Disusun Oleh :
IinPrihartiningsih (2015295)
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Mengesahkan,
Direktur Pembimbing Kunjungan Lapangan
APIKES Citra Medika Surakarta
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
laporan kunjungan lapangan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Laporan hasil kunjungan lapangan ini di susun guna memenuhi salah satu
syarat pengambilan kartu hasil studi (KHS). Selam kunjungan punulis banyak
1. Bapak Dr. Mochamad Syafak Hanung, Sp.A selaku Direktur RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta
2. Bapak Tominanto, S.Kom., M.Cs selaku Direktur APIKES Citra Medika
Surakarta
3. Bapak Bambang Hasta Yoga selaku Kepala Bagian Penelitian dan
Yogyakarta
6. Ibu Sri Wahyuningsih N, S.KM, M.Kes selaku pembimbing Akademik
7. Bapak/ibu di bagian Catatan Medis berserta stafnya yang telah memberi
Yogyakarta
8. Bapak/ibu dosen dan staf pengajar di APIKES Citra Medika Surakarta
9. Teman-teman APIKES Citra Medika Surakarta yang memberi dukungan
10. Tak lupa juga kepada orang tua yang mendukung penyusunan laporan
iii
Penulis menyadari bahwa laporan ini banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang mendukung dari pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
A. Kesimpulan ....................................................................................57
B. Saran ..............................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Poliklinik dan Rawat Inap .....47
Gambar 3.2 Alur Pendaftaran Pasien Gawat Darurat & Rawat Inap.....................49
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Catatan Medik RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
MDF : Middle Digit Filing
PP : Peraturan Pemerintah
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
medis. Rekam medis yang baik merupakan cerminan pelayanan kesehatan yang
bermutu. Guna memberikan pelayanan yang bermutu rekam medis harus diisi
kepada masyarakat. Mutu rumah sakit dpat dilihat dari rekam medis yang
bermutu pula.
Rekam Medik merupakan salah satu bagian dari rumah sakit yang sangat
penting dan merupakan jantung dari rumah sakit agar dapat memberikan
1
2
rawat jalan maupun rawat inap wajib mernbuat rekam medis" hal ini
kesehatan. Rekam Medis merupakan catatan dan dokumen yang berisi tentang
riwayat pasien selama di rumah sakit. Selain itu dokumen rekam medis
dijalani oleh pasien di rumah sakit. Guna dari rekam medis yaitu : Sebagai alat
pendidikan.
perlu dipahaminya sistem dan subsistem dari rekam medis itu sendiri, baik itu
rekam medis dapat dilakukan dengan cara mengunjungi salah satu rumah sakit
merupakan rumah sakit pusat dan rumah sakit pendidikan yang mempunyai
3
terintegrasi dengan LAN dalam sistem informasi rumah sakit. Oleh karena itu
Tinjauan Terhadap Sistem dan Subsistem Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Penyusunan laporan ini dapat kita ambil rumusan masalah tentang,
Sardjito Yogyakarta ditinjau dari Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui pengelolaan rekam medis dan informatika kesehatan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ditinjau dari sistem dan sub sistem rekam
medis.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran umum RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta meliputi
Yogyakarta.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Menambah pengalaman dan wawasan dalam bidang rekam medis
b. Menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan di
3. Lingkup Lokasi
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang berada di Jl. Kesehatan 1 Sekip
Yogyakarta
4. Lingkup Obyek
Catatan Rekam Medis Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
5. Lingkup Waktu
Hari dan Tanggal : Kamis, 28 Januari 2016
Waktu : 07.00 - 14.00
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Yunani dan Roma menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada
dinding-dinding gua, batang kayu dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat
kuno) ditemukan catatan pengobatan pada dinding makam dan candi Mesir
serta di atas papyrus (semacam gulungan kertas yang terbuat dari kulit).
Pada zaman Mesir kuno catatan rekam medis dapat terlihat pada buku yang
dikarang oleh Dewa Thoth. Thoth adalah seorang Ahli pengobatan yang
penyakit mata & kebidanan. Selain itu ada juga seorang dokter yang hidup di
zaman piramid sekitar 3000 2500 SM yaitu Imhotep. Ia adalah dokter yang
menghilang dan baru diketemukan pada abad XIX oleh Bangsa Inggris
5
6
saat ini disimpan di New York Accademy of Medicine, USA. Edwin Smith
membuktikan betapa ilmu kedokteran masa silam telah begitu maju. Fungsi
dikerjakan secara teliti dan mendalam. Selain itu ditemukan juga Papyrus
Kahun yang ditemukan oleh Flinders Petris pada tahun 1889 yang berisi
mengenai kebidanan.
Pada zaman Yunani kuno Terdapat seseorang yang dikenal sebagai dewa
kedokteran yakni Aeculapius. Tongkatnya yang dililit oleh ular menjadi simbol
melakukan penelitian observasi dengan cermat yang sampai saat ini masih
7
dianggap relevan. Hasil penelitian terhadap pasien tersebut sampai saat ini juga
masih dapat dibaca oleh para dokter.Putra Hippocrates Thesalius, Dracon, dan
catatan yang ditulis oleh Hippocrates, salah satunya adalah riwayat dan
dunia kedokteran yaitu Galen dan St. Jerome yang memperkenalkan pertama
kali istilah rumah sakit (Hospitalia) yang didirikannya pertama kali di Roma
italia pada tahun 390 M. Galen Merupakan orang yang pertama kali
hingga 3 abad pertama. Adanya pencatatan yang dilakukan oleh para rahib
sanitasi dan higienis : Efek menyentuh benda-benda kotor, jenis makanan yang
harus dimakan, jenis makanan yang mengandung gizi, cara membersihkan ibu
Sina) dan Rhazes merupakan tokoh yang berperan dalam penulisan catatan
8
klinis yang baik. dan Rhazes (865 925 M) adalah dokter yang beragama
Islam dan praktik di rumah sakit Persia (Iran).Ia banyak menulis buku-buku
yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit luka. Kemudian
sakit ini masih berdiri dan beberapa rekam medis pasiennya yang pernah
dirawat dari tahun 1137 masih ada. Pendiri rumah sakit ini bernama Rahera.
Rumah sakit ini mengeluarkan buku bernama Book of Foundation yang berisi
kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam medis. Pada jaman ini perkembangan
ilmu kedokteran semakin pesat seiring dengan itu diikuti pula pencatatan ke
dengan rekam medis. Rumah sakit St. Bartholomew merintis hal-hal yang
harus dikerjakan oleh suatu Medical Record Management. Pada tahun 1667,
dengan mulai dikenalnya ilmu statistik pada abad 1718 peranan data rekam
medis menjadi sangat penting untuk menghitung angka kesakitan dan kematian
mayat (dilarang keras oleh gereja Katholik). Hasil pembedahan mayat ini
selalu membuat rekam medis atas segala hal yang dijumpainya. Hasil rekam
medis tersebut dibukukan dengan nama Fabrica pada tahun 1543. Kemudian ia
Benyamin Franklin pada tahun 1752. Kemudian tahun 1771 rumah sakit New
York didirikan. dan pencatatan rekam medis baru dilakukan pada tahun 1793
yaitu registrasi pasien baru. Tahun 1862 pengindeksan penyakit dan kondisi
memiliki rekam medis dan katalog pasien lengkap. tahun 1871 mulai
menginstruksikan bahwa setiap pasien yang dirawat harus dibuat Kartu Indeks
(AHA) untuk pertama kalinya melakukan diskusi rekam medis. Hingga tahun
ilmiahnya tentang A clinical chart for the record of patient in small hospital
atau inti pidatonya yaitu tentang pentingnya nilai rekam medis yang lengkap
Kebutuhan tentang perlunya rekam medik di seluruh dunia pada awal abad
dalam rekam medik dan pengelolaanya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh
(PORMIKI).
generasike generasi melalui catatan pada daun lontar dan sarana lain yang
telah ada sejak zaman penjajahan, namun perhatian untuk pembenahan yang
dengan adanya
2. Keputusan Men.Kes.RI No. 034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan
(Medical Record).
B. Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis
Sistem dan sub sistem rekam medis meliputi : sistem penamaan, sistem
pemusnahan.
1. Sistem Penamaan
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Sistem Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 sistem penamaan adalah
tata cara penulisan nama seseorang yang bertujuan untuk membedakan satu
Cara menulis dan mengindeks nama dalam formulir rekam medis adalah
sebagai berikut:
a. Nama Orang Indonesia
1) Nama tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu kata, dua kata atau lebih. Nama
orang yang hanya terdiri dari satu kata, diindeks sebagaimana nama
itu tersebut.
Contoh : Sumarto ditulis Sumarto
2) Nama majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk, diindeks sebagaimana nama itu
ditulis.
Contoh : Guna Jaya ditulis Guna Jaya
3) Nama keluarga
13
clan (kaum), maka yang diutamakan nama marga, suku, dan nama
clan (kaum).
lengkapnya.
Contoh : A. Mintorogo ditulis Mintorogo, A.
b) Nama singkatan yang Diketahui kepanjanganya
Nama yang diiringi atau didahului dengan singkatan, tetapi
(Mayor)
c) Gelar Keagamaan
Pendeta Haji Biksu
Pastur Kyai Haji Monsinyur
Contoh : Haji Abubakar Abdulkadir ditulis Abdulkadir
Abubakar (Haji)
d) Gelar Kebangsawanan
R = Raden Kanjeng
R.M = Raden Mas Tubagus
R.A = Raden Ajeng Teuku
Contoh : R.A Murbandini ditulis Murbandini (R.A)
e) Gelar Kekeluargaan
Tn = Tuan
Ny = Nyonya
Nn = Nona
Contoh : Ny. Sulastri Sukendar ditulis Sukendar Sulastri (Ny)
b. Nama Orang Cina, Korea dan Vietnam
1) Nama asli orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya, maka
diindeks dan ditulis nama orang Cina baru kemudian nama Eropa.
Contoh: Robert Liem ditulis Liem Robert
15
kata-kata bin, binti, ibn, ibnu, maka bagian nama yang didahului
kata bin, binti, dan sebagainya terdapat dua nama atau lebih, maka
bin diiringi dengan dua kata yang menggunakan kata bin juga,
sandang (Van, Van den, Van der, Von, Da, De, La).
Contoh: H.J. Van Mook ditulis Van Mook, H.J
Sistem penamaan yang digunakan sesuai dengan identitas pasien tanpa
pasien. Bila seorang bayi lahir hingga saat pulang belum mempunyai nama,
nama yang digunakan adalah nama yang sekarang. Hanya petugas yang
Rumah Sakit. Apabila ditemukan seorang pasien memiliki lebih dari satu
nomor Rekam Medis maka nomor berkas rekam medis tersebut harus
Singkatan bisa dituliskan didepan nama atau dibelakang nama pasien, pada
Indonesia (sesuai EYD). Nama pada sampul berkas rekam medis ditulis
penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang dateng berobat sebagai
bagian identitas pribadi karena dengan menyebut atau menulis nomor rekam
medis tertentu maka dapat diketahui siapa pemiliknya. Kegunaan dan tujuan
Sistem (ANS) yang digunakan pada saat ini ada tiga jenis :
a. Serial Numbering System (SNS)
18
Keuntungan :
1) Pelayanan lebih cepat kerena tidak perlu mencari reakam medis lama
Kerugian :
lama.
3) Informasi layanan lisnisnya menjadi tidak berkesinambungan dan
mendapat satu nomor pada saat pertama kali datang ke rumah sakit dan
digunakan selamanya, baik itu pasien rawat jalan, rawat gawat darurat
penyakit.
Kerugian :
dst).
3) Pasienyang mendaftar sebagai pasien baru, jika sebelumnya pernah
Penomoran Seri Unit dengan Sistem Penomoran Seri. Pada sistem ini,
setiap pasien berobat ke rumah sakit diberi nomor rekam medis baru dan
kesinambungan.
4) Apabila presesntasi kunjungan ulang banyak, maka akan terjadi
rekam medis. Ada tiga macam sistem penjajaran dokumen rekam medik,
00-00-02
08-04-23 25-11-02
09-04-23 26-11-02
21
DRM berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok
tengah.
Misalnya : 40-70-28
40-70-29
4. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan yaitu suatu cara penyimpanan berkas rekam medis
yang berisi data dan informasi hasil pelayanan dari pasien secara individu
dapat disimpan yaitu apabila pengisian pada lembar formulir rekam medis
telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat pasien urut
medis maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua yaitu (Savitri Citra
jalan dan rawat inap disimpan menjadi satu dalam satu folder atau map.
b. Sistem Desentralisasiyaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara
memisahkan antara DRM rawat inap, DRM rawat jalan, dan DRM
memisahkan dokumen aktif dan non aktif. Dokumen dikatakan non aktif di
Dokumen yang sudah tidak aktif dinilai berdasarkan nilai gunanya menjadi
22
Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 prosedur dan alur rekam medis
tempat dimana antara pasien dengan petugas rumah sakit melakukan kontak
alamatnya untuk dicari nomor rekam medis pada komputer atau KIUP,
23
kemudian dicatat nama dan nomor rekam medis di tracer. Bila belum
hari ini.
Rawat Inap.TPPRI erat kaitanya dengan Unit Rawat Inap dimana bagaian
dan kelas perawatan yang diinginkan pasien yang sesuai dengan admission
note.. Pasien yang akan dirawat inap berasal dari IRJ, dan UGD. Tetapi
TPPRI juga menerima pasien rujukan dari rumah sakit lain sehingga harus
masing-masing.
3) Surat persetujuan rawat inap.
4) Kartu tunggu pasien rawat inap.
5) Apabila menerima pasien langsung, perlu disediakan KIB dan KIUP.
6) Data penyakit yang harus segera dilaporkan ke Dati II.
c. Menerima pasien rawat inap berdasarkan admission note.
d. Mencatat identitas pasien rawat inap pada dokumen rekam medis.
e. Memesankan ruangan bagi pasien rawat inap ke bangsal rawat inap.
f. Menulis nomor rekam medis pada tracer untuk diserahkan ke unit rekam
bangsalnya.
k. Mencatat nama-nama pasien yang menggunakan tempat tidur.
3. Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD)
UGD merupakan tempat pelayanan di rumah sakit yang melayani pasien
selama 24 jam setiap hari, untuk melayani pasien yang mengalami keadaan
yang gawat darurat. Karena kecepatan dan ketepatan pelayanan medis, maka
kelengkapan yaitu :
1) Surat permintaan pemeriksaan penunjang.
2) Surat perintah dirawat.
3) Surat pengantar rujukan.
4) Surat jawaban rujukan.
5) Surat keterangan sakit.
6) Surat keterangan kematian.
7) Visum et repertum.
b. Menerima dokumen rekam medis dari unit rekam medis yang diterima
dari TPPRJ.
25
note).
e. Dengan membawa admission note dan dokumen rekam medis, pasien
kasir.
g. Membuat surat keterangan sehat atau sakit, dan surat kematian.
h. Mencatat identitas pasien dan nomor rekam medis ke dalam buku register
UGD.
i. Setelah selesai pelayanan UGD melakukan kegiatan antara lain :
1) Membuat sensus harian UGD yang kemudian diserahkan ke URM.
2) Mengembalikan dokumen rekam medis ke URM dengan buku
ekspedisi.
3) Menjumlahkan pembayaran jasa pelayanan UGD dan jasa tindakan
fungsi sebagai peneliti kelengkapan isi dan merakit dokumen rekam medis
Tahun 2004
1) Setiap dokter atau dokter dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
Coding dan indexing adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis
yang mempunyai tugas pokok mencatat dan meneliti kode penyakit serta
diagnosis yang ditulis dokter, kode operasi atau tindakan medis yang ditulis
dokter atau petugas kesehatan lainnya, kode sebab kematian dari sebab
penyakit, operasi atau tindakan medis, sebab kematian dan indeks dokter
audit medis, audit kematian dan audit keperawatan), serta pembuat laporan
Berfungsi untuk menganalisa semua data rekam medis yang masuk ke unit
rekam medis untuk diolah menjadi sebuah informasi yang disajikan dalam
kemana pindahnya dokumen tersebut. Isi dari tracer meliputi nomor rekam
medis, nama pasien, tanggal peminjaman, nama dan unit pengguna, tujuan
Rekam Medis, peneliti harus tetap berada di dalam ruangan tanpa boleh
rusak, pemalsuan, dan / atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak
dimaksud dapat dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa
atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk
itu.
7. Surat Keterangan Medis
Surat Keterangan Medis adalah surat keterangan tertulis yang dibuat oleh
dokter untuk tujuan tertentu tentang kondisi kesehatan atau penyakit pasien
persetujuan pasien.
Jenis-jenis surat keterangan medis :
a. Surat Keterangan Sehat
b. Surat Keterangan Sakit
c. Surat Keterangan Kelahiran
d. Surat Keterangan Kematian
e. Surat Rujukan
sebagai berikut :
29
Sardjito Yogyakarta.
Sejak berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM)
pada tahun 1951 sudah muncul suatu gagasan yang di pelopori oleh 5 orang
menjadi rumah sakit pendidikan dan terwujud pada tahun 1976 yang
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito yang sesuai dengan nama
pelopornya.
Gagasan mendirikan rumah sakit umum pusat dan pendidikan pada satu
penelitian, pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr. Sardjito pada tahun 1954,
30
31
nama tersebut adalah untuk mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr.
Sardjito.
RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no.
sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta
instansi lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah
a.Visi
Menjadi salah satu Rumah Sakit unggulan dalam bidang Pelayanan,
kemandirian.
b. Misi:
32
terjangkau masyarakat,
2) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk
Sakit
Struktur Organisasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terlampir pada
lampiran 1.
2. Sejarah dan Struktur Orgaisasi Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
Pada awalnya penyimpanan berkas rekam medis rumah sakit ini
Medis Rawat Inap Dan Rawat Jalan). Sampai tahun 1985 Rumah Sakit
Sistem (TDF). Tetapi pada awal berdirinya RSUP Dr. Sarjito sistem
rekam medis yang terampil, maka dilakukan perombakan cara kerja atau
pengisian data jauh lebih cepat dan lebih mudah, mulai tahun 2002 telah
secara ganda. Tracer pun sudah dicetak menggunakan alat pencetak tracer.
2. Sistem penomoran
Sistem penomoran yang digunakan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Contoh : 26-08-11-23
27-08-11-23
28-08-11-23
4. Sistem penyimpanan
Penyimpanan dokumen rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
menggunakan sistem Sentralisasi yaitu semua data-data dari unit rawat inap
dan rawat jalan dijadikan satu untuk kemudian diolah menjadi satu
dihitung sejak 5 tahun terakhir pasien tidak datang kembali ke rumah sakit
gunanya menjadi :
a. Dokumen yang dilestarikan
b. Dokumen yang dimusnahkan
35
pada bulan April tahun 2014. Tetapi ada data-data yang tidak dimusnahkan
pasien dan merupakan bukti bahwa pasien tersebut terdaftar sebagai pasien
Data yang telah lengkap akan di simpan kedalam server secara online,
seperti :
melayani semua pasien lama maupun baru dengan semua jaminan. Informasi
yang bisa di peroleh dari TPPRJ diantaranya data pasien rawat jalan, pasien
BPJS dan non BPJS, distribusi pasien per alamat, distribusi pasien per
pembayaran.
inap. TPPRI erat kaitannya drngan unit rawat inap diman bagian ini
dan kelas perawatan yang dinginkan pasien yang sesuai dengan admission
note. Jika TPPRI dapat menerima pasien langsung dari dari dokter maka
ruang filing dibuka selam 24 jam dan fungsi TPPRI harus dijalankan disini.
Jika TPPRI menerima pasien langsung, maka formulir tambahan yang
disediakan adalah :
a. Buku catatan nomor rekam medis
b. Kartu identitas berobat (KIB)
c. Kartu indeks utama pasien (KIUP)
Data-data yang di entry biasanya adalah data social pasien dan data
antara lain :
pasien. Formulir rawat inap dan dokumen rekam medis pasien yang diatur
oleh petugas rekam medis ke bagian Unit Rawat Inap (URI). Kemudian
rawat inap dan dokumen rekam medis pasien yang diatur oleh petugas
rekam medis ke bagian Unit Rawat Inap (URI). Kemudian petugas TPPRI
Gambar 3.1 Alur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Poliklinik dan Rawat Inap
Sumber : sardjitohospital.co.id
40
jaminan tidak harus membawa rujukan, tetapi cukup dengan kartu Peserta
JKN atau Asuransi lain ( BPJS PBI, BPJS NON PBI, KIS, Asuransi lain ).
Disini melayani pasien dalam keadaan emergency misal pendarahan,
Gambar 3.2 Alur Pendaftaran Pasien Gawat Darurat & Rawat Inap
Sumber : sardjitohospital.co.id
42
rangkap dua yaitu untuk ICM dan untuk instalasi bagaian bersangkutan.
maka cukup ditulis No.Rekam Medis pasien saja di computer setelah itu
dilihat apakah sudah sesuai belum, setelah sama antara identitas pasien pada
atau ringkasan masuk dan keluar maka berkas dokumen tadi wajib
suatu penyakit (Leadterm) yang benar setelah itu tinggal di enter sudah
muncul nama penyakitnya dan kodenya di samping itu juga memakai ICD-
ICD9.
pengolahan data-data rekam medis seperti, data pasien dan semua data yang
ada di rumah sakit. Semua data yang telah masuk ke unit rekam medis ini
akan diolah menjadi informasi yang akan disajikan dalam bentuk lapran
rekam medis yang akan digunakan dalam pemeriksaan pasien dengan cepat
rekam medisnya sehingga jika akan digunakan dikemudian hari akan mudah
dicari lagi.
Unit rekam medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta untuk penyimpanan
yang ditempel pada map atau folder bagian depan dan berfungsi untuk
Kemudian di tempat filing ada juga tracer. Tracer adalah kartu yang
menggunakan rak rak tertutup tetapi karena banyaknya pasien dan raknya
tidak mampu menampung sehingga rak yang digunakan adalah rak terbuka.
Selain itu digunakan rak terbuka lebih dapat memudahkan petugas dalam
mengambil dan mengecek dokumen rekam medis yang tersimpat. Selain itu
data-data dari unit rawat inap dan rawat jalan dijadikan satu untuk kemudian
medis yang keluar dari ruang rekam medis atau tidak. Di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta dokumen rekam medis yang boleh keluar dari ruang rekam
dibawah ini :
46
Keperluan :_ _
Tanda Tangan : _Tgl._
Nama peminjam:_ _
Gambar 3.3 Kartu Peminjam Status
Sumber : RSUP Dr. Sardjito
7. Alur dan prosedur Surat Keterangan Medis
yaitu :
BANGSAL / POLIKLINIK
ASEMBLING
FILING
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kunjungan lapangan ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta banyak
sistem Terminal Digit Filing (TDF) atau menggunakan dua nomor terakhir
sebagai nomor utama dengan dilengkapi kode warna untuk masing masing
semua riwayat pasien selama berobat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta akan
dijadikan satu dalam satu map dan disimpan sebagai dokumen rahasia di
sekali namun baru dilaksanakan pertama kali pada bulan April tahun 2014.
3. Sistem penerimaan pasien di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terdiri dari
sistem penerimaan pasien rawat jalan, sistem penerimaan pasien rawat inap
48
49
penerimaan pasien rawat jalan terbagi menjadi empat alur dan prosedur
yaitu :
a. Penerimaan pasien baru dengan jaminan
b. Penerimaan pasien baru tanpa jaminan
c. Penerimaan pasien lama dengan jaminan
d. Penerimaan pasien lama tanpa jaminan
4. Sistem pengelolaan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah
Medis.
B. Saran
Adapun saran yang ingin pennulis sampaikan adalah :
1. Petugas filing seyogyanya di tambah dengan asumsi 1 petugas 200 berkas.
Begitu pula petugas kurir dengan tujuan untuk kecepatan pelayanan pasien.
2. Ruangan filing ditekan seminimal mungkin orang luar tidak ada akses
4. Map dokumen rekam medis di ruang filing yang sudah rusak atau robek
hendaknya diganti dengan map yang baru agar dokumen yang ada
didalamnya tidak mudah rusak dan kerapian di ruang filing tetap terjaga
DAFTAR PUSTAKA
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2014. Bagan Alur dan Prosedur Pasien Rawat
Jalan. http://sardjitohospital.co.id/info-pasien-pengunjung/pendaftaran-
pasien/ Diakses tanggal 29 Januari 2016 Pukul 18.00 WIB.
KOM MEDIKDIK
KOM WAT
UPM
Bidang Bidang Bidang Bagian Bidang Bagian Bagian P BAGIAN BAGIAN Bagian Bagian
Yan Yan Wat Jang & Dik Ut SDM Umum &E Hukum Penyus Perbd & Akunt &
Med Sarana & & Ev MD Varif
Humas Anggran
SMF Instalasi 1
KFK Instalasi 2
Dst. . .
Lampiran 3 Dokumentasi kegiatan