Dalam merencanakan suatu kota, hendaknya kita harus memahami betul tentang
apa sesungguhnya definisi atau batasan kota dan perencanaan kota itu sendiri. Hal
ini penting karena perencanaan kota yang kita susun akan menjadi lebih tepat
sasaran dan berhasil guna apabila kita telah memahami pengertian-pengertian dari
terminologi-terminologi mendasar dalam merencanakan kota tersebut. Tidak
menutup kemungkinan pengertian dari terminologi yang sama dapat diartikan
berbeda untuk beberapa wilayah perencanaan tergantung dari sudut pandang mana
kita memandangnya, apakah menurut sudut pandang peraturan perundangan
ataukah para pakar ataukah yang lainnya. Oleh sebab itu berikut ini akan diuraikan
tentang pengertian-pengertian dari terminologi-terminologi mendasar dalam
merencana kota tersebut.
1. Apakah Kota itu?
Banyak para pakar yang telah berusaha mendefinisikan tentang definisi dari kota,
kita lihat saja beberapa definisi kotatersebut. Djoko Sujarto menyatakan bahwa
secara mudahnya kota dapat didefinisikan sebagai Kumpulan Orang, Transportasi,
dan Aktivitas (disingkat menjadi kota). Para pakar lainnya, seperti yang terdapat
dalam buku teks Interpreting the City yang ditulis oleh Truman Asa Hartshorn
mendefinisikan kota secara tidak langsung, diantaranya mereka mengatakan bahwa
untuk melihat suatu area tersebut apakah kota atau bukan dapat dilihat dari
aktivitas yang berada di area tersebut, kualitas aktivitas tersebut, serta lebih jauh
lagi klasifikasi dari kualitas aktivitas tersebut:
Tower (1905) membatasi bahwakotadapat diklasifikasikan berdasarkan
kualitasnya, yaitu suatu area disebutkotaapabila memiliki kualitas yang berkaitan
dengan aktivitas:
Komersial. Industri. Politik.Pusat-pusat pelayanan sosial dan kesehatan.
Aurosseau (1921) mengungkapkan bahwa kota dapat diklasifikasikan berdasarkan
fungsi, yaitu: Administrasi, berupa ibukota negara atau propinsi.
Pertahanan dan keamanan, berupa kotapusat pertahanan (fortress town) atau
pangkalan angkatan laut (naval base).
Budaya, bisa berupa pusat keagamaan, dan pusat pendidikan tinggi/ universitas.
Komunikasi, bisa berupa pusat transportasi, atau kota pergudangan (entrepot
cities).
Rekreasi, berupa kota-kota dengan fungsi sebagai pusat kesehatan dan tempat
peristirahatan.
1. Definisi Kota menurut Bidang Ilmu
Definisi kota juga seringkali didasari oleh latar belakang keilmuan dari pakar yang
membuat batasan tentang kota itu sendiri, contohnya seperti definisi-definisi kota
di bawah ini yang diambilkan dari buku Comprehensive Planning tulisan Melville
C. Branch.
Definisi kota menurut para geografer:
Fokus kepada aspek fisik dan lingkungan sekitarnya, misal: situasi, tapak, iklim,
jenis vegetasi, jaringan jalan.
Mengeksplorasi hubungan antar aspek di atas dan bentuk serta fungsi dari kota
itu sendiri dengan sudut pandang yang bervariasi tergantung kepada penekanan
dari sisi geografis.
Definisi kota menurut para geolog:
Fokus kepada permukaan dan bawah permukaan (surface and subsurface),
misalnya lapisan topsoil dan lapisan dari bumi yang mempengaruhi drainase dan
limbah, stabilitas dari kondisi permukaan dan penggunaan lahannya.
Aturan Pemerintah membutuhkan masukan dari sisi geologis sebelum melakukan
pembangunan dan perencanaan disetujui.
Definisi kota menurut para ekonomi :
Fokus kepada fungsi produksi: merupakan tempat memproduksi barang yang
menguntungkan dan bantuan penyediaan terhadap pelayanan, ketersediaan
investasi dan pembiayaan, basis pajak, keseimbangan ekspor/impor dari
perdagangan di kota, atau ketergantungan pendapatan lokal terhadap pemerintahan
yang lebih tinggi.
Harga barang dan jasa, hukum dan aturan di luar batas administrasi yang tidak
dapat dikendalikan.
Definisi kota menurut para politikus:
Fokus kepada konteks governance. Bagaimana bentuk pemerintahan daerah
berpengaruh terhadap perencanaan kota? Organisasi dan individu mana yang
berkaitan dengan kekuasaan?
Bagaimana perencanaankotakomprehensif dapat dilaksanakan dengan baik, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor politis yang terkait.
Definisi kota menurut para sosiolog:
Fokus kepada klasifikasi jumlah populasi dari kawasan perkotaan berdasarkan:
umur, jenis kelamin, status, tingkat pendidikan, suku, dan lain-lain informasi yang
disensus.
Immigrasi yang terjadi pada tahun-tahun terakhir.
Definisi kota menurut para ahli fisika:
Fokus kepada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Menerapkan pengetahuan kedokteran untuk memformulasikan standar-standar
untuk kecukupan sediaan air, sanitasi publik dan privat, kebutuhan minimum
tempat tinggal terhadap ruang, penerangan, dan udara
Secara profesional, public health phsycian melihat kota sebagai tempat yang
mempresentasikan banyak persoalan dalam hal pengobatan masyarakat,
keterlibatan masyarakat baik secara individu maupun kolektif, lingkungan fisik,
aktivitas perkotaan, dan penerapan peraturan yang berkaitan dengan kesehatan di
bawah kekuatan kebijaksanaan.
Definisi kota menurut para ahli hukum:
Fokus kepada pembuatan konsep tentang bermacam-macam aturan bagi
Pemerintah Daerah yang kesemuanya berkaitan dengan perencanaan kota.
Tiap bagian wilayah kotadipengaruhi oleh aturan-aturan terpisah yang telah
dikeluarkan oleh para wakil rakyat (city council).
Merupakan wakil dari Pemerintah pada saat pembuatan aturan, dan merupakan
pihak yang dapat menuntut secara hukum berkaitan dengan pelaksanaan dari
legalitas dan prosedural tersebut.
Banyak kegiatan dan aktivitas Pemerintah yang berkaitan dengan struktur fisik
ruang. Dalam hal ini seringkali aturan mempengaruhi bentuk desain, konstruksi,
atau pemeliharaan dari sturktur, sistem, ataupun obyek fisik melalui kebutuhan
konsepsual atau peraturan.
Definisi kota menurut para ahli teknik:
Berpartisipasi dalam perencanaan kota sejak jaman dahulu kala.
Saat ini fokus kepada pembuatan desain dan konstruksi dari transportasi kota dan
sistem utilitas, bangunan, dan struktur-struktur lainnya yang merupakan bagian-
bagian pembentuk dari suatu kota.
Definisi kota menurut para arsitek:
Melihat kota pada sisi yang sama dengan para engineer.
Fokus kepada aspek arsitektural baik dari bangunan secara individu maupun
kelompok, ruang terbuka sekitar bangunan, serta hukum dan aturan yang berkaitan
dengan desain dan konstruksi.
Fokus kepada elemen-elemen vegetasi darikota, seperti pada taman, tempat
bermain, dan ruang terbuka lainnya, pohon-pohon yang ditanam di sekitar jalan,
lansekap dari tempat parkir dan jalan bebas hambatan.
Definisikotamenurut para arsitek lansekap:
Demikian beragamnya definisikotamenurut para pakar, maka ada definisikotayang
hanya didasarkan kepada satu aspek saja, yaitu berdasarkan jumlah penduduk,
seperti definisikotayang mulai dilontarkan olehTaylor(1945). Taylorini
mengklasifikasikankotaberdasarkan jumlah penduduknya:
Infantile. Kota dengan penduduk 5.000, tidak ada
Juvenile.Kota dengan penduduk antara 5.000-20.000, sudah terdapat diferensiasi
penggunaan lahan..
Adolescent. Kota dengan ekspansi pabrik-pabrik, desentralisasi dari aktivitas.
Early maturity. Telah terdapat pengelompokan lokasi perumahan.
Mature. Kota dengan penduduk lebih dari 50.000 atau lebih, telah terdapat
pengelompokan yang jelas dari kawasan perumahan, industri, dan komersial.
Batasan yang sama, yaitu berusaha mengungkapkan kotaberdasarkan jumlah
penduduknya digunakan pula pada studi yang pernah dilakukan di Indonesiayang
meneliti tentang kota-kota sekitar tahun 1985 (National Urban Development
Study-NUDS). Berdasarkan studi sistem dan strukturkota diIndonesia terdapat
klasifikasikota sebagai berikut:
Kota besar: berpenduduk lebih besar dari 500.000 jiwa.
Kota Menengah: berpenduduk antara 100.000 dan 500.000 jiwa.
Kota Kecil A: berpenduduk antara 50.000 dan 100.000 jiwa.
Kota Kecil B: berpenduduk antara 25.000 dan 50.000 jiwa.
Kota Desa Besar: berpenduduk antara 10.000 dan 25.000 jiwa.
Kota Desa Kecil A: berpenduduk antara 5.000 dan 10.000 jiwa.
Kota Desa Kecil B: berpenduduk antara 3.000 dan 5.000 jiwa.
Secara lebih kompak dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama,
yakni :
Kota besar, dengan penduduk lebih besar dari 500.000 jiwa.
Kota menengah, dengan penduduk antara 100.000 dan 500.000 jiwa.
Kota kecil, merupakan gabungan darikota kecil A dankota kecil b dengan
penduduk antara 25.000 jiwa sampai dengan 100.000 jiwa.
Kota desa, merupakan gabungan dari kota desa besar, desa kecil A dan desa kecil
B, dengan penduduk antara 3.000 jiwa sampai dengan 25.000 jiwa.
1. Kota Menurut Definisi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kita senantiasa berbicara tentang kota, bahkan sebagian dari kita tinggal di kota,
tetapi apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan kota? Kita seringkali berpikir
bahwa kota sebagai hasil dari suatu pembangunan modern, tetapi kota-kota
ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu serta memiliki jalur keterkaitan
dengan peradaban lembah sungai besar great river valley civilizations dari
Mesopotamia, Mesir, India, dan Cina. Kata city calam bahasa Inggris berasal
dari bahasa Latin civitas yang menggambarkan masyarakat yang terorganisasi
dalam skala besar seperti negara kota city-states dari masa Yunani Kuno.
Meskipun kita mungkin saja tahu atau memiliki sense tentang apa itu kota,
ternyata tidak ada definisi yang eksak tentang batasan-batasannya, dari mana mulai
tumbuhnya dan sampai mana perkembangannya. Pada masa lampau, benteng
ataupun dinding didefinisikan sebagai batasan dari suatu kota. Pada kota-kota
jaman dulu dapat dilihat pada akhirnya dinding-dinding atau benteng-benteng
tersebut runtuh/rusak, dan pada akhirnya dinding/benteng tersebut tidak berarti
apa-apa dalam mendefinisikan batasan suatu kota. Masalahnya ialah apa definisi
kota saat ini? Apakah definisi kota saat ini termasuk pula area dimana kota
tersebut berada beserta kawasan pinggirannya (metropolitan region) atau batasan
suatu kota hanya berupa pusat kota saja (city centre)? Pertanyaan-pertanyaan
semacam ini dapat mengakibatkan adanya ketidakakuratan dan
perdebatan. Sebagai contoh apabila dilihat dari lingkup penggunaan kawasannya,
Kota Tokyo Jepang hanya memiliki populasi antara 8-40 juta penduduk.
Apapun yang digunakan sebagai faktor-faktor dalam mendefinisikan suatu kota,
terdapat kesamaan suatu pandangan bahwa kotasesungguhnya memainkan peranan
penting dalam kehidupan kita saat ini dan pada tahun-tahun mendatang. Setelah
revolusi industri, pusat-pusat kota tumbuh dengan cepat dan selama lebih dari 50
tahun terakhir telah terjadi ledakan (explosion) pertumbuhan kota-kota di dunia,
baik dalam hal jumlah maupun dalam hal ukurannya, hal ini lebih dikenal dengan
istilah urbanisasi (urbanization). Saat ini, urbanisasi yang paling cepat terjadi di
negara-negaraAsia, Amerika Latin, serta Afrika.
Kota-kota selalu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi dan
kultural. Tetapi pertumbuhan yang cepat tersebut membawa juga beberapa
dampak buruk: misalnya kejahatan di perkotaan dan kemiskinan, gelandangan,
persoalan kepadatan yang berlebihan dan kesehatan, polusi serta limbah/sampah.
Kota-kota memiliki dampak yang sanagt besar dalam kehidupan kita dan
peradaban dunia dalam konteks yang lebih luas. Kota-kota menjadi penting dan
lebih penting lagi sesuai dengan ukuran dan angka pertumbuhannya. Pada abad
ke-21, diestimasikan bahwa setengah dari penduduk bumi tinggal di kota.
Fase pertama pertumbuhan suatu kota dimulai 5-6 ribu tahun yang lalu dengan
adanya permukiman-permukiman yang tumbuh dalam suatu peradaban yang
disebut dengan the river valley civilization of Mesopotamia (sekarang dikenal
dengan Irak), Mesir, India, dan Cina. Pada saat itu, permukiman memiliki tingkat
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pertanian dan domestikasi
binatang. Namun demikian, beriringan dengan berkembangnya peradaban dari sisi
ukuran dan rute perdagangannya dari sisi jumlah, permukiman-permukiman ini
menjadi pusat perdagangan, kerajinan, dan pegawai pemerintah. Pembagian antara
town dan country, urban dan rural mulai muncul. Lintasan yang sama
terjadi pada peradaban selanjutnya seperti yang terjadidi Yunani,Iran, Romawi dan
Great Zimbabwe.
Fase kedua dalam perkembangan kota-kota disertai pula dengan revolusi industri
di Eropa sekitar pertengahan abad 18. Pabrik-pabrik membutuhkan banyak tenaga
kerja dan peningkatan kegiatan dalam aktivitas komersial menghasilkan peluang
baru untuk hidup di kota. Mencari pekerjaan baru dan kehidupan yang lebih layak,
orang pindah dari wilayah perdesaan ke kota dalam jumlah yang sangat besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Fase ketiga dimulai setelah perang dunia kedua. Pertumbuhan terbesar dan
tercepat dari penduduk perkotaan dunia terjadi pada dekade 1950an. Hal ini
selaras dengan makin berkembangnya ekonomi menjadi lebih internasional dan
tumbuh dalam jumlah, seluruh dunia mulai tumbuh lebih cepat dengan langkah
yang sangat pesat. Kebanyakan dari pertumbuhan ini terkonsentrasi di Asia,
Amerika Latin dan Afrika, di lain sisi beberapa kota di Amerika Serikat pun
mengalami pertumbuhan yang sama, contohnya yang terjadi di Phoenix dan Los
Angeles.
1.3 Kota menurut Peraturan Perundangan di Indonesia
Sesungguhnya dalam peraturan perundang-undangan yang pernah ada dan berlaku
saat ini di Indonesia telah terdapat beberapa terminologi yang berkaitan dengan
kota. Berdasarkan peraturan-peraturan yang masih berlaku saat ini, tersirat bahwa
telah terdapat dua sisi pemahaman tentang terminologi yang berkaitan dengan kota,
yaitu dilihat dari sisi fungsi maupun otoritas administratif. Kita lihat saja beberapa
terminologi yang berkaitan dengankotadi bawah ini.
(1). Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
Pada bagian awal dari Undang-Undang ini (Bab I Ketentuan Umum) terdapat
beberapa pengertian dari terminologi yang berkaitan dengan penataan ruang,
termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan kota. Adapun terminologi tersebut
ialah sebagai berikut:
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan
melakukian kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun tidak.
Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segeneap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
Kawasan adalah dengan fungsi utama lindung atau budidaya.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
sumber daya buatan.
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, dan sumberdaya buatan.
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai
nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.
Terlihat dari beberapa terminologi yang tercantum dalam Undang-Undang
Penataan Ruang di atas, bahwa pemahaman tentang terminologikotayang diuraikan
lebih cenderung kepada pemahamankotaberdasarkan fungsi beserta wilayah
pengaruhkotatersebut.
(2). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1987 tentang
Meskipun Permendagri ini keluar sebelum UU No. 24 tentang Penataan Ruang
lahir, tetapi masih seringkali digunakan karena isi dari Undang-Undang tersebut
sesuai dengan tingkat ketelitiannya masih bersifat umum, jadi ketika akan
merencana ruang (termasuk merencana kota) masih membutuhkan aturan yang
lebih rinci, diantaranya Permendagri inilah yang masih digunakan. Di dalam
Permendagri ini terdapat beberapa terminologi sebagai berikut:
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman
yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan.
Perkotaan adalah satuan kumpulan pusat-pusat permukiman yang berperan di
dalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah Nasional sebagai simpul
jasa.
Perencanaan kota adalah kegiatan penyusunan dan peninjauan kembali rencana-
rencana kota.
Rencana kota adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan
non teknis, baik yang ditetapkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
yang merupakan rumusan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kota
termasuk ruang di atas dan di bawahnya serta pedoman pengarahan dan
pengendalian bagi pelaksanaan pembangunan kota.
Rencana Umum Tata Ruang adalah rencana peruntukan, penggunaan, persediaan
dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa agar pemanfaatannya optimal,
lestari, seimbang dan serasi bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan yang selanjutnya disebut RUTRP adalah
rencana struktur ruang kota yang disusun untuk menjaga konsistensi
perkembangan pembangunan suatu kota pada sebagian, satu atau leibh daerah
otonom, dengan strategi Perkotaan Nasional dalam jangka panjang dan untuk
menjaga keserasian perkembangan pembangunan kota dengan wilayah pengaruh
sekitarnya dalam rangka pengendalian program sektoral dalam jangka panjang.
Rencana Umum Tata Ruang Kota selanjutnya disebut RUTRK adalah rencana
pemanfaatan ruang kota yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan
antar sektor dalam rangka pelaksanaan program-program .
Rencana Detail Tata Ruang Kota selanjutnya disebut RDTRK adalah rencana
pemanfaatan ruang kota secara terinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan
ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunankota.
Rencana Teknik Ruang Kota selanjutnya disebut RTRK adalah rencana geometris
pemanfaatan ruangkota yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruangkota
dalam rangka pelaksanaan proyek pembangunankota.
Wilayah perencanaan adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan ruangnya sesuai
dengan masing-masing jenis rencanakota.
Bagian wilayah kota adalah satu kesatuan wilayah darikota yang bersangkutan
yang merupakan wilayah yang terbentuk secara fungsional dan administratif dalam
rangka pencapaian daya guna pelayanan fasilitas umumkota.
Menurut peraturan ini terlihat bahwa definisikotatidak hanya berkaitan dengan
fungsi, tetapi memperhatikan pula batasan administrasi yang diatur oleh peraturan
yang berbeda. Berkaitan dengan batasan administrasi ini sebut saja peraturan yang
lainnya yang relevan dengan ini yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7
Tahun 1986 tentang Batas Wilayah Kota. Namun apabila kita berbicara tentang
jenis rencana tata ruang, telah terdapat beberapa perubahan dari jenis rencana tata
ruang tersebut seperti yang diungkapkan oleh Permendagri No. 2 Tahun 1987
ini. Setelah keluarnya UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang sudah tidak
dikenal lagi istilah Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan (RUTRP) dan Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
(3). Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Terminologi tentangkotadiutarakan pada Bab II tentang Pembagian Daerah (Pasal
2 dan 3). Pembagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibagi
dalam Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota yang bersifat
otonom. Otonom menurut Undang-Undang ini mengarah kepada Daerah Otonom
selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. Daerah Propinsi
berkedudukan juga sebagai wilayah administrasi. Wilayah Daerah Propinsi terdiri
atas wilayah daerat dan wilayah laut sejauh dua belas mil laut yang diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan. Selain itu,
pada pasal 4 (Bab III) tentang Pembentukan dan Susunan Daerah, Daerah kota
dibentuk dan disusun dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, diterangkan
pula pada pasal ini pembentukan dan penyusunan Daerah tidak hanya meliputi
Daerah Kota, tetapi juga Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten. Lebih jauh lagi,
Daerah Kota ini berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dalam hal ini
Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota masing-masing berdiri
sendiri dan tidak mempunyai hubungan hirarki satu sama lain (hal ini
mengakibatkan perubahan hirarki rencanakotaseperti yang diungkapkan dalam
Permendagri No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota dan
UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang).
Pembentukan Daerah Kota menurut Undang-Undang ini didasarkan kepada
kemampuan ekonomi, potensi Daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah
penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lain yang memungkinkan
terselenggaranya otonomi daerah. Pembentukan, nama, batas, dan ibukota Daerah
Kota ditetapkan dengan Undang-Undang. Perubahan batas yang tidak
mengakibatkan penghapusan suatu Daerah, perubahan nama Daerah, serta
perubahan nama dan pemindahan ibukota Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah, demikian pula dengna syarat-syarat pembentukan Daerah tersebut
ditetapkan pula dengan Peraturan Pemerintah.
Undang-Undang ini juga menyebutkan bahwa suatu Daerah Kota dimungkinkan
untuk dihapus, digabungkan, ataupun dimekarkan dengan Daerah lain dengan
syarat-syarat yang diatur kemudian dengan Peraturan Pemerintah. Tetapi
keputusan tentang penghapusan, penggabungan dan pemekaran Daerah itu sendiri
ditetapkan dengan Undang-Undang.
Dalam Undang-Undang ini dikenal pula istilah kawasan perkotaan yang
batasannya sama dengan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 1992
tentang Penataan Ruang (Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi). Selanjutnya berkaitan dengan
pengelolaan, disebutkan bahwa pengelolaan kawasan perkotaan tersebut ditetapkan
dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah. Pengelolaan kawasan perkotaan tersebut kemudian dikaitkan dengan
penyelenggaraan dan peranserta masyarakat sebagaimana diungkapkan pada Pasal
92 sebagai berikut:
Dalam penyelenggaraan pembangunan Kawasan Perkotaan, Pemerintah Daerah
perlu mengikutsertakan masyarakat dan pihak swasta.
Pengikutsertaan masyarakat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan
upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan perkotaan.
Pengaturan mengenai Kawasan Perkotaan ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan.
Terlihat bahwa pemahaman tentang kota yang dibahas dalam Undang-Undang ini
terdapat dua, yaitu kota sebagai daerah administratif pengganti istilah Kotamadya
Daerah Tingkat II sebagaimana dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 5 Tahun
1974 (yang sudah tidak berlaku lagi karena diganti oleh Undang-Undang No. 22
Tahun 1999 ini), dan kawasan perkotaan yang lebih mengutamakan kepada fungsi
dan wilayah pengaruh dari suatukota(seperti pengertian kawasan perkotaan yang
terdapat pada Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang).
TERKAIT
TATA CARA PERENCANAAN PERUMAHAN KAWASAN
PERUMAHANdalam "PERSPEKTIF TENTANG KOTA"
Strategi Mengerem Laju Perkumuhandalam "ARTIKEL TATA RUANG"
Krisis Energi dan Perencanaan Kota Kompakdalam "ARTIKEL TATA RUANG"
Entri ini ditulis dalam Tak Berkategori oleh mydream4u. Buat penanda
ke permalink.
ONE THOUGHT ON PERSPEKTIF TENTANG KOTA DAN
PERENCANAAN KOTA
Bottom of Form
Blog di WordPress.com.
Ikuti
Ikuti LEMBUR KURING
Top of Form
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Daftarkan saya
Bottom of Form
Buat situs dengan WordPress.com