Anda di halaman 1dari 3

Nama :Faundra

Tugas Harian

HIPOTIROIDISME

Hipotiroidisme merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi
hormon tiroid. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan laju metabolisme tubuh dan
penurunan glukosaminoglikan di interstisial terutama dikulit dan otot

Hipotiroidisme biasanya disebabkan oleh proses primer dimana jumlah produksi hormon
tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Dapat juga sekunder oleh karena gangguan
sekresi hormon tiroid yang berhubungan dengan gangguan sekresi Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) yang adekuat dari kelenjar hipofisis atau karena gangguan pelepasan
Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus (hipotiroid sekunder atau tersier).
Manifestasi klinis pada pasien akan bervariasi, mulai dari asimtomatis sampai keadaan koma
dengan kegagalan multiorgan (koma miksedema). Insidensi hipotiroidisme bervariasi
tergantung kepada faktor geografik dan lingkungan seperti kadar iodium dalam makanan dan
asupan zat goitrogenik. Selain itu juga berperan faktor genetik dan distribusi usia dalam
populasi tersebut. Diseluruh dunia penyebab hipotiroidisme terbanyak adalah akibat
kekurangan iodium. Sementara itu dinegara-negara dengan asupan iodium yang mencukupi,
penyebab tersering adalah tiroiditis autoimun

Tindakan operasi pada pasien dengan penyakit tiroid hampir semua bersifat elektif,
mengingat risiko kematian perioperatif meningkat pada pasien dengan penyakit tiroid yang
tidak terkontrol atau tidak terdiagnosis. Selain pengaruhnya yang dominan pada sistem
kardiovaskular, hipotiroidisme juga mempengaruhi pemberian obat-obat anestesi akibat
peningkatan atau penurunan bersihan dan volume distribusi obat pada kondisi
hipometabolisme
Pengobatan dan pertimbangan anestesi
Preoperatif
Pasien dengan hipotiroid berat yang tidak terkoreksi (T4 < 1 g/dl) atau koma
myxedema, harus dibatalkan untuk operasi elektif dan harus diterapi segera dengan
hormon tiroid terutama untuk operasi emergensi.
Pasien yang telah dieutiroidkan biasanya menerima dosis obat tiroid pada pagi hari
pembedahan, harus di ingat bahwa rata rata preparat yang diberikan mempunyai waktu
paruh yang lama (t1/2 T4 adalah 8 hari).
Tidak ada bukti yang mendukung untuk menunda bedah elektif (termasuk bedah by-
pass arteri koronaria) menyebabkan perubahan hipotiroidisme ringan ke hipotiroidisme
yang sedang.1
Intraoperatif
Pasien dengan hipotiroid lebih mudah mengalami hipotensi dengan obat-obat anestesi,
sebab obat anestesi menurunkan kardiak output, menumpulkan reflek baroreseptor dan
menurunkan volume intravaskular. Untuk ini ketamin sering dianjurkan untuk induksi.
Masalah lain yang dapat timbul termasuk hipoglikemia, anemia, hiponatremia,kesulitan
intubasi karena lidah yang besar, dan hipotermia karena metabolisme basal rate yang
rendah.
Perhatian yang cermat harus diberikan untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Postoperatif
Pemulihan anestesi mungkin melambat pada pasien hipotiroid, hipotermia, depresi
pernafasan atau biotranformasi obat yang lambat.
Pasien harus tetap di intubasi sampai bangun dan normotermia, sebab pasien ini mudah
terjadi depresi pernafasan.
Obat non opioid seperti keterolak merupakan pilihan untuk nyeri pasca operasi.2

3. Koma miksedema adalah kegawatdaruratan medis yang membutuhkan terapi yang cepat.
Ditandai dengan gangguan mental, hipoventilasi, hiponatremia (dari ketidak tepatan sekresi
hormon anti diuretik dan CHF.2
Sering terjadi pada pasien yang lebih tua dan mungkin dipercepat oleh
infeksi, pembedahan dan trauma.2

TABEL. Penanganan Miksedema 1


Intubasi trakeal dan kontrol ventilasi paru bila diperlukan
Levotiroksin (200-300 mg iv di selama 5-10 menit)
Kortisol (100 mg iv dan kemudian 25 mg iv tiap 6 jam)
Terapi cairan dan elektrolit sesuai perhitungan elektrolit serum
Monitor EKG selama terapi untuk mendeteksi
2
terjadinnyaestemia miocard dan disritmia
Lingkungan yang hangat untuk mempertahankan panas tubuh

REFERENSI
1. Barash PG, Cullen FB, Stoelting RK. Section V Management Of Anesthesia In
Handbook Of Clinical Anesthesia. 4th Ed, Philadelphia: Lipincott Williams And
Wilkins Company. p:593-606
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 4th Ed,
McGraw-Hills

Anda mungkin juga menyukai