Anda di halaman 1dari 2

Indonesia merupakan negara yang masuk dalam peringkat 20 besar di dunia sebagai produsen

tujuh jenis buah.Ketujuh jenis buah tersebut adalah alpukat, pisang, pepaya, nanas, jeruk jenis
orange (jeruk siam), semangka, serta gabungan mangga, manggis, dan jambu biji. Akan tetapi,
dari tujuh jenis buah tersebut, hanya nanas olahan yang mampu bersaing dalam pasar
internasional. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah
tropis dan subtropics. Nanas adalah tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah
Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa
Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina.

Salah satu cara pengolahan untuk meningkatkan masa simpan buah nanas adalah dengan
diversifikasi produk buah nanas seperti pembuatan selai nanas. Dalam pembuatan selai nanas
ditambahkan beberapa bahan seperti gula pasir, kayu manis, cengkeh, dan garam. Selain bahan
tambahan tersebut, dalam pembuatan selai nanas juga terkadang ditambahkan asam sitrat dan
natrium benzoat yang bermanfaat untuk menghambat aktivitas mikroba dan memperpanjang
umur simpan produk selai nanas. Nanas merupakan buah-buahan yang memiliki
kandungan asam yang tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lainnya. Nanas
utuh kandungan asamnya lebih tinggi dibandingkan dengan nanas yang sudah melalui
perlakuan.

Buah nanas mengandung banyak vitamin A dan C (lebih sedikit di bawah yang terkandung di dalam buah
jeruk) yang berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh manusia. Selain itu, juga mengandung kalsium,
fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim bromelain. Enzim bromelain
berkhasiat membantu penyembuhan sakit flu dan radang tenggorokan serta berguna dalam
menghambat pertumbuhan sel kanker dan membantu melunakkan makanan yang dikonsumsi di dalam
lambung. Pada saat terjadi panen raya, jumlah produksi buah nanas sangat melimpah namun tidak
sebanding dengan tingkat konsumsinya sehingga harga jual dipasar sangat murah. Untuk mencegah tidak
termanfaatkannya buah nanas pada saat jumlahnya sangat melimpah perlu dilakukan
usaha untuk memperpanjang umur simpan, mening-katkan nilai ekonomis dan penganekaragaman produk
sehingga dapat diterima oleh konsumen.

Lies MS (2001) Membuat Aneka Olahan Nanas. Puspa Swara, Jakarta.

Jenis asam banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, terutama tanaman buah-buahan.
Asam-asam ini terdapat dalam jumlah kecil dan merupakan hasil antara (intermediete) dalam
metabolisme, yaitu dalam siklus kreb (siklus asam trikarboksilat), siklus asam glioksilat, dan
siklus asam shikiamat. Rasa asam yang ada juga dapat disebabkan oleh adanya vitamin C.
Buah yang mempunyai kandungan gula tinggi biasanya juga disertai adanya asam. Pada bah
klimaterik, asam organik menurun segera setelah proses klimaterik terjadi. Jumlah asam akan
berkurang dengan meningkatnya aktivitas metabolisme buah tersebut. Selama penyimpanan
keasaman buah bervariasi tergantung tingkat kematanggan, jenis dan suhu penympanan.
Biasanya buah yang masih muda memiliki kandungan asam yang lebih tinggi (Andrawulan,
1992).
Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1992). Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Press.
Hal. 32 - 35, 235.

Winarno, F.G., 2008. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Bangun, 2009. Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah Markisa,
Wortel, Dan Jeruk Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar. Skripsi
Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Pertiwi, M. F. D., Susanto, W. H., 2014. Pengaruh Proporsi (Buah:Sukrosa) Dan Lama Osmosis
Terhadap Kualitas Sari Buah Stroberi (Fragaria Vesca L). Jurnal Pangan Dan Agroindustri. 2
(2).

Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N


Fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik
ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Indikator PP dengan range pH 8,0 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan
basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah muda
akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian.

Pada proses terjadinya warna pink pada titrasi, larutan baku atau titran yang digunakan adalah basa.
mengapa demikian ?, karena pada proses ini yang menjadi sebagai titer (larutan yang dititrasi) adalah
larutan yang bersifat asam dan yang menjadi titran (larutan yang menitrasi) adalah larutan yang bersifat
basa.
Untuk titer, kita berikan sedikit indikator pp untuk mengetahui apakah senyawa tersebut memiliki sifat
asam atau basa. setelah penambahan indikator pp pada larutan asam maih berwarna bening, maka kita
akan menitrasinya dengan titran yang memiliki sifat basa. ketika terjadi pencampuran awal, antara
larutan asam dan larutan basa maka warna larutan masih tetap berwarna bening, namun ketika mol
asam sudah habis karena digunakan untuk bereaksi dengan mol basa (namanya adalah titik ekivalen),
maka larutan basa akan berikatan dengan indikator pp, sehingga terjadi perubahan warna dari bening ke
warna pink (namanya titik akhir titrasi, ditandai dengan perubahan warna). karena memang larutan basa
akan lebih memilih berikatan dengan larutan asam dulu dari pada dengan indikator pp. jadi gitu deh,
urutan proses terjadinya warna pink pada titrasi asam basa.

Anda mungkin juga menyukai