PENDAHULUAN
1
kegiatan reklamasi lahan bekas tambang pada PT. Antam (Persero) Tbk. UBPN
Sultra.
I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diidentifikasi pada kegiatan kerja praktek ini adalah
bagaimana proses Recontouring dan analisa biaya yang akan dikeluarkan untuk
proses Recontouring pada kegiatan reklamasi lahan bekas Tambang pada PT.Antam
(persero) Tbk. UBPN Sultra.
I.3 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui proses Regrading secara
teknis dan mengetahui metode perhitungan besaran biaya yang akan dikeluarkan
untuk proses Recontouring pada kegiatan reklamasi lahan bekas Tambang pada
PT.Antam (persero) Tbk. UBPN Sultra.
I.4 Batasan Masalah
Mengingat permasalahan reklamasi sangat luas, maka permasalahaan di batasi
terkait dengan proses Recontouring pada Bukit D dan menganalisa biaya
operasional alat muat, angkut dan dorong untuk proses Recontouring Bukit D pada
kegiatan reklamasi lahan bekas Tambang pada PT.Antam (persero) Tbk. UBPN
Sultra.
I.5 Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di PT.Antam (Persero) Tbk. UBPN
Sultra Kecamatan Pomalaa Sulawesi Tenggara dengan rencana jadwal
penelitian mulai Maret 2017.
Tabel I.1
Jadwal rencana kerja praktek
April Mei
No Kegiatan IV I II II
1 Studi pustaka
2 Orientasi lapangan
3 Pengambilan data
4 Analisis data
5 Pembuatan laporan
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3
pertama mulai diba ngun pada tanggal 12 Desember 1973. Pabrik pertama tersebut
diresmikan oleh wakil Prisiden RI, Sri mengkubuwono IX pada tanggal 23 Oktober
1976. Pabrik FeNi unit II Maret 1996 oleh presiden RI saat itu. Trakhir pabrik FeNi
unit III mulai dibangun pada tahun 2004 dan beroprasi pada bulan februari dua tahun
setelahnya. Keseluruhan proses produksi dipabrik tersebut dijalankan dengan mesin
diesel sebagai pembangkit listrik.
PT. Antam (Persero) Tbk. UBPN Sultra telah memperoleh beragam
penghargaan dibidang pengelolaan lingkungan. Pada tahun 2001, PT. Antam
(Persero) Tbk. UBPN Sultra mendapat sertifikat ISO 14001 sejak tahun 2001 untuk
pelaksanaan sistem manejemen lingkungan. Selain itu, PT. Antam (Persero) Tbk.
UBPN Sultra juga memperoleh PROPER BIRU dari kementrian lingkungan hidup
pada tahun 2010. Artinya kegiatan usaha dan operasi di unit ini sudah taat terhadap
peraturan lingkungan hidup seperti penerapan dokumen pengelolaan lingkungan,
pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah
bahan beracun dan berbahaya (B3), pengendalian pencemaran air laut dan kriteria
kerusakan lingkungan.
4
Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, berbatasan dengan :
Gambar II.1
(Lokasi Kecamatan Pomalaa, Sulawesi Tenggara)
5
Pulau-pulau ini membentuk gugusan yang dipisahkan oleh laut dangkal dengan
kedalaman rata-rata 30m, Pulau Lambasina, Pulau Buaya.
6
Pomalaa. Di Pomalaa jalur ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang
menyebar ke arah Tenggara melalui gunung Watumohai dan gunung Torobulu.
Endapan bijih nikel yang terdapat di daerah Pomalaa termasuk dalam jenis nikel
laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan asalnya yaitu batuan ultrabasa
seperti peridotit.
Batuan induk peridotit terdiri dari mineral utama olivine dan piroksin, serta
beberapa jenis mineral tambahan seperti kromit, magnetit, dan cobalt. Proses
serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrtermal,
akan merubah batuan peridotit menjadi serpentinit. Proses ini dianggap sebagai awal
terbentuknya suatu endapan residu bijihnikel. Akibat dari proses pelapukan yang
terjadi pada kondisi curah hujan yang cukup tinggi sehingga membentuk air tanah
dan perubahan suhu yang cepat maka batuan tersebut mengalami dekomposisi dan
menghasilkan tanah laterit yang kaya akan unsur-unsur Fe serta silica yang
mengandung unsur-unsur Ni, Co, Mn dan Ca.
Proses ini disebut proses laterisasi dimana proses mekanis memegang peranan
penting, bersama sirkulasi air yang berasal dari hujan atau air yang mengandung
unsur-unsur Mg, Fe, ca akan terbawa dan larut.
7
BAB III
LANDASAN TEORI
8
d. Permenhut P4/2011 tentang pedoman reklamasi hutan, (Tajib Alfiah
Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
e. Permenhut P60/2009 tentang pedoman penilaian keberhasilan reklamasi
hutan, (Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
f. Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang Minerba.
g. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
i. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 121 K/PE/1995 Pasal 1
adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan menata lahan yang
terganggu sebagai akibat usaha penambangan umum agar dapat berfungsi
dan berdaya sesuai dengan peruntukannya.
https://www.scribd.com/doc/285465055/Dasar-Hukum-Reklamasi-Pasca-
Tambang
9
kewajiban untuk mengembalikan lahan yang dipakai kembali ke bentuknya seperti
semula.
2. Top Soiling
Tahap Top Soiling adalah penimbunan top soil pada lahan setelah recontouring.
Top soil yang digunakan adalahtop soil bekas bongkaran yang di simpan di
stockpile berdasarkan lokasi tambang tersebut. Ketebalan top soil tergantung pada
ketersediaan top soil. Minimal top soil yang ditimbun adalah 30 cm, dan maksimal
60 cm. Ketebalan ini berpengaruh pada kesuburan tanaman karna daya ikat akar
akan semakin kuat bila semakin tebal top soilnya. Pekerjaan top soiling dilakukan
menggunakan alat excavator, buldozer, dan dump truck. Kegiatan top soiling dapat
dilihat pada gambar III.2
10
Gambar III.2 Rencana Top Soiling
(Sumber :Presentasi Profil UBPN Sultra-enviroment management)
3. Penanaman Kembali
Kegiatan penanaman kembali dilakukan setelah lahan bekas tambang telah
dilapisi semua oleh top soil, yang dapat dilihat pada gambar III.3 Ada tiga tahap
penaman yang dilakukan, yaitu :
a. Penanaman Cover Crop
b. Penanaman Tanaman Pelindung
c. Penanaman Tanaman Inti
11
1. Pemantauan
Bagian tanaman yang dijadikan parameter pada saat pemanatauan, yaitu :
Tinggi tanaman
Diameter batang
Lebar tajuk.
III.5 Penggunaan Alat Mekanis
Dalam kegiatan reklamasi lahan pasca tambang sangatlah diperlukan alat
mekanis yang dapat dipergunakan untuk membantu agar kegiatan tersebut dapat
berjalan sesuai rencana dan dapat terlaksana dengan baik.Dalam kegiatan reklamasi
lahan pasca tambang ini perlu diadakan persiapan yaitu penataan lahan. Dalam
kegiatan penataan lahan ini ada tiga alat mekanis yang paling sering digunakan yaitu
antara lain :
1. Excavator
Excavator merupakan alat mekanis yang digunakan dalam kegiatan
penambangan. Excavator juga dipergunakan dalam kegiatan reklamasi lahan
pertambangan, yang dimana fungsi alat ini yaitu dalam proses pemuatan top soil
(tanah penutup), pembuatan drainase dan penggerusan bebatuan.
2. Dump Truck
Dump truck merupakan alat mekanis yang digunakan dalam kegiatan
penambangan khususnya dalam kegiatan pengangkutan material. Dalam kegiatan
reklamasi pasca tambang dump truck dipergunakan untuk mengangkut top soil
(tanah penutup) yang akan dipergunakan sebagai media tanam dalam tahapan
12
revegetasi. Dump truck juga dipergunakan dalam kegiatan penataan lahan, dalam
hal ini pengangkutan bebatuan (boulder) dan digunakan pila dalam pengangkutan
pupuk, ajir dan lain sebagainya.
3. Bulldozer
Bulldozer merupakan alat mekanis yang dipergunakan dalam kegiatan
penambangan. Bulldozer ini dapat digunakan dalam kegiatan reklamasi pasca
tambang yaitu dalam kegiatan penataan lahan dan juga dalam upaya perawatan
jalan tambang.
13
III.6 Pengertian Biaya Reklamasi
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam
rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan.
14
perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/zona akhir yang
telah disepakati tercapai.
Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi
pelaksanaan reklamasi, pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan
dari pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan teknik sipil meliputi :
1. Pembuatan teras,
2. Saluran pembuangan akhir (spa),
3. Bangunan pengendali lereng, check dam, dan lain-lain
yang disesuaikan dengan kondisi setempat. pekerjaan teknik vegetasi
meliputi :
1. Pola Tanam,
2. Sistem Penanaman (Monokultur, Multiple Croping),
3. Jenis Tanaman Yang Disesuaikan Kondisi Setempat,
4. Tanaman penutup dan lain-lain.
Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang,
pengaturan bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan
tambang kadar rendah yang belum dimanfaatkan.
b. Pengendalian erosi dan sedimentasi.
c. Pengelolaan tanah pucuk (top soil).
d. Revegatasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas tambang
untuk tujuan lainnya.
15
BAB IV
METODOLOGI KERJA PRAKTEK
Metode kerja praktek terdiri dari 4 tahapan yang dilakukan yaitu tahap studi
pustaka, tahap observasi lapangan, tahap pengambilan data dan pengumpulan data,
tahap pengolahan data dan analisis data, dan tahap penyusunan laporan.
16
a. Data Primer
Dalam kegiatan pengumpulan data lapangan penulis mengambil data
yang diperlukan untuk menghitung besar biaya yang dibutuhkan pada saat
penambangan di lokasi penelitian penulis. Adapun data-data yang dikumpulkan dari
lapangan, diantaranya proses Regrading dan biaya proses Regrading.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui membaca buku-buku atau
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian, seperti peta IUP
daerah penelitian, Profil perusahaan, Infrastruktur perusahaan, keadaan gologi
regional dan topografi , Data curah hujan tahunan
17
Bagan Alir Kegiatan Kerja Praktek
Studi Pustaka
Observasi Lapangan
- Profil perusahaan
- Proses Recontouring (penataan - Infrastruktur perusahaan
lahan)
- Biaya Proses Regrading - keadaan gologi regional dan
(penataan lahan) topografi
- Data curah hujan tahunan
- Metode Statistik
- Rumusan Biaya
Pembahasan
Kesimpulan
18
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
19
Ada beberapa parameter yang harus diperhatikan dan dilakukan peninjauan dalam
menentukan penentuan desain reklamsi:
1. Kondisi lahan bekas tambang
Kondisi pada erea lahan bekas tambang biji nikel tentunya telah banyak
mengalami perubahan, Perubahan yang banyak retlihat pada topografi,struktur
tanah dan jenis material. Perlu dilakukan penyesuaian sarana dan prasarana
sebelum dilakukan pekerjaan reklamasi agar memperoleh hasil yang maksimal.
Penyesuaian dilakukan terhadap jenis alat berat yang digunakan dan bahkan
tumbuhan yang akan digunakan pada revegetasi nantinya.
2. Keadaan dan kondisi daerah sekitar
Keadaan dan kondisi daerah sekitar tentunya sangat berpengaruh dalam
penentuan bentuk reklamasi. Dalam penentuan bentuk reklamasi disesuaikan
dengan rencana pengembangan dan tata ruang perusahaan, dan perlu juga
diperhatikan lingkungan setempat seperti keadaan bentang alam.
20
Kegiatan regrading dibukit D dengan kordinat S 04 15 34.6 dan T 121 32 05.4
pada Tambang Selatan berlangsung mulai awal bulan februari 2017. Untuk
perencanaan proses regrading ini akan berakhir pling lambat minggu pertama bulan
juni 2017, tahapan proses regrading meliputi:
a. Pembuatan tanggul pembatas
Proses Recontouring pada Bukit D dimulai dengan metode cuting and filing agar
area lebih landai, pembuatan tanggul pembatas area kerja agar alat berat yang
diguakan tidak tergelincir akibat area kerja yang licin dan curam. Excavator dan
Breaker melakukan pekerjaan awal menggali tanah dan membongkar batuan yang
masih kelihatan tidak rata.
Setelah itu bulldozer menggusur tumpukan tanah dan bebatuan yang telah
dibongkar sebelumnya. Bulldozer kemudian meratakan material tanah hasil
pembongkaran tersebut ke seluruh permukaan tanah yang tidak beraturan dan
menimbun cebakan-cebakan yang berfungsi membentuk genangan air. Sedangkan
material batuan dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan dengan bantuan
excavator. Pada leng yang terdapat pada area reklmasi bagian puncaknya dipotong
21
kemudian material tanahnya ditimbun dikaki lereng, tujuannya agar area reklamasi
lebih landai.
b. Pembuatan akses jalan
Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan akses jalan ini dibuat untuk
pengangkutan top soil. Akses jalan dibuat dua arah agar tidak terjadi tabrakan
antar alat angkut. Peralatan yang digunakan pada proses ini adalah Bulldozer dan
motor graider
Gambar V.3 Akses jalan area reklamasi
(sumber : dokumentasi kegiatan KP, 2017)
c. Top soiling
Top soiling merupakan kegiatan penganggkutan dan penghamparan tanah pucuk
(top soil) pada area reklamasi yang telah disiapkan sebelumnya. Top soil yang di
gunakan pada proses ini di diambil dari tanah pucuk Bukit R Tambang Selatan yang
baru memulai kegiatan penambangan dengan jarak 3 km/jam.
Proses pengangkutan top soil dilakukan dengan menggunakan Dump Truck Hino.
Masing-masing Dump truck di muatkan top soil sebanyak 10 bucket per ret per unit.
22
Top soil yang telah diangkut kearea reklamasi kemudian dihamparkan menggunakan
Excavator secara merata dengan tebal Top Soil 50-60 cm. Biasanya akan
dilakukan ripping (penggemburan) menggunakan Excavator. Hal ini dilakukan
terhadap tanah yang memadat akibat terinjak alat berat. Pada saat disebarkan, top
soil yang berada diarea reklamasi dibuatkan jenjang. Interval jarak antara jenjang
sebara top soil 25cm. Tujuan dibuatkan jenjang ini untuk mempermudah proses
penanaman, pemeliharaan dan mempermudah teknis pelaksanaan kegiatan
reklamasi.
Air yang masuk kedalam sediment pond dialirkan melalui Drenase. Saluran
Drenase merupakan tempat mengalirnya air pada area yang akan direklamasi
23
dengan membuat paritan yang memanjang dengan kemiringan tertentu supaya aliran
air hujan tidak menghanyutkan top soil yang telah disebarkan.
Saluran Drenase ini dibuat secara kontur (countour drain) dibukit area reklamasi.
Saluran ini dibuat berdasarkan topografi akhir setelah penataan lahan, mengikuti
kaki lereng sehingga terbentuk saluran air yang akan terlihat secara alami. Hal ini
akan mengurangi laju aliran air. Pada pengamatan terakhir sudah terdapat 5 titik
Sediment pond pada bukit D Tambang Selatan, masing-masing titik di buatka 2
Sediment pond yang saling berikatan. Dimensi Sediment pond dikondisikan dengan
model kontur.
a. Faktor Cuaca
Cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran pengerjaan proses Recontouring.
Apabila terjadi hujan akan sangat memperlambat kegiatan tersebut. Lapangan
kerja, baik bagi operator alat berat maupun alat berat itu sendiri. Sesuai SOP (
Standard Operating Procedure ) yang berlaku , apabila terjadi hujan, maka
kegiatan akan dihentikan untuk sementara waktu.
Tidak hanya pada saat terjadi hujan, pada saat cuaca cerah pun terdapat beberapa
faktor penghalang kelancaran kegiatan. Cuaca cerah mengakibatkan lapangan
24
kerja menjadi berdebu. Hal ini mengakibatkan jarak pandang operator dalam
mengemudikan alat berat menjadi berkurang. Untuk menanggulangi hal tersebut,
dioperasikan water tank. Water tank ini difungsikan untuk menyiram lapangan
kerja, pada umumnya akses jalan tempat beroperasinya dump truck yang
mengangkut top soil.
b. Kondisi Alat Berat
Alat berat yang dioperasikan harus dalam kondisi baik. Sebelum dan sesudah
pengerjaan pada setiap harinya dilakukan pengecekan kondisi alat, ketersediaan
bahan bakar dan lain-lain. Hal ini telah dilakukan pada proses regrading kegiatan
reklamasi Bukit D Tambang Selatan PT. Antam (persero), Tbk. UBPN Sultra.
25
Gambar V.6 Safety talk sebelum ke area kerja masing-masing
(sumber : dokumentasi kegiatan KP, 2017)
a. Untuk produksi perjam total dari beberapa dump truck yang mengerjakan
pekerjaan yang sama secara simultan dapat di hitung dengan rumus
Q = x n x Cb x Ff x Ek
EK = x 100%
We = Wt - (Wtd + Whd)
26
Untuk menghitung faktor pengisian (bucket fill factor) digunakan persamaan berikut
:
Ff = x 100%
Untuk menyatakan keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut dapat dihitung
dengan factor keserasian (match factor) melalui persamaan sebagai berikut :
MF =
*ketentuan :
MF = 1 (serasi alat gali muat 100% atau mendekati
100%)
MF 1 (alat angkut bekerja penuh, alat muat
mempunyai waktu tunggu)
MF 1 (alat muat bekerja penuh, alat angkut
mempunyai waktu tunggu)
Total Cycle time (waktu siklus) dump truck dapat di hitung dengan rumus :
Cm = T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6
27
b. Untuk menghitung produksi jam dari excavator dapat dihitung dengan rumus
berikut :
Q = q x x E
Nilai q di peroleh dari hasil perkalian kaasitas Bucket dengan Bucket fill factor.
Penentuan nilai Bucket fill factor dapay dilihat dari tabel berikut :
28
Total cycle time (waktu siklus) excavator pada saat pemuatan top soil dapat dihitung
dengan rumus :
Cm = T1 + T2 + T3 + T4
Total Cycle Time (waktu siklus) excavator pada saat melakukan penghamparan top
soil dapat dihitung dengan rumus:
c. Produksi per jam suatu Bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut
:
Q=
m3/jam
Q = L H2 a
29
Dimana : D = Jarak gusur (m)
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu untuk ganti persenelling (menit)
Pekerjaan agag berat Kadar air tinggi, tanah liat, 0,7 0,6
pasir bercampur kerikil,
tanah liat yang sangat
kering, tanah asli,
Faktor koversi tanah tergantung dari tipe tanah dan derajat pengerjaan, tetapi
biasanya angka tersebut berkisar seperti pada table tersebut :
Jenis Tanah Kondisi Tanah
Semula Kondisi Tanah yang akan dikerjakan
Asli Lepas Padat
Pasir Tanah Asli 1,00 1,11 0,95
Tanah Lepas 0,90 1,00 0,86
Tanah Padat 1,05 1,17 1,00
Tanah Liat Tanah Asli 1,00 1,25 0,90
Berpasir Tanah Lepas 0,80 1,00 0,72
Tanah Padat 1,11 1,39 1,00
Pecahan Cadas Tanah Asli 1,00 1,65 1,22
atau Batuan Tanah Lepas 0,60 1,00 0,74
Lunak Tanah Padat 0,82 1,35 1,00
Pecahan Granit Tanah Asli 1,00 1,70 1,31
atau Batuan Tanah Lepas 0,59 1,00 0,77
Keras Tanah Padat 0,76 1,30 1,00
30
Pecahan Batu Tanah Asli 1,00 1,75 1,40
Tanah Lepas 0,57 1,00 0,80
Tanah Padat 0,51 1,24 1,00
Tabel V.4 Faktor koversi tanah
Dalam merencanakan Kegiatan regrading, produktifitas per jam dari suatu alat yang
diperlukan adalah produktifitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal
dikalikandengansuatufaktor.
Faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja.
60
- = ()
- Cm = T1 + T2.... + T6
16+111+976+34+46+945
= 60
= 35,4
= 35 Menit
31
- Ff = () 100%
- Ek = ( ) 100%
- We = Wt (Wtd + Whd)
= 7 jam (30 Menit+30 Menit)
= 420 menit 60 menit
= 360 menit
- Ek = (360/420) x 100%
= 0,85 x 100%
= 0,85%
- Ff = (1,8/2) x 100%
= 0,9 x 100%
= 0,9%
b. Produktifitas excavator
- Q = q x (3.600/Cm) x E
- Cm = T1 + T2 + T3 + T4
=5+3+2+3
= 13 detik
3600
- = 2,16 ( ) 0,83
13
= 189,8 Ton/jam (pada top soiling)
3600
- = ( )
- Cm = T1 + T2 + T3 + T4 + T5
= 5 + 3 + 2 + 3 + 20
= 33 detik
60
-Q =
m3/jam
8,0 60 0,73
-Q = 3,3
m3/jam
-Q = 110m3/jam
32
Produksi per siklus:
-Q = L H2 a
-Q = 4,25 1,052 0,9
-Q = 8,0m
Menghitung siklus:
Cm = F + R + Z (menit)
8,0 8,0
Cm = 3,7 + 8,2 + 0,30(menit)
Cm = 3,3(menit)
33
N Nama Volum Produktivita Jumla Harga sewa Jam Biaya
o Alat e s alat berat h alat satuan alat Kerj produksi
Galian (m3) berat per jam a per
per hari (unit) (Rp) Per satuan
(m3) hari alat (Rp)
1. Excavato 1152 189,8 1 393.702,07 7 27.5591.1
r 44
Backhoe
Komatsu
PC200
2. Dump 1152 21,1 8 292.767,03 7 29.276.70
Truck 3
Hino
FM620
Tabel V.7 Perhitungan alat berat yang digunakan
34
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari kegiatan kerja praktik yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
a. Perhitungan biaya operasional alat mekanis dapat diperoleh dengan hasil
perkalian harga sewa alat per jam dan jam kerja per hari.
b. Biaya yang dikeluarkan dalam proses Regrading selama 4 bulan
pengerjaan dengan rentang waktu mulai Februari hingga Mei 2017
menggunakan sistem sewa alat/kontrak pada mitra dari PT. Antam (Persero)
Tbk. UBPN Sultra.
VI.2 Saran
Setelah melaksanakan kegiatan kerja praktik ini, saran yang dapat disampaikan
oleh penulisan adalah : perlunya komuikasi yang baik antara pengawas lapangan
dengan pengawas mitra kerja agar pekerjaan dilapangan bisa terkordinir dengan baik
dan perlu juga di lakukan pengawasan yang lebih tegas agar proses pekerjaan
dilapangan yang dikerjakan oleh mitra dengan menggunakan alat berat bisa lebih
efektif.
SUCI RAHMADANI
35
DAFTAR PUSTAKA
Reklamasi dan pasca tambang data diperoleh dari situs internet: http://banti-
indonesia.com/blog/, sabtu, 21 januari 2017, kolaka.
Biaya Berbagai Macam Pengertian Biaya, data diperoleh dari situs: https;
//triusnita. Wordpress.com senin, 10 Mei 2017, kolaka
Aditya Putra, Adham. 2016. Studi proses Regrading pada kegiatan Reklamasi lahan
Tambang Nikel pada Bukit H Tambang Selatan PT. Antam
(Persero) Tbk. UBPN Sultra. Mahasiswa Teknik
Pertambangan Fakultas Ilmu dan Kebumian Universitas
HALU OLEO Kendari 2017. ( Laporan kegiatan KP, tidak
dipublikasikan), 20 Mei 2017, Pomalaa
PT. ANTAM (Persero) Tbk. 2012c. Laporan pemakaian Alat Berat Satuan Kerja
Pengelolaan Lingkungan Tambang UBPN Sultra tahun 2012.
PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, 2014. Laporan Triwulan 1 Tahun 2014,
Sulawesi Tenggara, Indonesia
36
37