ENSEFALOKEL
OLEH:
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan
diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak
jarang menggunakan cara cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman
kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari
pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut
penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul ..........................................................................................................................i
C. Tujuan ................................................................................................2
A. Kesimpulan ........................................................................................7
B. Saran ....................................................................................................7
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacat bawaan adalah suatu kelainan/cacat yang dibawa sejak lahir baik
perinatal. Cacat ini dapat akibat penyakit genetik, pengaruh lingkungan baik
(bahan teratogenik).
akibat cacat bahan keturunan pada saat sebelum dan sedang terjadi
dapat pula terjadi mutasi secara spontan yang dipengaruhi oleh lingkungan.
cacat bawaan.
Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh.
terjadi pemburutan selaput otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada
1
Ensefalokel biasanya terjadi pada bagian oksipital. Pada bagian ini
terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau sebagian otak. Ensefalokel
akan berkaitan dengan kelainan mental yang berat meskipun sudah dilakukan
operasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ensefalokel
adanya penonolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti
belakang kepala, puncak kepala, atau di antara dahi dan hidung. Melalui celah
inilah, sebagian struktur otak dan selaput otak keluar. Akibat kelainan ini:
B. Etiologi Ensefalokel
usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola
asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan
3
obatan yang mengandung bahan yang terotegenik. Ada beberapa faktor
1. Infeksi.
2. Faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil.
3. Mutasi genetik.
folat.
1. Hidrosefalus
2. kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik).
3. Mikrosefalus
4. gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan.
5. Ataksia
6. kejang.
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali
disertai dengan kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya.
4
D. Penatalaksanaan Ensefalokel
5
b. Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam
untuk menjamin tidak adanya belitan atau tekukan pada saluran dan
terjaganya tekanan negatif dan wadah.
c. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali
seminggu. Sering kali terdapat peningkatan awal dalam pengukuran
setelah penutupan cacat spinal dan jika peningkatan ini berlanjut dan
terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi
yang sesuai.
E. Pencegahan Ensefalokel
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baikya mempersiapkan jauh jauh hari.
Misalnya, mengkonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang
mengandung asam folat. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya
beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi. Sumber asam folat banyak
didapatkan dari:
1. Sayuran seperti bayam, asparagus, brokoli, lobak hijau, selada romaine,
kecambah.
2. Kacang segar atau kering, kacang polong, gandum, biji bunga matahari.
Produk biji-bijian yang diperkaya (pasta, sereal, roti)
3. Buah-buahan seperti: jeruk, tomat, nanas, melon , jeruk bali, pisang,
strawberry, alpukat, pisang
4. Susu dan produk susu seperti keju yoghurt.
5. Hati
6. Putih Telur
Salah satunya, encephalocele atau ensefalokel. Biasanya dilakukan
pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam
tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan kraniofasial
yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt.
Pengobatan lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya
tergantung kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan
otak yang menyertainya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelainan bawaan pada
bayi berupa ensefalokel. Dimana ensefalokel biasanya terjadi pada bagian
oksipital. Pada bagian ini terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau
sebagian otak. Ensefalokel akan berkaitan dengan kelainan mental yang berat
meskipun sudah dilakukan operasi. Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung
saraf yang ditandai dengan adanya penonolan meningens (selaput otak) dan
otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang
tengkorak. Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi,
faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta
pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat.
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa : hidrosefalus, kelumpuhan
keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik), mikrosefalus, gangguan
penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan, ataksia, kejang. anya
dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol
ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan
kraniofasial yang terjadi. Bagi ibu yang berencana hamil, ada baikya
mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya, mengkonsumsi makanan bergizi
serta menambah suplemen yang mengandung asam folat.
B. Saran
Ensefalokel merupakan kelainan yang berbahaya dan berdampak buruk
pada perkembangan anak selajutnya, maka sebagai tenaga kesehatan (bidan)
harus mengetahui dan memahami tentang etiologi, penyebab, penanganan dan
pencegahannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard E dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta:
EGC
Lia Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya