana Pengelolaan high alert medication :


pengelolaan obat-
obatan high alert  Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi
demi keselamatan penanda yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High
pasien ? Alert”
 Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus
memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang diberi wewenang ( di troly emergency)
 Obat diberi penanda yang jelas berupa stiker berwarna merah
bertuliskan “High Alert” dan khusus untuk lelktrolit pekat, harus
ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolit pekat, harus
diencerkan sebelum diberikan”

Prinsip apa saja yang Dalam pemberian /pendistribusian obat kepada pasien, semua petugas
perlu diperhatikan yang terkait harus memenuhi prinsip-prinsip 7 benar
saat pemberian obat 1. Benar pasien (Right Patient)
kepada pasien? 2. Benar Obat (Right Medication)
3. Benar dosis (Right Dose)
4. Benar cara pemakaian (Right Route)
5. Benar waktu (Right Time)
6. Benar informasi ( Right Information)
7. Benar dokumentasi (Right Documentation)

PRINSIP 7 BENAR :
1) Benar pasien (Right Patient)
 Gunakan minimal 2 identitas pasien (Nama dan tgl lahir)
 Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis
 Anamnesis riwayat alergi
 Anamnesis kehamilan / menyusui
 Namanesis lengkap riwayat obat/penggunaan obat saat ini buat
daftar obat-obat tersebut
Bandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang
digunkana pasien di rumah (Termasuk kelalaian duplikasi,
penyesuaian, kehilanngan/menghilangkan interaksi atau tambahan
obat)
 Identifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan kewaspadaan
tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten (Double check)

2) Benar Obat (Right Medication)


 Beri label semua obat dan tempat obat (syringe plastik, obat dll)
dan larutan
 Obat dan larutan lain dilokasi perioperatif atau ruangan prosedur
yang tidak segera dipakai juga harus diberi label
 Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang prosedur
dilakukan setiap kali obat atau larutan diambil dari kemasan asli
ke tempat lainnya
 Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan, jumlah, kuatitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa
jika tidak digunakan 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang
dari 24 jam
 Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2 orang secara verbal
dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya kepada pasien
 Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat
disiapkan jika tidak segera diberikan
 Jangan memberi label pada syringe atau tempat kososng sebelum
obat disiapkan/diisi
 Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya
untuk satu obat atau larutan pada satu saat
 Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya
 Buang semua tempat berlabel yang tidak terpakai

3) Benar dosis (Right Dose)


 Dosis /volume, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi
dihitung dan dicek oleh dua orang yang kompeten  double
check
 Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep
 Berkonsentrasi penuh saat menyiapkan obat dan hindari
gangguan
4) Benar cara pemakaian (Right Route)
 Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/jenis seiaan
obat
 Slow – realease tidak boleh digerus
 Enteric coated tidak boleh digerus
 Obat-obat yang diberikan per NGT sebaiknya adalah obat
cair/sirup
 Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak
 Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak
5) Benar waktu (Right Time)
 Sesuai waktu pemberian sebelum makan/sesudah makan/saat
makan
 Perhatiakn waktu pemberian :
 3 x sehari  tiap 8 jam
 2 x sehari  tiap 12 jam
 Sehari sekali  tiap 24 jam
6) Benar informasi ( Right Information)
 Jelaskan semua rencana tindakan / pengobatan dengan cara
dikomunikasikan pada pasien dan atau keluarganya termasuk
pasien di ICU (Bagian dari hak pasien)
 Jelaskan tujuan dan cara mengkonsumsi obat yang benar
 Jelaskan efek samping yang mungkin timbul
 Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien
 Semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan
keluarganya ini ditulis dalam formulir penjelasan dan pendidikan
dokter pada pasien
7) Benar dokumentasi (Right Documentation)
 Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat
harus didokumentasikan
 Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan /
paraf yang melakukan
 Setelah memberikan obat, langsung diparaf dan diberi nama
siapa yang memberikan obat tersebut
 Setiap perubahan jenis / dosis/ jadwal / cara pemberian obat
harus diberi nama dan paraf yang mengubahnya
 Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu garis
dan diparaf diujungnya
 Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan
 Efek samping obat (ESO) dicatat dalam rekam medik dan
formulis pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) +
Formulir Pelaporan Efek Sampin Obat .
Pelaporan insiden dikirim kepada Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KMKP RS) Pelaporan ESO
dikirim ke Tim Mutu RS dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS)

Dokumentasikan Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Kejadian Tidak


Diharapkan (KTD), terkait pengobatan dan laporkan kepada Komite
Keselamatan Pasien RS dengan menulis formulir pelaporan insiden
keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai