Anda di halaman 1dari 5

KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar
ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan
mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme


tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara:

1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein


2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.

Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman
yang terdapat di dalam makanan dan air.
Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid.
Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar
tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.

Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-
releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating
hormone (TSH).
Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon
tiroid.
Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa
menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah
berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut
mekanisme umpan balik.

1
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:

1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek
yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-
tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya
dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.

Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif
jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon
tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.

Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara
benar:
hipotalamus
kelenjar hipofisa
hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di
dalam hati serta organ lainnya).

Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:


1) Triodotironin
2) Tiroksin
3) Kalsitonin
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir
bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh
akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya
jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat
badan akan berkurang.

2
Penyakit Yang Menyerang Tiroid

Hipotirosis
Pada hipotirosis atau hipofungsi tiroid aktivitas kelenjar lebih rendah dari normal dan
produksi hormon-hormonnya berkurang. Misalnya pada penyakit myxedema yang berciri
anemia, rasa lesu, dingin & kantuk, tak mampu memprestasikan sesuatu, muka busung
(udem), pucat dan berat badan meningkat, sedangkan denyut nadi diperlambat, begitu pula
buang air besar kurang lancar karena peristaltik berkurang. Pada wanita seringkali suaranya
menjadi agak serak dan haid lebih deras. Bila hipofungsi dimulai sedari lahir, maka terjadilah
penyakit kretinisme, dimana pertumbuhan tubuh dan mental terganggu, mendekati pandir
(idiot) dengan tubuh kerdil dan seringkali dengan struma (gondok) di leher karena tiroid
membesar. Penyakit-penyakit ini dapat disebabkan oleh tidak adanya iod dalam air atau
pangan, juga karena tubuh tidak sanggup membentuk mono- dan di-iodtiroksin atau pula
tidak dapat mempersenyawakannya menjadi T3 dan T4.

Hipertirosis
Pada hipertirosis/hiperfungsi tiroid justru terdapat overproduksi hormon-2
tiroid, sebagaimana halnya penyakit Basedow/Grave, gejalanya takikardi, struma
dan eksoftalmus (mata menonjol keluar), meskipun kedua gejala terakhir tidak
selalu Nampak. Selanjutnya tremor (tangan gemetaran) dan berkeringat, gelisah,
sering buang air besar dan cair karena peristaltik diperkuat. Pada lansia seringkali
gejalanya berupa kelemahan jantung : takikardi, udem, banyak berkemih, jantung &
hati membesar. Sebab hipertirosis dalam kebanyakan hal adalah stimulasi tiroid oleh
suatu globulin darah yang memiliki aktivitas TSH, yakni LATS (long acting thyroid
stimulator). Seringkali juga disebabkan adanya banyak benjol-2 kecil dalam kelenjar
(noduli) yang secara otonom membentuk hormon-hormon berkelebihan di luar
pengaruh sistem hipotalamus-hipofisis. Dapat pula diakibatkan oleh pemasukan
iodida atau iod selama waktu yang lama, misalnya banyak makan terlalu banyak
obat batuk yang mengandung kaliumiodida atau garam dapur yang mengandung
iodide.

Dampak Tingkatan Hormon Tiroid terhadap Kondisi Tubuh

3
Karena peranan kelenjar tiroid amat penting bagi tubuh, menjaga stabilitasnya menjadi sangat
penting untuk dilakukan. Beberapa gejala di bawah ini dapat muncul jika seseorang memiliki
terlalu banyak hormon tiroid atau kelenjar tiroidnya terlalu aktif.

Mengalami penurunan berat badan.


Gemetar atau tremor.
Menderita diare.
Mengalami kerontokan rambut.
Menjadi hiperaktif atau gugup.
Tubuh terasa panas secara tiba-tiba sehingga mengeluarkan keringat secara berlebih.
Didera kegelisahan dan susah tidur (insomnia).
Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung, dan mudah lelah.
Degup jantung terpacu lebih cepat dari yang seharusnya.
Rentan sakit.

Bukan saja jumlah yang terlalu banyak yang bisa menimbulkan masalah. Jumlah hormon
tiroid yang terlalu sedikit juga akan berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa gejala
kekurangan hormon tiroid, antara lain:

Tidak bertenaga atau gampang kehilangan energi.


Mengalami metabolisme tubuh yang lambat.
Mudah mengalami kenaikan berat badan.
Mudah lelah.
Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi.
Lambat secara mental.
Susah buang air besar atau mengalami konstipasi.
Terlalu peka terhadap udara dingin.
Detak jantung lebih lambat dibandingkan kondisi normal.
Memiliki kulit kering.
Memiliki suara yang serak.
Rambut kering dan mudah patah.
Kehilangan gairah seksual.
Mengalami depresi.

4
TSH dan Reseptor TSH (TSHR) merupakan merupakan protein yang memegang peranan
penting dalam pengendalian fungsi tiroid. TSHR merupakan reseptor dari TSH yang terdapat
di sel-sel folikel pada kelenjar tiroid. TSH disintesis di dalam kelenjar pituitari dan bergerak
melalui aliran darah menuju ke kelenjar tiroid dan berikatan dengan TSHR yang sebagian
besar terdapat di dalam jaringan ekstraselular dan sebagian kecil terdapat di jaringan
instaselular.5,6 TSH mengikat bagian ekstraselular dari reseptor dan mengaktifkan
serangkaian reaksi yang
mengontrol perkembangan kelenjar tiroid dan fungsinya, antara lain dapat memacu
pengambilan yodium, organifikasi, produksi dan pelepasan iodotiroid dari kelenjar untuk
menghasilkan hormon tiroid yang mengantur pertumbuhan, perkembangan otak dan
metabolisme tubuh, selain itu TSH berperan penting dalam proses pertumbuhan kelenjar
tiroid, melindungi sel dari apoptosis dan memainkan peranan penting dari onkogen yang erat
kaitannya dengan perkembangan tumor tiroid pada anak-anak dan tumorgenesis pada orang
dewasa

Anda mungkin juga menyukai