PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan tanah dengan manusia adalah sangat erat, dimana tanah sebagai
benda tetap, akan selalu utuh dan selalu abadi yang tidak akan musnah di
Karena hal itu, maka setiap perbuatan hukum yang berhubungan dengan
peristiwa hukum dalam penggunaan hak atas tanah, seperti banyak terjadi di
Indonesia. Supaya tidak tejadi peristiwa hukum dalam penggunaan hak atas
Setelah adanya UUPA No.5 Tahun 1960, maka salah satu isinya adalah tata
tahu dan tidak paham tentang penggunaan hak atas tanah, yang mana hal itu
pembuktian atau alat bukti yaitu sertifikat tanah yang menyatakan tanah itu
1
B. Identifikasi Masalah
D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah tekhnik studi
pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
pendaftaran tanah.
2. Pendaftaran hak – hak atas tanah dan peralihan hak – hak tersebut.
3. Pemberian surat – surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai aket
Yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang – bidang tanah dan
3
bagi bidang – bidang tanah yang sudah haknya dan hak miliknya atas rumah
pemegang atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak – hak
bidang tanah dan satuan – satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
1. Bidang – bidang tanah yang di punyai dengan hak milik, hak guna
5. Hak tanggungan.
6. Tanah Negara.
4
D. Sistem dan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Dimana dilakukan pendaftaran hak, harus ada buku tanah dan sertifikat
menjamin
dengan sempurna, bahwa nama yang terdaftar dalam buku tanah, tidak
dia pemilik yang sebenarnya yang terdaftar dalam buku tanah atau
1960.
5
Hal ini di laksanakan atas prakarsa pemerintah yang di laksanakan pada
Individual massal.
pendaftaran tanah.
Pembuktian hak meliputi pembuktian hak lama dan hak baru (Pasal
23,24,dst)
2. Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang
hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik.
6
4. wakaf di buktikan dengan akta ikrar wakaf.
5. Hak milik atas satuan rumah susun di buktikan dengan akta pemisah.
tanggungan.
1. Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari
konversi hak – hak lama di buktikan dengan alat – alat bukti mengenai
adanya hak tersebut berupa bukti – bukti tertulis, keterangan saksi dan
Lingga,Yogyakarta,dan Surakarta.
3. Selain dari tersebut yang harus di daftarkan tidak suatu formulir baku.
7
Jika tanah itu eks hukum adat, maka pengurusannya melalui lembaga
baik melalui konversi ataupun jika surat bukti hak atas tanahnya kurang
lengkap ataupun tanah tersebut sudah beralih beberapa kali maka di tempuh
dengan lembaga pengakuan Hak Atas Tanah oleh Kepala Kanwil BPN
ini harus melalui pengumuman selama 2 bulan. Juga dapat dilihat melalui
sebagai jaminan, dengan syarat pernyataan dari kepala desa yang di sahkan
2. Melalui permohonan hak atas tanah yang di kuasai oleh Negara maka
4. Penerbitan Sertifikat
Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yangt termuat di
dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuaidengan data
dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan (PP No. 24 Tahun
8
Penerbitan sertifikat di lakukan untuk kepentingan pemegang hak yang
dalam buku tanah (Pasal 31). Apabila dalam waktu 5 Tahun, tidak ada yang
pengadilan ( Pasal 32 ayat 2), maka pihak lain tidak bisa menuntut hak itu.
Penyajian data fisik dan yuridis di lakukan oleh kantor pertanahan dengan
yang terdiri dari peta pendaftaran , daftar tanah, surat ukur, buku tanah, dan
daftar nama ( Pasal 35) yang dapat di ketahui Informasinya oleh pihak yang
Peraturan Mentri Negara Agraria / Kepala BPN No.3 Tahun 1997). Daftar
pendaftaran.
(Pasal 37 – 56).
9
Penetapan besarnya yang pengganti biaya cetak blangko sertifikat
Sertifikat hak atas tanah, sertifikat hipotik / credit verband atau sertifikat
hak milik atas rumah susun sebesar Rp. 2.000 setiap set (Pasal 1).
yang berasal dari pemberian hak atas negara penegasan hak tanah dan
konversi hak tanah adapt yang menjadi Operasi Nasional Negara (Keputusan
Pasal 2
Rp. 3.000
Pasal 67
Untuk konversi hak Adat :Rp. 10.000 (Kota) dan Rp. 1.000
(Desa)
Untuk penegasan hak :Rp. 10.000 (Kota) dan Rp. 1.000 (Desa)
Untuk tanah Negara :Rp. 10.000 (Kota) dan Rp. 1.000 (Desa)
10
Biaya – biaya Lain :
Biaya peralihan hak adalah ¼ % dari NJOP, Rp. 25.000 (kota) & Rp.
2.500 (Desa).
(Badan Hukum).
(Desa).
Biaya pengganti sertifikat rusak Rp. 10.000 (Kota), Rp. 1.000 (Desa).
Biaya pengganti sertifikat hilang Rp. 10.000 (Kota), Rp. 1.000 (Desa),
tersebut.
Biaya pencatatan lelang ¼ % dari harga NJOP atau jika harga lelang
tinggi dari harga NJOP maka di hitung dari harga lelang tersebut.
11
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kehidupan ini, peranan tanah bagi pemenuhan kehidupan keperluan akan
dengan itu akan meningkat pula kebutuhan akan dukungan berupa jaminan
lengkap, dan jelas yang dilaksanakan secara konsisten . Selain itu dalam
pendaftaran tanah yang memungkinkan para pemegang hak atas tanah untuk
tahun 1961.
Dalam rangka memberi kepastian hukum kepada para pemegang hak atas tanah
yang dinyatakan sebagai alat bukti yang kuat.seperti adanya data fisik dan
yuridis.
12
DAFTAR PUSTAKA
UNTIRTA
13