Anda di halaman 1dari 5

Menganalisis output

Analisis valditas instrumen didasarkan pada korelasi antara skor burir dengan skor
total. Untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi antara skor butir dengan skor
total dapat dilihat pada output Item Total Statistik pada kolom Corrected Item
Total Corelation.

B. validitas Kesejajaran (Concurent Validity)


Sebuah instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas kesejajaran jika
memiliki kesejajaran antara hasil pengukuran dengan kriteria tersebut. Cara yang
digunkan untuk mengetahui kesejajaranadalah dengan mengorelasikan hasil
pengukuran dengan kriteria. Kriteria yang digunakan sebagai patokan untuk
menilai validasi kesejajaran sebuah instrumen pengukuran dapat berupa hasil tes
yang sudah terstandar. Teknik korelasi yang digunakan berupa hasil tes yang
sudah terstandar. Teknik korelasi yang digunakan untuk mengetahui validitas
kesejajaran maupun prediktif adalah teknik korelasi. Adapun teknik korelasi yang
digunakansama dengan teknik korelasi yang digunakan dalam validasi butir yaitu
korelasi product moment dari Carl Pearson.
Langkah-langkah menganalisis validitas eksernal menggunakan SPSS sama
dengan analisis validitas butir SPSS yaitu:
1. Membuka program
2. Memasukkan data
Data yang akan dianalisis dapat diisi langsung di kolom VAR pada
editor maupun dicopy dari format lain. Seperti msalnya, data yang ditulis
dengan menggunakan Microsoft Excel. Berikut diberi contoh entry data
langsungpada data eitor.
Di bawah ini data editor ada kolom-kolom dan baris. Kolom
pertama yang berisi nmor 1 sampai tak hingga, itu merupakan nomor
sampel / kasus(N) , sedangkan kolom kedua dan seterusnya , dinamai
VAR adalah bagian yang disediakan SPSS untuk mengisi data skor butir
instrumen yang akan dihitung validitasnya.
Untuk memasukkan data , kita tulis skor masing-masing butir pada
kolom-kolom yang ada pada data view. Nama kolom masih dinamai
VARoooo1 sampai tak terhingga. Sebagai misal kita akan menghitung
validitas tes prestasi belajar fisika diberi simbol X. Sebagai kriteria
diambil dari hasil tes terstandar untuk bidang studi yang sama yaitu fisika,
dan diberi simbol Y. Kita ubah kolom VARoooo1 dengan simbol X dan
VARoooo2 dengan simbol Y. Untuk melakukan pengubahan tersebut
dengan cara mengeklik variabel view (pada gambar a) kemudian pada
kolom Name (lihat panah b ) kita ketik X untuk kode variabel X, terus
ke bawah Y untuk kode variabel Y. Tulisan decimals (gambar panah c)
menunjukkan jumlah angka pecahan di belakang koma. Kalau
menginginkan tanpa ada pecahan berarti angka desimal diubah menjadi
nol.
Apabila data dicopy dari format lain misalnya microsoft excel ,
maka langkah pertama adalah membuka file microsoft excel di mana data
di simpan, kemudian dicopy. Cara mengcopynya adalah dengan memblok
data variabel X dan variabel Y untuk responden 1 sampai 10 (gambar
panah a) kemudian klik copy (gambar panah b) . lihat gambar berikut:

Kemudian buka program SPSS seperti langkah pertama, kemudian


arahkan kursor pada kolom pertama baris pertama pada data view ( lihat
gambar di bawah), kemudian klik tombol paste.

Setelah klik tombol paste akan muncul gambar seperti di bawah

Apabila semua data telah dimasukkan, maka data tersebut kita


simpan di file yang kita inginkan, maka tekan file, pilih save as, kotak file
name kita ketik misalnya dengan nama file Hasil Tes Fisika
3. Mengolah Data
Untuk menganalisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buka file hasil tes fisika (bila data editor sudah siap langsung langkah
b)
b. Klik menu Analyze (a) dalam toolbar, pilih submenu Corelate (b)
kemudian klik Bivariate (c) , lihat gambar berikut.
c. Tampak di layar tampilan kotak dialog Bivariate Correlation seperti
gambar di bawah ini.
Pengisian : masukan variabel X dan Y ke dalam kotak. Items yang ada
di sebelah kanan. Pemasukan bisa satu persatu ( sorot / pilih X
kemudian tekan tombol panah ke kanan (=>) untuk memasukkan ke
kotak items. Namun, pemasukan kedua variabel bisa dipercepat
dengan menyorot variabel yang di atas(X) lalu tekan tombol shift dan
sambil tetap menekan tombol shift tersebut, sorot sampai variabel di
bawah (Y). Kemudian tekan tombol ( ) . otomatis kedua variabel
tersebut tersorot dan masuk ke bagian items seperti dalam gambar di
bawah.

d. Tekan tombol OK
e. Tunggu sampai muncul output SPSS Viewer seperti gambar di bawah
ini.

Berikut ini adalah contoh output hasil analisis korelasi prodact


moment menggunakan SPSS for windows seri 16,0 secara lengkap
yang diambilkan dari gambar di atas. Ada dua variabel, yaitu variabel
X dan Y dengan 10 respondensi yang diambilkan dari file Hasil Tes
Fisika.
Correlation
4. Menganalisis output
Perhitungan korelasi menggunakan program komputer program SPSS for
Windows penafsirannya didasarkan pada nilai sig pada output dengan
ketentuan :
a. Sig 0,05 artinya korelasi bersifat signifikan, instrumen valid
b. Sig >0,05 artinya korelasi bersifat tidak signifikan, instrumen tidak
valid
Pada hasil perhitungan di atas dapat diketahui nilai rxy = 0,745. Nilai sig =
0,013 lebih kecil dari 0,05. Artinya korelasi antara variabel X dengan Y
bersifat signifikan, kesimpulanya instrumen tersebut adalah valid. Hasil
tersebut sama dengan perhitungan secara manual yang disampaikan bahwa
instrumen tersebut adalah valid.
C. Validitas Prediktif
Langkah-langkah validitas prediktif sama dengan validitas kesejajaran.
1. Membuka program
2. Mmasukkan data
Data diambil dari tabel yang gunakan sebelumnya. Melalui langkah-
langkah sama dengan validitas kesejajaran diperoleh hasil seperti gambar
berikut.
3. Manganalisis data
Arahkan kursor pada menu Analyze, Correlate, dan Bivariate seperti
gambar berikut kemudian klik. Pindahkan variabel X dan Y ke kolom
Variables.

Klik tombol OK sehingga muncul output seperti gambar di bawah ini.

4. Menganalisis output
Berdasarkan output analisis di atas dapat diketahui bahwa koefisien
korelasi diperoleh angka sebesar 0,78. Hasilnya sama seperti dalam
halaman 251. Angka tersebut lebih besar dari batas minimal koefisien
validitas prediktif sebesar 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut memenuhi syarat validitas prediktif.
Langkah-langkah yang sama dapat digunakan untuk mencari
koefisien variabel reabilitas eksternal baik dengan metode bentuk pararel
(equivalent method) maupun dengan metode tes berulang ( test- retest
method)

Anda mungkin juga menyukai