Anda di halaman 1dari 3

RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : SOP/UKP/PO.01/095


No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/2
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
KUTA SELATAN NIP.197101232000121004

1. Pengertian Tindakan pertolongan pertama pada orang yg mengalami henti nafas


karena sebab sebab tertentu

2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah melakukan resusitasi jantung paru sesuai


kompetensi dokter di layanan primer.

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/76/Pusk KS/2017 tentang


Standar Layanan Klinis.
2. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No.100/21/Pusk KS/2017 tentang
Kebijakan mutu.
3. SK Kepala Puskesmas Kuta Selatan No. 100/71/Pusk KS/2017 tentang
Kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien.

4. Referensi Keputusan Menkes RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan 1. Alat pelindung diri.


2. Monitor EKG
3. Alat defibrilasi.
4. Epinephrine ampul.
5. Amiodaron ampul.
6. Spuit.
7. Kanula intravena.

6. Langkah- Teknik Tindakan


Langkah : 1. Penilaian respons dilakukan setelah penolong yakin bahwa dirinya
sudah aman untuk melakukan pertolongan. Penilaian respons
dilakukan dengan menepuk-nepuk dan menggoyangkan penderita
sambil memanggil penderita.
2. Jika penderita tidak merespons serta tidak bernapas atau bernapas
tidak normal, maka dianggap mengalami kejadian henti jantung.
3. Aktivasi sistem layanan gawat darurat.
4. Periksa denyut nadi arteri karotis.
5. Lakukan kompresi dada (lihat bagian bantuan hidup dasar)
6. Setelah lakukan kompresi 30 kali, lakukan ventilasi dengan membuka
jalan napas (lihat bagian Bantuan Hidup Dasar).
7. Berikan bantuan napas (lihat bagian Bantuan Hidup Dasar).
8. Cek irama jantung dan ulangi siklus setiap 2 menit.
9. Ketika alat monitor EKG dan defibrillator datang, pasang sadapan
segera tanpa menghentikan RJP.
10. Hentikan RJP sejenak untuk melihat irama dimonitor.

Kasus VF/VT tanpa nadi


a. Lakukan kejut listrik unsynchronized dengan energi 360 J untuk
kejut listrik monofasik dan 200 J untuk kejut listrik bifasik.
b. Lakukan RJP selama 5 siklus (2 menit).
c. Kembali monitor EKG.
d. Jika masih VT/VF, kembali lakukan kejut listrik 360 J.
e. Lakukan RJP lagi 5 siklus.
f. Bila IV line telah terpasang, berikan epinephrine 1 mg IV/IO.
g. Setelah RJP selama 2 menit, kembali monitor EKG. Jika tetap
VT/VF, lakukan kejut listrik 360 J.
h. Lanjutkan kembali RJP 2 menit dan berikan amiodaron 300 mg
IV/IO.
i. Setelah RJP selama 2 menit, kembali monitor EKG. Jika tetap
VT/VF, lakukan kejut listrik 360 J.
j. Lanjutkan RJP selama 2 menit dan berikan epinefrin 1 mg IV/IO.
k. Setelah RJP selama 2 menit, kembali monitor EKG. Jika tetap
VT/VF, lakukan kejut listrik 360 J.
l. Lanjutkan kembali RJP 2 menit dan berikan amiodaron 150 mg
IV/IO.
m. Pemberian epinephrine 1 mg dapat diulang setiap 3-5 menit.

Kasus PEA/ Asistol


1. Bila pada EKG terdapat gambaran irama terorganisasi, cek nadi
arteri karotis. Jika tidak teraba, maka disebut PEA.
2. Bila pada EKG ditemukan asistole maka lakukan pengecekan
alat.
3. Bila asitole, segera berikan epinephrine 1 mg IV/IO dan lanjutkan
RJP selama lima siklus (2 menit).
4. Setelah RJP 2 menit, top RJP dan lihat irama monitor. Jika irama
terorganisasi, lakukan perabaan karotis.
5. Jika tidak ada nadi, lakukan RJP lagi selama 2 menit.
6. Lihat kembali monitor. Jika irama terorganisasi, lakukan perabaan
karotis.
7. Jika tidak ada nadi, kembali lakukan RJP dan berikan epinephrine
1 mg IV/IO.
8. Pemberian epinephrine 1 mg dapat diulang setiap 3-5 menit.

Analisis
1. Komplikasi:
a. Fraktur iga atau sternum akibat kompresi dada.
b. Insuflasi lambung dari napas bantuan; hal ini dapat
mengakibatkan muntah sehingga terjadi aspirasi.
2. Kontraindikasi: pasien DNR (do not resuscitate).

7. Hal-hal yang Perhatikan setiap langkah dalam melakukan tindakan dan KIE pada
perlu diperhatikan keluarga.
8. Unit Terkait Loket
9. Dokumen Terkait Rekam medis manual dan elektronik
10. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan
diberlakukan

2/2
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dok. : DT/UKP/PO.01/095


DAFTAR
No. Revisi : 00
TILIK
Tgl. Terbit : 1 April 2017
Halaman : 1/1
UPT. PUSKESMAS dr. I GN B. Sastrawan Dj, M.Kes
NIP.197101232000121004
KUTA SELATAN

NO PROSEDUR PENILAIAN :
YA TIDAK TIDAK
BERLAKU
1 Penilaian respons dilakukan setelah penolong yakin
bahwa dirinya sudah aman untuk melakukan
pertolongan. Penilaian respons dilakukan dengan
menepuk-nepuk dan menggoyangkan penderita
sambil memanggil penderita.
2 Jika penderita tidak merespons serta tidak bernapas
atau bernapas tidak normal, maka dianggap
mengalami kejadian henti jantung.
3 Aktivasi sistem layanan gawat darurat.
4 Periksa denyut nadi arteri karotis.
5 Lakukan kompresi dada (lihat bagian bantuan hidup
dasar)
6 Setelah lakukan kompresi 30 kali, lakukan ventilasi
dengan membuka jalan napas (lihat bagian Bantuan
Hidup Dasar).
7 Berikan bantuan napas (lihat bagian Bantuan Hidup
Dasar).
8 Cek irama jantung dan ulangi siklus setiap 2 menit.
9 Ketika alat monitor EKG dan defibrillator datang,
pasang sadapan segera tanpa menghentikan RJP.
10. Hentikan RJP sejenak untuk melihat irama
dimonitor.
Total Score

Nilai Kepatuhan : .. %

Penilai : Yang Dinilai :

() (.)

Anda mungkin juga menyukai