KELOMPOK 7
Longsoran sepanjang
perpotongan bidang A
dan B bisa terjadi bila
kemiringan garis potong
ini lebih kecil daripada
dip muka lereng, yang
diukur sesuai dengan
arah longsoran, yf >yi
Longsoran diasumsikan
terjadi bila kemiringan
garis perpotongan
melebihi sudut gesek
dalam, yf > yi > f.
Lanjutan
Proses terjadinya longsoran baji dapat diterangkan
sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah atau
batuan akan menambah bobot tanah atau batuan
tersebut. Jika air tersebut menembus sampai tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka
tanah atau batuan menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar
lereng, sehingga terjailah longsoran baji dengan
syarat-syarat tertentu.
Swindells (1985) melakukan penelitian mengenai
pengaruh peledakan pada kemantapan 16 lereng di
Scotlandia. Hasil penyelidikannya menunjukkan bahwa
tingkat tebal atau kedalaman kerusakan lereng
dipengaruhi oleh metoda penggalian yang dipakai.
Lanjutan
Tabel. Bobot Pengatur Swindless, 1985
Tebal/kedalaman
Metode kerusakan
No. SMR F4
Penggalian
Selang (m) Rata (m)
Lereng alamiah 4 0 0 15
Kuat 50 - 100 24 7
Sedang 25 - 50 1-2 4
Lemah 5 -25 2
25 - 50 Jelek (poor) 8
50 - 75 Sedang (fair) 13
75 - 90 Baik (good) 17
a
Kondisi Umum (Complet tetesan air aliran air
(damp) (wet)
ely dry) (dripping) (flowing)
b
Debit air tiap
10 m panjang Tidak ada <10 10 - 25 25 - 125 >125
terowongan
Tekanan air
0 <0.1 0.1 0.2 0.1 0.2 >0.5
pada kekar
Rating 15 10 7 4 0
Rock Mass Strenght (RMS)
Pada tahun 1980 Selby melakukan penelitian untuk
mencari hubungan antara kekuatan massa batuan profil
singkapan dan kemiringan lereng di Antartika dan
Selandia Baru. Dia menekankan pada derajat pelapukan
dan orientasi kekar untuk membuat Klasifikasi
Kekuatan Massa Geomorfik yang tujuannya untuk
meramalkan kemantapan lereng dan disebut sebagai
Rock Mass Strength (RMS). Dari 300 macam massa
batuan penelitiannya menghasilkan bobot numerik
maksimum untuk parameter-parameter yang
berpengaruh pada kemantapan lereng yang ditunjukkan
pada Tabel 3 dan 4, sebagai alternatif dari RMR.
Lanjutan
Lanjutan
Tabel 4. Bobot dan klasifikasi Geomorphic rock mass strength (Selby, 1980)
Metode Analisis Longsoran
Lereng Baji
b Analisis Kinematika
Analisis kesetimbangan batas
(a). (b).
(a). (b).
(a). Ilustrasi longsoran kombinasi antara sesar dan kekar pada longsoran baji
(b). Proyeksis stereonet pada longsoran lereng baji
KESIMPULAN
Longsoran lereng baji adalah jenis longsoran pada
tanah atau batuan yang dapat terjadi pada suatu
lereng batuan jika lebih dari satu bidang lemah
yang bebas dan saling berpotongan. Sudut
perpotongan antara bidang lemah tersebut lebih
besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan
(joint) maupun bidang perlapisan. Cara longsoran
baji dapat melalui satu atau beberapa bidang
lemahnya maupun melalui garis perpotongan
kedua bidang lemahnya.
Longsoran lereng baji dapat dianalisis dengan
metode analisis kesetimbangan batas, dan metode
kinematika.
REFERENSI
https://www.scribd.com/doc/280404265/i-Gde-Budi-Indrawan-Analisis-
Tipe-Longsor
https://www.scribd.com/doc/284348676/LONGSORAN-BAJI
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/597/jbpitbpp-gdl-arisendart-29838--
2007ta-4.pdf
https://repository.ugm.ac.id/101159/1/i_Analisis%20Tipe%20Longsor.
pdf
THANKS FOR YOUR
ATTENTION
ANGGOTA KELOMPOK 7
La Ode Raemaka Kafarudin
M. Febriyanto Ali Sumardi Sakti
Muhammad Efendi Stefhani Heryaningsih
Nanang Sugianto Riski Ady Putra
Ni Nyoman Juliana Siska Pratiwi
Add Your Company SloganL/O/G/O
Muh. Ikram S. Asjarwww.themegallery.com