Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ENSEFALOKEL

OLEH:

PUTU GEDE NADYA YADNYA NUGRAHA 2015300

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

(APIKES) CITRA MEDIKA SURAKARTA

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan

rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah

yang berjudul ENSEFALOKEL pada mata kuliah Anatomi dan Fisiologi.

Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan

diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak

jarang menggunakan cara cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk.

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar

Muhammad Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman

kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari

berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam

pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut

berperan besar dalam pembuatan makalah ini.

Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan

kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya

sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Surakarta, 6 Juni 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Judul ..........................................................................................................................i

Kata Pengantar .........................................................................................................ii

Daftar Isi .................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................2

C. Tujuan ................................................................................................2

Bab II Pembahasan ..............................................................................................3

A. Definisi Ensefalokel ..........................................................................3

B. Etiologi Ensefalokel ...........................................................................3

C. Tanda dan Gejala Ensefalokel ...........................................................4

D. Penatalaksanaan Ensefalokel ..............................................................5

E. Pencegahan Ensefalokel ....................................................................6

Bab III Penutup ......................................................................................................7

A. Kesimpulan ........................................................................................7

B. Saran ....................................................................................................7

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cacat bawaan adalah suatu kelainan/cacat yang dibawa sejak lahir baik

fisik maupun mental. Cacat bawaan dapat disebabkan akibat kejadian

sebelum kehamilan, selama kehamilan dan saat melahirkan atau masa

perinatal. Cacat ini dapat akibat penyakit genetik, pengaruh lingkungan baik

sebelum pembuahan (bahan mutagenik) maupun setelah terjadi pembuahan

(bahan teratogenik).

Bila cacat bawaan terutama malformasi multipel disertai dengan retardasi

mental dan kelainan rajah tangan (dermataoglifi) memberikan kecurigaan

kelainan genetik (kromosomal). Penyakit genetik adalah penyakit yang terjadi

akibat cacat bahan keturunan pada saat sebelum dan sedang terjadi

pembuahan. Penyakit genetik tidak selalu akibat pewarisan dan diwariskan,

dapat pula terjadi mutasi secara spontan yang dipengaruhi oleh lingkungan.

Penyakit infeksi dalam kandungan, pengaruh lingkungan seperti radiasi sinar

radioaktif dan kekurangan/kelebihan bahan nutrisi juga dapat menyebabkan

cacat bawaan.

Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh.

Diantaranya ensefalokel. Ensefalokel merupakan kelainan bawaan di mana

terjadi pemburutan selaput otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada

tengkorak atau tulang belakang.

1
Ensefalokel biasanya terjadi pada bagian oksipital. Pada bagian ini

terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau sebagian otak. Ensefalokel

akan berkaitan dengan kelainan mental yang berat meskipun sudah dilakukan

operasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ensefalokel ?

2. Apa etiologi dari ensefalokel ?

3. Apa tanda dan gejala dari ensefalokel ?

4. Bagaimana patofisiologi dari ensefalokel ?

5. Bagaimana cara penatalaksanaan dari ensefalokel ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi ensefalokel


2. Untuk mengetahui etiologi ensefalokel
3. Untuk Mengetahui Gejala ensefalokel
4. Menangani adanya ensefalokel

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ensefalokel

Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan

adanya penonolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti

kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ensefalokel disebabkan

oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin. Bisa di

belakang kepala, puncak kepala, atau di antara dahi dan hidung. Melalui celah

inilah, sebagian struktur otak dan selaput otak keluar. Akibat kelainan ini:

kelumpuhan anggota gerak, keterlambatan perkembangan, retardasi mental,

dan kejang berulang.

B. Etiologi Ensefalokel

Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor

usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola

makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat.

Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat disarankan mengonsumsi

asam folat dalam jumlah cukup.

Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama

perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh

gangguan pembentukan tulang cranium saat dalam uterus seperti kurangnya

asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan

terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat

3
obatan yang mengandung bahan yang terotegenik. Ada beberapa faktor

penyebab ensefalokel diantaranya :

1. Infeksi.

2. Faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil.

3. Mutasi genetik.

4. Pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam

folat.

5. Kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.

Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan

pembentukan tulang cranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan

asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan

terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat

obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.

6. Defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang

kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.

C. Tanda dan Gejala Ensefalokel

Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa :

1. Hidrosefalus
2. kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik).
3. Mikrosefalus
4. gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan.
5. Ataksia
6. kejang.
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali
disertai dengan kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya.

4
D. Penatalaksanaan Ensefalokel

Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang

menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki

kelainan kraniofasial yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat

suatu shunt. Pengobatan lainnya bersifat simtomatis dan suportif.

1. Penanganan Pra Bedah:


a. Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril
yang direndam salin yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar
harus ditutpi kasa steril yang tidak melekat untuk mencegah jaringan
saraf yang terpapar menjadi kering.
b. Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada
saat mempertahan suhu tubuh yang dapat menurun dengan cepat.
Pada beberapa pusat tubuh bayi ditempatkan dalam kantong plastik
untuk mencegah kehilangan panas yang dapat terjadi akibat
permukaan lesi yang basah.
c. Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.
d. Akan diminta X-Ray medulla spinalis.
e. Akan diambil photografi dari lesi.
f. Persiapan operasi.
g. Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sringter
anal akan dilakukan oleh fisioterapi.
h. Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup
durameter dan kulit dijahit diatas dura yang diperbaiki. Jika celah
besar, maka perlu digunakan kulit yang lebih besar untuk menutupi
cacat. Pada bayi ini drain sedot diinsersikan dibawah flap.
2. Perawatan pasca bedah :
a. Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.

5
b. Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam
untuk menjamin tidak adanya belitan atau tekukan pada saluran dan
terjaganya tekanan negatif dan wadah.
c. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali
seminggu. Sering kali terdapat peningkatan awal dalam pengukuran
setelah penutupan cacat spinal dan jika peningkatan ini berlanjut dan
terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi
yang sesuai.
E. Pencegahan Ensefalokel
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baikya mempersiapkan jauh jauh hari.
Misalnya, mengkonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang
mengandung asam folat. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya
beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi. Sumber asam folat banyak
didapatkan dari:
1. Sayuran seperti bayam, asparagus, brokoli, lobak hijau, selada romaine,
kecambah.
2. Kacang segar atau kering, kacang polong, gandum, biji bunga matahari.
Produk biji-bijian yang diperkaya (pasta, sereal, roti)
3. Buah-buahan seperti: jeruk, tomat, nanas, melon , jeruk bali, pisang,
strawberry, alpukat, pisang
4. Susu dan produk susu seperti keju yoghurt.
5. Hati
6. Putih Telur
Salah satunya, encephalocele atau ensefalokel. Biasanya dilakukan
pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam
tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan kraniofasial
yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt.
Pengobatan lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya
tergantung kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan
otak yang menyertainya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelainan bawaan pada
bayi berupa ensefalokel. Dimana ensefalokel biasanya terjadi pada bagian
oksipital. Pada bagian ini terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau
sebagian otak. Ensefalokel akan berkaitan dengan kelainan mental yang berat
meskipun sudah dilakukan operasi. Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung
saraf yang ditandai dengan adanya penonolan meningens (selaput otak) dan
otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang
tengkorak. Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi,
faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta
pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat.
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa : hidrosefalus, kelumpuhan
keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik), mikrosefalus, gangguan
penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan, ataksia, kejang. anya
dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol
ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan
kraniofasial yang terjadi. Bagi ibu yang berencana hamil, ada baikya
mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya, mengkonsumsi makanan bergizi
serta menambah suplemen yang mengandung asam folat.
B. Saran
Ensefalokel merupakan kelainan yang berbahaya dan berdampak buruk
pada perkembangan anak selajutnya, maka sebagai tenaga kesehatan (bidan)
harus mengetahui dan memahami tentang etiologi, penyebab, penanganan dan
pencegahannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Richard E dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta:
EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Lia Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai