Proposal Ku 01
Proposal Ku 01
PROPOSAL
YUDI HERMANTO
G 101 12 026
JUNI 2016
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
NIP. NIP.
Mengetahui,
NIP.
IDENTIFIKASI POTENSI NIKEL MENGGUNAKAN METODE
GEOMAGNET DENGAN ANALISIS DEKONVOLUSI EULER
DI DESA TAMBALE
A. LATAR BELAKANG
Propinsi Sulawesi Tengah memiliki sumber daya bahan galian dan mineral, antara
lain mineral logam industri dan bahan bangunan serta bahan bakar fosil yaitu batu
bara dan minyak. Bahan galian golongan A (strategis) antara lain minyak Dan gas
bumi, batu bara dan nikel. Bahan galian golongan B (vital) antara lain emas,
strategis dan vital) meliputi sirtukil, granit, marmer, pasir kuarsa, pasir besi,
cadangan infered Linonit sejumlah 6 juta ton kadar Ni 1,40% , saprolit 0.3 juta ton
kadar Ni 2,4 %. Diblok Ungkaya potensi infered Limonit sebanyak 3,1 juta ton
kadar Ni 1.37%, Saprolit 0,2 juta ton kadar Ni 2,63%. Blok Taloa infered Limonit
1 juta ton kadar Ni 1,36 %, ( Sektor Pertambangan Dan Energi Sulteng, 2012).
Nikel merupakan bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Nikel
banyak dimanfaatkan dalam bidang industri sebagai bahan bakunya. Salah satu
industri yang menggunakan nikel sebagai bahan bakunya adalah industri stainless
bangunan, peralatan rumah tangga seperti sendok, garpu dan lain sebagainya.
daerah tambale mulai dari pantai hingga kepegunungannya secara berangsur dari
pedataran yang didominasi oleh aluvial pantai dan sungai, perbukitan sampai ke
Timur Timurlaut, secara umum tertutupi oleh batuan beku ultrabasa pada daerah
yang terjal . Daerah yang morfologinya relatif lebih landai secara umum tersusun
Daerah pedataran yang jauh dari pinggir laut kondisi batuannya lebih didominasi
oleh batuan hasil pelapukan dan aktivitas sungai maupun hasil erosi dan longsoran
yang berasal dari hulu sungai (fluvial). Daerah pinggir pantai sebagian daerahnya
relatif datar yang tertutupi oleh aluvial dan fluvial, tetapi sebagian relatif terjal dan
ultramafik di daerah ini, dapat diprediksikan adanya endapan nikel laterit, karena
batuan ini adalah batuan dasar pembawa nikel. dalam hal ini adalah hasil
dan besar. Oleh sebab itu batuan ini dapat dibedakan dengan jenis batuan lain di
intensitas medan magnet. Hal ini menjadi pertimbangan sehingga pada penelitian
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu
warga sekitar.
C. TUJUAN PENELITIAN
Euler.
D. MANFAAT PENELITIAN
nikel laterit dan sebarannya di Desa Tambale serta dapat memeberi informasi awal
E. BATASAN MASALAH
untuk memperoleh data medan magnet daerah penelitian, dan pengukuran base
digunakan untuk perhitungan koreksi variasi harian. Data medan magnetik yang
Batuan induk dari nikel laterit adalah Peridotit. Peridotit terbentuk di lingkungan
lempeng samudera yang akan kaya mineral besi, nikel, kromit, magnesium dan
mangan.
Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa,
dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin,
piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan
silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel. Batuan
tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik (Boldt J.R, 1967).
Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel (Ni)
akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam . Tetapi jika
dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zatzat tersebut
Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona air
sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar(bedrock).
Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral
berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses pengkayaan
Saprolit. Dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona
pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah
Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak
terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai
zona batuan dasar (bed rock). Batuan ini berupa batuan ultramafik seperti peridotit
atau dunit.
Limonite zone, zona ini umumnya berwarna merah hingga merah kecoklatan,
kaya akan besi bekurang lebih 20-50 %. Umumnya mengandung mineral hematite
dan geothite. Strukturnya sangat halus (clay). Pada zona ini terdapat zona transisi
yang merupakan peralihan antara zona limonit dan zona saprolit umumnya
mineral serpentin dan olivin, unsur Ni diatas 2%. berukuran halus hingga boulder.
Ukuran boulder ini biasanya merupakan bagian dari proses pelapukan batuan
Bedrock zone, zona ini merupakan batuan peridotit sesar yang tidak atau belum
mengalami pelapukan, (Syafrizal Dkk, 2011). Blok peridotit (batuan dasar) dan
secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis lagi, karena kadar
3. Kemagnetan Batuan
Setiap jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet
kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit
di dalam batuan, akan semakin besar harga suseptibilitasnya, (Muhammad Altin
I = k. H (1)
I = Intensitas magnetik
H = Kuat medan magnet
k = Suseptibilitas magnet
Nilai k pada batuan semakin besar jika dalam batuan tersebut semakin banyak
Sifat magnetik batuan menjelaskan perilaku beberapa zat yang berada dibawah
pengaruh medan magnet. Fenomena magnetik muncul dari gerak elektrik partikel
bermuatan dalam zat. Sifat magnetik material pembentuk batuan dibagi menjadi 5
antara lain : diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik, antiferromagnetik, dan
ferrimagnetik.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen
medan magnet bumi (Gambar 2), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan
sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara
menuju timur. Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang
horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal. Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-
nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International
Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali.
Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah
luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun (Deniyanto,
2010) .
Dalam rujukan Forward Modelling 2 Dimensi Data Magnetik yang ditulis oleh
Deniyanto, 2010 menyatakan bahwa medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan
hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari.
Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir
dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field).
Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet
kerak bumi.
5. Metode Geomagnet
Metode geomagnet merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan
untuk eksplorasi minyak bumi, panas bumi dan batuan mineral. Selain itu dapat
Bumi yang selama ini dianggap berbentuk bola homogen, akan tetapi pada
homogen akan mengakibatkan pola-pola tertentu serta perubahan pada garis gaya
Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar pada magnetisasi batuan,
yaitu pada besar dan arah medan magnetnya serta sangat rumit untuk diamati,
akibat dari magnetisasi medan utama. Anomali yang di peroleh dari survei
merupakan hasil gabungan dari keduanya, bila arah medan magnet remanen sama
dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian
sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila
anomali medan magnet kurang dari 25 % medan magnet bumi (Telford, 1990).
BA = BT + BM + BO (2)
adalah medan magnet utama bumi, dan BO adalah medan magnet luar.
Medan magnet utama bumi secara teoritis disebabkan sumber dari dalam bumi,
inti bumi yang sebagian besar terdiri dari besi dan nikel yang bersifat
ferromagnetik cair dan berotasi. Aliran arus dari cairan inti bumi ini menimbulkan
medan magnet. Anomali magnetik medan total disebabkan oleh adanya anomali
medan magnet yang disebabkan oleh pengaruh batuan yang berada disekitar.
Medan magnet total adalah berasal dari medan magnet utama bumi, medan
ferromagnetik dan struktur geologi. Metode geomagnet ini digunakan pada studi
laterit yang merupakan hasil pelapukan batuan dasar ini bersifat ferromagnetik
pula. Oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah yang diduga
T T
( x x0 ) ( z z0 ) NT (3)
X Z
dimana (Xo, Zo) adalah posisi koordinat bagian atas bodi, Z adalah kedalaman
yang bernilai positif kearah bawah, X adalah jarak horizontal, T adalah nilai
medan residual, dan N indeks struktur. Indeks struktur adalah ukuran dari tingkat
perubahan atau turunan antara jarak sumber dengan kuat medan dan oleh karena
itu terdapat fungsi geometri dari sumber bodi. Dengan demikian, medan magnet
dari titik dipol diturunkan sebagai fungsi inverse, memberikan indeks tiga,
sementara sumber garis vertikal memberikan fungsi inverse kuadrat medan dan
indeks dua. Bodi yang diperpanjang akan membentuk kumpulan dari dipol dan
karena itu akan memiliki indeks mulai dari nol sampai tiga (J.G. Githiri, dkk.
2011).
pada model atau struktur (Tedi Yudistira Dkk., 1998), (Tabel 2).
3,0 Bola
Jika Ti adalah medan residual pada titik Ith dalam survei magnetik atau gravitasi,
dengan titik pengukuran pada (X, Z) dan posisi koordinat bagian atas bodi (X0,
X X 0
x T T Z Z = NTi (4)
z
i i
0
hanya memiliki tiga diketahui X0, Z0 dan N, di mana dua yang pertama
Metode kuadrat terkecil dapat digunakan untuk mengetahui X0 dan Z0 jika indeks
N struktural diketahui. Software Euler 1.0, adalah perangkat lunak dua dimensi
Data yang dimasukkan ke perangkat lunak adalah data profil mognetik. Untuk
solusi Euler magnet selain data profil, masukan informasi lain yang termasuk
inklinasi maknetik, deklinasi dan medan magnetik total, (J.G. Githiri, dkk. 2011).
G. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
1. Dua set Proton Precision Magnetometer merk GS 19T. Alat ini digunakan di
a. Survei pendahuluan
b. Pengukuran di base
Tempat yang akan di jadikan base harus jauh dari benda-benda yang memiliki
sifat magnetik agar tidak menimbulkan gangguan atau noise yang dapat
ke utara, setelah itu mengatur interval waktu pengambilan data di base dan
menyamakan waktu yang terdapat pada alat yang digunakan di base dan alat yang
c. Pengukuran mobile
2. Setalah mendapatkan tempat atau titik yang akan diukur maka, menentukan
menunggu beberapa saat hingga noise (gangguan) yang terbaca cukup kecil
kemudian membaca nilai yang ditunjukan pada layar. Perlakuan ini dilakukan
4. Pengolahan Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pemodelan
adalah melakukan koreksi harian, kemudian dari hasil koreksi tersebut akan di
peroleh medan magnet total. Setelah itu dilakukan pemisahan antara anomali
regional dan residual. Selanjutnya membuat lintasan pada peta anomali magnetik
residual untuk mendapatkan data intensitas medan magnet yang akan digunakan
sebagai input pada pemodelan dekonvolusi euler. Input data ini berupa, anomali,
lewat gambar penampang dan grafik gradient horizontal dan gradient vertical .
Nilai struktur geologi pada batuan di sekitar lokasi penelitian, dan kedalaman
Mulai
Survey Pendahuluan
- Peta RBI
- Peta Geologi
Lembar batui
Akusisi Data Studi Literatur
Selesai
Bulan
No Tahapan Penelitian
6 7 8 9 10 11
1 Persiapan
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan Skripsi
5 Seminar Hasil
Gambar 4. Tahapan Penelitian
H. DAFTAR PUSTAKA
Bagus Jaya Santosa, Mashuri, Dkk, 2012. Interpretasi Metode Magnetik Untuk
Penentuan Struktur Bawah Permukaan Di Sekitar Gunung Kelud
Kabupaten Kediri. Jurusan Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS), Surabaya.
Boldt J.R., 1967. The Winning of Nickel Its Geology, Mining, and Extractive
Metallurgy, Toronto.
J.G. Githiri, J.P. Patel, J.O. Barongo, P.K.Karanja, 2011, Application of Euler
Deconvolution Technique In Determining Depthts To Magnetic Structures
In Magadi Area, Southern Kenya Rift, Jomo-Kenyata University of
Agriculture and Technology , Nairobi, Kenya
Simanjuntak Dkk., 1993. Peta geologi lembar batuai, sulawesi geological map of
the batui quadrangel, sulawesi. Teknik geologi UGM.
Telford, M.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., 1990. Applied Gephysics, Second
Edition. USA: Cambridge University Press.
Tedi Yudistira dan Hendra Grandis, 1998. Interpretasi Gravitasi Dan Magnetik
Menggunakan metode Sinyal Analitik Dan Dekonvolusi Euler 3-D. ITB,
Bandung.
Peta Geologi Daerah Penelitian