Anda di halaman 1dari 156

KATA PENGANTAR

Pembangunan kesehatan di Jawa Timur sebagai program berkelanjutan yang bertujuan


meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalu
mendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Jawa Timur.

Mengacu pada RPJMD Jawa Timur serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur, maka
pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan
daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta dan
pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun rencana strategis secara rinci
sebagai acuan pembangunan dalam periode 5 tahun.

Dengan rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Perencana, Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 telah dapat disusun. Selanjutnya
diharapkan semua komponen Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan semua pihak yang
berkepentingan dalam bidang kesehatan dapat memanfaatkan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai acuan dan pedoman dalam
merencanakan kegiatan.

Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita
sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Jawa Timur.

Surabaya, April 2014


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur

dr. HARSONO

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................................i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

SK Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur .......................................... iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Landasan Hukum ............................................................................................. 2

1.3 Maksud danTujuan .......................................................................................... 4

1.4 Sistematika....................................................................................................... 4

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR


DAN UPT NYA ............................................................................................................. 6

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ................................................ 6

2.2 Sumber Daya SKPD ....................................................................................... 21

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD ............................................................................... 27

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ........................ 57

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI .................................... 65

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ....................................... 65

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Timur...................................................................................................... 69

3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra


SKPD Provinsi................................................................................................. 71

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup


Strategis.......................................................................................................... 72

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .......................................................................... 73

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ......................... 76

4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ................................... 76

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 iii


4.2 Tujuan dan Sasaran....................................................................................... 77

4.3 Strategi dan Kebijakan .................................................................................. 84

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK


SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF .............................................................. 122

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG


MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD .............................................. 126

BAB VII PENUTUP ............................................................................................................. 129

LAMPIRAN

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 iii


PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN
Jl. Jend. A. Yani No. 118 Telp. 8280356 - 8280660 Fax (031) 8290423 Surabaya 60231

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
Nomor : 4436/101.1/2014

TENTANG

RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019

KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

MENIMBANG : a. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun
Rencana Strategis secara rinci sebagai acuan pembangunan dalam
periode 5 tahun.
b. Bahwa Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada huruf a telah
disusun sebagai satu dokumen perencanaan indikatif yang memuat
program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan.
c. Bahwa sebagai dasar penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur mengacu pada RPJMD 2014 - 2019, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan, serta peraturan lain yang berlaku.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Daerah;
7. Permendagri 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Daerah;
8. Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Propinsi Jawa Timur;
9. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 v


MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
PERTAMA : Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tentang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019.
KEDUA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019 sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
KETIGA : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua digunakan
sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan
program pembangunan kesehatan di Jawa Timur
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapk an dengan
ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 2 Mei 2014

KEPALA DINAS KESEHATAN


PROPINSI JAWA TIMUR

Dr. HARSONO
Pembina Utama Muda
NIP. 19560703 198312 1 001

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 v


B AB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dalam rangka
mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 20142019


adalah dokumen resmi perencanaan yang merupakan arah dan tujuan bagi
seluruh komponen Dinas Kesehatan Provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) nya
dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
kesehatan selama kurun waktu lima tahun kedepan.

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi 20142019 didasarkan


pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun
20142019, Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Dinas Kesehatan yaitu (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
(b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan; (c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
dalam rangka mewujudkan Visi Gubernur Jawa Timur Jawa Timur Lebih Sejahtera
Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak, dengan Misi Makin Mandiri
dan Sejahtera bersama Wong Cilik. Lebih lanjut Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Jatim juga merupakan sinergisme Perencanaan Pembangunan Kesehatan
Nasional dan Renstra Kementrian Kesehatan 2015-2019.

Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui satu
proses membangun komitmen dan kesepakatan para pelaksana tugas di Dinas

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 1


Kesehatan, UPT dan kesepahaman dengan lintas sektor atau pemangku
kepentingan lainnya termasuk didalamnya dengan para pelaksana pembangunan
kesehatan dari kabupaten/kota melalui sistem koordinasi, sosialisasi dan fasilitasi
yang mendalam dan berulang-ulang hingga tersusunnya Renstra Dinas Kesehatan.

Renstra ini merupakan komitmen Dinas Kesehatan untuk berusaha mencapai


sasaran strategis dan indikator-indikator kinerja yang telah disepakati yang
nantinya merupakan laporan pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan
kepada Gubernur Jawa Timur dan Masyarakat Jawa Timur. Disamping itu Renstra
merupakan acuan bagi seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku
pembangunan kesehatan yang bersifat koordinatif, integratif, sinergis, dan sinkron
satu dengan lainnya didalam satu Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Timur yaitu
Masyarakat Jawa Timur yang Mandiri untuk Hidup Sehat.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 merupakan hasil


analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program dan kegiatan yang
dirinci pertahun selama 5 tahun. Untuk itu Renstra merupakan pedoman yang
penting dalam penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan monitoring
serta evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya.

1.2. Landasan Hukum


Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun
berdasarkan:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban
Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 2


8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 20052025;
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
11. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
12. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial;
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;
22. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/V/2008 tentang
Juknis SPM;
23. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/SK/V/2008 tentang
Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;
24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/160/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 3


25. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;
26. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan;
27. Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2008 menjadi Peraturan Gubernur
Nomor 8 Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur.

1.3. Maksud Dan Tujuan


Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan agar seluruh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-
nya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah dan fokus sehingga
tujuan pembangunan kesehatan Jawa Timur dapat terlaksana dengan sebaik-
baiknya.
Adapun tujuan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah:
a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang konsisten sesuai dengan
kebutuhan daerah dibidang kesehatan.
b. Sebagai bahan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-
nya.
c. Sebagai upaya sinergisme dan sinkronisasi segala upaya-upaya pembangunan
kesehatan di Dinas Kesehatan dan UPT-nya.
d. Sebagai arahan pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait
berperan aktif untuk mencapai tujuan dan sasaran.

1.4. Sistematika
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019
disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang penyusunan Renstra Dinas Kesehatan sebagai penjabaran
RPJMD dan Renstra Nasional yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan, landasan hukum yang merupakan dasar penyusunan Renstra,
maksud dan tujuan Renstra disusun serta sistematika penyusunan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 4


BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DAN
UPT-NYA
Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT-
nya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara
ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi serta
menjelaskan capaian-capaian indikator penting yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan rencana strategis periode sebelumnya, mengemukakan capaian
program prioritas Dinas Kesehatan Provinsi dalam Renstra dan RPJMD
sebelumnya. Dan juga mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi
dan dinilai perlu diatasi melalui Rencana Strategis ini.

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi, telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih,
telaahan Rencana Strategis Kementerian Lembaga dan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan isu-isu strategis.

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


Memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas
Kesehatan.

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK


SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, pendanaan indikatif.

BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG


MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Jawa Timur
2014-2019.

BAB VII : PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 5


B AB I I
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
DAN UPT-NYA

2. 1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu unsur yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang kesehatan di Jawa Timur yang dipimpin oleh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Timur.
Menurut Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi, Dinas Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang kesehatan;
2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum di bidang
kesehatan;
3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh:
1. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan
masyarakat dan protokol.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan perizinan;
b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Pengelolaan administrasi keuangan;
d. Pengelolaan administrasi perlengkapan;
e. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol;
f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-
undangan;
g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 6
h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas;
i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana;
j. Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sekretariat terdiri dari:
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Sub Bagian Penyusunan Program;
3) Sub Bagian Keuangan.

2. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, kebijakan teknis
operasional, standar pelayanan, pedoman teknis, pembinaan, bimbingan dan
pengendalian program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang, rujukan
dan khusus serta kesehatan keluarga.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan;
b. Pengendalian kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta
Kesehatan Keluarga;
c. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan
khusus serta kesehatan keluarga;
d. Penyelenggaraan kebijaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang,
kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program
kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta
kesehatan keluarga;
f. Pelaksanaan fasilitasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan
rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
g. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan program kesehatan dasar dan
penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
h. Pelaksanaan evaluasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan
rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 7


Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas:
1) Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang
2) Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus
3) Seksi Kesehatan Keluarga

3. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan


Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan
kebijaksanaan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan
pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan masalah
kesehatan, surveilans epidemiologi, pemberantasan penyakit, penyehatan air
serta penyehatan lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengendalian Penyakit dan
Masalah Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian
pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;
b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan
lingkungan;
c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit
dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah
dan bencana;
d. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assesment) dan melakukan
tindakan darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah
kesehatan dan penyehatan lingkungan;
e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program
pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;
f. Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan
lingkungan;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 8


g. Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi
profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak
swasta program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit,
masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;
h. Pelaksanaan evaluasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan
lingkungan;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:
1) Seksi Pemberantasan Penyakit
2) Seksi P3PMK (Pencegahan, Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan
Masalah Kesehatan)
3) Seksi Penyehatan Lingkungan

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan


Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan
teknis operasional di bidang pendayagunaan tenaga kesehatan, kefarmasian
dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan,
serta pembiayaan kesehatan;
b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta
pembiayaan kesehatan;
c. Penyelenggaraan, pemantauan, pembinaan dan pengendalian program
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan,
kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan;
d. Pelaksanaan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 9


e. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta
pembiayaan kesehatan;
f. Penyiapan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor organisasi
profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak
swasta pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan
kesehatan;
g. Pelaksanaan evaluasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta
pembiayaan kesehatan;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:
1) Seksi P3SDMK (Perencanaan Pendayagunaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kesehatan)
2) Seksi Farkalkes (Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan)
3) Seksi Pembiayaan Kesehatan

5. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat


Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan
teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan
pengendalian dalam kegiatan promosi kesehatan, Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan dan
Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian promosi
kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi
masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;
b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap pelayanan promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 10


c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap gizi masyarakat;
d. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program promosi
kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi
masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;
e. Pelaksanaan fasilitasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan;
f. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan program promosi kesehatan dan
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat,
sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;
g. Pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:
1) Seksi Promosi Kesehatan
2) Seksi Gizi
3) Seksi Informasi dan Penelitian Pengembangan Kesehatan

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 118
Tahun 2008 yang kemudian di ganti menjadi Peraturan Gubernur Nomor 8
Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur. Bahwa UPT Dinas
Kesehatan Provinsi bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk
penyakit khusus, pengembangan pengobatan tradisional, pelatihan petugas
kesehatan dan pendidikan tertentu. Struktur organisasi UPT terdiri dari Kepala
dan KTU.
UPT Dinas Kesehatan terdiri dari:
1) Rumah Sakit Kusta Kediri
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Kusta Kediri, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta;
c. Pelayanan medis penyakit kusta;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 11


d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

2) Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Sumberglagah, Mojokerto, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta;
c. Pelayanan medis penyakit kusta;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

3) Rumah Sakit Paru Dungus Madiun


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Dungus Madiun, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 12


c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

4) Rumah Sakit Paru Jember


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Jember, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

5) Rumah Sakit Paru Batu


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Batu, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 13


b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

6) Rumah Sakit Paru Surabaya


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

7) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Balai Kesehatan Mata Masyarakat, mempunyai fungsi:

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 14


a. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian operasional program
pemerintah berkaitan dengan kesehatan mata masyarakat yang
ditugaskan kepada Balai Kesehatan Mata Masyarakat, terutama
program Pemberantasan Kebutaan Nasional (PGPK) serta program
pendukungnya;
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan mata masyarakat (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) baik peorangan (UKP) maupun
masyarakat (UKM) di dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah
kerjanya yaitu Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur;
c. Pelaksanaan pelayanan rawat bedah dan rawat inap kesehatan mata
dengan berorientasi pada komunitas dengan mempertimbangkan
keterjangkauan biaya oleh masyarakat;
d. Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis di bidang
kesehatan mata masyarakat;
e. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna di
bidang kesehatan mata masyarakat;
f. Pelaksanaan kemitraan, sosialisasi, advokasi peningkatan program di
bidang kesehatan mata masyarakat dengan segenap komponen
masyarakat termasuk LSM dalam dan luar negeri dengan sasaran
Kabupaten/Kota se-Jawa Timur;
g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan termasuk pengelolaan keuangan,
kerumahtanggaan dan Kehumasan baik secara mandiri maupun di
bawah koordinasi Dinas;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas.

8) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun


a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan
penyakit paru;
b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan
pencegahan penyakit paru;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru;
d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat;
e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 15


f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa
paru;
h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;
i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

9) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Balai Pemberantasan Penyakit Paru Pamekasan,
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan
penyakit paru;
b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan
pencegahan penyakit paru;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru;
d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat;
e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan ;
g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa
paru;
h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;
i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

10)UPT Materia Medika Batu


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Materia Medika Batu, mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengawasan, pembinaan pengelolaan pemanfaatan
tanaman obat tradisional asli Indonesia ;
b. Pelaksanaan penyuluhan tentang perkembangan pemanfaatan
tanaman obat tradisional asli Indonesia.kepada masyarakat;
c. Penyeleksi dan mengoleksi tanaman obat asli Indonesia;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 16


d. Pelaksanaan pengembangan dan penelitian tanaman obat tradisional
asli Indonesia menjadi bahan baku obat tradisional terstandarisasi;
e. Pelaksanaan pembinaan wilayah bidang perkembangan pemanfaatan
tanaman obat asli Indonesia di Jawa Timur;
f. Pemantauan dan evaluasi perkembangan pemanfaatan tanaman obat
asli Indonesia di Jawa Timur;
g. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

11) UPT Akademi Gizi Surabaya


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Akademi Gizi Surabaya, mempunyai fungsi :
a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Gizi Surabaya;
b. Penyusunan rencana dan program UPT;
c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga kesehatan di bidang
gizi;
d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat;
e. Pelaksanaan penelitian di bidang gizi;
f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ;
g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program;
h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

12) UPT Akademi Keperawatan Madiun


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Akademi Keperawatan Madiun, mempunyai fungsi :
a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Keperawatan
Madiun;
b. Penyusunan rencana dan program UPT;
c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga keperawatan ;
d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat;
e. Pelaksanaan penelitian di bidang keperawatan ;
f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 17


g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program;
h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

13) UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang


Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang,
mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Pelatihan Kesehatan
Masyarakat ;
b. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan pelatihan;
c. Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat;
d. Persiapan dan pengembangan daerah binaan dan daerah percontohan;
e. Pelaksanaan tugas operasional pelatihan dan pemberian pelayanan
dan administrasi dan penyedian sarana pelatihan;
f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pengembangan metode dan
pelaporan pelatihan;
g. Pelaksanaan pelayanan IPTEK kesehatan;
h. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan program pelatihan;
i. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum, ketatausahaan,
kehumasan dan keuangan;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Dengan ditetapkannya 12 UPT (kecuali UPT Balai Materia Medica) Dinas


Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Unit Kerja maka 12 UPT tersebut diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan
meliputi:
a. pengelolaan pendapatan dan biaya
b. pengelolaan kas
c. pengelolaan utang
d. pengelolaan piutang
e. pengelolaan investas
f. pengelolaan barang dan/atau jasa

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 18


g. penyusunan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban
h. pengelolaan surplus dan defisit
i. kerjasama dengan pihak lain
j. memperkerjakan tenaga non Pegawai Negeri Sipil (PNS)
k. pengelolaan dana secara langsung
l. perumusan standar, kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 19


Bagan 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
KEPALA DINAS KESEHATAN

SEKRETARIS

SUBAG SUBAG SUBAG


TATA USAHA PENYUSUNAN KEUANGAN
PROGRAM

BIDANG PELAYANAN BIDANG PENGENDALIAN BIDANG PENGEMBANGAN BIDANG PENGEMBANGAN


KESEHATAN PENYAKIT DAN MASALAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA KESEHATAN
KESEHATAN KESEHATAN MASYARAKAT

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI FARKALKES


KESEHATAN PENYEHATAN GIZI
KELUARGA LINGKUNGAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PEMBIAYAAN


KESEHATAN DASAR PEMBERANTASAN PROMOSI KESEHATAN KESEHATAN
DAN PENUNJANG PENYAKIT

SEKSI SEKSI PENCEGAHAN, SEKSI SEKSI PERENCANAAN,


KESEHATAN RUJUKAN PENGAMATAN PENYAKIT INFORMASI, PENDAYAGUNAAN
DAN KHUSUS DAN PENANGGULANGAN PENELITIAN DAN &PENGEMBANGAN SDM
MASALAH KESEHATAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KESEHATAN

UPT

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 20


2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret
pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 2.1
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah


1 Struktural Eselon II 1
2 Struktural Eselon III 5
3 Struktural Eselon IV 15
4 Fungsional :
1) Epidemiolog 2
2) Pranata Labkes 1
5 Staf 342
Jumlah 366

Tabel 2.2
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan

No. Jabatan Jumlah


1 Golongan IV 67
2 Golongan III 235
3 Golongan II 61
4 Golongan I 3
Jumlah 366

Tabel 2.3
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 S2
Magister Kesehatan 42
Magister Psikologi 1
Sp.MPK 1
Sp.Ortodontist 1
Sp.Konservasi Gigi 1
Umum 18

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 21


2 S1
Dokter 20
Dokter Gigi 26
Apoteker 9
Sarjana Kesehatan Masyarakat 41
Sarjana keperawatan 2
Kesehatan Lingkungan 1
Umum 52
3 DIII
Auntasi 1
Kebidanan 1
Kesehatan Lingkungan 3
Gizi 3
Umum 13
4 DI 7
5 SLTA 111
6 SLTP 7
7 SD 5
Jumlah 366

2.2.2. SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi


Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data
kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai
berikut : Tabel 2.4
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan
Ess
No. UPT Ess III Staf JUMLAH
IV
1. RSK Sumberglagah 1 1 110 112
2 RSP Batu 1 1 169 171
3 RSP Jember 1 1 108 110
4 RSP Dungus Madiun 1 1 68 70
5 RSP Surabaya 1 1 122 124
6 BP4 Madiun 1 1 42 44
7 BP4 Pamekasan 1 1 41 43
8 Latkemas Murnajati 1 1 57 59
9 BKMM Surabaya 1 1 45 47
10 RSK Kediri 1 1 72 74
11 AKZI Surabaya 1 1 39 41
12 AKPER Madiun 1 1 39 41
13 Balai Materia Medica 1 1 23 25
Jumlah 13 13 935 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 22


Tabel 2.5
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan

Gol Gol Gol Gol


No. UPT JUMLAH
IV III II I
1. RSK Sumberglagah 1 37 73 1 112
2 RSP Batu 11 81 76 3 171
3 RSP Jember 3 40 65 2 110
4 RSP Dungus Madiun 1 32 35 2 70
5 RSP Surabaya 10 62 51 1 124
6 BP4 Madiun 3 18 23 0 44
7 BP4 Pamekasan 1 20 22 0 43
8 Latkemas Murnajati 5 33 17 4 59
9 BKMM Surabaya 9 20 18 0 47
10 RSK Kediri 3 42 23 6 74
11 AKZI Surabaya 4 35 2 0 41
12 AKPER Madiun 2 27 9 3 41
13 Balai Materia Medica 1 15 8 1 25
Jumlah 54 462 422 23 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 23


2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret
pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 2.1
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah


1 Struktural Eselon II 1
2 Struktural Eselon III 5
3 Struktural Eselon IV 15
4 Fungsional :
1) Epidemiolog 2
2) Pranata Labkes 1
5 Staf 342
Jumlah 366

Tabel 2.2
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan

No. Jabatan Jumlah


1 Golongan IV 67
2 Golongan III 235
3 Golongan II 61
4 Golongan I 3
Jumlah 366

Tabel 2.3
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 S2
Magister Kesehatan 42
Magister Psikologi 1
Sp.MPK 1
Sp.Ortodontist 1
Sp.Konservasi Gigi 1
Umum 18

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 21


2 S1
Dokter 20
Dokter Gigi 26
Apoteker 9
Sarjana Kesehatan Masyarakat 41
Sarjana keperawatan 2
Kesehatan Lingkungan 1
Umum 52
3 DIII
Auntasi 1
Kebidanan 1
Kesehatan Lingkungan 3
Gizi 3
Umum 13
4 DI 7
5 SLTA 111
6 SLTP 7
7 SD 5
Jumlah 366

2.2.2. SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi


Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data
kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai
berikut : Tabel 2.4
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan
Ess
No. UPT Ess III Staf JUMLAH
IV
1. RSK Sumberglagah 1 1 110 112
2 RSP Batu 1 1 169 171
3 RSP Jember 1 1 108 110
4 RSP Dungus Madiun 1 1 68 70
5 RSP Surabaya 1 1 122 124
6 BP4 Madiun 1 1 42 44
7 BP4 Pamekasan 1 1 41 43
8 Latkemas Murnajati 1 1 57 59
9 BKMM Surabaya 1 1 45 47
10 RSK Kediri 1 1 72 74
11 AKZI Surabaya 1 1 39 41
12 AKPER Madiun 1 1 39 41
13 Balai Materia Medica 1 1 23 25
Jumlah 13 13 935 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 22


Tabel 2.5
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan

Gol Gol Gol Gol


No. UPT JUMLAH
IV III II I
1. RSK Sumberglagah 1 37 73 1 112
2 RSP Batu 11 81 76 3 171
3 RSP Jember 3 40 65 2 110
4 RSP Dungus Madiun 1 32 35 2 70
5 RSP Surabaya 10 62 51 1 124
6 BP4 Madiun 3 18 23 0 44
7 BP4 Pamekasan 1 20 22 0 43
8 Latkemas Murnajati 5 33 17 4 59
9 BKMM Surabaya 9 20 18 0 47
10 RSK Kediri 3 42 23 6 74
11 AKZI Surabaya 4 35 2 0 41
12 AKPER Madiun 2 27 9 3 41
13 Balai Materia Medica 1 15 8 1 25
Jumlah 54 462 422 23 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 23


Tabel 2.6
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan tingkat Pendidikan

RSK RSP RSP RSP RSP BP4 BP4 Latkes BKMM RSK AKZI AKPER BMM JML
PENDIDIKAN SbR.Gla Batu Jember Dungus Suraba Mad Pame mas kediri Surab Madiun
gah ya iun kasan aya
S2 MKes 1 2 1 4 2 1 4 5 3 6 6 1 36
MKep 2 2
Mgizi 1 1
Sp. A 1 1
Sp. B 1 1
Sp. M 1 1 4 1 7
Sp. R 1 1
Sp. P 1 1
Sp. OG 1 1 2
Sp. PD 1 1 2
Sp. KK 2 1 3
Sp. PK 1 1 2
Sp.
THT 2 2
Sp.
Rad 1 1
Umum 1 1 2 3 6 1 2 3 3 22

S1 dr 4 11 10 9 16 9 3 1 2 1 66
drg 1 1 1 3
Apt 1 2 2 1 1 7
SKM 2 3 6 2 3 1 17
Fisio 1 1
S.Kep 4 1 1 4 1 1 2 2 3 1 20
S. Gz 2 6 8

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 24


RSK RSP RSP RSP RSP BP4 BP4 Latkes BKMM RSK AKZI AKPER BMM JML
PENDIDIKAN SbR.Gla Batu Jember Dungus Suraba Mad Pame mas kediri Surab Madiun
gah ya iun kasan aya
KL
AK 1 1
Umu
m 15 13 10 1 11 1 3 6 1 4 15 5 4 89

DIII Kep 35 30 4 2 2 12 1 15 11 112


AK 2 2 1 2 1 1 9
Keb 2 1 1 1 5
Far 1 1
AMK 11 1 1 13
KL 1 1 2
RO 3 3
Rad 1 1 2
Gizi 1 1 1 1 1 6 11
Gigi 1 1
Umu
m 1 10 17 16 39 12 6 1 11 2 115

DI 2 1 3 1 1 8

SLTA 30 56 41 22 36 3 2 17 6 19 1 7 240

SLTP 5 3 2 2 4 5 1 22

SD 1 3 3 3 2 12

JUMLAH 106 150 101 59 133 37 32 52 43 62 41 21 15 852

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 25


2.2.3. Sarana dan Prasarana

Hingga tahun 2013, jumlah aset tetap Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
tercatat sebagai berikut :
Tabel 2.7
Daftar Aset Tetap Dinkes Provinsi Jawa Timur
Kode Bidang Pembidangan Jml Satuan Nilai(Rp)

01 Golongan Tanah 28 Bidang 888.322.331.505


0101 Tanah 28 Bidang 888.322.331.505
02 Golongan Peralatan Dan Mesin 33.498 Buah / Set 48.208.121.114
Alat-Alat Besar 40 Buah / Set 1.393.151.750
Alat - Alat Angkutan 139 Buah 4.747.879.000
Alat Bengkel Dan Alat Ukur 11.721 Buah 2.424.215.098
Alat Pertanian n Buah / Set 1.365.861.260
Alat Kantor Dan Rumah Tangga 6.482 Buah 12.109.275.592
Alat Studio Dan Alat Komunikasi 449 Buah 2.169.935.345
Alat-Alat Kedokteran 916 Buah 7.776.721.602
Alat Laboratorium 13.751 Buah 16.221.081.467
Alat-Alat Persenjataan/Keamanan 0 Buah 0
03 Golongan Gedung Dan Bangunan 242 Buah 59.627.182.803
Bangunan Gedung 239 Buah 59.610.721.303
Monumen 3 Buah 16.461.500
04 Golongan Jalan, Irigasi Dan Jaringan 9 Buah 230.689.309
Jalan Dan Jembatan 1 Buah 19.928.744
Bangunan Air Irigasi 1 Buah 9.948.565
Instalasi 6 Buah 102.912.000
Jaringan 1 Buah 97.900.000
Buah / Set /
05 Golongan Asset Tetap Lainnya 1.146 174.226.175
Ekor
Buku Dan Perpustakaan 1.135 Buah / Set 168.306.175
Barang Bercorak Kebudayaan 11 Buah / Set 5.920.000
Hewan Ternak Serta Tanaman 0 Ekor / Buah 0
Golongan Konstruksi Dalam
06 0 Buah 0
Pengerjaan
Jumlah 996.562.550.906

2.2.4. Unit Usaha yang Masih Operasional

Tabel 2.8
Daftar Unit Usaha Dinkes Provinsi Jawa Timur Yang Masih Operasional Tahun 2013
NO UNIT USAHA JML SATUAN
1 Kantin 2 UNIT
2 Koperasi Karyawan 2 UNIT

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 26


2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Dalam mengukur kinerja, Dinas Kesehatan menjelaskan dalam dua indikator
yaitu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu capaian indikator impact dan
capaian Indikator Kinerja yaitu capaian indikator outcome dari upaya
pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan jajaran
kesehatan diseluruh Provinsi Jawa Timur. Capaian tersebut yang dilaporkan
Kepala Dinas Kesehatan kepada Gubernur Jatim dan masyarakat. Jatim capaian
indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

2.3.1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama Kesehatan merupakan indikator impact dari semua


kegiatan yang telah dilaksanakan. Indikator tersebut diwakili dengan beberapa
indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Prevalensi Gizi Buruk.

Tabel 2.9
Capaian IKU Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019-2013

INDIKATOR TARGET
TARGET TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
NO INDIKATOR
KINERJA IKK
LAINNYA 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Angka 69,60 69,90 70,20 70,40 70,60 69,15 69,60 69,81 70,09 -
Harapan
Hidup (AHH)
2 Angka 82,5 82,00 81,5 81 80,5 90,7 101,4 104,3 97,43 97,39
Kematian Ibu
(AKI)
3 Angka
Kematian 32 31,5 31 30,5 30 31,41 29,29 29,24 25,95 -
Bayi (AKB)
4 Prevalensi
Balita Gizi 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 4,33 4,06 3,88 2,30 2,2
Buruk

Sumber BPS dan Laporan Program

Angka Harapan Hidup (AHH) capaian Jawa Timur pertahun meningkat cukup
baik, yang menyatakan bahwa semakin tahun umur harapan hidup penduduk
Jawa Timur semakin panjang dibandingkan tahun sebelumnya.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 27


Grafik 2.1
Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Angka Harapan Hidup (AHH) per kabupaten/kota menunjukkan bahwa daerah


Madura dan sekitarnya (tapal kuda) lebih rendah dibandingkan dengan daerah
kulonan (bagian barat Jatim). Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat
kesehatan masyarakat di Jatim terbagi sesuai daerahnya. Banyak pengaruh yang
menyebabkan hal tersebut antara lain perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan sarana prasarana yang tersedia, termasuk kebijakan daerah.
AHH masing-masing kab/kota dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10
Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2012

(Tahun)
Kabupaten/Kota
2009 2010 2011 2012
01. Kabupaten Pacitan 71,04 71,26 71,48 71,69
02. Kabupaten Ponorogo 69,62 69,93 70,24 70,55
03. Kabupaten Trenggalek 71,36 71,62 71,87 72,13
04. Kabupaten Tulungagung 71,23 71,48 71,72 71,95
05. Kabupaten Blitar 70,66 70,88 71,09 71,30
06. Kabupaten Kediri 69,42 69,66 69,90 70,15
07. Kabupaten Malang 68,70 68,96 69,23 69,50
08. Kabupaten Lumajang 66,87 67,17 67,46 67,75
09. Kabupaten Jember 62,66 62,84 63,03 63,21

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 28


(Tahun)
Kabupaten/Kota
2009 2010 2011 2012
10. Kabupaten Banyuwangi 67,18 67,58 67,98 68,38
11. Kabupaten Bondowoso 62,92 63,23 63,54 63,85
12. Kabupaten Situbondo 63,02 63,19 63,36 63,52
13. Kabupaten Probolinggo 60,85 61,13 61,42 61,70
14. Kabupaten Pasuruan 63,70 64,01 64,31 64,61
15. Kabupaten Sidoarjo 70,31 70,55 70,79 71,03
16. Kabupaten Mojokerto 69,97 70,19 70,42 70,64
17. Kabupaten Jombang 69,99 70,09 70,18 70,28
18. Kabupaten Nganjuk 68,67 68,89 69,11 69,33
19. Kabupaten Madiun 68,72 68,90 69,07 69,25
20. Kabupaten Magetan 70,93 71,17 71,41 71,66
21. Kabupaten Ngawi 69,58 69,91 70,24 70,57
22. Kabupaten Bojonegoro 67,01 67,15 67,28 67,42
23. Kabupaten Tuban 67,56 67,78 68,00 68,21
24. Kabupaten Lamongan 68,02 68,20 68,37 68,55
25. Kabupaten Gresik 70,73 70,98 71,22 71,47
26. Kabupaten Bangkalan 63,16 63,32 63,48 63,65
27. Kabupaten Sampang 62,34 63,00 63,49 63,98
28. Kabupaten Pamekasan 63,59 63,99 64,39 64,79
29. Kabupaten Sumenep 64,53 64,71 64,89 65,07
30. Kota Kediri 70,18 70,41 70,64 70,86
31. Kota Blitar 71,95 72,23 72,51 72,80
32. Kota Malang 69,96 70,32 70,68 70,97
33. Kota Probolinggo 69,83 70,17 70,52 70,86
34. Kota Pasuruan 66,33 66,37 66,41 66,46
35. Kota Mojokerto 71,35 71,56 71,78 72,00
36. Kota Madiun 70,81 71,01 71,22 71,42
37. Kota Surabaya 70,71 71,01 71,27 71,53
38. Kota Batu 69,16 69,44 69,72 70,00
Jawa Timur 69,15 69,60 69,81 70,09

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Angka Kematian Ibu juga merupakan perwujudan dari tingkat derajat kesehatan
masyarakat. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan
Provinsi menunjukan bahwa AKI di Jawa Timur naik di tahun 2011 kemudian
menurun ditahun 2012 dan 2013.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 29


Grafik 2.2
Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2013

Trend AKI yang cenderung menurun dua tahun terakhir, karena berbagai upaya
yang telah dilakukan berupa dukungan provinsi ke kabupaten/kota melalui
fasilitasi baik dari segi manajemen Program KIA maupun sistim pencatatan dan
pelaporan, peningkatan ketrampilan klinis petugas di lapangan serta melibatkan
multi pihak dalam pelaksanaan program KIA.

Di lihat dari gambaran kematian ibu di Jawa Timur terlihat jumlah kematian ibu
tahun 2013 di bandingkan dengan kematian ibu di tahun 2012, maka dari 9
kabupaten/kota yang menjadi fokus pembinaan provinsi (Kota Surabaya,
Jember, Kediri, Sidoarjo, Nganjuk, Tuban, Jombang) mengalami penurunan
sementara Kabupaten Malang dan Pasuruan terjadi peningkatan jumlah
kematian ibu. Beberapa kabupaten /kota lainnya terjadi peningkatan kematian
ibu yang cukup signifikan, hal ini disebabkan berbagai hal yang mempengaruhi
upaya penurunan kematian ibu yaitu alokasi anggaran untuk kegiatan kesehatan
ibu dan anak di 60% kabupaten/kota sangat minimalis dibawah 300 juta
setahun bahkan ada daerah yang hanya mendapat alokasi dana hanya 45 juta
per tahun ini menunjukkan belum adanya perhatian dari pemerintah daerah
terhadap permasalahan nasional yaitu tingginya AKI.

Dari sisi SDM belum semua tenaga kesehatan (dokter dan bidan) kompeten
dalam penanganan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sistim rujukan berjenjang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 30


dan regional belum berjalan optimal, penyebab mendasar adalah terkait dengan
ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan masyarakat yang belum memadai.

Grafik 2.3. Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/Kota


di Jawa Timur Tahun 2012 - 2013

Angka Kematian Bayi dapat dilihat ada grafik 2.4 dibawah ini. AKB cenderung
menurun, hal ini juga selaras dengan capaian Indikator kinerja Anak yang akan
di jelaskan berikut ini.
Grafik 2.4
Capaian Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Timur Tahun 20092012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 31


Trend AKB diatas cenderung menurun, hal ini juga selaras dengan capaian
Indikator kinerja Anak yang akan di jelaskan berikut ini. Mengingat AKB tahun
2013 belum dikeluarkan oleh BPS Prov. Jatim, maka jumlah kematian bayi yang
bersumber dari LB3-KIA dapat kami sajikan sebagai berikut :

Grafik 2.5. Jumlah Kematian Bayi per Kabupaten/Kota


di Jawa Timur Tahun 2012 2013

Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) dapat diketahui bahwa
keadaan gizi balita di Jawa Timur semakin membaik. Hal tersebut dapat dilihat
dari prevalensi gizi buruk di Jawa Timur mulai tahun 20092013 menunjukkan
adanya kecenderungan menurun. Hasil survey PSG tahun 2013 memberikan
informasi bahwa prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target yang
ditetapkan yaitu sebesar 2,3 %.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 32


Grafik 2.6
Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

PREVALENSI GIZI BURUK DI KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013
7,0

5,7

6,0

5,0
4,6
4,6
4,1

4,0
Target MDGs 2015
3,4
3,0
3,0
3,0
3,0
2,9
2,9
2,9
2,8
2,7
3,0

2,7
2,6
2,6
2,5
2,5
2,3
2,2
1,9
1,7
2,0

1,7
1,7
1,6
1,6
1,5
1,4
1,3
1,0
1,0
1,0
0,9
1,0

0,7
0,6
0,6
0,6
0,5
0,0

Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013

Meskipun rata-rata prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target, tetapi
masih dijumpai kabupaten/kota dengan prevalensi gizi buruk di atas target,
yaitu Kabupaten : Sampang, Situbondo, Pasuruan, Probolinggo, Bangkalan,
Lumajang, Jember, Pamekasan, Ngawi, Lamongan, Sumenep, Bondowoso,
Mojokerto, Kediri, Tuban, Nganjuk, serta Kota: Pasuruan, Probolinggo, Malang,
dan Surabaya. Penyebab gizi buruk berkaitan dengan faktor asupan gizi yang
kurang mencukupi kebutuhan dan adanya penyakit infeksi. Beberapa faktor yang
menyebabkan belum tercapainya target penurunan prevalensi gizi buruk di
beberapa kabupaten/kota tersebut, antara lain karena faktor : SDM Kesehatan
(Ahli Gizi) yang belum mencukupi kebutuhan dan belum terdistribusi dengan
merata; fasilitas/sarana prasarana pendukung program gizi yang belum
mencukupi kebutuhan; sistem rujukan yang belum berjalan secara optimal;
pembiayaan kesehatan yang terbatas, regulasi, dukungan lintas program dan
lintas sektor yang belum optimal; pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
gizi seimbang yang masih rendah, serta adanya faktor kemiskinan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 33


Tabel 2.11
Status Gizi Balita Di Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih


(%) (%) (%) (%)
1. Kab. Pacitan 1,6 8,6 88,0 1,9
2. Kab. Ponorogo 1,0 5,5 90,7 2,7
3. Kab. Trenggalek 0,6 7,0 89,8 2,6
4. Kab. Tulungagung 0,5 6,3 89,9 3,4
5. Kab. Blitar 1,3 7,1 88,7 2,9
6. Kab. Kediri 2,5 11,0 84,1 2,4
7. Kab. Malang 1,0 7,2 88,8 3,0
8. Kab. Lumajang 3,0 10,3 83,1 3,6
9. Kab. Jember 3,0 15,8 80,1 1,1
10. Kab. Banyuwangi 1,7 10,3 84,3 3,8
11. Kab. Bondowoso 2,6 11,3 83,6 2,5
12. Kab. Situbondo 4,6 14,6 79,4 1,4
13. Kab. Probolinggo 3,4 14,1 80,4 2,1
14. Kab. Pasuruan 4,1 14,9 78,6 2,4
15. Kab. Sidoarjo 1,7 9,9 83,4 4,9
16. Kab. Mojokerto 2,6 7,9 86,6 2,9
17. Kab. Jombang 1,6 10,0 84,9 3,4
18. Kab. Nganjuk 2,3 10,1 84,8 2,7
19. Kab. Madiun 1,0 9,0 87,2 2,8
20. Kab. Magetan 1,4 10,9 84,5 3,2
21. Kab. Ngawi 2,9 10,0 84,8 2,3
22. Kab. Bojonegoro 0,9 8,2 88,3 2,6
23. Kab. Tuban 2,5 14,0 81,6 1,9
24. Kab. Lamongan 2,7 8,3 83,0 5,9
25. Kab. Gresik 1,7 9,5 85,4 3,4
26. Kab. Bangkalan 3,0 13,7 81,8 1,5
27. Kab. Sampang 5,7 17,7 76,1 0,5
28. Kab. Pamekasan 2,9 12,3 83,6 1,2
29. Kab. Sumenep 2,7 11,6 83,8 1,9
30. Kota Kediri 1,9 6,4 89,0 2,7
31. Kota Blitar 0,7 4,2 90,7 4,4
32. Kota Malang 2,9 6,6 86,8 3,9
33. Kota Probolinggo 3,0 11,2 82,3 3,5
34. Kota Pasuruan 4,6 12,8 79,7 2,9
35. Kota Mojokerto 1,5 10,3 83,0 5,2
36. Kota Madiun 0,6 6,9 88,1 4,4
37. Kota Surabaya 2,8 9,5 83,4 4,3
38. Kota Batu 0,6 6,3 91,8 1,3
Provinsi Jawa Timur 2,2 9,9 84,9 2,9

Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 34


2.3.2.Indikator Kinerja Upaya Kesehatan

Indikator kinerja upaya kesehatan Dinas Kesehatan adalah indikator yang


merupakan bagian indikator yang tertuang dalam Renstra 2009-2014, indikator
LAKIP ataupun LKPJ. Indikator tersebut juga untuk menilai keberhasilan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Jawa Timur. Indikator ini juga
merupakan gambaran capaian outcome yang merupakan capaian kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi, UPT dan jajaran kesehatan lainnya di
provinsi/kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Kinerja ini merupakan indikator
indikator antara untuk mencapai indikator impact.

Indikator tersebut dirinci dalam 21 indikator yang target dan pencapaiannya


digambarkan selama 5 tahun seperti dilihat pada tabel 2.12.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 35


Tabel 2.12
Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan
Tahun 2009 - 2013

TARGET TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
TARGET
NO INDIKATOR KINERJA TARGET IKK INDIKATOR
SPM 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
LAINNYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Persentase cakupan V V 90 90 93 94 94 92.96 95.04 95.95 97.13 94.40
pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan (PN)
2 Persentase cakupan V 90 94 95 95 95 93.8 94.93 95.82 95.70 97,06
kunjungan neonatal lengkap
3 Jumlah Puskesmas yang V 0 10 30 60 90 0 10 29 59 84
menjadi Puskesmas standar 0% 3% 8% 16% 24% 0% 3% 7.67% 15,61% 22,22%
4 Jumlah Puskesmas Rawat Inap V
0 10 30 60 90 0 8 28 43 48
menjadi Puskesmas rawat inap
0% 3% 8% 16% 24% 0% 2,12% 7,41% 11,38% 12,7%
PLUS
5 Jumlah Pustu yang menjadi
0 50 130 180 230 0 25 105 140 175
Pustu yang layani gawat
V 0% 3% 6% 8% 10% 0% 1,1% 4,63% 6,17% 7,7%
darurat dan observasi
6 Jumlah Polindes menjadi 0 1814 2383 3714 4500 0 1610 2316 2828 3222
V
Ponkesdes 0% 31% 41% 64% 78% 0% 27,88% 40,10% 48,97% 55,79%
7 Persentase posyandu dengan 22.934 22.934 26.069 27.683 28.701
V 40 43 46 48 50
strata PURI 43,3% 43.3% 52.68% 56.79% 60.28%
8 Persentase Desa Siaga aktif V 50 55 60 65 70 59,97 60,15 80,53 89,77 95,4
9 Rumah Sakit Pemerintah yang
V - 51 51 54 55 - 32 41 46 47
sudah terlatih PONEK
10 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah terakreditasi 5 V 50 55 60 65 70 62 62 90 95 88
pelayanan dasar

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 36


TARGET TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
TARGET
NO INDIKATOR KINERJA TARGET IKK INDIKATOR
SPM 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
LAINNYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
11 Partisipasi balita ditimbang
V 60% 65% 70% 75% 80% 71.90% 75.30% 75.90% 73.40% 74.20%
berat badannya (D/S)
12 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization V >80% >80% >85% >90% >95% 79.90% 81.20% 87.40% 91.50% 95.80%
(UCI)
13 Angka keberhasilan V 90 90 90 90 90 90 90 91 91 90
pengobatan peny.TB
14 % RS pemerintah yang
menyelenggarakan rujukan V 0% 0% 30% 40% 70% 21% 24% 27% 30% 35%
ODHA
15 API Malaria V <1 <1 <1 <1 <1 0,33 0,18 0,24 0,034 0,024
16 RFT rate Kusta V 85 85 87 90 95 92,35 91,56 90,25 91,1 88,8
17 Akses Air layak minum V 52 53,20 57,12 59 62 53,92 54,60 62,75 70,50 80.60
18 Akses Dasar (Jamban sehat) V 51 52,10 54,10 56 58 51,07 53,43 56,76 57,11 71,12
19 Persentase tenaga kesehatan
yang lulus uji kompetensi V 100% 100% 100% 100% 100% 0 85.85% 100% 96.89% 0
berijin
20 Persentase obat sesuai
kebutuhan tersedia di V >95% >95% >95% >95% >95% 65% 70% 87% 92% 95%
kab/kota
21 Persentase penduduk memiliki
jaminan pemeliharaan V 30% 40% 50% 55% 60% - 45% 46,1% 49,94% 52,51%
kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 37


2.3.3. Analisis Capaian Kinerja Upaya Kesehatan

1). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)


Grafik 2.7 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 2009 - 2013

Persalinan disini adala persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki


kompetensi kebidanan. Melihat hasil diatas maka bisa disimpulkan bahwa
ada kecederungan capaian Linakes meningkat dan telah mencapai target,
khusus untuk tahun 2013 capaian turun dan belum mencapai target. Hal ini
di karenakan sasaran ibu bersalin menggunakan Sensus Penduduk 2010,
sedangkan tahun 2009 - 2012 masih menggunakan Sensus Penduduk
2000. Secara absolut ada peningkatan sebesar 23.461 persalinan dalam
melihat capaian PN dari tahun 2010 ke tahun 2012.
2) Persentase kunjungan neonatal (KN) lengkap
Grafik 2.8. Kunjungan Neonatal (KN) lengkap 2009-2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 38


Trend meningkat tiap tahunnya dan telah mencapai target. Namun walaupun
dapat memenuhi target capaian, beberapa hal yang tidak terkorelasi antara
capaian yang memenuhi target dengan tetap tingginya angka kematian bayi
(AKB). Walapun upaya yang sudah dilakukan berupa fasilitasi baik dari segi
manajemen Programa KIA maupun sistim pencatatan dan Palaporan
peningkatan klinis ketrampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi
pihak dalam pelaksanaan program KIA.

3). Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar


Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar adalah salah satu program
ICON Gubernur yang dimulai tahun 2010 - 2014. Program Puskesmas
Standar adalah penambahan 1 orang tenaga dokter yang dibiayai oleh
Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan dan bantuan
alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap
dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Capaiannya dapat dilihat
pada grafik 2.9.

Grafik 2.9
Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar
Tahun 2010 2013

90
84
60 59

30 29
10 10

2010
2011
2012
2013
Target Capaian

Pada tahun 2010 capaian terpenuhi terhadap target, namun untuk tahun
2011 - 2013 capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang
berminat/ mendaftar untuk menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil
(Rp.1.250.000).
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 39
4). Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS
Puskesmas yang menjadi Puskesmas PLUS adalah salah satu program ICON
Gubernur yang dimulai tahun 2010 s/d 2014. Program Puskesmas PLUS
adalah penambahan 1 orang tenaga dokter dan kunjungan dr.Sp.OG dan
dr.Sp.A yang ada diwilayah Kabupaten terpilih yang dibiayai oleh
Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan, serta bantuan
alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap/
Puskesmas PONED dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan dan
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Fungsi dr.Sp.OG dan dr.SpA di
Puskesmas terpilih adalah pembinaan dan transfer pengetahuan tentang
penanganan kesehatan ibu dan anak.

Grafik 2.10 Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi


Puskesmas rawat inap PLUS Tahun 2010 - 2013

100
90
80

60 60

40 43 48
30 28
20 10 8

2010
2011
2012
Target Capaian 2013

Capaian program Puskesmas PLUS terhadap target tahun 2010 - 2013


capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang berminat untuk
menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil (Rp.1.250.000), dan tenaga untuk
dr.SpOG dan dr.SpA yang terbatas di Kabupaten/Kota terpilih, sehingga
Dinas Kesehatan Kabupaten terpilih tersebut tidak bisa melakukan MOU
dengan RSUD setempat, sehingga Puskesmas PLUS yang sudah dialokasi
tidak dapat memenuhi target.
5). Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang layani Gawat
Darurat dan Observasi
Puskesmas pembantu yang mampu melakukan pelayanan gawat darurat dan
Observasi (Pustu gadar) adalah salah satu program ICON Gubernur yang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 40
dimulai tahun 2010 - 2014. Dengan memberikan bantuan alat kesehatan
untuk kegawatdaruratan diwilayah pustu yang rawan bencana atau
kecelakaan, melalui dana Bantuan Keuangan.

Grafik 2.11 Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang
layani Gawat Darurat dan Observasi
Tahun 2010-2013

Pada tahun 2010 capaian tidak terpenuhi terhadap target, karena dana
Bantuan Keuangan yang disediakan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Timur
yang semula alokasi 50 Pustu, hanya bisa dipenuhi 25 Pustu, karena dana
yang disediakan hanya untuk 25 Pustu, sehingga mempengaruhi akumulasi
target dari tahun 2011 sampai dengan 2013.

6) Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes


Ponkesdes adalah salah satu program ICON Gubernur yang dimulai tahun
2010 - 2014. Ponkesdes merupakan pengembangan dari Polindes, dimana
ditempatkan 1 orang tenaga perawat di Polindes yang sudah ada Bidannya
serta memberikan bantuan alat kesehatan dan meubelair untuk mendukung
pelayanan. Tujuan dibentuknya Ponkesdes adalah untuk mendekatkan akses
pelayanan, dan meningkatkan mutu pelayanan dengan adanya tenaga
perawat. Bidan bertanggung Jawab terhadap Pelayanan Kesehatan maupun
program Ibu dan Anak, sedangkan perawat bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan umum maupun program diluar kesehatan ibu dan
anak.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 41


Grafik 2.12
Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes

5000
4500
4000 3714
3000 23832316 2828 3222
1814
2000 1610

1000
0
2010
2011
2012
Target Capaian 2013

Capaian program Ponkesdes terhadap target belum terpenuhi, karena


Program tersebut memberikan honor perawat sebesar Rp.500.000,-/bulan,
sedangkan pemerintahan kabupaten/kota harus menyediakan honor sharing
sebesar 50% dari Rp.500.000,- dari APBD II. Hal ini mengakibatkan
pemerintahan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk Honor perawat
secara terus menerus, jadi untuk Program ICON Ponkesdes, beberapa
pemerintah kabupaten/kota belum mendukung karena akan mengurangi
APBD II. Selain hal tersebut diatas, karena honor masih dibawah UMR,
sehingga perawat kurang berminat.

7) Persentase posyandu dengan Strata PURI


Grafik 2.13 Persentase posyandu dengan strata PURI

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 42


Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 Posyandu strata Purnama dan
Mandiri sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian Posyandu
Puri sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya ungkitan dari
Taman Posyandu yang merupakan peningkatan layanan Posyandu yang
berstrata Purnama atau Mandiri, sehingga Posyandu yang berstrata Pratama
dan Madya terpacu untuk meningkatkan stratanya menjadi Purnama dan
Mandiri. Selain itu dukungan dana untuk pembentukan Taman Posyandu
juga mulai meningkat pada tahun 2012 dan 2013.

8). Persentase Desa Siaga Aktif


Grafik 2.14
Persentase Desa Siaga aktif

100 95,44
8 9 ,7 7
90
80,53
80
70
70 65
59,97 60,15 60
60 55
50
50 Target
C apaian
40

30

20

10

0
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Pencapaian Desa Siaga Aktif mengalami peningkatan sebesar 35,44 % dari


tahun 2009 hingga tahun 2013.
Capaian kuantitas setiap tahunnya sudah melebihi target nasional, namun
demikian kualitas Desa Siaga aktifnya masih didominasi aktif pratama
sehingga perlu dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas Desa
Siaga Aktifnya. Untuk meningkatkan kualitas Desa Siaga Aktif ini, perlu
dukungan dan peran aktif dari berbagai lintas sektor, ormas, LSM maupun
dunia usaha yang dapat berkontribusi dalam peningkatan di 8 indikator
Desa Siaga Aktif.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 43


9). Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan PONEK

RS Mampu PONEK 24 jam adalah RS yang mampu menyelenggarakan


pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, yang dapat
terukur melalui Penilaian Kinerja Manajemen dan Penilaian Kinerja Klinis dan
Buku Paket Pelatihan PONEK Protokol bagi Tenaga Pelaksana.
Grafik 2.15
Capaian RSU Pemerintah di Jawa Timur yang terlatih PONEK
Tahun 2010 2013

Pencapaian RS Ponek mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun 2010


hingga tahun 2013 dan masih terdapat 7 RSUD yang masih belum terlatih
PONEK yaitu: RSUD Dr R Soedarsono Pasuruan, RSUD RA Basuni Mojokerto,
RSUD Kertosono, RSUD Ngimbang, RSUD Lawang, RSUD Dolopo, RSUD Ploso
Jombang dan 1 RS baru yaitu RSUD Besuki Situbondo. Keterbatasan SDM
spesialistik khususnya dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak yang
full timer masih menjadi permasalahan RS Pemerintah belum mampu PONEK
24 jam.

10). Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi


Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam
maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan
ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 44


2009 pasal 40 dimana dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali.
Berbagai kegiatan terkait peningkatan pencapaian indikator renstra untuk
akreditasi RS antara lain:
a. Workshop Pembuatan Dokumen Akreditasi bagi RS, dengan tujuan agar
RS dapat membuat dokumen sesuai standar dan parameter penilaian
akreditasi RS, sasaran adalah RS Pemerintah yang belum terakreditasi
b. Monitoring dan Evaluasi

Grafik 2.16 Capaian Akreditasi Rumah Sakit RS di Jawa Timur

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan capaian akreditasi rumah sakit di


Jawa Timur sebanyak 66,38% dengan menggunakan instrument penilaian
akreditasi versi 2007. Hingga tahun 2013 terdapat 33,61% Rumah Sakit
yang belum terakreditasi dan terbanyak RS Swasta (89,91%). RSU
pemerintah yang belum terakreditasi terdapat 5 RSU Pemerintah (RS
Ngimbang RS Besuki Situbondo, RSUD Lawang, RSUD Ploso, RS Universitas
Airlangga).

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang


Akreditasi RS dimana disebutkan pada pasal 3 bahwa RS wajib mengikuti
akreditasi nasional, dan pada pasal 4 untuk dalam upaya meningkatkan daya
saing, RS dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan.
Sampai pada Oktober 2013 RS di Jawa Timur yang sudah terakreditasi
nasional adalah 2 (dua) RS swasta yaitu RS Panti Nirmala dan RS Khusus

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 45


Mata Undaan dan RS yang terakreditasi internasional adalah RS Premier
Surabaya.

11). Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)


Capaian D/S pada tahun 2013 adalah : 74,2% yang berarti masih di bawah
target sebesar 80%. Grafik 2.17 berikut menggambarkan capaian D/S
selama kurun waktu 5 tahun terakhir.

Grafik 2.17
Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

Masih rendahnya cakupan D/S tersebut antara lain berkaitan dengan banyak
berdirinya PAUD (pendidikan anak usia dini) yang kegiatnnya belum
terintegrasi dengan Posyandu.
a. Minimnya dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana
untuk menggerakkan kegiatan Posyandu.
b. Tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan
pertumbuhan dan konseling masih kurang karena banyaknya kader baru.
c. Tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan pentingnya
memantau pertumbhhan balita melalui kegiatan penimbangan di
Posyandu masih rendah.
d. Belum optimalnya pembinaan dari Tim Pokjanal Posyandu kepada kader .
e. Kurangnya kegiatan inovatif di Posyandu yang dapat meningkatkan
cakupan D/S.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 46


12) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Secara umum terjadi peningkatan pencapaian dalam 5 tahun dan melebihi
target, pada tahun I sedikit dibawah target karena ada kendala dalam hal 1)
mobilisasi masyarakat untuk menerima program immunisasi misalnya
keengganan ibu membawa anaknya ke Posyandu, takut anaknya sakit
setelah diberi imunisasi, adanya kelompok masyarakat yang menolak, 2)
kegiatan layanan mobile yang belum optimal ( sweeping ).

13). Angka keberhasilan pengobatan penyakit TB


Angka keberhasilan TB menunjukkan capaian yang cukup baik dengan
melampaui target yang ditetapkan. Keberhasilan pengobatan ini
menunjukkan bahwa kualitas pengobatan TB di Jawa Timur telah cukup baik,
namun tantangannya adalah bila dikaji lebih teliti, dengan membandingkan
hasil pengobatan per fasilitas pelayanan kesehatan, maka akan tampak
bahwa rumah sakit masih memiliki hambatan untuk mencapai target yang
ditetapkan. Bila analisis berdasarkan kabupaten/kota, belum semua
kabupaten/kota mencapai angka keberhasilan pengobatan sesuai target,
meskipun jumlahnya tidak banyak.

14). Persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan Orang Dengan


HIV-AIDS (ODHA)
Dalam 5 tahun persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan
ODHA tidak mencapai target. Beberapa rumah sakit pemerintah yang sudah
dilatih untuk memberikan layanan HIV, ternyata masih belum bisa
melaksanakan kegiatan layanan HIV baik tes maupun pengobatan dan
dukungan. Masih ada 4 kabupaten yang belum memiliki RS untuk layanan
HIV.

15). API Malaria


Kasus malaria dapat ditekan dengan baik sehingga Annual Parasite Index
yang dicapai dapat melampaui target yang ditetapkan. Keinginan untuk
melakukan sertifikasi bebas malaria dapat menjadi motivasi untuk menekan
angka API sehingga angka terjaga selalu di bawah 1% sesuai dengan target.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 47


16). RFT Rate Kusta
Angka Release From Treatment yang menjadi indikator keberhasilan
pengobatan kusta telah mencapai target yang ditetapkan. Dukungan petugas
di tingkat layanan, khususnya yang memiliki permasalahan kusta serta
masyarakat (termasuk pasien dan orang yang terdampak kusta) menjadi
kunci keberhasilan ini.

Pada akhir tahun ke 5 tidak tercapai target karena penderita masih dalam
proses pengobatan dan belum semua bisa dievaluasi, setelah selesai.

17). Akses Air Layak Minum


Dalam RPJMD Jawa Timur 2009 2014 ditargetkan sampai dengan tahun
2013 masyarakat yang sudah dapat mengakes air minum dari sumber yang
layak 62%, sedangkan capaian Jawa Timur tahun 2013 sudah melebihi
target yang ditetapkan, yaitu sudah mencapai 80,6%. Dengan demikian maka
Jawa Timur telah mencapai target akses air minum yang layak. Diantara yang
mempercepat peningkatan akses minum air yang layak adalah adanya
koordinasi program peningkatan air bersih yang dilakukan oleh SKPD terkait
untuk mensinkronkan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan akses
dan kualitas. Di samping itu juga adanya pembinaan yang intensif yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui petugas sanitarian puskesmas.

Sanitarian melakukan inspeksi sanitasi sarana air bersih, dengan inspeksi


tersebut diketahui faktor risiko pencemarannya, selanjutnya masyarakat
menindaklanjuti hasil inspeksi tersebut dengan perbaikan sarana air bersih.
Dan dari hasil inspeksi tersebut sanitarian bisa menindaklanjuti dengan
melakukan uji kualitas di Laboratorium.

18). Akses Jamban sehat


Dalam RPJMD Jawa Timur 2009 2014 ditargetkan bahwa sampai dengan
tahun 2013 jumlah masyarakat yang dapat mengakes sanitasi dasar
(jamban sehat) 57,11%. Dari hasil laporan sampai tahun 2013 jumlah
masyarakat yang mengakes sanitasi dasar (jamban sehat) sebesar 71,12%.
Dengan demikian maka Jawa Timur telah mencapai target sanitasi dasar
(jamban sehat). Diantara yang mempercepat peningkatan akses sanitasi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 48


dasar (jamban sehat) adalah keberhasilan Jawa Timur dalam melaksanakan
program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang lebih fokus pada
metode pemberdayaan masyarakat.

Dengan strategi menciptakan lingkungan yang kondusip, peningkatan


demand dan peningkatan supply, maka kebutuhan masyarakat akan adanya
jamban meningkat, sehingga masyarakat secara swadaya termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan jamban tersebut. Dan keberhasilan tersebut juga
ditunjang adanya wira usaha sanitasi yang memfasilitasi kebutuhan
masyarakat terhadap jamban dengan opsi jamban yang murah tetapi sudah
memenuhi syarat kesehatan.

19). Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi


Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.13.
Pesentase tenaga kesehatan yang lulus kompetensi

No. Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Peserta Lulus Persentase


1. 2009 9.678 8.178 84,5%
2. 2010 23.911 20.138 84,2%
3. 2011 16.324 14.697 90,0%
4. 2012 30.638 29.806 97,0%
5. 2013 3.957 2.729 69,0%

Sesuai dengan Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal


23 ayat 3, disebutkan bahwa Dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah, dan
kemudian ditegaskan pula pada pasal 34 ayat 2, yang menyatakan
Penyelenggara fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mempekerjakan
tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan
pekerjaan profesi.

Menyikapi hal tersebut di atas, maka di provinsiJawa Timur sejak tahun 2008
telah dilakukan Uji Kompetensi oleh MTKP Jawa Timur. Pelaksanaan Uji
Kompetensi oleh MTKP diberlakukan kepada tenaga kesehatan yang telah
lulus pendidikan sebagai salah satu syarat mendapatkan Surat Izin Tenaga

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 49


Kesehatan (sekarang berganti menjadi Surat Tanda Registrasi Tenaga
Kesehatan).

Setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan mengikuti Uji Kompetensi dan


dinyatakan lulus, maka kepada yang bersangkutan diberikan Sertifikat
Kompetensi sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Tenaga
Kesehatan/STR Tenaga Kesehatan, yang mana STR tersebut digunakan
sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Kerja (bagi tenaga
kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan) dan atau Surat Izin
Praktek Tenaga Kesehatan (bagi tenaga kesehatan yang praktek mandiri) di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat bertugas.

Permenkes No. 1796 tahun 2012 tentang Registrasi tenaga kesehatan


menyatakan bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi adalah Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) di pusat. Tetapi karena sampai akhir 2012 MTKI
belum bisa menyelenggarakan uji kompetensi maka MTKP Jawa Timur masih
melakukan Uji Kompetensi agar tenaga kesehatan yang ada di Jawa Timur
dapat mengurus STR Tenaga Kesehatan yang nantinya diperuntukkan
sebagai salah satu syarat pengurusan SIK serta SIP di Kabupaten/Kota.

Dilihat dari grafik kelulusan Uji Kompetensi bagi tenaga kesehatan, ternyata
masih banyak tenaga kesehatan yang tidak lulus uji kompetensi. Hal ini
menyebabkan input tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
memiliki kompetensi yang belum optimal. Sehingga kedepannya perlu
dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Organisasi
Profesi Kesehatan.

Sesuai dengan Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Standarisasi Tenaga
Dokter Spesialis di Rumah Sakit, dari 21 RS tipe C hanya 5 RS yang
memenuhi standar (4 dasar untuk dokter spesialis penyakit dalam, dokter
spesialis anak, dokter spesialis bedah, dan spesialis obgyn masing-masing 2
dokter dan 4 dokter spesialis penunjang yaitu spesialis anestesi, spesialis
radiologi, spesialis rehab medik, dan spesialis patologi klini masing-masing 1
dokter).

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 50


Sesuai standar puskesmas, setiap puskesmas harus mempunyai 2 dokter
umum, sedangkan saat ini dari 960 puskesmas, yang tidak memiliki dokter
umum sebanyak 19 puskesmas dan puskesmas yang hanya mempunyai 1
dokter umum sebanyak 427 puskesmas.

Sedangkan untuk tenaga nutrisionis, dari 960 puskesmas ada 827


puskesmas yang memiliki tenaga nutrisionis, dan masih ada 133 puskesmas
yang belum memiliki tenaga nutrisionis.

Sehingga perlu penambahan jumlah dokter spesialis, dokter umum dan


nutrisionis serta penataan kembali penyebaran tenaga kesehatan agar
pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa optimal.

20). Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di kabupaten/kota


Mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung kepada ketersediaan obat
dan alat kesehatan yang berkualitas sebagai penunjang utama dalam
pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Oleh karena itu jaminan
ketersediaan obat baik secara kualitas maupun kuantitas harus tetap terjaga
di fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan obat harus dipertahankan
agar pelayanan kesehatan tdk terganggu dengan melalui kegiatan meliputi
perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaannya yang
didukung dengan sarana pendukung, termasuk sistem informasi dan SDM
yang kompeten.
Permasalahan yang ada adalah :
1. Penggunaan obat bainyak dijumpai tidak rasional sehingga mengganggu
perhitungan perencaan kebutuhan obat, menimbulkan penyakit baru dan
menyebabkan pemborosan,
2. Tenaga teknis yang kompeten belum memadai jumlahnya,
3. Anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk pemenuhan
kebutuhan obat sangat kecil, sehingga hanya menggantungkan anggaran
dari DAK, yang bisa menyebabkan terjadinya kekurangan obat,
4. Pelayanan Kefarmasian belum dilaksanakan secara optimal di fasilitas
pelayanan kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 51


21). Penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan
Masyarakat Jawa Timur yang sudah memiliki Jaminan Kesehatan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 2.14.
Jumlah penduduk yang punya jaminan kesehatan

Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa


No Kepesertaan
2010 2011 2012 2013
1 Jamkesmas ( Maskin 10.710.051 10.710.051 12.586.401 14.001.871
Kuota )
2 Dijamin Prov, Kab/ 1.257.572 1.257.572 1.257.572 707.305
Kota (Maskin Non
Kuota/Jamkesda )
3 Askes PNS 2.950.395 3.042.829 2.176.478 2.163.139
5 Jamsostek 539.047 698.482 822.121 922.369
6 TNI/POLRI 60.207 60.427 62.333 243.389
7 Asuransi Komersial 1.635.763 1.572.112 2.083.939 2.083.939
Jumlah penduduk yang 17.098.163 17.281.046 18.988.844 20.122.012
tercover (45%) (46,1%) (49,94%) (52,51%)
Belum tercover 20.333.857 20.194.965 19.037.706 18.196.779
Jaminan Kesehatan (55%) (53,89%) (50,06%) (47,48%)

Jumlah Total Penduduk 37.432.020 37.476.011 38.026.550 38.318.791

Dari data diatas bisa kita lihat bahwa dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi
peningkatan penduduk yang tercover jaminan kesehatan. Pencapaian
tersebut untuk tahun 2011 dan 2013 masih dibawah angka dari Rencana
Strategis tahun 2009 s/d 2014, yaitu tahun 2011 sebesar 50%, 2012
sebesar 55% dan 2013 sebesar 60%. Hal tersebut disebabkan masih
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asuransi kesehatan
dan perusahaan asuransi komersial belum mau terbuka dengan
keanggotaannya, sehingga masih sedikit sekali Perusahaan Asuransi
kesehatan swasta yang mau memberikan datanya. Kondisi tersebut masih
terjadi di Tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan penduduk yang
mempunyai jaminan kesehatan sebesar 9%, dengan bertambahnya sasaran
Jamkesmas, Jamsostek, TNI/POLRI dan Asuransi komersial, tetapi kondisi
tersebut masih belum bisa memenuhi target Renstra.

Dengan adanya program JKN oleh BPJS mulai 1 Januari 2014 target renstra
sebesar 70% diharapkan bisa terpenuhi. Oleh karena adanya kebijakan JKN
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 52
oleh Pemerintah Pusat yang bersifat wajib bagi semua masyarakat untuk
mempunyai jaminan kesehatan. Sosialisasi program JKN akan lebih banyak
diberikan kepada masyarakat baik melaluli mediamedia maupun
pertemuanpertemuan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 53


Tabel 2.15.
Anggaran dan Realisasi APBD Dinas Kesehatan
Rasio antara realisasi dan anggaran Rata-rata
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke- tahun ke- pertumbuhan
201
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 1 2012 2013 Anggaran Realisasi

1 Dana Ex Rutin 18.741.075 11.815.565 15.725.69 17.532.732. 11.392.400 14.848.675 10.635.146 13.266.730 15.591.810 10.185.305 (1.469.73 (932.673
9,46 3,43 4,43 0,52 6,82
.000 .000 1.250 000 .500 .115 .594 .149 .884 .714 4.900) .880)

Program
Pelayanan
14.324.525 10.566.565 11.855.23 11.310.469. 9.952.400. 12.203.809 9.463.820. 10.690.907 10.056.514 8.849.737. (874.424. (670.814
Administrasi 7,78 3,05 3,57 0,34 5,93
.000 .000 8.650 347 500 .785 279 .374 .138 314 900) .494)
Perkantoran

Program
Peningkatan
Sarana dan 4.416.550. 1.249.000. 3.650.452. 6.042.262.6 1.240.000. 2.644.865. 1.171.326. 2.364.472. 5.355.296. 1.155.568. (635.310. (297.859
1,69 0,38 0,79 0,18 0,77
Prasarana 000 000 600 53 000 330 315 775 746 400 000) .386)
Aparatur
Program
Peningkatan
Kapasitas
220.000.0 180.000.00 200.000.00 211.350.00 180.000.00 180.000.00 40.000.0 36.000.0
Kelembagaan - - - - - - 0,07 0,01 0,12
00 0 0 0 0 0 00 00
Pemerintah
Daerah

Dana Ex
2 102.754.88 267.294.50 254.059.3 248.660.84 112.221.45 83.157.333 228.999.64 239.150.04 218.859.10 85.140.617 79,7 1.893.31 396.656.
Pembangunan 52,98 73,87 73,42 57,01
7.883 3.215 24.750 7.200 2.500 .423 3.754 0.872 1.349 .095 7 2.923 734

Program Obat
dan
8.011.000. 7.850.000. 19.255.78 16.320.943. 12.695.000 5.813.703. 4.401.998. 16.525.524 13.432.139 12.247.397 936.800. 1.286.73
Perbekalan 3,70 1,42 5,51 4,51 8,20
000 000 5.000 000 .000 584 823 .144 .754 .158 000 8.715
Kesehatan

Program Upaya
Kesehatan 30.400.000 23.370.000 9.178.614. 7.843.894.7 6.363.312. 26.126.558 19.003.749 8.242.920. 7.271.599. 5.879.274. (4.807.33 (4.049.4
16,65 6,13 2,75 2,44 3,94
Masyarakat .000 .000 000 00 500 .520 .557 450 320 608 7.500) 56.782)

Program
Promosi
Kesehatan dan 5.200.000. 5.250.000. 3.851.279. 4.123.963.5 5.684.926. 3.308.969. 4.400.537. 3.244.707. 3.838.723. 5.181.597. 96.985.3 374.525.
2,11 1,42 1,08 1,29 3,47
Pemberdayaan 000 000 000 00 500 587 585 750 330 847 00 652
Masyarakat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 54


Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 56
Rasio antara realisasi dan anggaran Rata-rata
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke- tahun ke- pertumbuhan
201
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 1 2012 2013 Anggaran Realisasi

Program
Perbaikan Gizi 7.600.000. 8.351.225. 9.716.460. 7.619.200.0 5.075.000. 6.289.042. 7.154.609. 3.056.368. 2.914.680. 4.424.502. (505.000. (372.907
4,01 2,31 1,02 0,98 2,96
Masyarakat 000 000 000 00 000 650 125 820 910 751 000) .980)

Program Upaya
Kesehatan 21.063.085 4.140.000. 3.283.813. 2.937.668.0 2.087.431. 16.702.627 3.386.574. 2.879.932. 2.684.110. 1.893.934. (3.795.13 (2.961.7
10,64 1,09 0,96 0,90 1,27
Perorangan .383 000 000 00 800 .929 779 400 865 930 0.717) 38.600)

Program
Manajemen
dan Kebijakan 7.640.000. 187.859.45 181.186.3 178.355.22 61.572.622 5.538.045. 164.327.97 179.903.49 160.319.34 38.835.755 60,0 10.786.5 6.659.54
3,53 53,01 53,78 26,01
Pembangunan 000 6.975 46.000 5.000 .500 295 7.518 1.953 2.687 .636 1 24.500 2.068
Kesehatan

Program
Sumber Daya 6.100.000. 7.700.000. 7.643.870. 13.400.951. 2.554.372. 5.595.444. 6.749.812. 7.003.162. 12.397.502 1.930.485. (709.125. (732.991
3,56 2,18 2,34 4,16 1,29
Kesehatan 000 000 750 500 500 507 289 573 .096 081 500) .885)

Program
Lingkungan 3.000.000. 4.250.000. 5.000.000. 2.946.842.5 2.500.000. 2.835.093. 4.112.004. 4.905.207. 2.915.137. 2.464.258. (100.000. (74.167.
1,81 1,33 1,64 0,98 1,65
Sehat 000 000 000 00 000 561 165 935 300 092 000) 094)

Program
Pencegahan
dan 13.740.802 18.523.821 14.943.15 15.112.159. 13.688.786 10.947.847 15.462.379 13.388.724 13.085.865 12.283.410 (10.403.1 267.112.
6,98 4,99 4,47 4,39 8,23
Pemberantasa .500 .240 7.000 000 .700 .790 .913 .847 .087 .992 60) 640
n Penyakit

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 55


Dinas Kesehatan mendapat APBD tahun 2009-2013 antara Rp 121 Rp
279 Milyar. Alokasi tersebut meningkat di Tahun 2010 karena adanya
penambahan anggaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
(jamkesda) dari tahun 2010 - 2012 sebesar Rp 170 Milyar. Pada tahun 2013
karena sebagian besar peserta jamkesda masuk menjadi peserta jamkesmas
(pembiayaan APBN) dan Dinas Kesehatan provinsi tidak lagi membiayai
pelayanan kesehatan bagi pemegang surat pernyataan miskin (SPM)
seluruhnya dibebankan pada dinas kabupaten/kota yang merujuk ke Rumah
Sakit Provinsi dan UPT sehingga anggaran jamkesda dikurangi menjadi Rp 55
Milyar.
Alokasi diluar jamkesda juga menurun karena sebagian APBD mulai tahun
2010 sampai tahun 2013 dengan aturan hibah dan bansos harus ditransfer
ke kabupaten/kota melalui bantuan keuangan. Utamanya untuk program
prioritas seperti ponkesdes dengan rata rata yang ditransfer sebesar Rp 25
Milyar.
Grafik. 2.18.
APBD Dinas Kesehatan Provinsi dengan atau tanpa anggaran Jamkesda

Grafik 2.19. Anggaran dan Penyerapan APBD Tahun 2009-2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 56


2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

2.4.1 Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra
SKPD provinsi(untuk kabupaten/kota)
Komparasi capaian Renstra Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota dapat dijelaskan dalam tabel 2.13. Capaian Renstra
Kabupaten/Kota tidak bisa ditayangkan karena apa yang dihasilkan Dinas
Kesehatan Provinsi adalah merupakan capaian rata-rata atau total dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan untuk Renstra Kementrian Kesehatan
tidak semua bisa sama dengan indikator Dinas Kesehatan Provinsi. Beberapa
indikator adalah indikator specifik daerah Jawa Timur.
Tabel 2.16.
Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota
terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
CAPAIAN SASARAN PADA
CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD PROVINSI CAPAIAN SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA RENSTRA SKPD (Sebagai Hasil tidak
PADA RENSTRA K/L
KABUPATEN/ KOTA langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Cakupan pertolongan Capaian cakupan Linakes Cakupan proses
persalinan oleh untuk Provinsi Jawa Timur persalinan yang
tenaga kesehatan pada tahun 2012 adalah ditolong oleh tenaga
yang memiliki 94,4. Angka ini di bawah kesehatan terlatih
kompetensi target yang telah ditargetkan sebesar
kebidanan ditentukan, yakni 94%. 90% pada tahun 2014
dan sejak tahun 2010
telah menunjukkan
capaian yang melebihi
target tahunan. Tahun
2010 tercapai 84,78%
dari target 84%,tahun
2011 dengan target
86% tercapai 86,38%,
dan hingga Juni
2012 telah tercapai
45,22% dari target 88%
pada tahun 2012
2 Cakupan bayi Capaian cakupan Linakes Cakupan proses
parpurna untuk Provinsi Jawa Timur persalinan yang
pada tahun 2012 adalah ditolong oleh tenaga
89,14%. Angka ini di kesehatan terlatih
bawah target yang telah ditargetkan sebesar
ditentukan, yakni 94%. 90% pada tahun 2014
dan sejak tahun 2010
telah menunjukkan
capaian yang melebihi
target tahunan. Tahun
2010 tercapai 84,78%
dari target 84%,tahun
2011 dengan target

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 57


CAPAIAN SASARAN PADA
CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD PROVINSI CAPAIAN SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA RENSTRA SKPD (Sebagai Hasil tidak
PADA RENSTRA K/L
KABUPATEN/ KOTA langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
(1) (2) (3) (4) (5)
86% tercapai 86,38%,
dan hingga Juni
2012 telah tercapai
45,22% dari target 88%
pada tahun 2012
3 Persentase Sampai Tahun 2013, Kegiatani ini specifik
Puskesmas yang Puskesmas yang menjadi Jawa Timur
menjadi Puskesmas Puskesmas rawat inap
rawat inap standar standar 84 (22,22%)
4 Persentase Sampai tahun 2013, Kegiatani ini specifik
Puskesmas Rawat Puskesmas PLUS yang Jawa Timur
Inap menjadi terbentuk meningkat
Puskesmas rawat menjadi 48 (12,7)
inap PLUS Puskesmas PLUS
5 Persentase Pustu Pustu dengan Kegiatani ini specifik
yang menjadi Pustu kemampuan penanganan Jawa Timur
yang layani gawat gawat darurat dan
darurat dan observasi melakukan observasi
telah terbentuk sebanyak
175(7,7%) sampai
dengan tahun 2012
6 Persentase Polindes Hingga tahun 2012, Kegiatani ini specifik
menjadi Ponkesdes jumlah Ponkesdes yang Jawa Timur
terbentuk adalah
sebanyak 3.222 (55,79%)
unit.
7 Persentase posyandu Capaian Posyandu Tingkat perkembangan Kegiatani ini specifik
dengan strata PURI tertinggi di Posyandu PURI dari tahun Jawa Timur
PURI(Purnama- kabupaten Jember ke tahun menunjukkan
Mandiri) 93,39 % dan Kota peningkatan. Pada tahun
Blitar 93,87% 2010 (50,29%), tahun
2011 (54,07%) tahun
2012 (60,28%) dan tahun
2013 (62,37%. Sehingga
terdapat kenaikan 2,09 %
dari tahun 2012 ke tahun
2013.
8 Persentase Desa Terdapat 20 Jumlah Desa/ Kelurahan Target Desa Siaga Aktif
Siaga aktif Kabupaten/Kota Siaga di Jawa Timur 8.497 Nasional Tahun 2013
sudah mencapai Desa desa/kel dari 8.505 sebesar 60%.
Siaga 100% desa/ kel yang ada. Sedangkan capaian
Tahun 2013 jumlah Desa Desa Siaga Aktif Tahun
Siaga Aktif 8.117 2013 sebesar 67,1%
desa/kel sebesar 95,4%

9 Persentase Rumah Dari 38 Kab/Kota, Pencapaian RS PONEK Jumlah RS di Indonesia


Sakit Pemerintah terdapat 1 kab/kota mengalami peningkatan yang terlatih PONEK
menyelenggarakan yang RS sebesar 23% dari tahun sebanyak .....RS dari
PONEK Pemerintahnya belum 2010 hingga tahun 2013 759 RS di Indonesia
terlatih PONEK yaitu dan masih terdapat 7
Kota Pasuruan, dan RSUD yang masih belum
terdapat 8 RS terlatih PONEK yaitu:
pemerintah yang RSUD Dr R Soedarsono

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 58


CAPAIAN SASARAN PADA
CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD PROVINSI CAPAIAN SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA RENSTRA SKPD (Sebagai Hasil tidak
PADA RENSTRA K/L
KABUPATEN/ KOTA langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
(1) (2) (3) (4) (5)
belum terlatih PONEK Pasuruan, RSUD RA
adalah RS Kota Basuni Mojokerto, RSUD
Pasuruan RS RA Kertosono, RSUD
Basuni Mojokerto, RS Ngimbang, RSUD Lawang,
Kertosono Nganjuk, RSUD Dolopo, RSUD Ploso
RS Ngimbang, RS Jombang dan 1 RS baru
Lawang, RS Dolopo, yaitu RSUD Besuki
RS Besuki, RS Tongas Situbondo. Keterbatasan
SDM spesialistik
khususnya dokter
spesialis obgyn dan
dokter spesialis anak yang
full timer masih menjadi
permasalahan RS
Pemerintah belum
mampu PONEK 24 jam
10 Persentase Rumah Semua RS Pemerintah Terdapat peningkatan Jumlah RS yang
Sakit Pemerintah di 38 Kab/Kota sudah jumlah RS yang terakretasi di Indonesia
terakreditasi terakreditasi versi terakreditasi dari 60 % adalah 52 % yaitu dari
2007, hanya ada 4 RS menjadi 90 % pada tahun 2228 di Indonesia
yang belum 2011, 95 % pada tahun sebanyak 1283 RS
terakreditasi yaitu 2012 tetapi pada tahun (Data SIRS Online)
RSUD Lawang di Kab 2013 capaiannya 88 %
Malang, RSUD karena adanya
Ngimbang di Kab penambahan RS
Lamongan, RSUD pemerintah
Besuki di Kab
Situbondo, RSUD
Ploso di Kab Jombang
karena merupakan RS
baru kelas D
11 Pesentase balita Persentase D/S tahun Capaian angka D/S di Target yang ditetapkan
ditimbang berat 2013 tertinggi di Kota Jawa Timur tahun 2013 untuk tahun 2014
badannya (D/S) Pasuruan sebesar adalah sebesar 74,2% adalah 85%. Capaian
86,0% dan terendah di dari target 85% tahun 2010 sebesar
Kota Mojokerto 67,9%, kemudian naik
sebesar 56,3% menjadi 71,4% pada
tahun 2011, tahun
2012 69,6% dan tahun
2013 sebesar 74,2%
12 Cakupan Cakupan desa/kelurahan Pencapaian UCI desa
Desa/Kelurahan UCI di Jawa Timur tahun secara nasional pada
Universal Child 2012 sebesar 73,02% tahun 2012 belum
Immunization (UCI) dimana angka ini mencapai target, yaitu
mengalami peningkatan 79,3% (target 90%)
dibandingkan tahun 2011
(54,62%).

13 Angka keberhasilan Angka keberhasilan Hasil pengobatan TB di Angka keberhasilan


pengobatan peny.TB pengobatan yang Provinsi Jawa Timur pengobatan di tingkat
tersendah pada tahun menunjukkan angka yang nasional ditargetkan
2012 adalah Kota cukup baik, karena telah minimal sebesar 85%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 59


CAPAIAN SASARAN PADA
CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD PROVINSI CAPAIAN SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA RENSTRA SKPD (Sebagai Hasil tidak
PADA RENSTRA K/L
KABUPATEN/ KOTA langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
(1) (2) (3) (4) (5)
Batu (64%) dan yang mencapai angka Pada tahun 2012
tertinggi adalah Kab. keberhasilan pengobatan Angka yang dicapai
Bojonegoro (97,2%) lebih dari 90% (tahun adalah
2013 sebesar 91%)
14 Angka kematian DBD Angka kematian DBD Angka kematian DBD Di Angka kematian DBD
di Kabupaten Kota di Jawa Timur tahun 2013 Nasional di tahun 2012
Jawa Timur pada adalah 1,05% (lebih adalah 0,9%. Angka
tahun 2013 yang rendah daripada tahun tertinggi ada di Provinsi
tertinggi terjadi di 2014 yang sebesar Papua (12,50%) dan
Kabupaten Mojokerto 1,46%) yang terendah di
(6,45%) dan yang Provinsi Sulawesi Barat
paling rendah ada di 6 dan Maluku (0%). Jawa
Kabupaten /kota (0%) Timur menempati
urutan ke 11 sebagai
provinsi dengan angka
kematian DBD tertinggi
15 %ODHA yang Pelayanan ODHA yang ODHA yang mendapat ARV Capaian ODHA yang
mendapatkan ARV mendapat ARV tidak di tahun 2012 sebesar memperoleh ARV tahun
berbasis kab/ko, 71% tahun 2012 capaiannya
namun berbasis adalah 53%
layanan rumah sakit
16 API Malaria Kabupaten dan Kota Angka Annual Parasite Capaian API pada tahun
dengan API tertinggi Incidence (API) Malaria 2010 sebesar 2 per
adalah Kab. Jawa Timur pada tahun 1.000 penduduk dan
Trenggalek (0,46 di 2012 mencapai 0,12 per tahun 2011 sebesar
tahun 2012) 1.000 penduduk beresiko 1,75 per 1.000
(target <1) penduduk. Untuk Juni
2012 API menunjukkan
angka 0,63 dari target
sebesar 1,25

17 RFT rate Kusta Kabupaten dengan Pada tahun 2010, Angka RFT secara
RFT terbaik adalah capaian RFT Kusta Tipe Nasional pada tahun
Kota Blitar, Kota MB adalah 89% dari 2012 adalah 89,6%
Mojokerto, Kota target 90%, sedangkan
Madiun dan Kota RFT Kusta Tipe PB,
Pasuruan dengan capaian pada tahun 2012
capaian sebesar 100% adalah 93% dari target
sedangkan yang 95%
terendah adalah
Pacitan (68%)
18 Akses sanitasi dasar Capaian akses sanitasi Pemenuhan sanitasi
dasar yang layak pada dasar masyarakat
tahun 2012 sudah dilakukan melalui
tercapai 57,11% dari program Sanitasi Total
target 62,41% Berbasis Masyarakat
(STBM)
Target tahun 2014
sebanyak 20.000 desa
menerapkan STBM dan
capaian tahun 2010
menunjukkan capaian
sebanyak 2.510 desa,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 60


CAPAIAN SASARAN PADA
CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD PROVINSI CAPAIAN SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA RENSTRA SKPD (Sebagai Hasil tidak
PADA RENSTRA K/L
KABUPATEN/ KOTA langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
(1) (2) (3) (4) (5)
tahun 2011 sebanyak
6.235, dan hingga Juni
2012 sebanyak 7.325
desa sudah
menerapkan STBM.
19 Akses Jamban sehat Cakupan akses Jawa Capaian masyarakat
Timur berdasarkan jumlah yang menggunakan
Kepala Keluarga (KK) jamban sehat pada
diperiksa (52,90% dari KK tahun 2010 tercapai
yang ada), KK yang 55,55% dan tahun
memiliki jamban sebesar 2011 tercapai 55,60%
91,16% dan yang sehat dari target 75% sampai
sebesar 69,36%. dengan tahun 2014
20 Persentase tenaga Kab/kota tidak punya Persentase kelulusan uji Angka uji kompetensi
kesehatan yang lulus kewenangan kompetensi exit exam exit exam pada tahun
uji kompetensi kompetensi pada tahun 2013 di Jawa 2013 Pusat telah
Timur sebesar 68,97 % mencapai 59,8%.Mulai
tahun 2014 uji ini
ditarik menjadi
21 Persentase obat Persentase Persentase ketersediaan Persentase
sesuai kebutuhan ketersediaan obat obat secara regional Jawa ketersediaan obat dan
tersedia di kab/kota rata-rata di Timur rata-rata mencapai vaksin menunjukkan
kabupaten/kota 94,81%, yang berarti hasil
mencapai 90 % bahwa dari 144 item obat yang baik di mana pada
(perhitungan terhadap dapat terpenuhi 94,81% tahun 2012 capaiannya
144 item obat) 102,5% dari target,
tahun
2013 capaiannya
102,35% dari target.
Pada tahun 2014,
hingga semester
I telah tercapai 74,44%
dari target

22 % penduduk yang Sampai dengan akhir Ditargetkan 59%


memiliki Jaminan tahun 2012 masyarakat masyarakat pada tahun
Kesehatan Jawa timur yang telah 2010 mendapatkan
tercover dalam program perlindungan
jaminan kesehatan jaminan kesehatan
sebanyak 49,94% sedang namun capaian saat itu
masyarakat yang masih hanyalah 50,1%;
belum tercover dalam demikian pula pada
jaminan kesehatan tahun 2011 dari target
sebesar 50,06%. 70,3% hanya 64,48%
masyarakat yang
mendapatkan akses;
capaian tahun 2012
masih sama dengan
tahun 2011 dan
dibawah target yaitu
86,4% masyarakat
* Sumber : Laporan program Dinas Kesehatan dan Midterm Review Renstra Kemenkes Tahun 2010-
2014

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 61


2.4.2. Hasil telaahan terhadap RTRW
Berdasarkan Hasil Telahaan Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
menunjuukan baha Jawa Timur mengembangan Struktur Tata Ruang Wilayah,
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mendukung pengembangan
yang berbasis agribisnis dyang mendukung fungsi kawasan seperti kawasan
peternakan, perkebunan, perdagangan dan pariwisata.

Tabel. 2.17.
Hasil Telahaan Struktur Ruang Wilayah
Rencana Struktur Indikasi Program Pengaruh Rencana Arahan Lokasi
No Struktur Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang Struktur Ruang Pengembangan
Saat ini pada periode terhadap Pelayanan SKPD
perencanaan Kebutuhan
Berkenaan Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Terwujudnya Dengan fokus strategis Berdasarkan Dinas Kesehatan
ruang wilayah untuk aspek kesehatan rencana tata ruang menyiapkan
Provinsi adalah memberikan wilayah (RTRW) pelayanan
berbasis pelayanan kesehatan
untuk Aspek kesehatan kepada
agribisnis dan dalam rangka
jasa komersial pengembangan Kesehatan masyarakat sesuai
yang berdaya kawasan budidaya diharapkan dapat : rencana Rencana
saing global Mendukung fungsi pengembangan
dalam dari kawasan kawasan
pembangunan Pengembangan permukiman yang
berkelanjutan. kawasan
terkait dengan
pertanian,
perkebunan, pengembangan
peternakan, industri,
perikanan, pertambangan,
pertambangan, pelabuhan,
industri, perdagangan,
pariwisata, pariwisata,
permukiman,
kawasan rawan
kawasan andalan
dan kawasan bencana.
budidaya lainnya Yang sudah ada
saat ini adalah :
Puskesmas/pustu/
ponkesdes di
kawasan
pemukiman.
Puskesmas
pariwisata
Puskesmas daerah
bencana.
Dan yang lain
dikembangkan
kemudian sesuai
dengan kawasan
masing-masing.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 62


Rencana Struktur Indikasi Program Pengaruh Rencana Arahan Lokasi
No Struktur Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang Struktur Ruang Pengembangan
Saat ini pada periode terhadap Pelayanan SKPD
perencanaan Kebutuhan
Berkenaan Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Namun demikian
koordinasi
pengembangan
pelayanan harus
memperhatikan
pengembangan dan
kemampuan
pelayanan
kesehatan di
Kabupaten/kota

2.4.3. Hasil analisis terhadap KLHS


Dalam upaya mendukung Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Bappeda Prov. Jawa Timur) khusunya berkaitan
dengan pelayanan kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 63


Tabel 2.18.
Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Catatan bagi
Implikasi terhadap
No Aspek Kajian Perumusan Program
Pelayanan SKPD
Dan Kegiatan SKPD
1 Kapasitas daya Kegiatan pemenuhan Program UKP dan UKM di
dukung dan daya sarana dan prasarana Dinas Kesehatan dan seluruh
tampung untuk pembangunan UPTnya
lingkungan hidup gedung adminsitrasi dan
untuk pembangunan gedung pelayanan dasar
dan rujukan

2 Perkiraan mengenai Kegiatan Peningkatan Program Lingkungan Sehat di


dampak dan risiko SPAL , (Sarana Dinas Kesehatan dan seluruh
lingkungan hidup Pembuangan Air Limbah) UPTnya
utamanya limban rumah
tangga. Kegiatan
Peningkatan sarana air
bersi dan jamban
keluarga
3 Kinerja layanan/jasa
ekosistem
4 Efisiensi pemanfaatan
sumber daya alam
5 Tingkat kerentanan Kegiatan pemantauan Program Pengendalian
dan kapasitas dan pengamatan penyaikit
adaptasi terhadap perkembangan
terhadap perubahan penyakit berbasis yang
iklim berkaitan dengan
iklim/cuaca
6 Tingkat ketahanan Kegiatan peningkatan Program Perbaikan Gizi dan
dan potensi Keluarga Sadar Gizi Pengembangan tanaman
keanekaragaman (Kadarzi). Kegiatan Obat ( UPT Balai Materia
hayati pengembangan tanaman Medika)
obat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 64


BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas


Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan


kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dari
kondisi yang ada, maka identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan
fungsi RS adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Faktor Yang Mempengaruhi


Capaian/ Standar Permasalahan
Aspek
Kondisi Yang Internal Eksternal Pelayanan
Kajian
Saat Ini Digunakan (Kewenangan (Diluar Kewenangan SKPD
SKPD) SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hasil 1. Masih MDGs 1. SDM 11 Lulusan Institusi 1. Kompeten
analisis tingginya Kesehatan Pendidikan belum siap si, jumlah
gambaran Angka belum pakai dan
pelayanan Kematian memadai Belum semua distribusi
SKPD Bayi 2. Fasilitas / 22 Organisasi Profesi kurang
2. Masih Renstra Sarana melaksanakan standar 2. Mutu
lambatnya 2009- prasarana kompetensi bagi pelayanan
penurunan 2014 belum anggotanya kesehatan
Angka memadai 33 Kesadaran masyarakat tidak
Kematian 3. Sistem tentang kesehatan memenuhi
Ibu Rujukan belum maksimal standar
belum optimal 4 4 Dukungan lintas sektor 3. Sistem
4. Pembiayaan masih kurang Rujukan
Kesehatan belum
masih kurang optimal
5. Policy/
Regulasi 3
masih kurang .
6. Koordinasi
lintas program
belum terpadu
Masih Renstra 1. SDM 1. Ketersediaan Pangan 1. Asupan
adanya 2009- Kesehatan 2. Pengetahuan gizi yang
balita 2014 belum masyarakat rendah
kurang mencukupi 3. Dukungan Lintas 2. Adanya
buruk dan 2. Fasilitas / Sektor penyakit
stunting Sarana 4. Kemiskinan infeksi
prasarana
3. Sistem
Rujukan
4. Pembiayaan
Kesehatan
5. Regulasi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 65


Faktor Yang Mempengaruhi
Capaian/ Standar Permasalahan
Aspek
Kondisi Yang Internal Eksternal Pelayanan
Kajian
Saat Ini Digunakan (Kewenangan (Diluar Kewenangan SKPD
SKPD) SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6. Dukungan
lintas program
Masih Renstra 1. SDM Program 1. Perubahan Iklim 1. Pergantian
tingginya 2009- masih belum 2. Gaya hidup petugas
penyakit 2014 memadai dan 3. Perubahan program
menular, kompeten Virulensi agen yang tidak
tidak 2. Pembiayaan penyakit diimbangi
menular Program 4. Pola resistansi dengan
dan belum agen penyakit kesiapan
bencana memadai 5. Regulasi petugas
3. Logistik 6. Dukungan lintas yang baru
Program sektor 2. Pembiayaan
kurang 7. Lingkungan tidak masih
4. Ketersediaan sehat belum
alat diagnosis 8. Kemudahan memenuhi
dan terapi Transportasi kebutuhan
masing kurang 9. Migrasi penduduk minimal
5. Standar 10. Tingkat untuk
Petunjuk pengetahuan program
teknis masyarakat 3. Perubahan
6. Fasilitas 11. Komitmen iklim yang
pelayanan Organisasi profesi mempe
kesesehatan masih kurang ngaruhi
7. Sistem mendukung virulensi
Rujukan agen
8. Belum semua 4. Akses
didukung layanan
Regulasi yang
terhambat
karena
keterbatas
an jumlah
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dan
hambatan
dalam
sistem
rujukan
untuk
penyakit
tertentu
5. Ketersedia
an logistik
program
yang
belum
terpenuhi
secara
terus
menerus
6. Kemudahan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 66


Faktor Yang Mempengaruhi
Capaian/ Standar Permasalahan
Aspek
Kondisi Yang Internal Eksternal Pelayanan
Kajian
Saat Ini Digunakan (Kewenangan (Diluar Kewenangan SKPD
SKPD) SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
transportasi
dan migrasi
penduduk
yang
menyebabk
an
penyebaran
penyakit
menular
7. Pola hidup
yang tidak
sehat
menyebab
kan
peningkata
n risiko
penyakit
tidak
menular
Tingginya Kebijakan 1. SDM 1. Belum ada koneksi 1. 5.
Stigma
kasus Nasional Kesehatan Institusi Pendidikan masyarakat
gangguan dan terbatas dan dengan program terhadap
jiwa Provinsi kurang 2. Organisasi Profesi pasien jiwa
kompeten khusunya pemyakit masih kuat
2. Fasilitas / kejiwaan yang ada 2. Terbatasnya
Sarana belum sinergis sarana
prasarana 3. Stigma masyarakat prasarana
penanganan tentang pasien perawatan
dasar belum gangguan jiwa pasien jiwa
ada 4. Belum sinergis 3. Kurangnya
3. Ketersediaan dukungan lintas tenaga
obat belum sektor kesehatan
memadai yang
4. Sistem mampu
Rujukan menangani
5. Pembiayaan pasien jiwa
Kesehatan 4. Terbatasnya
terbatas sarana dan
6. Belum ada prasana
Regulasi untuk
kesehatan
jiwa

Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengaruhi tugas pokok dan fungsi
internal maupun eksternal Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, permasalahan
yang ada adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi, jumlah dan distribusi tenaga kesehatan kurang,
2. Kualitas/mutu pelayanan kesehatan belum memenuhi standar;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 67


3. Sistem rujukan kesehatan Provinsi Jawa Timur belum optimal;
4. Konsumsi/asupan zat gizi yang masih rendah di tambah dengan adanya
penyakit infeksi yang mendorong balita kekurangan gizi/menjadi gizi buruk;
5. Pergantian petugas kesehatan/pengelola program di masing-masing
bidang/yang tidak diimbangi dengan kesiapan petugas yang baru;
6. Pembiayaan masih belum memenuhi kebutuhan minimal untuk meningkatkan
capaian kinerja kesehatan;
7. Perubahan iklim yang mempengaruhi virulensi agen;
8. Akses layanan yang terhambat karena keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan dan hambatan dalam sistem rujukan untuk penyakit tertentu;
9. Ketersediaan obat dan logistik program yang belum terpenuhi secara terus
menerus;,
10. Kemudahan transportasi dan migrasi penduduk yang menyebabkan penyebaran
penyakit menular;
11. Pola hidup yang tidak sehat menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak
menular;
12. Stigma masyarakat terhadap pasien jiwa, kusta dan lainnya;
13. Terbatasnya sarana prasarana perawatan pasien jiwa.

Setelah menemukan permasalahan dalam pelayanan yang dilakukan Dinas


Kesehatan, maka akan dilihat juga permasalahan atau isu-isu strategis secara luas
yaitu isu internasional, nasional, regional maupun isu lainnya yang berdampak baik
langsung maupun tidak langsung yang akan mendorong atau menghambat dalam
pelayanan. Ada 25 isu strategis yang dijelaskan dalam yang Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/ Lokal Lain-Lain
(1) (2) (3) (4)
1. AFTA ( Asean Free 1. Otonomi Daerah 1. Semakin banyaknnya -
Trade Area) 2. Regulasi Kementrian jumlah tenaga kesehatan
kesehatan belum dan tidak Kompeten
2. MDGS (Millenium semua mendukung 2. Belum adanya
Developments Goals) Daerah pemerataan tenaga
kesehatan
3. Universal Coverage 3. Jumlah fasilitas 3. Perijinan, standarisasi dan
pelayanan kesehatan akreditasi pelayanan
4. Frame Convention on yang berkembang falititas pelayanan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 68


Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/ Lokal Lain-Lain
(1) (2) (3) (4)
pesat kesehatan
5. Tobacco Control 4. Kebijakan JKN 4. Persaingan fasilitas
(FTCT) 5. Indikator MDGS yang pelayanan kesehatan
berakhir tahun 2015 5. Belum semua masyarakat
6. Global Warming dan ada beberapa menjadi peserta jaminan
(Pemanasan Global) yang masih off track kesehatan
6. Kebijakan Cukai dan 6. Kerjasama lintas sektor
7. Konvensi ILO Pajak Rokok dalam upaya kesehatan
AEC (ASEAN Economic 7. Perubahan belum optimal
Community) lingkungan 7. Tingginya perilaku
menyebabkan merokok dan pola makan
8. Hak Azazi Manusia bencana alam dan tidak sehat
(HAM) sosial 8. Kondisi lingkungan umum,
8. Pengarusutamaan lingkungan kesehatan
Gender kurang mendukung.
9. Perubahan Gaya Hidup,
konsumsi makanan dan
bahan makanan tambahan
dengan pegawasan yang
belum optimal
10. Penutupan Lokalisasi

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur

Berdasarkan Visi, Misi dan Program, Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD
2014-2019, maka Dinas Kesehatan menindaklanuti Visi:Jawa Timur Lebih
Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing dan Misi: Makin
Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik. Utamanya Misi I yaitu meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Kemudian dijabarkan dalam faktor
penghambat dan pendorong sesuai dengan tupoksi Dinas Kesehatan sebagai
berikut:

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 69


Tabel 3.3. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur

Visi:Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing
Misi : Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik
Misi Dan Program Faktor
Permasalahan
No Gubernur Dan Wakil
Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong
Gubernur Jawa Timur
(1) (2) (3) (4) (5)
Misi 1 : Meningkatkan
kesejahteraan rakyat
yang berkeadilan

Fokus Program :
1. Meningkatkan 1. Masih tingginya INTERNAL : INTERNAL :
perluasan pelayanan Angka Kematian 1. SDM : - Jumlah SDM
kesehatan pondok Bayi - Kompetensi bidan dan
bersalin desa 2. Masih lambatnya - Jumlah perawat cukup
(polindes) menjadi penurunan tenaga - Pergub no 4
pondok kesehatan Angka Kematian medis yang tahun 2010
desa (poskesdes) Ibu kurang tentang
untuk lebih 3. Belum 2. Sarana dan Ponkesdes
mendekatkan optimalnya akses prasarana - Pergub no 63
pelayanan kesehatan terhadap belum tahun 2011
bagi masyarakat kualitas memadai tentang PAUD
desa. pelayanan 3. Pembiayaan holistik integratif
2. Mengembangkan kesehatan dasar operasional - SK Gub No 188
Jaminan Kesehatan dan rujukan 4. Obat dan tahun 2013
Semesta bagi 4. Adanya kantong- perbekalan tentan
seluruh penduduk kantong gizi kesehatan pelaksanaan
Jawa Timur kurang di wilayah EKSTERNAL : regional sistem
3. Meningkatkan Jawa Timur 1. tindak lanjut rujukan prov
kualitas kesehatan 5. Masih tingginya hasil jatim
ibu dan anak di kasus jiwa yang koordinasi - Perda no 11
bawah lima tahun dipasung lintas sektor tahun 2011
melalui penguatan belum optimal tentang
6. Masih tingginya
dan Pengembangan 2. provinsi jatim Perbaikan Gizi
penyakit menular
Taman Posyandu, rawan - Perda HIV no 4
dan tidak
Pos Pendidikan Anak bencana alam tahun 2005
menular
Usia Dini (PAUD) dan 3. pemberdayaan tentang
Bina Keluarga Balita 7. Masih rendahnya
masyarakat Pengendalian
akses terhadap
(BKB) dalam bidang HIV
4. Melanjutkan upaya kualitas
kesehatan - Pergub DBD no
lingkungan sehat
meminimalkan 4. belum sinkron 20 tahun 2011
hambatan keuangan 8. Masih belum dan tentang
bagi penduduk optimalnya terpadunya Pengendalian
miskin dan rentan sediaan mutu, indikator DBD di Jatim
dalam mengakses manfaat, dan programlintas - Perda 4 tahun
memanfaatkan keamanan sektor 2008 tentang
pelayanan kesehatan sediaan farmasi,
Jamkesda
termasuk pelayanan alkes &
EKSTERNAL :

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 70


Visi:Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing
Misi : Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik
Misi Dan Program Faktor
Permasalahan
No Gubernur Dan Wakil
Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong
Gubernur Jawa Timur
(1) (2) (3) (4) (5)
kesehatan jiwa makanan - dukungan
5. Melanjutkan dan 9. Belum kepala desa
memperkuat optimalnya melalui SK
revitalisasi program jumlah, jenis, penguatan desa
keluarga berencana mutu, siaga
untuk meningkatkan pemerataan dan - kemitraan
kualitas hidup pengembangan strategis pihak
keluarga sumber daya ketiga,
kesehatan organisasi
10. Belum kemasyarakatn
optimalnya dan organisasi
pelaksanaan profesi
Jaminan - Permenkes 7
Kesehatan tahun 2012
11. Belum tentang
mencukupi Perpanjangan
pembiayaan bidan PTT
kesehatan - Perpes 42
dengan jumlah tahun 2013
mencukupi. tentang gerakan
12. Belum nasional
optimalisasi percepatan
pelaksanaan perbaikan gizi
manajemenpem
bangunan
kesehatan

3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Provinsi

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur tidak lepas dari kebijakan yang diluncurkan oleh Kementrian Kesehatan
(Kemenkes). Kebijakan Kemenkes sangat berpengaruh terhadap kebijakan
kesehatan di provinsi. Sasaran Indikator Kemenkes juga merupakan sasaran yang
harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk itu beberapa faktor
pendorong dan penghambat yang menyebabkan permasalahan di Dinas
Kesehatan Provinsi terkait Sasaran Kemenkes dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 71


Tabel. 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Sasaran Sebagai Faktor


Jangka Permasalahan
No
Menengah Pelayanan SKPD Provinsi
PENGHAMBAT PENDORONG
Renstra K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
Renstra 1. Lemahnya 1. Belum sinkronnya 1. Akreditasi
Kementerian sinkronisasi menu program pusat institusi
Kesehatan perencanaan dan dengan prioritas pendidikan
penganggaran daerah kesehatan
pusat dan daerah 2. Belum ada 2. Regulasi
dalam hal standarisasi tentang
keterkaitan kompetensi lulusan Internship
program dan tenaga kesehatan lulusan dokter
pendanaan 3. Pernebitan e-katalog umum
2. Kualitas lulusan dan alat kesehatan 3. UU 14/2008
tenaga kesehatan dari LKPP tidak tepat dan PP
belum siap pakai waktu 61/2010
3. Efektifitas dan 4. Belum optimalnya tentang
efisiensi implementasi keterbukaan
pemanfaatan perencanaan melalui informasi publik
anggaran yang e-planning dan e- mendorong
seringkali tidak renggar tranparansi dan
tepat waktu 5. Banyak daerah sulit akuntabilitas
4. Akreditasi, yang tidak termasuk kinerja
sertifikasi dan dalam kategori DTPK. pelayanan
registrasi menjadi 6. Regulasi yang kesehatan
kewenangan pusat diterbitkan Kemenkes
hanya didasarkan
pada standar minimal
belum mengakomodir
kebutuhan
pengembangan
pelayanan kesehatan
di Jawa Timur

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Analisis KLHS


beserta Faktor Penghambat dan Pendorong KeberhasilanPenanganannya
No Hasil KLHS terkait dengan Permasalahan Faktor
tugas dan fungsi Dinas Pelayanan SKPD
Kesehatan Penghambat Pendorong

1. Pemenuhan sarana 1. Pembangunan 1. Lemah 1. Sasaran


dan prasarana untuk kesehatan belum Koordinasi Renstra
pembangunan berwawasan dengan Kementerian
gedung adminsitrasi lingkungan sektor Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 72


No Hasil KLHS terkait dengan Permasalahan Faktor
tugas dan fungsi Dinas Pelayanan SKPD
Kesehatan Penghambat Pendorong

dan gedung 2. Belum ada juknis terkait adalah


pelayanan dasar dan tentang lingkungan pembangunan
rujukan pembangunan 2. Kurangnya berwawasan
2. Peningkatan SPAL berwawasan kompetensi kesehatan
(Sarana Pembuangan lingkungan sumber 2. Banyak lintas
Air Limbah) 3. Belum adanya daya tenaga sektor
3. Peningkatan sarana kesatuan gerak mempunyai
air bersi dan jamban dengan sektor tupoksi terkait
keluarga lain dalam lingkungan
4. Pemantauan dan peningkatan
pengamatan lingkungan sehat
terhadap
perkembangan
penyakit berbasis
yang berkaitan
dengan iklim/cuaca
5. Peningkatan Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi).
6. Pengembangan
tanaman obat

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Dengan memperhatikan faktor-faktor dari pelayanan SKPD, yang mempengaruhi


permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi ditinjau dari :
1. Gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementerian Kesehatan
3. Implikasi RTRW bagi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
4. Implikasi KLHS bagi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
Metode penentuan isu-isu strategis dilakukan dengan cara pembobotan dan
penilaian sebagai berikut :
Tabel 3.6
Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis
No. Kriteria Bobot
1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap 20
pencapaian sasaran Renstra
Kementerian/Prov/Kab/Kota
2 Merupakan tugas dan tanggungjawab SKPD 10
3 Dampak yang ditimbulkan terhadap publik 20

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 73


No. Kriteria Bobot
4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15
6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25

Berdasarkan penilaian isu-isu strategis berdasarkan skor diatas maka nilai skala dari
masing-masing isu strategis adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Nilai Skala Kriteria
Nilai skala kriteria ke- Total
No. Isu Strategis
1 2 3 4 5 6 skor
1. Masih cukup tingginya 20 10 20 10 10 25 95
Angka Kematian Bayi (AKB)
menurut standar MDGs
2. Lambatnya penurunan 20 10 20 10 10 25 95
Angka Kematian Ibu (AKI)
3. Belum optimalnya akses 16 10 16 8 12 20 82
terhadap kualitas
pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan
4. Masih tingginya kasus jiwa 17 8 20 10 12 25 92
yang dipasung
5. Belum optimalnya 19 8 20 10 13 23 93
penanganan masalah gizi
6. Masih tingginya masalah 19 9 19 10 12 24 93
kesehatan yang
disebabkan oleh penyakit
menular, penyakit tidak
menular dan bencana
7. Masih rendahnya akses 17 8 17 7 12 22 83
terhadap kualitas
lingkungan sehat
8. Masih belum optimalnya 16 8 16 7 14 20 81
ketersediaan, mutu,
manfaat, dan keamanan
sediaan farmasi, alkes dan
makanan
9. Belum optimalnya jumlah, 19 10 19 10 12 24 94
jenis, mutu, pemerataan
dan pengembangan
sumber daya kesehatan
10 Belum optimalnya 15 7 14 6 10 22 74
pelaksanaan Jaminan
Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 74


Berdasarkan skala kriteria diatas, maka isu strategis yang ditetapkan adalah :
1. Masih cukup tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) menurut standar MDGs
2. Lambatnya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
3. Belum optimalnya jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan pengembangan
sumberdaya manusia kesehatan
4. Belum optimalnya penanganan masalah gizi
5. Masih tingginya masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan bencana
6. Masih rendahnya akses terhadap kualitas lingkungan sehat
7. Masih tingginya kasus jiwa yang dipasung
8. Belum optimalnya akses terhadap kualitas pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan
9. Masih belum optimalnya ketersediaan, mutu, manfaat, dan keamanan sediaan
farmasi, alkes dan makanan
10. Belum optimalnya pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 75


BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur


4.1.1. Visi
Visi merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas
Kesehatan 2014 -2019 dilaksanakan melalui analisis dan teahaan pada bab-
bab sebelumnya. Visi Dinas Kesehatan merujuk pada visi Gubernur dalam
RPJMD 2014-2019 dan Visi dalam Renstra Kementrian Kesehatan. Rumusan
Visi Renstra Dinas Kesehatan 2014-2019 adalah sebagai berikut:
Masyarakat Jawa Timur Lebih Mandiri untuk Hidup Sehat.
Visi tersebut dijelaskan melalui beberapa pokok-pokok visi sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Penyusunan Penjelasan Visi

Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi


Masyarakat Masyarakat Jawa Timur Masyarakat Jawa Timur memiliki
Jawa Timur Lebih Mandiri kemampuan untuk menentukan
Lebih Mandiri pilihan yang terbaik bagi dirinya
dalam menjaga kesehatannya
Untuk Hidup secara mandiri
Sehat Hidup Sehat: Hidup dengan kondisi fisik, sosial,
mental, emosional, spiritual dan
kultural yang sehat dan dapat
beraktifitas sebagai manusia
produktif
Pendukung : Sistem informasi kesehatan yang
Dukungan manajemen dan kuat, regulasi yang memadai,
dukungan teknis lainnya pengelolaan pembangunan
kesehatan yang berkuatitas dan
akuntabel

Sesuai pokok-pokok visi dapat dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan berupaya


untuk mewujudkan masyakakat yang mandiri dengan kemampuan yang optimal
bisa memelihara kesehatan secara mandiri dalam rangka mencapai hidup yang
sehat yang paripurna mulai dari fisik, mental, emosional, spiritual dan kultural.
Kondisi tersebut akan diukur melalui indikator-indikator kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 76


4.1.2. Misi

Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk


mewujudkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Misi Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur secara jelas mengambarkan visi Dinas Kesehatan yang
menjadi cita-cita upaya kesehatan dan menguraikan upaya-upaya yang akan
dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dalam perencanaan Misi ini
penting untuk memberikan kerangka dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
akan dicapai. Misi tersebut adalah:
1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat
2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
3. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan
4. Mendayagunakan sumber daya kesehatan
5. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih
Misi tersebut merupakan hasil dari proses perumusan visi sebagaimana tertuang
pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Perumusan Misi

Visi Pokok-Pokok Visi Misi


Masyarakat Masyarakat Jawa Timur 1. Mendorong terwujudnya kemandirian
Jawa Timur Lebih Mandiri masyarakat hidup sehat
Lebih Mandiri Hidup Sehat 1. Mewujudkan, memelihara dan
Untuk Hidup meningkatkan pelayanan kesehatan yang
Sehat bermutu, merata dan terjangkau
2. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit
dan penanggulangan masalah kesehatan
Pendukung: 1. Mendayagunakan sumber daya kesehatan
Dukungan manajemen 2. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan
dan dukungan teknis yang baik dan bersih
lainnya.

4.2. Tujuan Dan Sasaran


4.2.1.Tujuan
Dalam upaya mencapai visi dan misi Dinas Kesehatan, dirumuskan suatu
bentuk yang lebih terarah berupa tujuan dan sasaran yang strategis organsisasi.
Tujuan dan sasaran adalah perumusan sasaran yang selanjutnya akan menjadi
dasar penyusunan kinerja selama lima tahun. Tujuan yang akan dicapai Dinas

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 77


Kesehatan adalah sebagi berikut:
1. Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu Mendorong terwujudnya kemandirian
masyarakat hidup sehat, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan indikator
: Persentase Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri (PURI

2. Dalam mewujudkan misi kedua yaitu Mewujudkan, memelihara dan


meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau,
maka tujuan yang ingin dicapai adalah Optimalisasi upaya kesehatan secara
sinergis, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi
masyarakat dengan indicator :
a. Angka Kematian Ibu (AKI)
b. Angka Kematian Bayi (AKB)

3. Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu Mewujudkan upaya pengendalian


penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan maka tujuan yang ingin
dicapai adalah Optimalisasi penanggulangan masalah gizi dengan
indikator Persentase Balita Gizi Buruk dan Optimalisasi upaya pengendalian
penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana dengan indikator
Persentase Penanggulangan KLB Skala Provinsi dalam < 48 jam serta
Meningkatkan akses pada lingkungan yang sehat dengan indikator
Persentase Akses Air Minum Berkualitas .

4. Dalam mewujudkan misi keempat yaitu Mendayagunakan sumber daya


kesehatan, maka tujuan yang ingin dicapai adalah Optimalisasi
ketersediaan, mutu, manfaat, dan keamanan sediaan farmasi, alkes dan
makanan dengan indikator Persentase Sediaan Farmasi yang Memenuhi
Syarat Kesehatan dan Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan
pengembangan sumber daya kesehatan dengan indikator Rasio Dokter
Umum dan Rasio Bidan serta Pembiayaan Kesehatan dengan jumlah
mencukupi yang teralokasi secara adil dengan indikator Persentase
Masyarakat Miskin Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019


5. Dalam mewujudkan misi kelima yaitu Menciptakan tata kelola upaya
kesehatan yang baik dan bersih, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
Optimalisasi manajemen kesehatan untuk menunjang program kesehatan
dengan indicator Persentase Temuan Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)
atas Penggunaan Anggaran Keuangan dan Aset yang Ditindaklanjuti.

4.2.2. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan menggambarkan
hal-hal yang ingin dicapai, diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai
melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional.
Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan menetapkan sasaran sebagai
berikut:
1. Dalam mewujudkan tujuan Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat maka ditetapkan sasaran Masyarakat yang mandiri dan hidup
sehat dengan indikator: Persentase Desa Siaga Aktif PURI.
2. Dalam mewujudkan tujuan Optimalisasi upaya kesehatan secara sinergis,
menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi
masyarakat maka ditetapkan sasaran Meningkatnya Pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dengan indikator:
a. Angka Kematian Ibu (AKI)
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
c. Persentase Fasilitas Kesehatan Dasar sesuai standar
d. Persentase Fasilitas Kesehatan Rujukan sesuai standar
e. Persentase Penurunan Kasus Pemasungan
3. Dalam mewujudkan tujuan Optimalisasi penanggulangan masalah gizi
maka ditetapkan sasaran Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang
optimal dengan indikator:
a. Persentase Balita Gizi Buruk.
b. Persentase Balita Stunting
4. Dalam mewujudkan tujuan Optimalisasi upaya pengendalian penyakit dan
masalah kesehatan akibat bencana, maka ditetapkan sasaran
Meningkatnya Upaya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat
bencana dengan indikator:

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019


a. Persentase penanggulangan KLB skala provinsi dalam <48 jam
b. Persentase screening PTM bagi penduduk berisiko usia >15 tahun secara
kumulasi
5. Dalam mewujudkan tujuan Meningkatkan akses pada lingkungan yang
sehat maka ditetapkan sasaran Meningkatnya Akses pada lingkungan yang
sehat dengan ndicator:
a. Persentase akses air minum berkualitas
b. Persentase akses sanitasi dasar (jamban sehat)
6. Dalam mewujudkan tujuan Optimalisasi ketersediaan, mutu, manfaat, dan
keamanan sediaan farmasi, alkes, dan makanan, maka ditetapkan sasaran
Meningkatnya sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu, bermanfaat,
dan aman dengan ndicator: Presentase sediaan farmasi, yang memenuhi
syarat.
7. Dalam mewujudkan tujuan Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan
dan pengambangan sumber daya kesehatan dan kecukupan pembiayaan
kesehatan, maka ditetapkan sasaran Terwujudnya Sumber daya kesehatan
yang memadai, proporsional, dan handal dengan indikator rasio tenaga
kesehatan strategis terhadap jumlah penduduk yaitu:
a. Rasio Dokter Spesialis Anak
b. Rasio Dokter spesialis Obgyn
c. Rasio Dokter Umum
d. Rasio Bidan
e. Rasio Perawat
f. Rasio Nutrisionis
8. Dalam mewujudkan tujuan Pembiayaan Kesehatan dengan jumlah
mencukupi yang teralokasi secara adil, maka ditetapkan sasaran
Meningkatnya pembiayaan kesehatan dengan indikator: Persentase
kecukupan pembiayaan kesehatan sesuai standar.
9. Dalam mewujudkan tujuan Optimalisasi kesehatan untuk menunjang
program kesehatan, maka ditetapkan sasaran Terwujudnya Tertib
adminstrasi dan manajemen keuangan , aset , perencanaan dan evaluasi,
dengan indikator: Persentase Temuan Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)
atas penggunaan Anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019


Tabel 4.3
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

No. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5
(2015) (2016) (2017) (2018) (2019)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Meningkatkan kemandirian Masyarakat yang Persentase Desa Siaga aktif 10% 11% 12% 13% 14%
masyarakat untuk hidup mandiri dan hidup berstrata PURI
sehat sehat

2 Optimalisasi upaya Meningkatnya Upaya 1. Angka Kematian Ibu (AKI) 97.29 97.19 97.09 96.99 96.89
kesehatan secara sinergis, Pelayanan kesehatan 26.48 25.61 24.74 23.87 23
menyeluruh, terpadu, yang bermutu dan 2. Angka Kematian Bayi (AKB)
berkelanjutan, terjangkau 9% 15% 20% 25% 30 %
terjangkau bagi
dan bermutu bagi 3. Persentase Fasilitas
masyarakat masyarakat
Kesehatan Dasar sesuai
standar 65 % 65 % 70 % 75 % >75%

4. Persentase Fasilitas
Kesehatan Rujukan sesuai 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3
standar

5. Persentase Kasus
Pemasungan

3 Optimalisasi Meningkatnya Upaya 1. Persentase Balita Gizi Buruk. 2,1 2,0 1,9 1,9 1,7
penanggulangan masalah Penanggulangan 2. Presentase Balita Stunting 28,2 27,2 26,2 25,2 25
gizi masalah gizi yang
optimal

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 81


No. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5
(2015) (2016) (2017) (2018) (2019)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

4 Optimalisasi upaya Meningkatnya Upaya 1. Persentase penanggulangan 80% 80% 80% 80% 80%
pengendalian penyakit dan Pengendalian penyakit KLB skala provinsi dalam <48
masalah kesehatan akibat dan masalah jam
bencana 2. Persentase screening PTM 6% 12% 18% 24% 30%
kesehatan akibat
bagi penduduk berisiko usia
bencana >1 5 tahun secara kumulasi
5 Meningkatkan akses pada Meningkatnya Akses 1. Persentase akses air minum 81,5 82 83 84 85
lingkungan yang sehat pada lingkungan yang berkualitas
sehat 2. Persentase akses sanitasi 73 75 77 78 80
dasar (jamban sehat)
6 Optimalisasi ketersediaan, Meningkatnya Sediaan Persentase sediaan farmasi,yang 68% 70% 72% 74% 76%
mutu, manfaat, dan farmasi, alkes, dan memenuhi syarat
keamanan sediaan farmasi, makanan bermutu,
alkes, dan makan bermanfaat, dan aman
7 Meningkatkan jumlah, jenis, Terwujudnya Sumber Terpenuhinya Rasio tenaga
mutu, pemerataan dan daya kesehatan yang kesehatan strategis terhadap
pengambangan sumber memadai, 100.000 penduduk 1 1 1 1 1
daya kesehatan (355 (359 (363 (367 (371
proporsional, dan
1. Dokter Spesialis Obgyn SpOG) (SpOG) SpOG) SpOG) SpOG)
profesional
2. Dokter spesialis Anak 1 1 1 1 1
(253 SpA) (259 SpA) (265 SpA) (271 SpA) (271 SpA)
3. Dokter Umum
17 19 21 22 24
(6632 dr) (7232 dr) (7832 dr) (8432 dr) (9032 dr)
4. Bidan
46 49 52 57 57
5. Perawat (17652 (18652 (19652 (22652 (21652
bidan) bidan) bidan) bidan) bidan)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 82


No. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5
(2015) (2016) (2017) (2018) (2019)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

81 86 91 97 102
(30699 (32699 (34699 (36699 (38644
6. Nutrisionis perawat) perawat) perawat) perawat) perawat

5 6 7 7 7
(1961 (2361 (2561 (2761 2761
nutriisionis nutriisionis) nutrisionis) nutrisionis) (nutrisionis)

8 Pembiayaan Kesehatan Meningkatnya Persentase kecukupan 50% 60% 70% 80% 90%
dengan jumlah mencukupi pembiayaan pembiayaan kesehatan sesuai
yang teralokasi secara adil kesehatan standar

9 Optimalisasi manajemen Terwujudnya Tertib Persentase Temuan Laporan 85% 87% 89% 92% 95%
kesehatan untuk adminstrasi dan Hasil Pemerikasaan (LHP) atas
menunjang program manajemen keuangan penggunaan anggaran keuangan
kesehatan , aset , perencanaan dan aset yang ditindaklanjuti
dan evaluasi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 83


4.1 Strategi Dan Kebijakan

Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan adalah suatua cara untuk mencapai
tujuan, sasaran jangka menengah, dan target kinerja hasil (outcome) program
prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kesehatan, Strategi dan
Kebijakan dirumuskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4, Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)

1. Dukungan Kementerian 1. Sulitnya rekrutmen


Kesehatan dalam kegiatan kader kesehatan baru
promosi kesehatan dan 2. Kepatuhan kader
pemberdayaan masyarakat dalam melakukan
FAKTOR 2. Dukungan dari TP PKK pencatatan program-
EKSTERNAL Provinsi Jatim, PERSIT, program kesehatan
Fatayat, Aisyiah dan lainnya masih rendah
(kemitraan lintas sektor yang 3. <2% Desa Siaga Aktif
terjalin cukup baik) PURI
3. Kesediaan lembaga
potensial dalam
memobilisasi sasaran
FAKTOR program kesehatan yaitu TNI-
INTERNAL AD di tingkat kecamatan
(koramil) dan desa (Babinsa)
4. Adanya dukungan aktif
Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (Desa Siaga,
Posyandu Lansia, Balita,
Polindes, Poskesdes, Bindu
Penyakit Tidak Menular dan
Jumantik)
KEKUATAN (STRENGTH) ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI
1. Kemauan yang kuat 1. Meningkatkan peran serta (ST)
untuk melaksanakan masyarakat, kemitraan 1.Meningkatkan
PHBS dengan organisasi profesi, kesadaran
LSM dan Dunia Usaha masyarakat dan KIE
bidang kesehatan PHBS
KELEMAHAN ALTERNATIF STRATEGI (WO) ALTERNATIF STRATEGI
(WEAKNESS) Meningkatan koordinasi dengan (WT)
Capaian indikator PHBS lintas sektor untuk pelaksanaan Peningkatan kemampuan
masih rendah PHBS dan kapasitas kader
kesehatan Intensifikasi
pembinaan posyandu
dengan melibatkan lintas
sector

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 84


Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat beserta indikatornya adalah :

Tabel 4.5. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran Masyarakat


yang mandiri dan hidup sehat

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI


TERPILIH
Masyarakat yang 1. Persentase 1. Meningkatkan Meningkatkan
Mandiri dan hidup rumah tangga peran serta peran serta dan
sehat sehat masyarakat, kesadaran
2. % Desa Siaga kemitraan masyarakat
aktif berstrata dengan melalui kemitraan
PURI organisasi dengan Organisasi
profesi, LSM kemasyarakatan,
dan Dunia Profesi, LSM dan
Usaha bidang dunia usaha serta
kesehatan koordinasi lintas
2. Meningkatkan sektor
kesadaran
masyarakat dan
KIE PHBS
3. meningkatan
koordinasi
dengan lintas
sektor untuk
pelaksanaan
PHBS
4. Peningkatan
kemampuan
dan kapasitas
kader
kesehatan
5. Intensifikasi
pembinaan
posyandu
dengan
melibatkan
lintas sektor

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 85


Tabel 4.6. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau bagi masyarakat

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)


1. AFTA 1. Akreditasi Puskesmas
2. Peningkatan Jumlah 2. Akreditasi Rumah Sakit
Rumah Sakit yang dengan standar JCI
merupakan upaya 3. Masih terbatasnya dan
peningkatan jumlah tidak meratanya jumlah
FAKTOR tempat tidur dokter spesialis dan
EKSTERNAL 3. Dukungan Program subspesialis
Kemenkes untuk 4. Kendali Mutu dan
Distribusi Dokter Spesialis Kendali Biaya dalam
(PDBSBK) Pelayanan BPJS
4. Dukungan Organisasi 5. Kompetensi Tenaga
Profesi dan Asosiasi RS, Kesehatan
Dinkes dan Klinik 6. Masih terbatasnya
FAKTOR 5. Sistem Pembiayaan Dukungan Pemerintah
INTERNAL Puskesmas melalui Daerah dalam Upaya
Kapitasi Penurunan AKI dan AKB
6. Kebijakan Pelayanan 7. Perkembangan sistem
Publik untuk informasi dan teknologi
melaksanakan survey di bidang pelayanan
Indeks Kepuasan kesehatan
Masyarakat
7. Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu
KEKUATAN (STRENGTHS) ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Jumlah bidan 15.406 1. Optimalisasi Koordinasi 1. Meningkatkan advokasi
(tahun 2013) antara Provinsi dan ke Pemerintah Daerah
2. Semua bidan desa Kab/Kota dalam kualitas tentang penurunan AKI-
memiliki SK bidan desa pelayanan kesehatan di AKB, bebas pasung,
(tahun 2013) Fasilitas Pelayanan penyakit menular/tidak
3. Setiap puskesmas Kesehatan dasar dan menular dan program
memiliki pedoman rujukan sesuai standar pembiayaan kesehatan
program-program 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
kesehatan Koordinasi kemitraan pemberdayaan
4. setiap kecamatan sudah dengan organisasi masyarakat dalam
ada minimal satu profesi, LSM dan Dunia penanganan masalah
puskesmas dan Usaha bidang kesehatan jiwa, pengetahuan
jaringannya 3. Fasilitasi Tenaga kesehatan ibu dan anak
5. Ketersediaan buffer spesialis dan 3. Meningkatkan
stock obat dan vaksin Rekomendasi Usulan pemberdayaan
6. Adanya kebijakan semua Sarana Prasarana dan masyarakat dalam
fasilitas kesehatan harus Peralatan Kesehatan penanganan masalah
mempunyai izin dalam rangka jiwa
operasional Optimalisasi Rumah 4. Meningkatkan kemitraan
7. Sebagian besar RSUD Sakit sebagai rujukan dengan pihak swasta
mempunyai tim dan penyakit menular dan 5. Berkoordinasi dengan
pelayanan dalam tidak menular serta Pusat untuk
mendukung program penyakit jiwa meningkatkan jumlah
kesehatan 4. Koordinasi Distribusi surveyor lokal dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 86


8. Adanya regulasi yang Obat dan Vaksin pada Membuat model Fasilitas
mendukung program fasilitas Pelayanan kesehatan terakreditasi
kesehatan kesehatan rujukan sebagai benchmark
9. Sudah adanya Standar 5. Meningkatkan kemitraan fasilitas kesehatan
Prosedur Operasional di dengan organisasi lainnya
Fasilitas Kesehatan profesi dan Institusi 6. Fasilitasi Clinical
10.>90 & RS Pemerintah pendidikan Pathways di fasilitas
sudah BLUD 6. Sinkronisasi kesehatan rujukan untuk
11.> 90 % RS Pemerintah perencanaan kasus-kasus terbanyak
mempunyai Sistem pengembangan sarana, dan membutuhkan biaya
Informasi Manajemen prasarana, peralatan dan yang tinggi
RS terkait tenaga pada fasilitas 7. Fasilitasi sistem
pembiayaan/biling kesehatan di Kab/Kota informasi bidang
system 7. Pembinaan dan kesehatan di fasilitas
Pengawasan kesehatan dasar dan
Standarisasi Pelayanan rujukan
Medis Pelayanan Maternl
Neonatal
8. Koordinasi pembiayaan
terkait dengan rujukan
maternal neonatal
9. Penguatan sistem
informasi pelayanan
kegawatdaruratan
10. Kebijakan Penangan
Keluhan Pasien di
Fasilitas Kesehatan
11. Program Improvement
Collaborating PONED-
PONEK

KELEMAHAN (WEAKNESS) ALTERNATIF STRATEGI (WO) ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Kompetensi bidan (tata 1. Meningkatkan kerjasama 1. Pemetaan Sumber Daya


laksana maternal dengan fakultas dan Manajemen
perinatal) kurang,dari kedokteran dan institusi Puskesmas
15.406 bidan, baru 30% pendidikan kesehatan 2. Peningkatan status
yang terlatih (Tahun untuk memenuhi tenaga Puskesmas menjadi
2013) kesehatan yang BLUD
2. 30% bidan desa yang kompeten (dokter umum, 3. Kebijakan grade mutu
memiliki SK tidak SpOG,Sp.A, Sp. An, SpKJ sesuai kondisi sumber
berdomisili di desanya dan Nutrisionis) daya fasilitas kesehatan
(Tahun 2013) 2. Meningkatkan kapasitas rujukan (dasar,
3. 12 RSUD tidak memiliki tenaga kesehatan dalam madya,utama, paripurna)
dokter spesialis anak pengelolaan program 4. Peningkatan
(Tahun 2013) kesehatan (Pelatihan Pengetahuan Nakes
4. 5 (lima) RSUD tidak Nakes Mandiri/Kebijakan pada deteksi dini
memiliki dokter spesialis In House penyakit menular, bumil
obsgyn (Tahun 2013) Training/Pemberdayaan resiko tinggi, gangguan
5. Dari 24 RSUD kelas B, pelaihan oleh organisasi jiwa
hanya 2 RSUD yang profesi contoh : P2KS) 5. Peningkatan
memenuhi standar 3. Peningkatan sosialisasi Pengetahuan Nakes
tenaga medis sesuai tentang pentingnya pada deteksi dini

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 87


permenkes 340 (Tahun program penyakit menular, bumil
2013) kesehatan/promotif resiko tinggi, neo risti
6. Hanya 2 RS yang telah preventif bagi dan gangguan jiwa
terakreditasi nasional masyarakat 6. Pengembangan
(Tahun 2013) 4. Optimalisasi tata laksana Regionalisasi Sistem
7. 30% puskesmas belum penyakit menular , tidak Rujukan
memenuhi standar menular dan penyakit
(manajemen, sumber yang terkait dengan
daya, kinerja) dan 19 kematian ibu dan bayi
diantaranya tidak disemua jenjang
memiliki tenaga medis pelayanan kesehatan
(dokter dan dokter gigi) 5. Advokasi ke Pemerintah
sesuai standar (Tahun Daerah terkait
2013) penganggaran Dokter
8. Terbatasnya tenaga spesialis/mengikutsertak
kesehatan yang terlatih an program PDBSBK
tata laksana program 6. Koordinasi dengan
kesehatan Kab/Kota dalam rangka
9. Belum ada puskesmas pemanfaatan Kapitasi
BLUD Puskesmas
10. 60% dokter spesialis 7. Pengembangan
THT dan internist serta Regionalisasi Sistem
dokter di unit potensial Rujukan
belum mendukung
pengendalian penyakit
difteri (Tahun 2013)
11. 50% UPT Pelayanan
Dinas Kesehatan
Provinsi tidak memiliki
dokter spesialis (Tahun
2013)
12. Hanya 10% Tim PONEK
RSUD yang aktif
13. Hanya 8 RSU
Pemerintah dari 60 RS
yang mempunyai dr
SpKJ
14. 20 Puskesmas dengan
layanan unggulan jiwa
rawat jalan dan 2
Puskesmas layanan jiwa
rawat inap dari 960
pusk
15. Tiap kab/kota hanya
ada 1 tim yang terdiri
dari: dokter, perawat
dan kader yang dilatih
16. Belum semua NICU dan
ICU sebagai perawatan
intensif di RS
memenuhi standar
17. Jumlah kader jiwa dan
fasilitas kesehatan yang
mempunyai pelayan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 88
jiwa terbatas

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Meningkatnya Pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi
masyarakat adalah :

Tabel 4.7. Strategi Pencapaian Sasaran Pelayanan


kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI


TERPILIH
Pelayanan a. % Fasilitas 1. Optimalisasi Penguatan advokasi ke
kesehatan yang Kesehatan Koordinasi antara Pemda dalam
bermutu dan Dasar sesuai Provinsi dan Penurunan AKI dan AKB,
terjangkau bagi standar Kab/Kota dalam Peningkatan Kualitas
masyarakat b. % Fasilitas kualitas pelayanan Fasilitas pelayanan
Kesehatan kesehatan di kesehatan serta
Rujukan Fasilitas Pelayanan Penangan kesehatan
sesuai Kesehatan dasar dan jiwa
standar rujukan sesuai 1. Meningkatkan
c. % Penurunan standar kemitraan dan
Kasus 2. Meningkatkan kerjasama dengan
Pemasungan Koordinasi kemitraan organisasi profesi,
d. Angka dengan organisasi institusi pendidikan
Kematian Ibu profesi, LSM dan dan lintas sektor
e. Angka Dunia Usaha bidang 2. Meningkatkan
Kematian Bayi kesehatan pemberdayaan
3. Fasilitasi Tenaga masyarakat dalam
spesialis dan penurunan AKI dan
Rekomendasi Usulan AKB, penanganan
Sarana Prasarana masalah kesehatan
dan Peralatan jiwa serta kesehatan
Kesehatan dalam lansia
rangka Optimalisasi 3. Peningkatan
Rumah Sakit sebagai kapasitas tenaga
rujukan penyakit kesehatan dalam
menular dan tidak pelayanan kesehatan
menular serta dasar, rujukan, kesga
penyakit jiwa serta kesehatan
4. Koordinasi Distribusi khusus
Obat dan Vaksin 4. Pengembangan dan
pada fasilitas penguatan fasilitas
Pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
rujukan dasar, rujukan dalam
5. Meningkatkan regionalisasi sistem
kemitraan dengan rujukan
organisasi profesi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 89


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH
dan Institusi
pendidikan
6. Sinkronisasi
perencanaan
pengembangan
sarana,
prasarana,peralatan
dan tenaga pada
fasilitas kesehatan di
Kab/Kota
7. Pembinaan dan
Pengawasan
Standarisasi
Pelayanan Medis
Pelayanan Maternal
Neonatal
8. Koordinasi
pembiayaan terkait
dengan rujukan
maternal neonatal
9. Penguatasn sistem
informasi pelayanan
kegawatdaruratan
10. Kebijakan Penangan
Keluhan Pasien di
Fasilitas Kesehatan
11. Meningkatkan
advokasi ke
Pemerintah Daerah
tentang penurunan
AKI-AKB, bebas
pasung, penyakit
menular/tidak
menular dan
program pembiayaan
kesehatan
12. meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penanganan masalah
jiwa,kesehatan ibu dan
anak
13. meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penanganan
masalah jiwa
14. meningkatkan
kemitraan dengan
pihak swasta
15. berkoordinasi
dengan Pusat untuk
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 90
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH
meningkat kan
jumlah surveyor lokal
16. Membuat model
Fasilitas kesehatan
terakreditasi sebagai
benchmark fasilitas
kesehatan lainnya
17. Fasilitasi Clinical
Pathways di fasilitas
kesehatan rujukan
untuk kasus-kasus
terbanyak dan
membutuhkan biaya
yang tinggi
18. Fasilitasi sistem
informasi bidang
kesehatan di fasilitas
kesehatan dasar dan
rujukan
19. Meningkatkan
kerjasama dengan
fakultas kedokteran
dan institusi
pendidikan
kesehatan untuk
memenuhi tenaga
kesehatan yang
kompeten (dokter
umum, SpOG,Sp.A,
Sp. An, SpKJ dan
Nutrisionis)
20. Meningkatkan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pengelolaan program
kesehatan (Pelatihan
Nakes
Mandiri/Kebijakan In
House
Training/Pemberdaya
an pelaihan oleh
organisasi profesi
contoh : P2KS)
21. Peningkatan
sosialisasi tentang
pentingnya program
kesehatan/promotif
preventif bagi
masyarakat
22. Optimalisasi tata
laksana penyakit
menular , tidak
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 91
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH
menular dan penyakit
yang terkait dengan
kematian ibu dan bayi
disemua jenjang
pelayanan kesehatan
23. Advokasi ke
Pemerintah Daerah
terkait penganggaran
Dokter spesialis/
mengikutsertakan
program PDBSBK
24. Koordinasi dengan
Kab/Kota dalam
rangka pemanfaatan
Kapitasi Puskesmas
25. Pengembangan
Regionalisasi Sistem
Rujukan
26. Pemetaan Sumber
Daya dan Manajemen
Puskesmas
27. Peningkatan status
Puskesmas menjadi
BLUD
28. Kebijakan grade
mutu sesuai kondisi
sumber daya fasilitas
kesehatan rujukan
(dasar,
madya,utama,
paripurna)
29. Peningkatan
Pengetahuan Nakes
pada deteksi dini
penyakit menular,
bumil resiko tinggi,
gangguan jiwa
30. Program
Improvement
Collaborating PONED-
PONEK

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 92


Tabel 4.8. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran Meningkatkan Penanggulangan masalah gizi yang optimal

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)


1. Adanya Kelompok 1. 36% (data tahun 2012)
Pendukung ASI (KP-ASI) kasus gizi disebabkan
untuk mendukung oleh pola asuh yang
akselerasi perbaikan gizi salah dalam masyarakat
pada 1000 hari pertama 2. Belum semua tempat
FAKTOR kehidupan kerja dan tempat-tempat
EKSTERNAL 2. Adanya Asosiasi Ibu umum menyediakan
Menyusui Indonesia ruang laktasi
(AIMI) untuk mendukung 3. Budaya masyarakat yang
cakupan ASI Ekslusif salah tentang pemberian
3. Ada 4 institusi pendidikan makanan pada bayi dan
gizi anak
4. Adanya Tim Koordinasi 4. Sulitnya rekruitmen
FAKTOR Pengawasan dan kader kesehatan (gizi)
INTERNAL Pengendalian Makanan baru
Impor (TKP2MI) 5. Kepatuhan kader dalam
5. Dukungan kebijakan dari melakukan pencatatan
TP PKK Provinsi Jatim. program-program
6. Adanya organisasi profesi kesehatan (gizi) masih
Persatuan Ahli Gizi rendah
Indonesia (PERSAGI)
KEKUATAN (STRENGTHS) ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Ketersediaan Tablet 1. Akselerasi perbaikan gizi 1. Mendorong penyediaan
Fe dan kapsul vit A pada 1000 hari pertama ruang laktasi di tempat
cukup kehidupan dalam rangka kerja dan tempat-
2. Adanya Rencana Aksi pencegahan dan tempat umum sesuai
Daerah Pangan dan penanggulangan gizi dengan PP 33/2012
Gizi (RAD-PG) buruk dan stunting 2. Meningkatkan peran
3. Semua RSUD memiliki 2. Memberdayakan serta masyarakat
Tim Asuhan Gizi masyarakat dalam dalam keamanan
4. PP 33/2012 tentang peningkatan cakupan ASI pangan
ASI Eksklusif Eksklusif 3. Meningkatkan cakupan
5. PP 42/2013 tentang 3. Melakukan penguatan pemulihan gizi buruk
Gerakan Nasional terhadap Tim Pangan melalui pembentukan
Percepatan Perbaikan dan Gizi serta TKP2MI Pusat Pemulihan Gizi
Gizi (TFC) di Puskesmas
6. Therapeutic Feeding Perawatan
Center (TFC) atau
Pusat Pemulihan Gizi.
7. Buku pedoman
pemberian makanan
bayi dan anak
8. Perda Nomor
11/2011 tentang
Perbaikan Gizi dan SK
Gubernur Jatim nomor
188/228/KPTS/013/
2013 tentang Tim
Pangan dan Gizi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 93


9. Surat Edaran Menteri
Kesehatan No.
820/Menkes/V/2005
tanggal 27 Mei 2005
tentang Penanganan
KLB Gizi Buruk .
10. SK Menkes No.
1457/Menkes/SK/X/
2003 tentang
Kewenangan Wajib
Standar Pelayanan
Minimal.

KELEMAHAN (WEAKNESS) ALTERNATIF STRATEGI (WO) ALTERNATIF STRATEGI (WT)


1. Jumlah nutrisionis di
Puskesmas dan RS 1. Meningkatkan jumlah 1. Melakukan
kurang nutrisionis bekerja sama sosialialisasi
2. 30% tenaga dengan institusi pemberian makanan
kesehatan yang pendidikan gizi pada bayi dan anak
terlatih tata laksana 2. Meningkatkan kapasitas untuk merubah pola
penanganan gizi buruk tenaga kesehatan dalam asuh dan budaya
3. Cakupan D/S 72% penanganan gizi buruk masyarakat
(target : 85%) 2. Meningkatkan jumlah
4. Belum ada puskesmas nutrisionis melalui
BLUD peningkatan status
5. Cakupan ASI eksklusif Puskesmas menjadi
54,6% (target : 80%) BLUD
6. Cakupan Kadarzi
34,8% (target : 70%)
7. Kurangnya sosialisasi
Gerakan Nasional
Sadar Gizi
8. Kurangnya sosialisasi
gerakan nasional
sadar gizi

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang optimal adalah:

Tabel 4.9. Strategi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Penanggulangan


masalah gizi yang optimal

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH


Penanggulangan Persentase 1. Akselerasi 1. Akselerasi
masalah gizi yang balita gizi buruk perbaikan gizi perbaikan gizi
optimal pada 1000 hari pada 1000 Hari
pertama Pertama
kehidupan dalam Kehidupan
rangka dalam rangka
pencegahan dan pencegahan dan
penanggulangan penanggulangan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 94


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
gizi buruk dan gizi buruk dan
stunting stunting.
2. Memberdayakan 2. Meningkatkan
masyarakat jumlah
dalam nutrisionis
peningkatan melalui
cakupan ASI peningkatan
Eksklusif status
Puskesmas
3. Melakukan menjadi BLUD
penguatan
terhadap Tim
Pangan dan Gizi
serta TKP2MI
4. Mendorong
penyediaan
ruang laktasi di
tempat kerja dan
tempat-tempat
umum sesuai
dengan PP
33/2012
5. Meningkatkan
peran serta
masyarakat
dalam keamanan
pangan
6. Meningkatkan
cakupan
pemulihan gizi
buruk melalui
pembentukan
Pusat Pemulihan
Gizi (TFC) di
Puskesmas
Perawatan
7. Meningkatkan
jumlah nutrisionis
bekerja sama
dengan institusi
pendidikan gizi
8. Meningkatkan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
penanganan gizi
buruk
9. Melakukan
sosialialisasi
pemberian
makanan pada
bayi dan anak
untuk merubah
pola asuh dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 95


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
budaya
masyarakat
10. Meningkatkan
jumlah nutrisionis
melalui
peningkatan
status
Puskesmas jadi
BLUD

Tabel 4.10. Penentuan Alternatif Strategi


Pencapaian Sasaran Meningkatnya Pengendalian penyakit dan masalah
kesehatan akibat bencana

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)


1. Tersedianya lembaga 1. Adanya New emerging dan
potensial dalam re-emerging deseases
memobilisasi sasaran 2. Mobilitas manusia / barang
imunisasi yaitu TNI-AD di yang tinggi
tingkat kecamatan 3. Kurangnya koordinasi Lintas
FAKTOR (koramil) dan desa Program dan Lintas Sektor
EKSTERNAL (Babinsa)yang pada penanggulangan
berpeluang bencana
2. Organisasi profesi 4. Jatim rawan bencana
mendukung kegiatan 5. Tingkat resistensi dan
identifikasi faktor resiko stigma masyarakat terhadap
penyakit menular dan program kesehatan tertentu
penyakit tidak menular masih tinggi
FAKTOR 3. Adanya dukungan aktif 6. Kepatuhan penderita
INTERNAL lembaga UKBM minum obat
(Posyandu Lansia, Balita, 7. Pendampingan keluarga
dll) penderita untuk rutin minum
4. Mitra kerja pendukung obat
seperti YKI, KPA dan LSM 8. Kasus TB MDR meningkat
lainnya. (Tahun 2013)
5. Sekretariat Tetap DBD 9. Keikutsertaan dokter
6. Setiap desa memiliki praktek swasta untuk program
jumantik DOTS masih rendah
7. Adanya kelompok 10. Penutupan lokalisasi
perawatan diri (kpd)
pasien kusta di 16 kab
8. Adanya bppd tk prov
/kab/kota
KEKUATAN ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (WO)
(STRENGTHS) 1. Optimalisasi Rumah 1. Penguatan Manajemen
12. 100% desa/kel Sakit sebagai rujukan Bencana dan Surveilans
memiliki bidan. penyakit menular dan Epidemiologi
13. Logistik obat dan tidak menular 2. Peningkatan respon
vaksin cukup 2. Optimalisasi pencapaian petugas kesehatan
14. 100% Puskesmas program kesehatan terhadap KLB, bencana ,
memiliki juknis dengan melibatkan masalah kesehatan,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 96


program Koramil dan babinsa masyarakat dan berita yang
pengendalian 3. Meningkatkan kemitraan meresahkan masyarakat
peny.menular dan dengan organisasi 3. Penguatan mutu program di
tidak menular dan profesi, LSM dan Dunia fasilitas pelayanan
bencana Usaha bidang kesehatan kesehatan, khususnya RS
15. Tersedia Pusat 4. Membuat upaya inovatif Khusus (RS Paru, RS
Penanggulangan dalam pengendalian Kusta,dan BP4) dan
Krisis (PPK regional penyakit dan Puskesmas untuk
jatim) penanggulangan masalah menghadapi tantangan
16. Telah tersusun kesehatan dengan penyakit baik menular
rencana kontigency melibatkan kalangan maupun tidak menular
tiap kab/kota akademisi dan lembaga 4. Peningkatan kapasitas
sesuai jenis riset kesehatan tenaga teknis program
ancaman bencana melalui pelatihan yang
17. Telah terbentuk Tim bermutu yang dikelola oleh
Reaksi Cepat (TRC) lembaga pelatihan
di tiap kab/kota kesehatan yang terstandar
18. Dukungan RS 5. Penguatan dukungan
rujukan penyakit masyarakat sipil dalam
menular dan tidak pengendalian penyakit
menular
19. Ada 2 RSK Kusta, 2
RS Jiwa, 4 RS Paru
20. Ada Balai Pelatihan
Kesehatan
Masyarakat
21. Semua puskesmas
dan RS pemerintah
melaksanakan
program DOTS
22. Adanya kebijakan
BOK untuk prioritas
kegiatan promotif
dan preventif
KELEMAHAN ALTERNATIF STRATEGI (ST) ALTERNATIF STRATEGI (WT)
(WEAKNESS)
1. Meningkatkan kapasitas 1. Penguatan kepemilikan
1. 46,5% lemari es tenaga kesehatan dalam program di tingkat
penyimpan vaksin pengelolaan program kabupaten kota melalui
tidak berfungsi kesehatan advokasi komunikasi dan
sesuai standar 2. Peningkatan sosialisasi mobilisasi sosial
(Tahun 2013) tentang pentingnya 2. Pembuatan program
2. Capaian UCI Desa program kesehatan bagi unggulan untuk RS Khusus
hanya 84,8% masyarakat dan BP4 yang menjawab
3. 27,1% masyarakat 3. Optimalisasi tata laksana permasalahan program
menolak imunisasi penyakit menular , tidak 3. Membuat wilayah
dengan alasan takut menular disemua jenjang percontohan untuk
anaknya menjadi pelayanan kesehatan pengendalian penyakit
sakit panas 4. Meningkatkan deteksi dini
4. 60% tenaga penyakit menular,
surveilans Puskemas
dan RS belum terlatih
(turn over tinggi)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 97


5. Terbatasnya tenaga
kesehatan yang
terlatih tata laksana
program kesehatan
6. Terbatasnya tenaga
kesehatan yang
terlatih tata laksana
program kesehatan
7. 50% UPT Pelayanan
Dinas Kesehatan
Provinsi tidak
memiliki dokter
spesialis (Tahun
2013)
9. Rapid Diagnostic Test
untuk malaria kurang
10. Kurangnya akses
layanan Konseling
dan Tes Sukarela HIV
dan Perawatan
Dukungan dan
Pengobatan HIV

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Meningkatnya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat
bencana adalah :
Tabel 4.11. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran Meningkatnya Pengendalian
penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH


Pengendalian % Penurunan 1. Optimalisasi Rumah 1. Penguatan kepemilikan
penyakit dan KLB Sakit sebagai program di tingkat
masalah % Penurunan rujukan penyakit kabupaten kota melalui
kesehatan Penyakit Tidak menular dan tidak advokasi komunikasi
akibat Menular menular dan mobilisasi sosial
bencana 2. Optimalisasi 2. Optimalisasi tata
pencapaian program laksana penyakit
kesehatan dengan menular , tidak
melibatkan Koramil menular disemua
dan babinsa jenjang pelayanan
3. Meningkatkan kesehatan
kemitraan dengan 3. Penguatan dukungan
organisasi profesi, masyarakat sipil dalam
LSM dan Dunia pengendalian penyakit
Usaha bidang 4. Penguatan Manajemen
kesehatan Bencana dan Surveilans
4. Membuat upaya Epidemiologi
inovatif dalam 5. Peningkatan kapasitas
pengendalian tenaga teknis program
penyakit dan melalui pelatihan yang
penanggulangan bermutu yang dikelola

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 98


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
masalah kesehatan oleh lembaga pelatihan
dengan melibatkan kesehatan yang
kalangan akademisi terstandar
dan lembaga riset 6. Membuat upaya
kesehatan inovatif dalam
5. Penguatan pengendalian penyakit
Manajemen dan penanggulangan
Bencana dan masalah kesehatan
Surveilans dengan melibatkan
Epidemiologi kalangan akademisi
6. Peningkatan respon dan lembaga riset
petugas kesehatan kesehatan
terhadap KLB,
bencana , masalah
kesehatan,
masyarakat dan
berita yang
meresahkan
masyarakat
7. Penguatan mutu
program di fasilitas
pelayanan
kesehatan,
khususnya RS
Khusus (RS Paru, RS
Kusta, dan BP4)
dan Puskesmas
untuk menghadapi
tantangan penyakit
baik menular
maupun tidak
menular
8. Peningkatan
kapasitas tenaga
teknis program
melalui pelatihan
yang bermutu yang
dikelola oleh
lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
9. Penguatan
dukungan
masyarakat sipil
dalam pengendalian
penyakit
10. Meningkatkan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pengelolaan
program kesehatan
11. Peningkatan
sosialisasi tentang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 99


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
pentingnya program
kesehatan bagi
masyarakat
12. Optimalisasi tata
laksana penyakit
menular , tidak
menular disemua
jenjang pelayanan
kesehatan
13. Penguatan
kepemilikan
program di tingkat
kabupaten kota
melalui advokasi
komunikasi dan
mobilisasi sosial
14. Pembuatan program
unggulan untuk RS
Khusus dan BP4
yang menjawab
permasalahan
program
15. Membuat wilayah
percontohan untuk
pengendalian
penyakit
16. Meningkatkan
deteksi dini penyakit
menular,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 100


Tabel 4.12. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran Meningkatnya akses pada lingkungan yang sehat

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)


1. Pendekatan fokus pada 1. Masih banyaknya
FAKTOR upaya pemberdayaan wilayah dengan kondisi
EKSTERNAL masyarakat sanitasi yang buruk
2. Event program Kota 2. Masih banyaknya
Sehat sebagai perilaku masyarakat
FAKTOR pendekatan mengatasi yang tidak sehat yang
INTERNAL masalah melalui berpotensi
sinergisitas lintas sector menyebarkan penyakit

KEKUATAN ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (ST)


(STRENGTHS) 1. Meningkatkan kegiatan 1. Meningkatkan
1. Adanya fasilitator pemberdayaan kerjasama lintas sektor,
pemicuan (3.204 masyarakat dengan upaya pembentukan
orang) yang tersebar metode pemicuan, jejaring termasuk
di 38 Kab/Kota termasuk meningkatkan peran
2. Surat Edaran membangkitkan gerakan Pokja AMPL/Pokja
Gubernur tentang Gotong Royong Sanitasi, dan Tim
strategi gerakan Pembina Teknis Kota
Gotong Royong Sehat
untuk mengatasi
masalah sanitasi
dan masalah
kesehatan lainnya
3. Setiap Kab/Kota
memiliki Pokja AMPL
(Air Minum dan
Penyehatan
Lingkungan)
4. 34 Kab/Kota sudah
memiliki Tim
Pembina Teknis dan
Forum Kota Sehat
KELEMAHAN ALTERNATIF STRATEGI (WT) ALTERNATIF STRATEGI (WO)
(WEAKNESS) 1. Menggalakkan 1. Memanfaatkan event
1. Tidak semua pemberdayaan Kota Sehat dalam
petugas kesehatan masyarakat dengan rangka memperbaiki
lingkungan memiliki melibatkan semua kondisi sanitasi dan
basis pendidikan stakeholder dan perilaku masyarakat
Sanitarian intervensi lainnya

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 101


Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Meningkatnya Akses Pada Lingkungan yang Sehat adalah:
Tabel 4.13. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran Meningkatnya Akses Pada
Lingkungan yang Sehat

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH


Meningkat 1. Persentase 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan kegiatan
nya Akses akses air kegiatan pemberdayaan
pada minum pemberdayaan masyarakat dengan
lingkunga berkualitas masyarakat metode pemicuan,
n yang 2. Persentase dengan metode termasuk
sehat akses sanitasi pemicuan, membangkitkan
dasar termasuk gerakan Gotong Royong
(jamban sehat) membangkitkan 2. Meningkatkan
gerakan Gotong kerjasama lintas sektor,
Royong upaya pembentukan
2. Meningkatkan jejaring termasuk
kerjasama lintas meningkatkan peran
sektor, upaya Pokja AMPL/Pokja
pembentukan Sanitasi, dan Tim
jejaring termasuk Pembina Teknis Kota
meningkatkan Sehat
peran Pokja 3. Menggalakkan
AMPL/Pokja pemberdayaan
Sanitasi, dan Tim masyarakat dengan
Pembina Teknis melibatkan semua
Kota Sehat stakeholder dan
3. Menggalakkan intervensi lainnya
pemberdayaan 4. Memanfaatkan event
masyarakat Kota Sehat dalam
dengan rangka memperbaiki
melibatkan semua kondisi sanitasi dan
stakeholder dan perilaku masyarakat
intervensi lainnya
4. Memanfaatkan
event Kota Sehat
dalam rangka
memperbaiki
kondisi sanitasi
dan perilaku
masyarakat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 102


Tabel 4.14.Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)


1. Adanya dukungan 1. Banyaknya jenis Produk
organisasi profesi, sediaan farmasi, alat
Asosiasi bidang kesehatan dan makanan
kefarmasian dan lintas yang beredar yang
FAKTOR sektor memerlukan perhatian
EKSTERNAL 2. Adanya dukungan 5 2. Banyaknya sarana produksi
Institusi pendidikan dan distribusi bidang
dalam bidang farmasi, alat kesehatan dan
kefarmasian, alat makanan yang ada di Jawa
kesehatan dan makanan Timur yang belum
baik secara kuantitas memenuhi standar
maupun kualitas 3. Diberlakukannya
FAKTOR 3. dukungan Balai Besar harmonisasi ASEAN
INTERNAL POM dalam pengawasan terhadap produk-produk
Obat dan Makanan sediaan farmasi dan alat
4. dukungan sarana kesehatan
kefarmasian dan alat 4. Beredarnya bahan-bahan
kesehatan mulai dari berbahaya yang cenderung
sektor industri sampai disalahgunakan untuk
dengan pelayanan makanan

KEKUATAN (STRENGTHS) ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (WO)


1. Adanya UU dan 1. Meningkatkan kerjasama 1. Memperketat pengawasan
Peraturan lainnya di dengan institusi dan pengendalian terhadap
bidang kefarmasian, pendidikan, organisasi produk-produk sediaan
alkes dan makanan profesi dan asosiasi farmasi, alat kesehatan dan
yang merupakan 2. Meningkatkan koordinasi makanan yang beredar
payung hukum dengan Balai Besar POM 2. Pembatasan jenis produk
2. Adanya standar-standar Meningkakan kualitas yang dibutuhkan di sektor
penilaian produk sarana kefarmasian dan pelayanan
sediaan farmasi, alkes alat kesehatan melalui 3. Memperketat persyaratan
dan makanan yang pembinaan dan perijinan sarana produksi
memenuhi syarat pengendalian dan distribusi kefarmasian,
3. Adanya standar-standar alat kesehatan dan
penilaian sarana makanan
produksi dan distribusi
yang memenuhi
standar
4. Adanya standar
penilaian pelayanan
kefarmasian

KELEMAHAN (WEAKNESS) ALTERNATIF STRATEGI : (W,O) ALTERNATIF STRATEGI:(W T)


1. Belum optimalnya
penerapan pelayanan 1. Meningkatkan kerjasama 1. Meningkatkan kualitas SDM
kefarmasian di fasilitas dengan institusi farmasi dalam

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 103


kesehatan pendidikan, organisasi mengoptimalkan sumber
2. Jumlah tenaga profesi dan lintas sektor daya yang ada untuk
kefarmasian di sarana terkait untuk meningkatkan pelayanan
pelayanan kesehatan meningkatkan kualitas kefarmasian
dan instansi pelaksana SDM 2. Meningkatkan kerjasama
program kefarmasian 2. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor
masih kurang dengan institusi dalam hal pengawasan dan
3. Dukungan lintas pendidikan, organisasi sediaan pengendalian produk
program terhadap profesi dan lintas sektor sediaan farmasi, alat
pentingnya pelayanan terkait untuk kesehatan dan makanan
kefarmasian masih mengadvokasi terbitnya
belum optimal kebijakan-kebijakan yang
4. Dukungan anggaran mendukung program
untuk penyediaan obat kefarmasian dan
masih kurang anggaran obat
5. Sarana dan Prasarana 3. Advokasi untuk
pengelolaan obat masih pengadaan tenaga
kurang farmasi

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman

Tabel 4.15.
Strategi Pencapaian Indikator Sasaran Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan
makanan bermutu, bermanfaat, dan aman

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH

Sediaan farmasi, Persentase 1. Meningkatkan 1.Meningkatkan


alkes, dan sediaan farmasi, kerjasama dengan kerjasama dengan
makanan alat kesehatan institusi institusi pendidikan,
bermutu, dan makanan pendidikan, organisasi profesi dan
bermanfaat, dan yang dinilai organisasi profesi lintas sektor terkait
aman memenuhi syarat dan asosiasi untuk mengadvokasi
2. Meningkatkan terbitnya kebijakan-
koordinasi dengan kebijakan yang
Balai Besar POM mendukung program
3. Meningkakan kefarmasian dan
kualitas sarana anggaran obat
kefarmasian dan
alat kesehatan 2.Meningkatkan kualitas
melalui pembinaan SDM farmasi dalam
dan pengendalian mengoptimalkan
4. Memperketat sumber daya yang ada
pengawasan dan untuk meningkatkan
pengendalian pelayanan kefarmasian
terhadap produk-
produk sediaan 3.Meningkatkan
farmasi, alat kerjasama lintas
kesehatan dan program dan sektor

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 104


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
makanan yang dalam hal pengawasan
beredar dan pengendalian
5. Pembatasan jenis produk sediaan farmasi,
produk yang alat kesehatan dan
dibutuhkan di makanan
sektor pelayanan
6. Memperketat 4. Meningkatkan
persyaratan kerjasama dengan
perijinan sarana institusi pendidikan,
produksi dan organisasi profesi,
distribusi Asosiasi dan lintas
kefarmasian, alat sektor terkait untuk
kesehatan dan meningkatkan kualitas
makanan SDM
7. Meningkatkan
kerjasama dengan 5. Memperketat
institusi pengawasan dan
pendidikan, pengendalian terhadap
organisasi profesi produk-produk sediaan
dan lintas sektor farmasi, alat kesehatan
terkait untuk dan makanan yang
meningkatkan beredar
kualitas SDM
8. Meningkatkan 6 Meningkakan kualitas
kerjasama dengan sarana kefarmasian
institusi dan alat kesehatan
pendidikan, melalui pembinaan dan
organisasi profesi pengendalian
dan lintas sektor
terkait untuk 7. Meningkatkan dan
mengadvokasi mengembangkan bahan
terbitnya kebijakan- alam untuk sediaan
kebijakan yang farmasi yang berkualitas
mendukung
program
kefarmasian
9. Advokasi untuk
pengadaan tenaga
farmasi
10. Meningkatkan
kualitas SDM
farmasi dalam
mengoptimalkan
sumber daya yang
ada untuk
meningkatkan
pelayanan
kefarmasian
11. Meningkatkan
kerjasama lintas
program dan sektor
dalam hal
pengawasan sedan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 105


SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
pengendalian
produk sediaan
farmasi, alat
kesehatan dan
makanan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 106


Tabel 4.16.
Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Sasaran
Terwujudnya Sumber Daya Kesehatan yang memadai

PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)


1. Ada 10 fakultas kedokteran 1. Sertifikasi kompetensi
(2 diantaranya mendidik diterbitkan oleh institusi
dokter spesialis), 83 D3 pendidikan sendiri
kebidanan, 12 D4 2. Penyebaran RS swasta
kebidanan, 46 S1 tidak merata hanya
FAKTOR kebidanan, 46 s1 menumpuk di 4 kab/kota
EKSTERNAL keperawatan, 55 D3 3. Penyebaran dokter
keperawatan spesialis kandungan dan
2. Adanya Uji Kompetensi Exit dokter spesialis anak
Exam bagi calon lulusan menumpuk di 4 kab/kota
intitusi pendidikan tinggi 4. Pengaturan penempatan
kesehatan (khususnya tenaga kesehatan di
Kebidanan dan Kab/Kota seringkali tidak
Keperawatan) sesuai dengan tupoksinya
3. Adanya Program PPDSBK 5. Alokasi Anggaran
4. Adanya jaminan Pemerintah Provinsi dan
pembiayaan kesehatan Kab/Kota masih belum
5. Dukungan Organisasi memenuhi standar
Profesi terhadap 6. Pemerintah Daerah
peningkatan pengetahuan Kab/Kota masih
dan keterampilan tenaga menganggap pendapatan
FAKTOR kesehatan melalui Puskesmas dan RS
INTERNAL pelatihan teknis sebagai PAD, sehingga
6. Hubungan yang harmonis pelayanan habis
dengan Organisasi Profesi mengarah ke kuratif dari
7. Adanya dukungan dari LSM pada preventif dan
dan dunia usaha promotif
8. Alokasi minimal besaran 7. Kebijakan pengelolaan
anggaran kesehatan keuangan daerah kurang
ditentukan dalam UU mendukung puskesmas
Kesehatan yang belum BLUD
9. Adanya Komitmen Nasional 8. Masyarakat belum
Jaminan kesehatan sesuai memahami manfaat JKN
UU SJSN sehingga enggan
10.Dukungan politik membayar iuran kecuali
Pemerintah Povinsi dan dalam kondisi sakit parah
Kab/Kota untuk menjamin 9. Rumah sakit belum
masyarakat terutama memahami pembayaran
maskin dan tidak mampu tarif paket Ina - CBGs,
msh ada yang menarik iur
biaya dari pasien
10. Laporan klaim dan
pemanfaatan pelayanan
tidak tepat waktu, sulit
untuk memprediksi
kecukupan dana
11. Kemampuan petugas
tentang pembiayaan dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 107


jaminan kesehatan masih
kurang
12. Kemampuan petugas
untuk pengelolaan
keuangan puskesmas
non BLUD kurang

KEKUATAN (STRENGTHS) ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (WO)


1. Tersusunnya Perda 1. Penguatan sistem 1. Mengadvokasi
tentang Tenaga informasi perencanaan pemerintah Kab/kota
Kesehatan di Jawa nakes untuk mengadopsi
Timur 2. Melakukan kerjasama Perda Tenaga
2. Proporsi dr.SpOG adalah dalam hal pelaksanaan Kesehatan di setiap
0,89/100 ribu pelatihan teknis kebijakannya yang
penduduk tenaga kesehatan terkait dengan
3. Proporsi dr. SpA adalah dengan Organisasi pengaturan tenaga
0,65/100 ribu Profesi kesehatan di wilayahnya
penduduk 3. Menempatkan residen 2. Sosialisasi
4. Proporsi dokter umum PPDSBK di RS 3. Peningkatan kapasitas
adalah 20,5/100 ribu Kab/Kota yang petugas
penduduk membutuhkan Dinkes/RS/Puskesmas
5. Proporsi bidan adalah 4. Advokasi kepada 4. Peningkatan sarana dan
40,5/100 ribu Pemerintah Daerah prasarana fasilitas
penduduk dan swasta kesehatan sesuai
6. Memiliki 2 institusi 5. Koordinasi dengan standar
pendidikan tinggi pelaksanaan jaminan 5. Evaluasi kecukupan dan
kesehatan (AKZI kesehatan Pusat, pemanfaatan dana di
Surabaya dan Akper Pemerintah provinsi Dinkes dan fasilitas
Soedono Madiun) Dinkes, provider, kesehatan
7. Adanya Perda, Pergub Organisasi Profesi dan
Jamkesda dan adanya masyarakat
Perjanjian Kerjasama
6. Kerjasama yang baik
Jamkesda antara
antara fasilitas
Gubernur dan Walikota/
kesehatan dan BPJS
Bupati
sesuai Peraturan yang
8. Adanya anggaran untuk
berlaku
biaya pelayanan dan
pembayaran premi dari
APBD Prov/Kab/Kota
9. Adanya Tim koordinasi
pelaksanaan JKN Prov.
Jatim dan Kab./Kota
10. Memiliki Jaringan
fasilitas kesehatan
dasar dan lanjutan
pemerintah dan swasta
yang telah bekerjasama
dengan BPJS

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 108


KELEMAHAN (WEAKNESS) ALTERNATIF STRATEGI (ST) ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Tingkat kelulusan uji 1. Meningkatkan koordinasi 1. Mengadvokasi institusi
kompetensi exit exam dengan fakultas pendidikan tinggi
bagi Bidan, Perawat, kedokteran untuk kesehatan untuk
dan Ners th 2013 masih memenuhi tenaga meningkatkan kualitas
relatif rendah (68,97%) kesehatan yang lulusannya sesuai
2. 12 RSUD tidak memiliki kompeten (dokter umum, dengan standar
dokter spesialis anak SpOG,Sp.A) 2. Pemberian insentif
3. 5 RSUD tidak memiliki 2. Meningkatkan koordinasi petugas yang
dokter spesialis obsgyn dengan Institusi pelaksanaan kegitanan
4. Dari 24 RSUD Kelas b, pendidikan tinggi preventif, promotif
hanya 2 RSUD yang khususnya Kebidanan 3. Peningkatan
memenuhi standar untuk meningkatkan kemampuan tenaga
tenaga medis sesuai kompetensinya dalam perencanaan
permenkes 340 menghasilkan tenaga pembiayaan kesehata
5. Dinas Kesehatan tidak bidan yang siap pakai
dapat lagi ikut serta 3. Menghitung pembiayaan
membina institusi kesehatan daerah
pendidikan tinggi 4. Penguatan kapasitas
kesehatan petugas dalam
6. Kurangnya dana untuk penyelenggraan JKN
operasional kegiatan terutama dalam aspek
pembiayaan dan pembiayaan
jaminan kesehatan
7. Merupakan Program
baru kebijakan belum
tersosialisasi dengan
baik dan berubah-ubah
8. Petugas di Puskesmas
dan Pejabat Pemda
Kab/Kota kurang
memahami pembayaran
kapitasi.
9. Petugas RS belum
memahami mekanisme
pembayaran klaim
10. Pemanfaatan dana lebih
banyak untuk biaya
pelayanan kuratif dari
pada preventif/promotif
11. Realisasi Dana lebih
untuk biaya tidak
langsung dari pada
biaya langsung ke
masyarakat.
12. Sosialisasi ke
masyarakat

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Sumber daya kesehatan yang memadai

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 109


Tabel 4.17.
Strategi Pencapaian Indikator Sasaran
Sumber daya kesehatan yang memadai

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH


Sumber daya 1. Rasio dokter 1. Penguatan 1. Penguatan sistem
kesehatan yang spesialis sistem informasi informasi
memadai, kandungan perencanaan perencanaan
proporsional, terhadap jumlah nakes nakes
dan handal penduduk 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
koordinasi koordinasi dengan
2. Ratio dokter dengan fakultas fakultas
spesialis anak kedokteran kedokteran untuk
terhadap jumlah untuk memenuhi memenuhi tenaga
penduduk tenaga kesehatan yang
kesehatan yang kompeten (dokter
3. Ratio dokter kompeten umum, SpOG,Sp.A)
umum terhadap (dokter umum, 3. Menempatkan
jumlah penduduk SpOG,Sp.A) residen PPDSBK di
3. Menempatkan RS Kab/Kota
4.Ratio Bidan residen PPDSBK 4. Meningkatkan
terhadap jumlah di RS Kab/Kota koordinasi dengan
penduduk 4. Meningkatkan Institusi
koordinasi pendidikan tinggi
5. Ratio Perawat dengan Institusi khususnya
terhadap jumlah pendidikan Kebidanan untuk
penduduk tinggi khususnya peningkatan
6. Ratio Nutrisionis Kebidanan kompetensi
terhadap jumlah untuk menghasilkan
penduduk peningkatan tenaga bidan yang
7. Persentase kompetensi siap pakai
pembiayaan menghasilkan 5. Advokasi kepada
kesehatan yang tenaga bidan Pemda dan swasta
memenuhi yang siap pakai terkait dengan
standar pembiayaan
kesehatan
program
kesehatan
6. Peningkatan
kapasitas petugas
dalam pembiayaan
kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 110


Tabel 4.18. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset,
perencanaan dan evaluasi

PELUANG (OPPORTUNITIES) TANTANGAN (THREATS)


1. Peraturan keuangan, 1. Belum semua
aset, perencanaan dan kabupaten/kota
evaluasi sudah tersedia memanfaatkan sistem
2. Tersedianya Pokja Unit informasi yang
Layanan pengadaan terintegrasi (masih
FAKTOR (ULP) manual)
EKSTERNAL 3. Kewajban untuk 2. Inkonsistensi dalam
memenuhi Good and perencanaan
Clean Government
(WTP, WBK, WBBM)
4. Penilaian kinerja
pemerintahan (LAKIP,
FAKTOR LPPD)
INTERNAL 5. Penilaian Budaya Kerja
dan PPID
KEKUATAN (STRENGTHS) ALTERNATIF STRATEGI (SO) ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Adanya SOP 1. Optimalisasi 1. Menguatkan sistem
2. Tersedianya data yang pelaksanaan peraturan informasi terintegrasi
up to date dan pemenuhan dan fasilitasi ke
3. Komitmen untuk kewajiban dalam rangka kabupaten/kota dalam
mencapai target Good Government manajemen data,
perencanaan dan
4. Adanya Tim SPIP, evaluasi
PPID, Kelompok
Budaya Kerja,
Perencana Internal,
Manajemen Data
KELEMAHAN (WEAKNESS) ALTERNATIF STRATEGI (WO) ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Kurangnya koordinasi 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan kapasitas
2. Data inventaris aset koordinasi dalam tenaga dalam bidang
belum akurat manajemen keuangan, aset, keuangan,
3. Jumlah tenaga yang aset, perencanaan dan perencanaan dan
kompeten terbatas evaluasi evaluasi.

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran Tertib administrasi dan manajemen keuangan dan aset adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.19. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran
Tertib administrasi dan manajemen keuangan dan aset

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH


Tertib administrasi Persentase 1. Optimalisasi 1. Meningkatkan
dan manajemen Temuan Laporan pelaksanaan koordinasi
keuangan dan aset Hasil peraturan dan pelaksanaan
Pemerikasaan pemenuhan kegiatan sesuai
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 111
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
(LHP) atas kewajiban dalam peraturan dalam
penggunaan rangka Good rangka Good and
anggaran Government Clean Governance
keuangan dan aset 2. Menguatkan 2. Menguatkan
yang ditindaklanjuti sistem informasi sistem informasi
terintegrasi dan terintegrasi dan
fasilitasi ke fasilitasi ke
kabupaten/kota kab/kota dalam
dalam manajemen data,
manajemen data, perencanaan dan
perencanaan dan evaluasi
evaluasi 3.
3. Meningkatkan
koordinasi dalam
manajemen
keuangan, aset,
perencanaan dan
evaluasi
4. Meningkatkan
kapasitas tenaga
dalam bidang
aset, keuangan,
perencanaan dan
evaluasi.

Dari analisis SWOT, terpilih strategi yang prioritas untuk mencapai indikator sasaran,
yaitu seperti terlihat dalam tabel 4.20.

Tabel 4.20.
Strategi Terpilih

INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGI
SASARAN
1 Masyarakat yang 1. Meningkatnya Desa 1. Meningkatkan peran serta
mandiri dan hidup Siaga Aktif PURI dan kesadaran masyarakat
sehat melalui kemitraan dengan
Organisasi
kemasyarakatan, Profesi,
LSM dan dunia usaha
serta koordinasi lintas
sektor
2 Meningkatnya Upaya 1. Meningkatnya Angka 1. Penguatan advokasi ke
Pelayanan kesehatan Harapan Hidup (AHH) Pemda dalam Penurunan
yang bermutu dan 2. Menurunnya Angka AKI dan AKB, Peningkatan
terjangkau bagi Kematian Ibu (AKI) Kualitas Fasilitas
masyarakat 3. Menurunnya Angka pelayanan kesehatan serta
Kematian Bayi (AKB) Penangan kesehatan jiwa
4. Meningkatnya 2. Meningkatkan kemitraan
Fasilitas Kesehatan dan kerjasama dengan
Dasar sesuai standar organisasi profesi, institusi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 112


INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGI
SASARAN
5. Meningkatnya pendidikan dan lintas
Fasilitas Kesehatan sektor
Rujukan sesuai 3. Meningkatkan
standar pemberdayaan masyarakat
6. Menurunnya Kasus dalam penurunan AKI dan
Pemasungan AKB, penanganan masalah
kesehatan jiwa serta
kesehatan lansia
4. Peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan dalam
pelayanan kesehatan
dasar, rujukan, kesga serta
kesehatan khusus
5. Pengembangan dan
penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dalam
regionalisasi sistem
rujukan
3 Meningkatnya Upaya Menurunnya Persentase 1. Akselerasi perbaikan gizi
Penanggulangan balita gizi buruk pada 1000 Hari Pertama
masalah gizi yang Kehidupan dalam rangka
optimal pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk
dan stunting.
2. Meningkatkan jumlah
nutrisionis melalui
peningkatan status
Puskesmas menjadi BLUD

4 Meningkatnya Upaya 1. Menurunnya KLB 1. Penguatan kepemilikan


Pengendalian penyakit 2. Menurunnya Penyakit program di tingkat
dan masalah Tidak menular kabupaten kota melalui
kesehatan akibat advokasi komunikasi dan
bencana mobilisasi sosial
2. Optimalisasi tata laksana
penyakit menular , tidak
menular disemua jenjang
pelayanan kesehatan
3. Penguatan dukungan
masyarakat sipil dalam
pengendalian penyakit
4. Penguatan Manajemen
Bencana dan Surveilans
Epidemiologi
5. Peningkatan kapasitas
tenaga teknis program
melalui pelatihan yang
bermutu yang dikelola
oleh lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 113
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGI
SASARAN
6. Membuat upaya inovatif
dalam pengendalian
penyakit dan
penanggulangan
masalah kesehatan
dengan melibatkan
kalangan akademisi dan
lembaga riset kesehatan
5 Meningkatnya Akses 1. Persentase akses air 1. Meningkatkan kegiatan
pada lingkungan yang minum berkualitas pemberdayaan masyarakat
sehat 2. Persentase akses dengan metode pemicuan,
sanitasi dasar (jamban termasuk membangkitkan
sehat) gerakan Gotong Royong
2. Meningkatkan kerjasama
lintas sektor, upaya
pembentukan jejaring
termasuk meningkatkan
peran Pokja AMPL/Pokja
Sanitasi, dan Tim Pembina
Teknis Kota Sehat
3. Menggalakkan
pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan semua
stakeholder dan intervensi
lainnya
4. Memanfaatkan event Kota
Sehat dalam rangka
memperbaiki kondisi
sanitasi dan perilaku
masyarakat
6 Meningkatnya Sediaan Meningkatnya persentase 1. Meningkatkan kerjasama
farmasi, alkes, dan sediaan farmasi, alat dengan institusi
makanan bermutu, kesehatan dan makanan pendidikan, organisasi
bermanfaat, dan aman yang dinilai memenuhi profesi dan lintas sektor
syarat terkait untuk
mengadvokasi terbitnya
kebijakan-kebijakan yang
mendukung program
kefarmasian dan anggaran
obat
2. Meningkatkan kualitas
SDM farmasi dalam
mengoptimalkan sumber
daya yang ada untuk
meningkatkan pelayanan
kefarmasian
3. Meningkatkan kerjasama
lintas program dan sektor
dalam hal pengawasan
dan pengendalian produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 114
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGI
SASARAN
4. Meningkatkan kerjasama
dengan institusi
pendidikan, organisasi
profesi, Asosiasi dan lintas
sektor terkait untuk
meningkatkan kualitas
SDM
5. Memperketat pengawasan
dan pengendalian
terhadap produk-produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
yang beredar
6. Meningkakan kualitas
sarana kefarmasian dan
alat kesehatan melalui
pembinaan dan
pengendalian
7. Meningkatkan dan
mengembangkan bahan
alam untuk sediaan
farmasi yang berkualitas

7 Terwujudnya sumber Terpenuhinya Rasio 1. Penguatan sistem


daya kesehatan yang tenaga kesehatan informasi perencanaan
memadai strategis terhadap jumlah nakes
penduduk 2. Meningkatkan koordinasi
dengan fakultas
kedokteran untuk
memenuhi tenaga
kesehatan yang kompeten
(dokter umum, SpOG,Sp.A)
3. Menempatkan residen
PPDSBK di RS Kab/Kota
4. Meningkatkan koordinasi
dengan Institusi
pendidikan tinggi
khususnya Kebidanan
untuk peningkatan
kompetensi menghasilkan
tenaga bidan yang siap
pakai
8 Meningkatnya Persentase kecukupan 1. Advokasi kepada Pemda
pembiayaan kesehatan pembiayaan kesehatan dan swasta terkait dengan
sesuai standar pembiayaan kesehatan
program kesehatan
2. Peningkatan kapasitas
petugas dalam pembiayaan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 115


INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN STRATEGI
SASARAN
9 Meningkatnya Persentase Temuan 1. Meningkatkan koordinasi
manajemen kesehatan Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan
yang bersih untuk Pemerikasaan (LHP) atas sesuai peraturan dalam
menunjang program penggunaan anggaran rangka Good and Clean
kesehatan keuangan dan aset yang Governance
ditindaklanjuti 2. Menguatkan sistem
informasi terintegrasi dan
fasilitasi ke
kabupaten/kota dalam
manajemen data,
perencanaan dan evaluasi

Tabel 4.21
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

VISI : MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT


MISI I : Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Meningkatkan Masyarakat yang Meningkatkan peran 1. Pembangunan
kemandirian mandiri dan hidup serta dan kesadaran berwawasan
masyarakat sehat masyarakat melalui kesehatan
untuk hidup kemitraan dengan 2. Koordinasi Lintas
sehat Organisasi Program dan Lintas
kemasyarakatan, Sektor dalam
Profesi, LSM dan pelaksanaan PHBS
dunia usaha serta 3. Pengembangan
koordinasi lintas Upaya Kesehatan
sektor Berbasis
Masyarakat (UKBM
MISI II : Mewujudkan, memeliharadan meningkatkan yankes yang bermutu, merata
dan terjangkau
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Optimalisasi Meningkatnya Upaya 1. Penguatan advokasi 1. Peningkatan
upaya Pelayanan kesehatan ke Pemda dalam pelayanan
kesehatan yang bermutu dan Penurunan AKI dan kesehatan ibu,
secara terjangkau bagi AKB, Peningkatan KB, bayi, remaja
sinergis, masyarakat Kualitas Fasilitas dan lansia
menyeluruh, pelayanan 2. Peningkatan
terpadu, kesehatan serta aksesibilits dan
berkelanjuta Penangan kesehatan kualitas
n, terjangkau jiwa pelayanan
dan bermutu 2. Meningkatkan kesehatan di
bagi kemitraan dan Fasilitas
masyarakat kerjasama dengan Kesehatan Dasar
organisasi profesi, dan Rujukan
institusi pendidikan 3. Penanganan
dan lintas sektor masalah
3. Meningkatkan kesehatan jiwa
pemberdayaan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 116


masyarakat dalam
penurunan AKI dan
AKB, penanganan
masalah kesehatan
jiwa serta kesehatan
lansia
4. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pelayanan
kesehatan dasar,
rujukan, kesga serta
kesehatan khusus
5. Pengembangan dan
penguatan fasilitas
pelayanan
kesehatan dasar,
rujukan dalam
regionalisasi sistem
rujukan

MISI III : Mewujudkan upaya pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan dan


penanggulangan masalah kesehatan

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Optimalisasi Meningkatnya Upaya .1. Akselerasi perbaikan Penanganan


penanggulang Penanggulangan gizi pada 1000 Hari masalah gizi kurang
an masalah masalah gizi yang Pertama Kehidupan dan gizi buruk pada
gizi optimal dalam rangka bayi, anak balita,ibu
pencegahan dan hamil dan menyusui
penanggulangan gizi
buruk dan stunting.
3. Meningkatkan jumlah
nutrisionis melalui
peningkatan status
Puskesmas menjadi
BLUD

Optimalisasi Meningkatnya Upaya 1. Penguatan a. Mengacu pada


upaya Pengendalian penyakit kepemilikan UU No. 36 tahun
pengendalian dan masalah kesehatan program di tingkat 2009 tentang
penyakit dan akibat bencana kabupaten kota Kesehatan
masalah melalui advokasi b. Mengacu pada
kesehatan komunikasi dan kebijakan
akibat mobilisasi sosial Nasional
bencana 2. Optimalisasi tata Program-program
laksana penyakit Pengendalian
menular , tidak Penyakit (menular
menular disemua dan tidak
jenjang pelayanan menular), Gizi,
kesehatan Penyehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 117


3. Penguatan dukungan Lingkungan dan
masyarakat sipil dalam Bencana
pengendalian penyakit
4. Penguatan
Manajemen
Bencana dan
Surveilans
Epidemiologi
5. Peningkatan
kapasitas tenaga
teknis program
melalui pelatihan
yang bermutu yang
dikelola oleh
lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
6. Membuat upaya
inovatif dalam
pengendalian
penyakit dan
penanggulangan
masalah kesehatan
dengan melibatkan
kalangan akademisi
dan lembaga riset
kesehatan

Meningkatkan 1. Persentase akses air 1. Meningkatkan 1. Peningkatan


akses pada minum kegiatan akses Lingkungan
lingkungan berkualitas pemberdayaan Sehat melalui
yang sehat 2. Persentase aks es masyarakat dengan pemberdayaan
sanitasi dasar metode pemicuan, masyarakat
(jamban sehat) termasuk
membangkitkan 2. Peningkatn peran
gerakan Gotong lintas sektor
Royong dalam
2. Meningkatkan mendukung akses
kerjasama lintas lingkungan sehat
sektor, upaya
pembentukan jejaring
termasuk
meningkatkan peran
Pokja AMPL/ Pokja
Sanitasi, dan Tim
Pembina Teknis Kota
Sehat
3. Menggalakkan
pemberdayaan
masyarakat dengan
melibatkan semua
stakeholder dan
intervensi lainnya

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 118


4. Memanfaatkan event
Kota Sehat dalam
rangka memperbaiki
kondisi sanitasi dan
perilaku masyarakat

MISI IV : Mendayagunakan sumber daya kesehatan

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN


Optimalisasi Meningkatnya Sediaan 1. Meningkatkan Peningkatan Sediaan
ketersediaan, farmasi, alkes, dan kerjasama dengan farmasi, alat
mutu, makanan bermutu, institusi pendidikan, kesehatan dan
manfaat, dan bermanfaat, dan aman organisasi profesi dan makanan memenuhi
keamanan lintas sektor terkait syarat untuk
sediaan untuk mengadvokasi mencukupi
farmasi, terbitnya kebijakan- kebutuhan pelayanan
alkes, dan kebijakan yang kesehatan yang
makan mendukung program berorientasi patient
kefarmasian dan safety
anggaran obat
2. Meningkatkan
kualitas SDM
farmasi dalam
mengoptimalkan
sumber daya yang
ada untuk
meningkatkan
pelayanan
kefarmasian
3. Meningkatkan
kerjasama lintas
program dan sektor
dalam hal
pengawasan dan
pengendalian produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan
makanan
4. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi pendidikan,
organisasi profesi,
Asosiasi dan lintas
sektor terkait untuk
meningkatkan
kualitas SDM
5. Meningkatkan dan
mengembangkan
bahan alam untuk
sediaan farmasi yang
berkualitas

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 119


Meningkatkan Terwujudnya Sumber 1. Penguatan sistem 1. Pendistribusian
jumlah, jenis, daya kesehatan yang informasi perencana tenaga kesehatan
mutu, memadai, proporsional, an nakes di rumah sakit,
pemerataan dan handal 2. Meningkatkan balai kesehatan,
dan koordinasi dengan puskesmas dan
pengambanga fakultas kedokteran jaringannya
n sumber untuk memenuhi 2 .Pendayagunaan
daya tenaga kesehatan tenaga kesehatan
kesehatan yang kompeten (dokter yang kompeten
umum, SpOG,Sp.A) sesuai kebutuhan
3. Menempatkan penataan
residen PPDSBK di RS 3. Pembuatan
Kab/Kota regulasi penataan
4. Meningkatkan tenaga kesehatan
koordinasi dengan
Institusi pendidikan
tinggi khususnya
Kebidanan untuk
peningkatan kompetensi
menghasilkan tenaga
bidan yang siap pakai
5. Advokasi kepada
Pemda dan swasta
terkait dengan
pembiayaan
kesehatan program
kesehatan
6. Peningkatan
kapasitas petugas
dalam pembiayaan
Pembiayaan Meningkatnya 1. Advokasi kepada 1. Peningkataan
Kesehatan pembiayaan kesehatan Pemda dan swasta pembiayaan
dengan terkait dengan kesehatan
jumlah pembiayaan provinsi/kab/kota
mencukupi kesehatan program melalui DHA
yang kesehatan 2. Pemberdayaan
teralokasi 2. Peningkatan masyarakat
secara adil kapasitas petugas /swasta dalam
dalam pembiayaan jaminan
kesehatan kesehatan
3. Perbaikan sistem
pencatatan
pembiayaan
kesehatan
4. jaminan kesehatan
kepada masyarakat
dan organisasi
masyarakat
5. Peningkatan kegitan
evaluasi
pelaksanaan
jaminan kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 120


MISI V : Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih

Optimalisasi Terwujudnya Tertib Meningkatkan 1. Peningkatan


manajemen adminstrasi dan koordinasi manajemen
kesehatan manajemen keuangan , pelaksanaan kegiatan kesehatan yang
untuk aset , perencanaan dan sesuai peraturan bersih dan
menunjang evaluasi dalam rangka Good bertanggungjawa
program and Clean b
kesehatan Governance 2. Pengembangan
Regulasi Bidang
Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 121


BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,
DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berdasarkan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan yang
telah dirumuskan maka Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur tahun 2014-2019 dijabarkan sebagai berikut :
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari 3 Kegiatan
yaitu :
a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
b) Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat)
c) Pengembangan posyandu dan Desa Siaga
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, terdiri dari 8 kegiatan yaitu :
a) Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila
b) Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
beserta jaringannya
c) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra
sekolah
d) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
e) Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes), dari hanya
melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa
f) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga, Batra dan
Kesehatan Kerja)
g) Peningkatan Mutu Pelayanan dan Jangkauan Kesehatan Penunjang
(Laboratorium, Darah, Radiomedik, Bengkel Alkes)
h) Peningkatan Kesehatan Penduduk Miskin, Daerah Terpencil dan Tertinggal di
Puskesmas dan Jaringannya
3. Program Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari 2 kegiatan yaitu :
a) Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS
b) Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di RSU
dan RS khusus
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 122
b) Pemberdayaan masyarakat Untuk pencapaian keluarga sadar gizi
c) Penyelidikan surveillans untuk kewaspadaan pangan dan gizi
5. Program Pengendalian Penyakit, terdiri dari 12 kegiatan yaitu :
a) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata Laksana Penderita
b) Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Pengamatan Penyakit serta
Penanggulangan KLB
c) Pengendalian Penyakit Kusta dan Frambusia
d) Pengendalian Penyakit TBC (Tuberkulosis)
e) Pengendalian HIV/AIDs
f) Pengendalian Penyakit Malaria
g) Pengendalian Penyakit PES
h) Pencegahan DBD (Demam Berdarah)
i) Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah
j) Peningkatan Imunisasi
k) Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)
l) Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)
m) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana
6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
a) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory
b) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
c) Penyehatan Lingkungan
d) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat
7. Program Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Pengamanan Makanan, terdiri dari 9
kegiatan yaitu :
a) Upaya penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
b) Peningkataan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
c) Peningkatan mutu Penggunaan obat
d) Upaya Pengembangan Pemanfaatan Bahan Alam Indonesia dalam bentuk obat
tradisional dan kosmetika
e) Peningkatan mutu dan keamanan makanan
f) Peningkatan dan Pengembangan Balai Materia Medika Batu
g) Pencegahan Penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya
(Napza)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 123


h) Peningkatan kualitas produk alat kesehatan
i) Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium
8. Program Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a) Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta
Rumah Sakit
b) Penempatan, pengembangan dan pemenuhan tenaga kesehatan di tempat
pelayanan (puskesmas, rumah sakit dan jaringannya)
c) Peningkatan Profesionalisme dan pengembangan karir tenaga kesehatan
d) Peningkatan Pembiayaan Kesehatan.
9. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, yang terdiri dari
kegiatan yaitu :
a) Pengembangan dan fasilitasi Program Kesehatan
b) Pengembangan manajemen perencanaan dalam bidang kesehatan
c) Kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam bidang kesehatan
d) Peningkatan manajemen dan fungsi kelembagaan UPT
10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 1 kegiatan yaitu:
a) Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
a) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana
b) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana
c) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Prasarana
d) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Prasarana
12. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah, terdiri dari 2
kegiatan yaitu :
a) Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
b) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
13. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan
Pemerintahan, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a) Penyusunan Dokumen Perencanaan
b) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran
c) Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem
Informasi Data

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 124


Rencana Program dan Kegiatan diatas disertai indikator kinerja, kelompok sasaran,
serta pendanaan indikatifnya. Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
merupakan program prioritas RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran beserta pendanaan


indikatif dimaksud sebagaimana diuraikan pada tabel 5.1. (excel)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 125


Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif

Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Meningkatkan Masyarak Persentase 1.02.19 Program Promosi Pagu Indikatif Program: 4,540,000,000 4,994,000,000 5,493,400,000 6,042,740,000 6,647,014,000
kemandirian at yang Desa Siaga Kesehatan dan Persentase Desa Siaga (Desi) 60% 64% 68% 70% - 72% - 74% -
masyarakat mandiri aktif berstrata Pemberdayaan Aktif Purnama Mandiri (PURI)
Masyarakat Dinkes
untuk hidup dan hidup PURI
sehat sehat Persentase rumah tangga 46% 50% 53% 56% - 59% - 62% -
sehat Dinkes
Persentase posyandu PURI 38% 41% 43% - 45% - 47% - 49% -
yang menjadi taman
posyandu Dinkes
1.02.19.001 Pengembangan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,934,250,000 2,127,675,000 2,340,442,500 2,574,486,750 2,831,935,425
media promosi dan Jumlah jenis media promosi 9 9 9 - 9 - 9 - 9 -
informasi sadar program prioritas yang di
hidup sehat hasilkan
100% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase program prioritas
yang disosialisasikan elalui
media
1.02.19.013 Pengembangan Pagu Indikatif Kegiatan: 605,750,000 666,325,000 732,957,500 806,253,250 886,878,575
UKBM (Upaya Jumlah UKBM yang dibina 98 111 198 - 298 - 397 - 496 -
Kesehatan Persentase UKBM yang dibina 0.54% 1% - 2% - 3% - 4% - 5% -
Bersumber
1.02.19.015 Masyarakat)
Pengembangan Pagu Indikatif Kegiatan: 2,000,000,000 12.602 12.804
2,200,000,000 2,420,000,000 13.004 2,662,000,000 2,928,200,000
posyandu dan Desa Jumlah posyandu PURI yang 10.912 12.40 12.602 - 12.804 - 13.004 - -
Siaga dibina 4
Jumlah desa siaga aktif 0 101 201 302 403 504
madya yang dibina
Outcome Kegiatan:
Persentase posyandu PURI 38% 41% - 43% - 45% - 47% - 49% -
yang dibina
Persentase Desa Siaga aktif 0 4% 8% - 12% - 16% - 20% -
Madya yang dibina
Optimalisasi Meningkat 1 Angka 1.02.16 Program Upaya Pagu Indikatif Program: 6,265,700,000 6,892,270,000 7,581,497,000 8,339,646,700 9,173,611,370
upaya nya Upaya Kematian Ibu Kesehatan
kesehatan Pelayanan 3 Persentase Masyarakat Persentase Puskesmas yang 9% 15% 20% 1,056,000,000 25% 1,161,600,000 30% 1,277,760,000 >35% 1,405,536,000
secara kesehatan Fasilitas terakreditasi
sinergis, yang Kesehatan
menyeluruh, bermutu Dasar sesuai
terpadu, dan standar Dinkes
berkelanjutan, terjangka 4 Persentase Persentase Ponkesdes sesuai 44% 46% 48% - 50% - 52% - >52% -
terjangkau u bagi Fasilitas standar
dan bermutu masyarak Kesehatan Dinkes
bagi at 5 Persentase Cakupan Pelayanan 64% 65% 66% - 67% - 68% - >68% -
masyarakat kasus Kesehatan Remaja
pemasungan Dinkes
Cakupan pelayanan 53% 54% 55% - 56% - 57% - 58% -
kesehatan USILA Dinkes
Cakupan Peserta KB Aktif 66% 67% 68% - 69% - 70% - >70% - Dinkes
Cakupan Pertolongan 93% 94% 95% - 96% - 97% - >97% -
Persalinan Oleh Nakes Dinkes
Cakupan Pelayanan Bayi 95% 95% 96% - 96% - 97% - >97% - Dinkes
Persentase Kasus Pasung 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
ditangani Dinkes
dan bermutu masyarak
bagi at
masyarakat
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

1.02.16.021 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000
kesehatan anak, Jumlah Nakes yang terlatih 10 10 10 10 10 10
remaja dan usila Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja
Jumlah Tim Pembina UKS 2% 10% 10% 12% 12% 14%
yang aktif Dinkes
Puskesmas yang 29% 29% 29% 29% 29% 29%
melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja Dinkes
Jumlah Nakes yang terlatih 5 5Puske 5 5 5 5
pelayanan kesehatan lansia Puskesma smas Puskes Puskes Puskes Puskes
s mas mas mas mas
Persentase sekolah yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
melaksanakan program UKS
Dinkes
Persentase Puskesmas 5% 6% 7% - 7% - 8% - 8% -
santun lansia
1.02.16.023 Peningkatan mutu Pagu Indikatif Kegiatan: 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000 1,610,510,000
dan jangkauan Jumlah Puskesmas yang 150 Pusk 200 300 400 500 600
pelayanan terakreditasi pusk pusk Pusk Pusk Pusk
kesehatan dasar di Jumlah Puskesmas PONED 100 Pusk 125 150 175 200 225
Puskesmas beserta
yang aktif Pusk Pusk Pusk Pusk Pusk
jaringannya
Jumlah Puskesmas dengan 150 Pusk 200 300 400 500 600
pelayanan gawat darurat Pusk Pusk Pusk Pusk Pusk
sesuai standar
Outcome Kegiatan:
Persentase Puskesmas dan 9% 15% 20% - 25% - 30% - >35% -
jaringannya yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar
1.02.16.037 Peningkatan kualitas Pagu Indikatif Kegiatan: 2,000,000,000 2,200,000,000 2,420,000,000 2,662,000,000 2,928,200,000
pelayanan Jumlah kemitraan dalam 6 6 6 6 6 6
kesehatan ibu, bayi, peningkatan pelayanan ANC
balita dan anak pra berkualitas
sekolah Jenis data kesehatan ibu, 7 7 7 7 7 7
bayi, balita dan anak
prasekolah
Jumlah forum PENAKIB yang 3 6 8 10 12
terbentuk tk kab/kota
Jumlah kemitraan dalam 2 2 2 2 2
peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan bayi
Persentase ibu hamil yang 86% 87% 88% - 89% - 90% - 90% -
mendapatkan pelayanan ANC
berkualitas
Persentase bayi yang 97% 97% 97% 98.00% 98.00% 98%
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas

1.02.16.038 Peningkatan Mutu Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Pelayanan Jumlah tenaga kesehatan 20 orang 20 20 20 20 20
Kesehatan terlatih CTU orang orang orang orang orang
Reproduksi dan
Keluarga Berencana
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab
1.02.16.038 Peningkatan Mutu
Pelayanan
1 2 3 4 Kesehatan5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Reproduksi dan Jumlah tenaga kesehatan 20 orang 20 20 20 20 20
Keluarga Berencana
terlatih APBK orang orang orang orang orang
Persentase tenaga kesehatan 7% 8% 9% - 9,2% - 10 - 11% -
terlatih CTU dan APBK

1.02.16.044 Perluasan fungsi Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
pelayanan Pondok Jumlah Ponkesdes yang 200 400 500 - 600 - 800 - 1000 -
Bersalin Desa melaksanakan pelayanan Ponkesdes Ponkes Ponkes Ponkesd Ponkes Ponkes
(polindes), dari kesehatan sesuai standar des des es des des
hanya melayani Persentase Ponkesdes yang 44% 46% 48% - 50% - 52% - 55% -
pasien bersalin
melaksanakan pelayanan
menjadi Pondok
kesehatan sesuai standar
Kesehatan Desa
1.02.16.050 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Pelayanan Jumlah Koordinasi dalam 32 kali 40 kali 44 kali - 48 kali - 52 kali - 56 kali -
Kesehatan Khusus rangka meningkatkan
(Indra, Jiwa, Puskesmas mempunyai
Olahraga, Batra dan
unggulan minimal 1 program
Kesehatan Kerja)
khusus/seluruh Puskesmas

Jumlah tenaga kesehatan 22 orang 40 40 40 40 40


yang meningkat pengetahuan orang orang orang orang orang
dan keterampilan Program
Kesehatan Khusus

Persentase Puskesmas 5% 10% 15% - 20% - 25% - 30% -


mempunyai unggulan minimal
1 program khusus/seluruh
Puskesmas
1.02.16.051 Peningkatan Mutu Pagu Indikatif Kegiatan: 265,700,000 292,270,000 321,497,000 353,646,700 389,011,370
Pelayanan dan Jumlah Laboratorium 150 Pusk 200 250 300 350 400
Jangkauan sederhana di Puskesmas Pusk
Kesehatan sesuai standar
Penunjang Persentase tenaga kesehatan 9% 15% 20% 25% 30% 35%
- - - -
(Laboratorium,
yang terlatih Laboratorium
Darah, Radiomedik,
sederhana puskesmas sesuai
Bengkel Alkes)
standar

1.02.16.052 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Kesehatan Jumlah Puskesmas dan
Penduduk Miskin, jaringannya yang
Daerah Terpencil melaksanakan pelayanan
dan Tertinggal di
kesehatan sesuai standar
Puskesmas dan
Outcome : Persentase 0 10% 15% - 20% - 25% - 30% -
Jaringannya
Puskesmas melaksanakan
1.02.33 Program Upaya pelayanan
Pagu kesehatan
Indikatif sesuai
Program: 2,230,000,000 2,453,000,000 2,698,300,000 2,968,130,000 3,264,943,000
Kesehatan Persentase Rumah Sakit 65% 65% 70% - 75% - 75% - >75% -
Perorangan terakreditasi Dinkes
Persentase Rumah Sakit 50% 50% 55% - 60% - 65% - >65% -
Pemerintah yang
melaksanakan PONEK Dinkes
Persentase RS yang 75% 75% 80% - 80% - 80% - >80% -
menyelenggarakan Pelayanan
IGD level 1 sesuai standar
Dinkes
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
1.02.33.008 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 960,000,000 1,056,000,000 1,161,600,000 1,277,760,000 1,405,536,000
Kualitas PelayananJumlah dokumen analisa 1 buah 1buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
di RS kinerja pelayanan RS di Jawa
Timur
Jumlah RS yang 25 RS 30 RS 35 RS 40 RS 45 RS 50 RS
melaksanakan On The Job
Training PONEK
Prosentase RS yang 10% 10% 15% 2,453,000,000 20% 2,698,300,000 25% 2,968,130,000 30% 3,264,943,000
mempunyai SOP sesuai
standar
1.02.33.019 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,270,000,000 1,397,000,000 1,536,700,000 1,690,370,000 1,859,407,000
pelayanan Jumlah Bimbingan Teknis 6 kali 6 kali 8 kali 8 kali 8 kali 8 kali
kesehatan dalam rangka
penunjang dan pengembangan sistem
kegawatdaruratan di
kegawatdaruratan
RSU dan RS khusus
pelayananpenunjang di RSU
dan RS Khusus
Jumlah tenaga RS terlatih 20 orang 20 20 20 20 20
sistem informasi orang orang orang orang orang
kegawatdaruratan
Jumlah sarkes melaksanakan 0 2 3 4 sarkes 5 sarkes 6
uji coba juknis sistem rujukan sarkes sarkes sarkes

Jumlah Pengobatan dan rapat 257 kali 257 257 - 257 kali - 262 kali - 267 -
koordinasi pada P3K kali kali kali
Persentase rujukan fasilitas 80% 75% 75% - 70% - 70% - 65% -
primer ke RS Tersier
Melaksanaka Meningkat 1 Persentase 1.02.20 Program Perbaikan Pagu Indikatif Program: 3,250,000,000 3,575,000,000 3,932,500,000 4,325,750,000 4,758,325,000
n upaya nya Upaya Balita Gizi Gizi Masyarakat
penanggulang Penanggul Buruk
an masalah angan 2 Pesentase Persentase Balita Kurang Gizi 12,1 11,7 10,3 - 10,9 - 10,5 - 10,1 -
gizi masalah Balita
gizi yang Stunting Pesentase Balita Stunting 29,2 28,2 27,2 26,2 25,2 25
optimal 1.02.20.003 Penanggulangan Pagu Indikatif Kegiatan: 2,100,000,000 2,310,000,000 2,541,000,000 2,795,100,000 3,074,610,000
Kurang Energi Jumlah kemitraan yang
Protein (KEP), mendukung penanggulangan
Anemia Gizi Besi, masalah Kurang Gizi
Gangguan Akibat
Kurang Yodium Tersedianya data status gizi 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
(GAKY), Kurang balita melalui survey
Vitamin A dan
Pemantauan Status Gizi (PSG)
Kekurangan Zat Gizi
Mikro lainnya
Jumlah Pengadaan MP-ASI 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
dalam rangka Intervensi Gizi
bagi Ibu Hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), buffer stock MP-
ASI bagi balita dalam rangka
antisipasi keadaan bencana,
dan kegiatan momentum

Persentase balita gizi buruk 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
yang ditemukan yang
mendapat perawatan
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
1.02.20.004 Pemberdayaan Pagu Indikatif Kegiatan: 620,000,000 682,000,000 750,200,000 825,220,000 907,742,000
masyarakat Untuk Jumlah survey dalam rangka 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
pencapaian keluarga pemetaan situasi Kadarzi
sadar gizi
Jumlah pertemuan berkaitan 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
dengan pemberdayaan
masyarakat untuk pencapaian
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

Persentasebalita yang 80% 81% 82% - 83% - 84% - 85% -


ditimbang berat badannya
(D/S).
1.02.20.011 Penyelidikan Pagu Indikatif Kegiatan: 530,000,000 583,000,000 641,300,000 705,430,000 775,973,000
surveillans untuk Jumlah indikator yang 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
kewaspadaan disepakati untuk pelaksanaan
pangan dan gizi surveilans gizi
Persentase pelaksanaan 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
surveilans gizi
Optimalisasi Meningkat 1 Persentase 1.02.xx Program Pagu Indikatif Program: 6,955,317,500 7,650,849,250 8,415,934,175 9,257,527,593 10,183,280,352
upaya nya Upaya penanggulang Pengendalian
pengendalian Pengendal an KLB skala Penyakit
penyakit dan ian provinsi
masalah penyakit 2 Persentase Persentase Penderita 22 20 20 - 20 - 20 - 20 -
kesehatan dan screening penyakit tidak menular tidak
akibat masalah PTM bagi terjadi komplikasi
bencana kesehatan penduduk
akibat berisiko usia Persentase KLB Pasca 0 0 0 0 0 0
bencana >1 5 tahun Bencana
secara Persentase RFT Rate 90 90 90 91 92 93 Dinkes,
kumulasi UPT RSK
Kusta
Persentase ODHA dengan ARV 71 75 80 85 87 90

Persentase penderita Malaria 99,81 95 95 95 95 95


mendapatkan ACT
Persentase penderita suspect 100 100 100 100 100 100
pes yang tertangani
Insiden rate DBD 39 <51 <51 <51 <51 <51
Persentase penyakit menular 100 100 100 100 100 100
wabah dilakukan PE

Persentase cakupan diare 70 75 80 85 90 95


Persentase cakupan 30 40 45 45 45 50
pneumonia
Persentase penurunan KLB 16 10 10 10 10 5
penyakit bersumber binatang

Persentase keberhasilan 90 90 90 95 95 95
pengobatan TB Dinkes,
UPT RS
Paru, BP4
1.02.42.001 Pencegahan dan Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
Pemberantasan Jumlah kegiatan fasilitasi PTM 20 38 38 38 38 38
Penyakit serta Tata yang dilakukan
Laksana Penderita
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab
1.02.42.001 Pencegahan dan
Pemberantasan
1 2 3 4 Penyakit serta
5 Tata 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Laksana Penderita Jumlah kelompok populasi 0 5 10 15 20 25
yang dilakukan pelayanan
screening faktor risiko PTM
Persentase penduduk usia 0 0 6% - 6% - 6% - 6% -
lebih dari 20 tahun yang di
screening FR PTM
1.02.42.002 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 700,000,000 770,000,000 847,000,000 931,700,000 1,024,870,000
Surveillance Jumlah kegiatan fasilitasi 30 38 38 38 38 38
Epidemologi dan surveilans PD3I yang
Pengamatan dilakukan
Penyakit serta Jumlah kegiatan fasilitasi 30 38 38 38 38 38
Penanggulangan
surveilans Difteri yang
KLB
dilakukan
Jumlah kegiatan fasilitasi 30 38 38 38 38 38
surveilans Matra/Haji yang
dilakukan
Jumlah kegiatan fasilitasi 30 38 38 38 38 38
surveilans sentinel yang
dilakukan
Jumlah kegiatan fasilitasi 30 38 38 38 38 38
surveilans SKD-KLB yang
dilakukan
Jumlah kegiatan fasilitasi 30 38 38 38 38 38
surveilans Terpadu Penyakit
(STP) yang dilakukan
Jumlah KLB skala provinsi 100 110 120 130 140 150
yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi
Persentase KLB skala 70% 80% 80% - 80% - 80% - 80% -
provinsi yang ditanggulangi
dalam waktu 2x 24 Jam
1.02.42.003 Pengendalian Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
Penyakit Kusta dan Jumlah fasilitasi pengendalian 76% 76% 76% 76% 76% 76%
Frambusia penyakit kusta dan frambusia
yang dilakukan

Jumlah penderita kusta 4000 4100 4200 4300 4400 4500


ditemukan
Jumlah KPD Kusta terbentuk 33 35 37 39 41 43

Persentase penderita kusta 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -


ditemukan
Persentase KPD baru Kusta 100% 100% 100% 100% 100% 100%
terbentuk
1.02.42.004 Pengendalian Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Penyakit TBC Jumlah fasilitasi pengendalian 76 76 76 76 76 76
(Tuberkulosis) penyakit TB yang dilakukan

Jumlah layanan rujukan TB 5 7 10 13 17 20


MDR
Jumlah laboratorium 16 19 22 25 27 30
diagnosis TB yang bermutu
1.02.42.004 Pengendalian Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Penyakit TBC Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
(Tuberkulosis) Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Persentase RS Rujukan atau 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
sub rujukan TB MDR
terbentuk
Persentase laboratorium TB 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang tidak memiliki angka
kesalahan baca besar
1.02.42.005 Pengendalian Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
HIV/AIDs Jumlah fasilitasi pengendalian 76 76 76 76 76 76
penyakit HIV/AIDS dan IMS
yang dilakukan

Jumlah kegiatan sero survey 10 10 10 10 10 10

Jumlah layanan CST yang 40 45 50 55 60 65


aktif
Jumlah layanan VCT yang 100 103 106 109 112 115
aktif
Persentase layanan CST yang 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
aktif
Persentase layanan VCT yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
aktif
1.02.42.006 Pengendalian Pagu Indikatif Kegiatan: 655,317,500 720,849,250 792,934,175 872,227,593 959,450,352
Penyakit Malaria
Jumlah fasilitasi pengendalian 76 76 76 76 76 76
penyakit malaria yang
dilakukan
Jumlah spot check vektor 12 19 19 19 19 19
malaria
Jumlah kasus malaria yang 25 30 35 40 45 50
dilakukan pelacakan
Outcome : Persentase spot 12% 19% 19% - 19% - 19% - 19% -
check vektor malaria
Outcome : Persentase kasus 25% 30% 35% 40% 45% 50%
malaria yang dilakukan
pelacakan

1.02.42.007 Pengendalian Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Penyakit PES
Jumlah fasilitasi 50 60 60 60 70 70
pengendalian penyakit pes
yang dilakukan
Jumlah dusun fokus yang 18 18 18 15 15 15
dilakukan surveilans rodent
Jumlah Puskesmas yang 5 5 5 5 5 5
melakukan surveilans
humans
Persentase dusun fokus yang 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
dilakukan surveilans rodent

Persentase Puskesmas yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%


melakukan surveilans
humans
1.02.42.008 Pencegahan DBD Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
(Demam Berdarah)
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1.02.42.008 Pencegahan DBD


1 2 3 4 5
(Demam Berdarah) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Jumlah fasilitasi pengendalian 76 76 76 76 76 76
DBD yang dilakukan

Jumlah penderita DBD 3 15 15 15 15 15


meninggal yang dilacak
Jumlah desa dengan jumantik 30 40 50 60 70 80
terlatih
Persentase penderita DBD 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
meninggal yang dilacak
Persentase desa dengan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
jumantik terlatih
1.02.42.009 Penyelenggaraan Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
dan pemberantasan
penyakit menular
dan wabah Jumlah fasilitasi penyakit 76 76 76 76 76 76
menular wabah yang
dilakukan
Jumlah penyakit menular 16 10 10 10 5 5
wabah yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi
Persentase penyakit menular 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
wabah yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi

1.02.42.010 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000
Imunisasi 20 22 24 26 28 30
Jumlah kegiatan fasilitasi
kab/kota, kab/ko kab/kot kab/kot kab/kot kab/ko
imunisasi yang dilakukan
200 Pusk ta, 220 a, 240 a, 260 a, 280 ta, 300
Jumlah kegiatan Rapid 45 Pusk
50 Pusk
55 Pusk
60 Pusk
65 Pusk
70
Convinience Self Assessment Desa/kel Desa/k Desa/k Desa/ke Desa/k Desa/k
(RCA) el el l el el
Jumlah kegiatan Data Qualty 80 Pusk 80 80 80 80 80
Self Assessment (DQS) Dan 80 Pusk Pusk Pusk Pusk Pusk
Desa/kel Dan 80 Dan 80 Dan 80 Dan 80 Dan 80
Persentase Desa/ Kelurahan 90% Desa/k
90% Desa/k
90% -
Desa/ke
90% -
Desa/k
90% -
Desa/k
90% -
yang mencapai UCI

1.02.42.011 Pemberantasan Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
penyakit menular Jumlah fasilitasi penyakit 76 76 76 76 76 76
langsung (P2ML) menular langsung yang
dilakukan
Persentase kematian karena 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
pneumonia yang dilakukan

Persentase kematian diare 100% 100% 100% 100% 100% 100%


yang dilakukan
Jumlah fasilitasi penyakit 76% 76% 76% 76% 76% 76%
bersumber binatang yang
dilakukan
1.02.42.012 Pemberantasan Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
penyakit bersumber
binatang (P2B2) Jumlah survey logitudinal 76 76 76 76 76 76
malaria yang dilakukan
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
1.02.42.012 Pemberantasan (Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab
penyakit bersumber
binatang (P2B2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Jumlah survey logitudinal DBD 1 2 2 2 3 3
yang dilakukan
Jumlah uji resistensi vektor 1 2 2 2 3 3
yang dilakukan
Jumlah uji efikasi insektisida 2 4 4 4 4 4
yang dilakukan
Jumlah kasus gigitan hewan 18 23 28 33 38 43
penular rabies yang ditangani

Jumlah pasien filariasis yang 2 4 4 4 4 4


ditemukan
Persentase survey logitudinal 20 20 20 20 - 100% - 100% -
malaria yang dilakukan

Persentase survey logitudinal 100% 100% 100% 100% 100% 100%


DBD yang dilakukan

Persentase uji resistensi 100% 100% 100% 100% 100% 100%


vektor yang dilakukan
Persentase uji efikasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
insektisida yang dilakukan
Persentase kasus gigitan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
hewan penular rabies yang
ditangani
Persentase pasien filariasis 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang ditemukan

1.02.42.013 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 650,000,000 715,000,000 786,500,000 865,150,000 951,665,000
pelayanan dan
penanggulangan
masalah bencana Jumlah kegiatan fasilitasi 20 kab 25 kab 25 kab 30 kab 30 kab 38 kab
penanggulangan bencana kota kota kota kota kota kota
yang dilakukan
jumlah kejadian bencana 30 kej 30 kej 35 kej 35 kej 40 kej 40 kej
yang mendapatkan dukungan
logistik bencana
Jumlah dokumen rencana 10 dok 10 dok 15 dok 15 dok 15 dok 20 dok
kontingensi (RENKON) yang di
Update
Jumlah kejadian bencana 30 kej 30 kej 35 kej 35 kej 40 kej 40 kej
yang dilakukan rapid health
assessment (RHA)
Persentase Bencana yang 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
dilaksanakan pelayanan
kesehatan
Mewujudkan Meningkat 1 Persentase 1.02.37 Program Pagu Indikatif Program: 2,300,000,000 2,530,000,000 2,783,000,000 3,061,300,000 3,367,430,000
mutu nya akses akses air Pengembangan
lingkungan pada minum Lingkungan Sehat
yang lebih lingkunga 2 Persentase Persentase Rumah Tangga 81 81.5 82 - 83 - 84 - 85 -
sehat n yang akses sanitasi yang memiliki akses terhadap
sehat dasar sarana air minum
(jamban layak/terlindung;
sehat)
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Mewujudkan Meningkat 1.02.37 Program Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
mutu nya akses Pengembangan Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN
lingkungan SASARAN
pada KODE Lingkungan Sehat (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
yang lebih lingkunga 2 Persentase (Output) target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab
n
sehat n yang akses sanitasi
sehat dasar
1 2 (jamban3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
sehat) Persentase rumah tangga 71 73 75 77 78 80
yang memiliki akses terhadap
sanitasi dasar/jamban sehat

1.02.21.009 Pengembangaan Pagu Indikatif Kegiatan: 700,000,000 770,000,000 847,000,000 931,700,000 1,024,870,000
Sarana SAPL Melalui Jumlah Desa yang sudah 5878 ds/kl 255 255 255 255 255
Participatory dilakukan pemicuan ds/kl ds/kl ds/kl ds/kl ds/kl
Persentase Desa STBM 71 73 75 - 77 - 78 - 80 -
1.02.21.005 Penyediaan sarana Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
air bersih dan Jumlah Sarana Air Minum 4560 5320 6080 6840 7600
sanitasi dasar Yang di Inspeksi Sanitasi SAB SAB SAB SAB SAB
Persentase Sarana Air Minum 81 81.5 82 - 83 - 84 - 85 -
Yang memenuhi Syarat
Kesehatan
1.02.21.006 Penyehatan Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000
Lingkungan Jumlah Forum Kota Sehat 30 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt
yang terbentuk di tingkat
Kabupaten/Kota
Jumlah rumah yang diperiksa 5000 5000 5000 5000 5000
rmh rmh rmh rmh rmh
Jumlah Tempat Tempat 2500 1500 2600 2600 2600
Umum (TTU) & Tempat TTU/TP TTU/TP TTU/TP TTU/TP TTU/TP
Pengelolaan Makanan (TPM) M M M M M
Yang dibina
Jumlah Kab/Kota potensi 10 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt
yang melaksanakan Strategi
Adaptasi Dampak Perubahan
Iklim
Jumlah TP Pestisida (Tempat 200 200 200 TPP 200 200
Pengelolaan Pestisida) yg TPP TPP TPP TPP
dibina
Persentase Forum Kab./Kota 75 80 85 - 90 - 95 - 100 -
yang terbentuk
Persentase rumah memenuhi 72 73.5 75 76.5 78 79.5
syarat
Persentase Tempat Tempat 76 76.5 77 77.5 78 78.5
Umum dan Tempat
Pengelolaan Makanan yang
memenuhi syarat kesehatan

Persentase Kab/Kota yg 26 31 36 41 46 51
melaksanakan Strategi
Adaptasi dampak Kesehatan
Akibat Perubahan Iklim

Persentase TP Pestisida yang 52 55 60 63 67 70


memenuhi syarat
1.02.21.008 Peningkatan upaya Pagu Indikatif Kegiatan: 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
pengamanan limbah Jumlah Fasilitas Pelayanan 30 RS 15 RS 30 RS 15 RS 30 RS 30 RS
cair dan padat Kesehatan yang dibina
Jumlah rumah tangga yang 250 RT 250 RT 250 RT 250 RT 250 RT
dibina tentang pengelolaan
limbah Rumah Tangga
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
1.02.21.008 Peningkatan upaya Penangg
INDIKATOR PROGRAM
pengamanan /
limbah Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN
cair dan padat Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Persentase Fasilitas 10 15 25 - 30 - 40 - 50 -
Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes) Yang
melaksanakan pengelolaan
limbah sesuai peraturan
Persentase rumah tangga 10 10.5 11 11.5 12 12.5
yang sudah mengelola limbah
Rumah Tangga dengan benar

Optimalisasi Meningkat Meningkatnya 1.02.44 Program Pagu Indikatif Program: 12,414,590,000 13,656,049,000 15,021,653,900 16,523,819,290 18,176,201,219
ketersediaan, nya Persentase Kefarmasian, Alat
mutu, sediaan produk Kesehatan dan
Pengamanan Persentase Ketersediaan obat 95% 96% 97% - 98% - 99% - 100% -
manfaat, dan farmasi, sediaan
Makanan
keamanan alkes, dan farmasi, yang dan Vaksin
sediaan makanan memenuhi Persentase produk alat 65% 67% 69% 71% 73% 75%
farmasi, bermutu, syarat kesehatan yang memenuhi
alkes, dan bermanfa syarat
makan at, dan Persentase produk makanan 65% 68% 71% 74% 77% 80%
aman yang memenuhi syarat

Persentase produk obat 60% 62% 64% 66% 68% 70%


tradisionalyang memenuhi
syarat
1.02.44.001 Upaya penyediaan Pagu Indikatif Kegiatan: 3,560,000,000 3,916,000,000 4,307,600,000 4,738,360,000 5,212,196,000
obat dan perbekalan jumlah paket obat buffer 3 4 5 5 5 5
kesehatan program yang diadakan
Persentase ketersediaan 90% 92% 93% - 95% - 96% - 98% -
obat buffer, obat program,
KLB, dan bencana
1.02.44.002 Peningkataan Pagu Indikatif Kegiatan: 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
pemerataan obat Jumlah Kab / Kota yang 25 30 32 34 36 38
dan perbekalan ketersediaan obatnya cukup
kesehatan sesuai kebutuhan
Persentase kab/kota yang 65% 78% 84% - 89% - 94% - 100% -
ketersediaan obatnya cukup

1.02.44.003 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
pelayanan Jumlah sarana pelayanan 12% 17% 25% 35% 45% 55%
kefarmasian kesehatan pemerintah yang
dibina dalam menerapkan
standar pelayanan
kefarmasian
Persentase sarana pelayanan 7% 10% 15% - 20% - 25% - 30% -
kesehatan pemerintah yang
dinilai mampu menerapkan
pelayanan kefarmasian
sesuai standar

1.02.44.004 Peningkatan mutu Pagu Indikatif Kegiatan: 227,640,000 250,404,000 275,444,400 302,988,840 333,287,724
Penggunaan obat
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4
1.02.44.004 5 mutu
Peningkatan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Penggunaan obat Output : Jumlah sarana 192 240 288 336 382 432
pelayanan kesehatan primer
yang melaksanakan
penggunaan obat secara
rasional untuk tiga penyakit
indikator
Persentase penggunaan obat 20 23 26 - 29 - 32 - 35 -
rasional untuk tiga penyakit
indikator
1.02.44.005 Peningkatan dan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,700,000,000 1,870,000,000 2,057,000,000 - 2,262,700,000 2,488,970,000
Pengembangan Jumlah jenis tanaman obat 850 850 1000 1300 1750 2000 Dinas
Balai Materia asli Indonesia yang Kesehata
Medika Batu dibudidaya di UPT untuk n
dimanfaatkan oleh
masyarakat
Jumlah masyarakat Jatim 350000 35000 95000 130000 16000 20000 Dinas
memahami manfaat TOGA 0 0 0 00 00 Kesehata
yang aman dan benar n
Persentase Tanaman obat asli 100 100 100 100 100 100 Dinas
Indonesia di UPT Materia Kesehata
Medica Batu dapat n
dimanfaatkan untuk
menunjang pemeliharaan
kesehatan.
1.02.44.006 Pencegahan Pagu Indikatif Kegiatan: 570,000,000 627,000,000 689,700,000 758,670,000 834,537,000
Penyalahgunaan Jumlah sarana kefarmasian 2,319 2,551 2,783 3,015 3247 3,479
Narkotik, yang dibina dalam mengelola
Psikotropika Dan Zat narkotika dan Psikotropika
Adiktif Lainnya
(Napza)
Outcome : Persentase 50 55 60 65 70 75
sarana kefarmasian yang
mengelola narkotika dan
psikotropika sesuai standar
1.02.44.007 Upaya Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
Pengembangan Jumlah sarana obat 50% 60% 60% 60% 60% 60%
Pemanfaatan Bahan tradisional dan kosmetika
Alam Indonesia yang di bina untuk memenuhi
dalam bentuk obat standar
tradisional dan Persentase sarana obat 70% 72% 74% - 76% - 78% - 80% -
kosmetika
tradisional dan kosmetika
yang dinilai memenuhi
standar
1.02.44.008 Upaya Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 450,000,000 495,000,000 544,500,000 598,950,000 658,845,000
mutu dan keamanan Jumlah Industri rumah Tangga 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000
makanan Pangan (IRTP) yang dibina
dalam memproduksi
makanan yang aman,
bermutu dan bergizi
Persentase produk makanan 67% 70% 72% - 75% - 77% - 80% -
olahan industri rumah tangga
pangan (IRTP) yang dinilai
memenuhi syarat

1.02.44.009 Peningkatan kualitas Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
produk alat
kesehatan
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4
1.02.44.009 5 kualitas
Peningkatan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
produk alat Jumlah sarana produksi dan 50 60 60 60 60 60
kesehatan sarana distribusi yang di bina
untuk dapat memenuhi
standar
Outcome: Persentase sarana 70 71 72 - 73 - 74 - 75 -
produksi dan distribusi alat
kesehatan yang memenuhi
standar
1.02.44.0010 Pengadaan Bahan Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
Kimia dan output : tersedianya bufer 2 2 2 2 2 2
Laboratorium bahan kimia dan laboratorium

Outcome : Persentase paket 100% 100% 100% 600,000,000 100% 660,000,000 100% 726,000,000 100% 798,600,000
bahan kimia dan laboratorium
yang diadakan
1.02.xx.xxx Optimalisasi Pagu Indikatif Kegiatan: 3,932,640,000 0 0 0 0
Instalasi Farmasi
output : Terlaksananya 0 100%
Provinsi ( DAK )
rehab/perluasan gudang
Instalasi Farmasi Provinsi
Outcome : Tersedianya 0 80%
sarana penyimpanan obat di
provinsi yang memadai sesuai
standar
1.02.xx.xxx Pendampingan pagu indikatif 574,310,000 0 0 0 0
Optimalisasi
Instalasi Farmasi
output : Terlaksananya 100%
Provinsi ( DAK ) rehab/perluasan gudang
Instalasi Farmasi Provinsi
Outcome : Tersedianya 80%
sarana penyimpanan obat di
provinsi yang memadai sesuai
standar
Meningkatkan Terwujudn 1 Rasio tenaga 1.02.36 Program Sumber Pagu Indikatif Program: 2,500,772,500 2,750,849,750 3,025,934,725 3,328,528,198 3,661,381,017
jumlah, jenis, ya sumber kesehatan Daya Kesehatan Output : Rasio dokter SpOG : 1 SpOG : SpOG : SpA : 1 SpOG: SpOG :
mutu, daya strategis spesialis, dokter umum dan per 1 (355 1 (359 (363 1 (367 1 (371
pemerataan kesehatan terhadap bidan terhadap jumlah 100.000 dr.SpO dr.SpO dr.SpA) dr.SpO dr.SpO
dan yang jumlah penduduk (Rasio x jumlah pddk(341 G) G) SpOG : G) G)
pengembanga memadai, penduduk penduduk/100.000) dr.spOG) SpA : 1 SpA : 1 1 (265 SpA : 1 SpA : 1
n sumberdaya proporsio 1. Dokter SpA : 1 (253 dr (259 dr dr SP.A) (271 dr (277 dr
kesehatan nal, dan Spesialis per SP.A) SP.A) Dr : 21 SP.A) SP.A)
handal Anak 100.000 Dr : 17 Dr : 19 (7.832 Dr : 22 Dr : 24
2. Dokter pddk (247 (6.632 (7.232 dr) Bdn (8.432 (9.032
spesialis dr Sp A) dr) dr) : dr) dr)
Obgyn Dr umum : Bdn : Bdn : 52(19.6 Bdn : Bdn :
3. Dokter 16 per 46 49(18. 52 54(22. 57
Umum 100.000 (17.65 652 bidan) 652 (21.65
4. Bidan pddk 2 bidan) Prwt : bidan) 2
5. Perawat (6.032.dr.) bidan) Pwt : 91 Pwt : bidan)
Bdn : 44 Pwt : 86 (34.699 97 Pwt :
per 81 (32.69 perawat (36.69 102
100.000 (30.69 9 Ntr : 6 ( 9 (38.69
pddk 9 perawa 2.361 perawa 9
1.02.36.001 Perencanaan Pagu Indikatif Kegiatan: 150,772,500 165,849,750 182,434,725 200,678,198 220,746,017
kebutuhan tenaga
kesehatan di
puskesmas dan
jaringannya serta
handal Anak
2. Dokter
spesialis
Obgyn
3. Dokter Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Umum Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
4. Bidan Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR
5. Perawat PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4
1.02.36.001 5
Perencanaan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
kebutuhan tenaga Jumlah dokumen 0 1 3 6 9 14
kesehatan di perencanaan,
puskesmas dan pendayagunaan, dan
jaringannya serta pengembangan tenaga
Rumah Sakit
kesehatan di Dinkesprov dan
UPT Dinkes
Persentase dokumen 0% 38% 54% - 69% - 85% - 100% -
perencanaan,
pendayagunaan, dan
pengembangan tenaga
kesehatan sesuai standar

1.02.36.013 Penempatan, Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
pengembangan dan Jumlah RS Pemerintah yang 5 7 10 13 15 17
pemenuhan tenaga memiliki tenaga medis
kesehatan di tempat spesialis sesuai dengan
pelayanan
standar (Permenkes 340
(puskesmas, rumah
tahun 2010)
sakit dan
Persentase RS pemerintah 8% 11% 15% - 23% - 31% - 38% -
jaringannya)
yang memiliki dokter spesialis
sesuai dengan standar
(Permenkes 340 th 2010)

1.02.36.002 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000 805,255,000
Profesionalisme dan Output : Jumlah pelatihan di 62 70 80 90 100 100
pengembangan karir bidang kesehatan yang
tenaga kesehatan terakreditasi di Dinkesprov
dan UPT Dinkesprov
Jumlah Penerbitan Angka 33 30 25 15 5 0
Kredit pejabat fungsional di
RS Pemerintah dan UPT
Dinkesprov Jatim yang belum
diselesaikan
Persentase Jumlah pelatihan 80% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
di bidang kesehatan yang
terakreditasi

Persentase Jumlah 98% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -


Penerbitan Angka Kredit
pejabat fungsional di RS
Pemerintah dan UPT
Dinkesprov Jatim
2 Persentase 1.02.36.xxx Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 81,800,000,000 89,980,000,000 98,978,000,000 108,875,800,000 119,763,380,000
kecukupan Pembiayaan Jumlah Dokumen DHA Sesuai 3 7 13 15 17 19
pembiayaan Kesehatan. standar
kesehatan Jumlah maskin yang dicover 100% 100% 75% 50% 25% 0%
sesuai jamkesda
standar Persentase Kab./Kota Yang 8% 20% 35% 40% 45% 50%
Memiliki DHA
Optimalisasi Mewujudk Menurunnya 1.02.34 Program Kebijakan Pagu Indikatif Program: 1,448,000,000 1,592,800,000 1,752,080,000 1,927,288,000 2,120,016,800
tata kelola an tertib Jumlah dan Manajemen
kesehatan adminstra Temuan Pembangunan
Kesehatan
untuk si dan Laporan Hasil
menunjang manajem Pemerikasaan
program en (LHP) atas
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
Optimalisasi Mewujudk Menurunnya 1.02.34 Program Kebijakan (Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab
tata kelola an tertib Jumlah dan Manajemen
kesehatan adminstra Temuan Pembangunan
1 2 3 4 5
Kesehatan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
untuk si dan Laporan Hasil
menunjang manajem Pemerikasaan Persentase Pengelolaan 100 100 100 - 100 - 100 - 100 -
program en (LHP) atas Admisnitrasi Keuangan sesuai
SKP
kesehatan keuangan penggunaan
Persentase dokumen 100 100 100 - 100 - 100 - 100 -
, aset , Anggaran
perencanaan dan anggaran
perencan keuangan dan
tersusun sesuai standar
aan dan aset
evaluasi Persentase Dinkes dan UPT 50 60 70 80 90 100
yang melaksanakan budaya
kerja
1.02.34.005 Pengembangan dan Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
fasilitasi Program
Kesehatan
Jumlah fasilitasi BLUD UPT 7 7 8 9 10 12
yang dilaksanakan
Jumlah pelayanan informasi 70 70 72 75 77 78
dan dokumentasi yang tepat
dan terselesaikan.

Jumlah dokumen hasil 4 4 4 4 4 4


pembinaan bakorwil
1.02.34.006 Pengembangan Pagu Indikatif Kegiatan: 498,000,000 547,800,000 602,580,000 662,838,000 729,121,800
manajemen
perencanaan dalam
bidang kesehatan Jumlah rapat koordinasi 6 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 Dinas
bidang kesehatan yang Kesehata
dilaksanakan n
Jumlah fasilitasi/monev/ 36 36 0 36 0 36 0 36 0 36 0 Dinas
konsultasi perencanaan dan Kesehata
penganggaran
1.02.34.007 Kerjasama program, Pagu yang
Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000 n
lintas sektor dan
antar daerah dalam
bidang kesehatan Jumlah fasilitasi penyusunan 2 3 4 5 6 7
PKS/ kerjasama yang
dilaksanakan

Jumlah dokumen kerjasama 60 60 70 - 80 - 90 - 100 -


antar provinsi / kab/kota/BLN
dll terdokumentasi

1.02.34.008 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
manajemen dan
fungsi kelembagaan
UPT Jumlah dokumen hukum 1 1 1
struktur organisasi (SOTK)
UPT,
Jumlah Kelompok Budaya 6 6 7 8 9 10
Kerja di dinkes dan UPT

Jumlah dokumen Standar 6 6 - 7 8 9 10


Operasional Prosedur yang
disusun UPT sesuai aturan
dan uraian jabatan
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Optimalisasi Persentase
Mewujudkan tertib 1.02.01
adminstrasi dan manajemen Program
keuanganPelayanan Pagu Indikatif
, aset , perencanaan danProgram:
evaluasi 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625
tata kelola Temuan Administrasi
Perkantoran Indeks kepuasan 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
masyarakat/aparatur
terhadap pelayanan
administrasi perkantoran dan
kenyamanan kantor
1.02.01.001 Pelaksanaan Pagu Indikatif Kegiatan: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625
Administrasi
Perkantoran waktu pelayanan perkantoran 12 12 12 12 12 12
dengan ketersediaan
operasional yang memadahi

1.02.02 Program Pagu Indikatif Program: 7,883,461,530 8,342,285,376 8,837,105,937 9,371,226,315 9,948,271,025
Peningkatan Sarana Persentase sarana dan 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
dan Prasarana prasarana aparatur yang
Aparatur layak fungsi

1.02.02.001 Penyediaan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 2,196,150,000
Peralatan dan
Kelengkapan Sarana Jumlah paket sarana 4 4 4 5 5
perkantoran yang diadakan

1.02.02.002 Pemeliharaan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,264,000,000 1,390,400,000 1,529,440,000 1,682,384,000 1,850,622,400
Peralatan dan
Kelengkapan Sarana Jumlah paket pemeliharaan 4 4 4 5 5
sarana perkantoran

1.02.02.003 Penyediaan Pagu Indikatif Kegiatan: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625
Peralatan dan
Kelengkapan Jumlah paket peralatan dan 3 3 3 3 3
Prasarana kelengkapan prasarana
perkantoran
1.02.02.004 Pemeliharaan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 2,196,150,000
Peralatan dan
Kelengkapan Jumlah paket pemeliharaan 9 9 9 9 9
Prasarana peralatan dan kelengkapan
prasarana

1.02.07 Program Pagu Indikatif Program: 2,619,461,530 2,551,885,376 2,467,665,938 2,364,842,316 2,241,248,624
Peningkatan Persentase kelembagaan 100 100 100 - 100 - 100 - 100 -
Kapasitas yang tepat fungsi
Kelembagaan
1.02.07.001 Koordinasi dan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Konsultasi
Kelembagaan output : Jumlah koordinasi 9 9 9 9 9
Pemerintah Daerah dan konsultasi yang dilakukan

1.02.07.002 Peningkatan Pagu Indikatif Kegiatan: 1,619,461,530 1,451,885,376 1,257,665,938 1,033,842,316 777,148,624
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Data
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja Program pada Tahun
Penangg
INDIKATOR PROGRAM / Awal
TUJUAN SASARAN KODE (Outcome) dan Kegiatan ung
SASARAN KEGIATAN Perencanaa
(Output) n target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Jawab

1.02.07.002 Peningkatan
1 2 3 4 Kapasitas5Sumber 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Daya Aparatur Jumlah pegawai yang 5 5 5 5 6 6
mengikuti diklat PIM

1.02.11 Program: Pagu Indikatif Program: 2,380,000,000 2,618,000,000 2,879,800,000 3,167,780,000 3,484,558,000
Penyusunan, Persentase operasional 100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Pengendalian dan perkantoran yang
Evaluasi Dokumen dilaksanakan sesuai rencana
SKPD
1.02.11.001 Penyusunan Pagu Indikatif Kegiatan: 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000 1,288,408,000
Dokumen
Perencanaan Jumlah dokumen 5 5 5 5 5 5
perencanaan dan
penganggaran yang disusun
Jumlah fasilitasi perencanaan 13 13 13 13 13 13
dan penganggaran di UPT

Jumlah dokumen usulan 38 38 38 38 38 38


musrenbang kab/kota

1.02.11.002 Penyusunan Laporan Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Hasil Pelaksanaan
Rencana Program Jumlah dokumen evaluasi 13 13 13 13 13 13
dan Anggaran yang disusun sesuai aturan
yang berlaku

1.02.11.003 Penyusunan, Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Pengembangan, Jumlah RS Pemerintah yang 0 5 10 25 45 66
Pemeliharaan, dan memiliki SIK sesuai standar
Pelaksanaan Sistem
Informasi Data

Jumlah Puskesmas yang


memiliki SIK sesuai standar 0 100 300 600 750 960
Jumlah UPT Dinkes Provinsi
(non RS) yang memiliki SIK
sesuai standar 0 1 2 3 4 4

Jumlah Dinkes Kab/Kota yang


memiliki SIK sesuai standar 0 8 15 25 31 38
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Berikut ditampilkan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD.
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang Mengacu pada Tujuan
dan Sasaran RPJMD
Kondisi
Kinerja Kondisi
pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal pada
No Indikator periode akhir
RPJMD periode
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
0 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Persentase Desa 60 10% 11% 12% 13% 14% 14%
Siaga aktif
1 berstrata PURI

2 Angka Kematian 36 97.29 97.19 97.09 96.99 96.89 96.89


Ibu (AKI)

3 Angka Kematian 48 26.48 25.61 24.74 23.87 23 23


Bayi

4 Persentase 9% 15% 20% 25% 30% 30%


Fasilitas Kesehatan
Dasar sesuai
standar

5 Persentase 65% 65% 70% 75% >75% .>75%


Fasilitas Kesehatan
Rujukan sesuai
standar

6 Persentase Kasus 0,7% 0.6% 0,5% 0,4% 0,3% 0,3%


Pemasungan

7 Prevalesi Balita Gizi 2,1 2,0 1,9 1,9 1,7 1,7


Buruk.

8 Persentase 80% 80% 80% 80% 80% 80%


penanggulangan
KLB skala provinsi

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 126


Kondisi
Kinerja Kondisi
pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal pada
No Indikator periode akhir
RPJMD periode
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
0 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
dalam <48 jam

9 Persentase 6% 12% 18% 24% 30% 30%


screening PTM bagi
penduduk berisiko
usia >1 5 tahun
secara kumulasi
10 Persentase akses 80,6 81,5 82 83 84 85 85
air minum
berkualitas

11 Persentase 71,12 73 75 77 78 80 80
akses sanitasi
dasar (jamban
sehat)
12 Persentase sediaan 68% 70% 72% 74% 76% 76%
farmasi, alat
kesehatan dan
makanan yang
dinilai memenuhi
syarat
13 Terpenuhinya Rasio
tenaga kesehatan
strategis terhadap
100.000 penduduk
1 1 1 1 1
1. Dokter Spesialis (355 SpOG) (359 (363 (367 (371)
Obgyn (SpOG) SpOG) SpOG) SpOG)

2. Dokter spesialis 1 1 1 1 1
Anak (253 SpA) (259 SpA) (265 SpA) (271 SpA) (271 SpA)

3. Dokter Umum 17 19 21 22 24
(6632 dr) (7232 dr) (7832 dr) (8432 dr) (9032 dr)

46 49 52 57 57
4. Bidan (17652 (18652 (19652 (22652 (21652
bidan) bidan) bidan) bidan) bidan)

81 86 91 97 102
5. Perawat (30699 (32699 (34699 (36699 (38644
perawat) perawat) perawat) perawat) perawat

6. Nutrisionis 5 6 7 7 7
(1961 (2361 (2561 (2761 2761
nutriisionis nutriisionis) nutrisionis) nutrisionis) (nutrisionis)

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 127


Kondisi
Kinerja Kondisi
pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal pada
No Indikator periode akhir
RPJMD periode
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
0 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
14 Persentase 50% 60% 70% 80% 90% 90%
kecukupan
pembiayaan
kesehatan sesuai
standar
15 Persentase 83% 85% 87% 89% 92% 95% 95%
Temuan Laporan
Hasil
Pemerikasaan
(LHP) atas
penggunaan
anggaran
keuangan dan aset
yang ditindaklanjuti

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 128


BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009 2014
yang berisi visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, sasaran berikut indikator kinerja
diharapkan mampu menjadi acuan dan arah pembangunan kesehatan di Jawa
Timur selama kurun waktu 5 tahun.

Sangat dimungkinkan akan terjadi perubahan pesat, tidak menentu yang


dipengaruhi faktor ekonomi, sosial, politik maupun iklim, baik yang bersifat
nasional maupun global yang dapat mengubah situasi epidemiologi maupun
kebijakan sehingga rencana strategis yang telah disusun ini memerlukan
penyesuaian.

Tentunya rencana strategis ini (atau yang telah disesuaikan) hanya akan sangat
bermanfaat bila semua pelaku pembangunan kesehatan bekerja penuh dedikasi
dan berorientasi pada tujuan akhir pembangunan sebagaimana amanah para
pendiri Republik Indonesia yang tersurat dalam pembukaan UUD 1945.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 129

Anda mungkin juga menyukai