Anda di halaman 1dari 50

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya hukum acara pidana di indonesia dari dahulu


sampai sekarang ini tidak terlepas dari apa yang di sebut sebagai pembuktian, apa
saja jenis tindak pidananya pastilah melewati proses pembuktian. Hal ini tidak
terlepas dari sistem pembuktian pidana Indonesia yang ada pada KUHAP yang
masih menganut Sistem Negatif Wettelijk dalam pembuktian pidana. Pembuktian
dalam hal ini bukanlah upaya untuk mencari-cari kesalahan pelaku saja namun
yang menjadi tujuan utamanya adalah untuk mencari kebenaran dan keadilan
materil. Hal ini didalam pembuktian pidana di Indonesia kita mengenal dua hal
yang sering kita dengar yaitu alat bukti dan barang bukti di samping adanya
proses yang menimbulkan keyakinan hakim dalam pembuktian.Sehingga dalam
hal pembuktian adanya peranan barang bukti khususnya kasus-kasus pidana yang
pada dewasa ini semakin beragam saja, sehingga perlunya peninjauan khusus
dalam hal barang bukti ini.1
Dalam proses perkara pidana di Indonesia, barang bukti memegang
peranan yang sangat penting, dimana barang bukti dapat membuat terang tentang
terjadinya suatu tindak pidana dan akhirnya akan digunakan sebagai bahan
pembuktian, untuk menunjang keyakinan hakim atas kesalahan terdakwa
sebagaimana yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum didalam surat dakwaan
di pengadilan.1
Barang bukti tersebut antara lain meliputi benda yang merupakan objek-
objek dari tindak pidana, hasil dari tindak pidana dan benda-benda lain yang
mempunyai hubungan dengan tindak pidana. Untuk menjaga kemanan dan
keutuhan benda tersebut undang-undang memberikan kewenangan kepada
penyidik untuk melakukan penyitaan. Penyitaan mana harus berdasarkan syarat-
syarat dan tata cara yang telah ditentukan oleh undang-undang.2
Pasal-pasal KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)
tentang pembuktian dalam acara pemeriksaan biasa diatur didalam Pasal 183
sampai 202 KUHAP.

1
Pasal 183 KUHAP yang berbunyi :
Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya ada dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.3
Dengan suatu alat bukti saja umpamanya dengan keterangan dari seorang
saksi, tidaklah diperoleh bukti yang sah, akan tetapi haruslah dengan keterangan
beberapa alat bukti. Dengan demikian maka kata-kata alat-alat bukti yang sah
mempunyai kekuatan dan arti yang sama dengan bukti yang sah. Selain dengan
bukti yang demikian diperlukan juga keyakinan hakim yang harus di peroleh atau
ditimbulkan dari dari alat-alat bukti yang sah.1
Sedangkan yang dimaksud dengan alat-alat bukti yang sah adalah
sebagaimana yang diterangkan di dalam Pasal 184 KUHAP sebagai berikut: 2
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP)


Definisi
Tempat Kejadian Perkara(TKP) adalah Tempat dimana suatu tindak pidana
dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan
tindak pidana.TKP merupakan sumber dari bahan-bahan penyidik perkara karena
didapati bekas-bekas dari peristiwa itu berupa bekas kaki, tangan, darah,
muntahan dan alat/benda sebagai alat bukti di pengadilan, selain itu digunakan
bahan penyidik perkara.4
Tindakan yang dilaksanakan di TKP dalam bentuk kegiatan dan tindakan
kepolisian yang terdiri:4
a) Tindakan pertama di tempat kejadian perkara ( TPTKP )
b) Pengolahan tempat kejadian perkara ( OLAH TKP )

Peranan Dokter Dalam Pemeriksaan di TKP


Bantuan dokter dalam menangani korban di TKP memang sangat
dibutuhkan, bantuan tersebut tidak hanya ditujukan untuk korban mati saja tetapi
korban hidup. Dasar hukum yang berkaitan dengan hal ini adalah : Penyidik
mempunyai wewenang untuk mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara (KUHAP Pasal 7 ayat 1 sub h). Pasal
ini perlu dikaitkan dengan KUHAP pasal 120 ayat 1 : dalam hal penyidik
menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki
keahlian khusus.
Bila dokter menolak maka ia dikenakan hukuman berdasarkan pada Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 224.
Bantuan yang diminta dapat berupa pemeriksaan TKP atau di rumah sakit,
pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaik-baiknya, hasil pemeriksaan di
TKP disebut dengan visum et repertum TKP.5

3
Bantuan dokter dapat berupa:
1. Persiapan : permintaan tertulis atau tidak, catat tanggal permintaan, siapa
peminta, lokasi dimana, dan alat pemeriksa TKP.
2. Biaya : ditanggung yang meminta.
3. Jika korban masih hidup :
Identifikasi secara visual : pakaian, perhiasan, dokumen dan kartu pengenal
lainnya.
Identifikasi medik : dari ujung rambut sampai kaki, termasuk gigi dan sidik
jari.
4. Jika korban mati: buat sketsa foto, situasi ruangan, lihat TKP porak-poranda
atau tenang.

Identifikasi
Suhu mayat, penurunan suhu, lebam mayat, kaku mayat, pembusukan.
Luka : lokasi luka, garis tengah luka, banyak luka, ukuran luka, sifat luka.
Darah: warna merah atau tidak, tetesan, genangan atau garis, melihat bentuk
dan sifat darah dapat diperkirakan sumber darah, distribusi darah dan
sumber perdarahan (gambar).

4
5. Identifikasi lanjutan
Ada sperma atau tidak
Pengambilan darah : jika di dinding kering,dikerok, jika pada pakaian,
digunting
Darah basah/segar, masukkan ke termos es, kirim ke la kriminologi.
6. Identifikasi lanjutan
Ada sperma atau tidak
Rambut
Air ludah, bekas gigitan.
7. Membuat kesimpulan di TKP
Mati wajar atau tidak
Bunuh diri : genangan darah, TKP tenang tidak morat-marit, ada luka
percobaan, luka mudah dicapai oleh korban, tidak ada luka tangkisan,
pakaian masih baik.
Pembunuhan: TKP morat-marit, luka multipel, ada luka yang mudah
dicapai, ada yang tidak, luka disembarang tempat, pakaian robek ada luka
tangkisan.
Kecelakaan

5
Mati wajar karena penyakit

Dokter bila menerima permintaan harus mencatat :


1. Tanggal dan jam dokter menerima permintaan bantuan
2. Cara permintaan bantuan tersebut (telpon atau lisan)
3. Nama penyidik yang meminta bantuan
4. Jam saat dokter tiba di TKP
5. Alamat TKP dan macam tempatnya (misalnya sawah, gudang, rumah, dsb)
6. Hasil pemeriksaan

Yang dikerjakan dokter di TKP:


1. Pemeriksaan dokter harus berkoordinasi dengan penyidik
2. Menentukan korban masih hidup atau sudah mati
3. Bila hidup diselamatkan dulu
4. Bila meninggal dibiarkan asal tidak mengganggu lalulintas
5. Jangan memindahkan jenzah sebelum seluruh pemeriksaan TKP selesai
6. TKP diamankan oleh penyidik agar dokter dapat memriksa dengan tenang.
7. Yang tidak berkepentingan dikeluarkan dari TKP
8. Dicatat identitas orang tersebut
9. Dokter memeriksa mayat dan sekitarnya dan mencatat: lebam mayat, kaku
mayat, suhu tubuh korban, luka-luka, membuat sketsa atau foto.

Mencari dan mengumpulkan barang bukti:


Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik terutama bila ada team labfor
Dokter membantu mencari barang bukti
Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik
Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut
Selesai pemeriksaan TKP ditutup missal selam 3x24 jam
Korban dibawa ke rumah sakit dengan disertai permohonan visum et repertum

Kesalahan umum selama pemeriksaan TKP:


a. Persiapan yang baik untuk persiapan

6
b. Mengabaikan sebuah benda
c. Mengejar pengakuan tersangka
d. Menambah hal-hal yang sebenarnya tidak ada
e. Mengganti/ memalsu
f. Melompat-lompat atau tidak sistematis

Hal-hal yang diperhatikan sebelum meninggalkan TKP:


a. Cukup/ belum pemeriksaan
b. Barang bukti sudah terkumpul/ belum
c. Jumlah barang bukti
d. Cara pembungkusan
e. Konsep-konsep lengkap

2.2 BARANG BUKTI


Definisi
Pada setiap kejahatan, hampir selalu ada barang bukti yang tertinggal,
yang kalau diteliti dengan memanfaakan berbagai macam ilmu forensik, maka
tidak mustahil kejahatan tersebut akan dapat terungkap dan bahkan korban yang
sudah membusuk atau hangus serta pelakunya akan dapat dikenali. Oleh sebab itu
pada kasus-kasus tindak pidana yang dilakukan terhadap manusia perlu dicari
sebanyak mungkin barang bukti medik, baik yang berasal dari tubuh korban
maupun pelaku.2
Jejak bukti (trace evidence) merujuk pada berbagai jenis material yang
memiliki karakter kimia dan fisik yang dapat digunakan untuk membuktikan
apakah tersangka berada pada tempat kejadian perkara. Material yang digunakan
untuk mengidentifikasi suspek meliputi semua termasuk rambut hingga serat
pakaian. Identifikasi jejak bukti merupakan proses membandingkan karakter
kimia dan fisik dari sampel yang didapat pada tempat kejadian perkara dengan
asal mulanya.3
Jejak bukti terjadi saat objek yang berlainan bersentuhan satu dengan yang
lainnya. Material seperti ini biasanya berpindah melalui panas yang diawali
melalui gesekan sentuhan. Pentingnya jejak bukti pada penyelidikan kriminal

7
telah ditunjukkan oleh dr.Edmond Locard pada awal era 20-an. Sejak jaman
dahulu, ilmu kedokteran forensik telah digunakan untuk rekonstruksi kasus
kriminal, deskripsi pelaku, lokasi, dan hal-hal lain yang terkait.6
Barang bukti medik yang berasal dari tubuh korban akan lebih banyak
memberikan informasi seputar proses terjadinya kejahatan, sedangka barang bukti
medik dari tubuh pelaku seputar identitas yang bersangkutan.2
Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang berbeda
berhubungan satu sama lain.6 Barang bukti : benda-benda yang dipergunakan
untuk memperoleh hal-hal yang benar-benar dapat meyakinkan hakim akan
kesalahan terdakwa terhadap perkara pidana yang di tuduhkan.1 Barang bukti
adalah benda bergerak atau tidak berwujud yang dikuasai oleh penyidik sebagai
hasil dari serangkaian tindakan penyidik dalam melakukan penyitaan dan atau
penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan peradilan.7
Menurut pasal 184 KUHAP, alat bukti dalam perkara pidana bisa berupa
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Hal-
hal yang sudah diketahui umum, tidak perlu dibuktikan lagi. Pada prinsipnya,
penggunaan alat bukti saksi dan surat dalam hukum acara pidana tidak berbeda
dengan hukum acara perdata. Baik dalam bentuk maupun kekuatannya. Namun,
ada alat bukti lain yang perlu diketahui dalam perkara pidana, diantaranya
adalah:1

a. Keterangan Ahli
Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki keahlian khusus tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.1,2 Jadi, seorang ahli itu dapat
menjadi saksi. Hanya saja, saksi ahli ini tidak mendengar, mengalami dan/atau
melihat langsung peristiwa pidana yang terjadi. Berbeda dengan saksi yang
member keterangan tentang apa yang didengar, dialami dan/ atau dilihatnya secara
langsung terkait dengan peristiwa pidana yang terjadi.1
Sama halnya dengan seorang saksi, menurut hukum, seorang saksi ahli yang
dipanggil di depan pengadilan memiliki kewajiban untuk:1

8
- Menghadap/ datang ke persidangan, setelah dipanggil dengan patut menurut
hokum
- Bersumpah atau mengucapkan janji sebelum mengemukakan keterangan (dapat
menolak tetapi akan dikenai ketentuan khusus)
- Memberi keterangan yang benar
Bila seorang saksi ahli tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka dia
dapat dikenai sanksi berupa membayar segala biaya yang telah dikeluarkan dan
kerugian yang telah terjadi. Akan tetapi seorang ahli dapat tidak menghadiri
persidangan jika memiliki alasan yang sah.1

b. Alat Bukti Petunjuk


Menurut pasal 188 KUHAP, Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan yang diduga memiliki kaitan, baik antara yang satu dengan yang lain,
maupun dengan tindak pidana itu sendiri, yang menandakan telah terjadi suatu
tindak pidana dan siapa pelakunya.1,3
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan
keterangan terdakwa. Oleh karena itu, petunjuk juga merupakan alat bukti tidak
langsung.1 Penilaian terhadap kekuatan pembuktian sebuah petunjuk dari keadaan
tertentu, dapat dilakukan oleh hakim secara arif dan bijaksana, setelah melewati
pemeriksaan yang cermat dan seksama berdasarkan hati nuraninya.1

c. Keterangan Terdakwa/ Pelaku


Menurut pasal 194 KUHAP, yang dimaksud keterangan terdakwa itu
adalah apa yang telah dinyatakan terdakwa di muka sidang, tentang perbuatan
yang dilakukannya atau yang diketahui dan alami sendiri.1,2 Pengertian keterangan
terdakwa memiliki aspek yang lebih luas dari pengakuan, karena tidak selalu
berisi pengakuan dari terdakwa. Keterangan terdakwa bersifat bebas (tidak dalam
tekanan) dan ia memiliki hak untuk tidak menjawab Kekuatan alat bukti
keterangan terdakwa, tergantung pada alat bukti lainnya (keterangan terdakwa
saja tidak cukup) dan hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.1

9
d. Surat
Surat diatur dalam KUHAP Pasal 187:8 Surat sebagaimana tersebut dalam
pasal 184 ayat (1) huruf c dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan
sumpah adalah:
a. Dst
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian suatu
keadaan.
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai suatu hal atau keadaan yang diminta secara resmi dari
padanya.
Ketentuan dalam titik c sama dengan apa yang terjadi dalam pembuatan
visum, artinya surat keterangan dari dokter tentang orang luka atau jenazah dan
lain keadaan yang diminta secara resmi oleh penyidik. Dengan demikian VeR
dapat digolongkan sebagai alat bukti surat.8

e. Keterangan Saksi
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang
berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alas an dari
pengetahuannya.2

Prosedur Pengiriman Barang Bukti


Laboratorium kriminal kepolisian merencanakan dan menjalankan
prosedur sehingga bukti selalu dikirim dengan cara yang sama dan ke tempat yang
sama. Bukti dimasukkan dalam amplop dan disegel, diberikan pada pengirim
untuk mengemas bukti. Amplop bukti berisiinformasi berikut: nama tersangka,
nomor laporan, kejadian, tanggal kejadian, nama polisi yang mengirimkan,
tanggal pengiriman, mata rantai penahanan (chain of custody) yang lengkap.9
Bukti harus dikemas dengan baik sehingga tidak ada bagian yang rusak
atau hilang. Substansi yang diawasi harus disegel rapat untuk menghindari

10
kebocoran, bukti pembakaran rumah harus dimasukkan dalam kaleng untuk
mencegah penguapan, tabung darah harus terlindung agar tidak pecah, dan barang
bukti yang basah harus dikeringkan sebelum dikemas. Barang bukti tidak pernah
dikemas dalam plastik karena akan menimbulkan jamur, gunakan kertas. Formulir
Evidence Analysis Request harus menyatakan dengan jelas analisis apa yang
dilakukan oleh ahli forensik. Pengisian permintaan dilengkapi dengan bukti,
dicatat dalam buku catatan utama, distempel tanggal, dan dimasukkan dalam
ruang bukti untuk disimpan. Setelah bukti dikemas kemudian disegel dengan
sebuah segel bukti yang mencantumkan nama penyegel, nomor pelayanan, dan
tanggal.9
Selanjutnya kasus segera dipelajari melalui analisis bukti dengan dasar
yang lebih dulu datang lebih dulu dilayani, kecuali dalam keadaaan mendesak.
Barang bukti tetap tersimpan dalam ruang bukti (evidence vault) sampai akhirnya
dipelajari oleh penguji, yang membuka paket tanpa merusak segel, jika semua
memungkinkan. Setelah dianalisis, segel yang lain dibubuhkan oleh penguji,
dilengkapi dengan inisialnya, nomor pelayanan, dan tanggal. Bukti kemudian
dikembalikan ke ruang bukti, menunggu untuk dibawa oleh lembaga penegak
hukum atau dihancurkan.9

A. DARAH

Darah merupakan bagian tubuh manusia yang dapat memberikan banyak


informasi penting bagi pengungkapan peristiwa pidana, baik yang ditemukan
sebagai bercak, diambil dari tubuh manusia yang masih hidup ataupun yang sudah
mati. 2
1. BERCAK DARAH

Pada peristiwa pidana, bercak darah sering kali ditemukan pada 2


Tubuh korban
Lantai di sekitar tubuh korban
Dinding
Alat-alat rumah tangga (almari atau meja)
Senjata tajam

11
Pakaian
Kendaraan bermotor

Hampir semua korban mati dengan luka-luka dapat ditemukan genangan


darah, kecuali tubuh korban sudah dipindahkan dari tempatnya semula. Sebagian
dari genangan itu terkumpul ketika korban masih hidup dan sebagian lagi sesudah
mati. 2
Adanya bercak darah pada tubuh korban dapat memberikan informasi
mengenai posisi korban ketika mendapatkan luka. Bercak yang ditemukan di kaki
dan di lantai pada korban tusukan di dada memberi petunju bahwa korban dalam
keadaan berdiri ketika menerima tusukan.2
Dari bentuk sifat bercak darah dapat diketahui sumber perdarahan, darah yang
berasal dari pembuluh balik pada luka yang dangkal , akan berwarna merah gelap,
sedangkan yang berasal dari pembuluh nadi pada luka yang dalam akan berwarna
merah terang. Darah yang berasal dari saluran pernafasan atau paru-paru berwarna
merah terang dan berbuih, jika telah mengering tampak seperti gambaran sarang
tawon. Darah yang berasal dari saluran pencernaan akan berwarna merah-coklat
sebagai akibat dari bercampurnya darah dengan asam lambung.8
Bentuk bercak darah juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana
cara darah menempel pada objek, yaitu jatuh secara pasif, menyemprot dari arteri
yang terpotong atau karena senjata yang berlumuran darah dikibas-kibaskan oleh
pembunuhnya. Gambaran bercak yang menyerupai pin bowling atau tanda seru
memberikan petunjuk bahwa darah menyemprot dari arteri ke permukaan objek
secara miring, dimana ujung kecil dari pin bowling itu menunjuk ke arah mana
darah menyemprot. 2
Darah dari pembuluh nadi akan memberikan bercak kecil-kecil menyemprot
pada daerah yang lebih jauh dari daerah perdarahan, sedangkan yang berasal dari
pembuluh balik biasanya membentuk genangan, dikarenakan tekanan dalam
pembuluh nadi lebih tinggi dari tekanan atmosfer sedangkan tekanan dalam
pembuluh balik lebih rendah hingga tidak mungkin menyemprot. 8
Perkiraan umur/tuanya bercak darah. Darah yang masih baru bentuknya cari
dengan bau amis, dalam waktu 12-36 jam akan mengering sedangkan warna darah

12
akan berubah menjadi coklat dalam waktu 10-12 hari. Oleh karena banyak faktor
yang mempengaruhi darah maka di dalam prakteknya hanya disebutkan bahwa
darah tersebut sangat baru, baru,tua, dan sangat tua, yaitu berdasarkan
perubahan-perubahan warna serta perbandingan jumlah dengan intensitas reaksi
terhadap uji-uji yang dilakukan di laboratorium. 8
Gambaran bercak besar yang salah satu sisi bergerigi atau membentuk jari-jari
dengan ujung runcing (seperti gambar ubur-ubur) memberi informasi bahwa
korban diseret ke lain tempat. Ujung jari-jari menunjuk ke arah korban diseret. 2
Letak ditemukannya bercak dapat memberi petunjuk dari mana darah berasal.
Bercak-bercak linier yang ditemukan di langit-langit kemungkinan besar berasal
dari senjata tajam yang dikibas-kibaskan oleh pelakunya. Bercak di lantai atau
perabotan rumah tangga kemungkinan besar berasal dari tubuh korban 2
Tidak semua bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemeriksaan guna menentukan : 2
Bercak itu darah atau bukan
Darah manusia atau bukan
Jenis golongan darahnya
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pemeriksaan tersebut ialah :
1).Persiapan
Bercak darah yang menempel pada sesuatu objek, misalnya senjata, lantai,
atau perabot rumah tangga dikerok dan kemungkinan direndam pada larutan
garam fisiologis. Sedangkan yang menempel pada pakaian dapat langsung
direndam pada larutan tersebut. 2

2).Tes Penyaringan (Presumptive Test)


Ada banyak tes penyaringan yang dapat dilakukan untuk membedakan
apakahbercak itu berasal dari darah atau bukan. Tes yang banyak dilakukanialah
leuko-malachite green test (Tes Benzidine) atau castle-Meyer test (Tes
Phnolphtalein). Hanya bercak yang memberikan tes positif saja yang perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tes-tes tersebut juga dapat dilakukan
terhadap bercak yang kecil dengan cara mengusap bercak tersebut dengan kertas
filter dan kemudian tes dikerjakan di kertas filter tersebut. 2

13
3).Tes Meyakinkan (Confirmatory Test)
a).Tes Serologik
Tes precipitin dengan menggunakan anti-human globulin atau antisera yang
lain akan memberikan konfirmask bahwa bercak yang diperiksa itu benar-
benar darah dan dapat membedakan darah manusia atau binatang. 2
b).Tes Kimiawi
Ada banyak tes kimiawi yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa
diperiksa itu bercak darah, atas dasar pembentukan kristal-kristal
hemoglobin yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan
mikroskop. Tes-tes tersebut antara lain tes Takayama dan Teichmann2
c).Spektroskopik
Larutan reduced hemoglobin akan memberikan spektrum warna yang khas
pada spektroskop. Tes ini dibuat lebih spesifik dengan menambahkan
berbagai reagensia untuk membentuk berbagai produk dari hemoglobin ,
seperti misalnya methemoglobin yang akan memberikan spektrum yang
khas.2
d).Mikroskopik
Pada bercak-bercak darah yang telah kering biasanya sel-sel darah merah
atau sel-sel darah putih mengalami kerusakan. Walaupun demikian pada
bercak-bercak yang masih baru sering masih dapat diidentifikasi. Pada
pemeriksaan tersebut dapat juga memberi informasi tentang asal-usul darah.
Sel-sel darah burung mempunyai inti dan sel-sel darah onta berbentuk oval.2

4).Penentuan Golongan Darah


Banyak sistem yang dapat dipakai untuk menentukan golongan darah,
antara lain sistem ABO. Penentuan tersebut dapat dilakukan terhadap bercak
yang masih segar ataupun yang sudah kering. Bahkan tes golongan darah dapat
dilakukan pada bercak yang menempel pada serabut pakaian. 2
Dengan cara yang sama, penentuan golongan darah juga dapat dilakukan
terhadap cairan tubuh (misalnya air liur atau sperma), dari orang-orang
tergolong bertipe sekretor. Menurut penyelidikan yang pernah

14
dilakukan,terdapat lebih kurang 70% dari populasi yang tergolong bertipe
sekretor. 2
Penentuan golongan darah ini sangat penting guna melihat apakah ada
kesesuaian antara golongan darah yang menempel pada senjata atau mobil
yang diduga menjadi penyebab kematian dengan golongan darah korban2

2. DARAH ORANG HIDUP

Pada penyidikan perkara pidana kadang-kadang diperlukan pemeriksaan


darah dari orang yang masih hidup, yaitu 2
Untuk membuktikan adanya alkohol dalam darah pelanggar lalu lintas,
atau orang-orang yang diduga melakukan kejahatan
Untuk membuktikan adanya morfin dalam darah dari orang-orang yang
diduga sebagai pemakai zat tersebut
Untuk membukikan ada tidaknya hubungan paternitas pada kejahatan di
bidang imigrasi. Perlu diketahui bahwa dalam upaya memasuki negara
tertentu sering dilakukan dengan cara-cara yang tidak syah, misalnya
dengan memalsukan kesyahan.
Untuk membuktikan adanya tindak pidana perzinahan yang
mengakibatkan lahirnya anak

3. DARAH KORBAN MATI

Pemeriksaan darah dari korban mati perlu dilakukan guna menentukan : 2


Golongan darahnya untuk dicocokkan dengan golongan darah yang
menempel pada senjata atau mobil yang dicurigai sebagai penyebab
kematiannya
Untuk menentukan sebab kematiannya, yaitu dengan memeriksa adanya zat
atau racun yang menyebabkan kematiannya
Kalau memungkinkan, darah yang telah diambil ditempatkan di dalam
refrigerator dengan suhu sekitar 4 derajat celcius. Penambahan sedikit sodium
fluorida akan mencegah proses enzimatik dari pembusukkan. Semakin banyak

15
darah yang dapat diambil semakin baik, tetapi pemeriksaan berbagai zat dengan
teknik modern sekarang ini tidak memerlukan banyak darah. 2

Pemeriksaan darah yang telah kering.


Didalam melakukan pemeriksaan darah yang telah kering di TKP atau
pada barang-barang bukti lainnya seperti pisau, tongkat,palu, pemukul dan lain
sebagainya. Penyidik harus memperoleh kejelasan dalam 3 hal yaitu, :
Apakah bercak darah tersebut memang bercak darah?
Jika bercak darah, apakah berasal dari manusia?
Bila berasal dari manusia, apa golongan darahnya?
Kejelasan dari 3 hal pokok tersebut penting dalam menyelesaikan kasus
oleh karena bercak darah yang kering tidak dapat dibedakan dari bercak-bercak
lainnya. Dengan dapat dibuktikannya bahwa bercak yang terdapat pada senjata
itu adalah bercak darah, maka pembuktian di pengadilan jadi lebih mudah8
Tabel.Pemeriksaan Laboratorium pada Bercak darah yang kering
TUJUAN METODE HASIL YANG
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN DIHARAPKAN
Menentukan bercak darah Pendahuluan:
Tes Benzidine Terjadinya warna hijau-
biru

Tes Luminol Bercak bersinar

Penentuan : Kristal hemin-HCl


Tes Teichman berbentuk batang warna
coklat

Tes Takayama Kristal Pyridine-


hemochromogen
berbentuk bulu, warna
jingga
Menentukan darah Tes Presipitin Terjadinya presipitasi
manusia
Menentukan golongan Absorption-Elution Terjadinya aglutinasi
darah

16
KETERANGAN :
a).Tes Benzidine
Dalam perkara kriminal, Tes benzidine yang positif merupakan indikasi
kuat bahwa bercak yang diperiksa adalah bercak darah.
Cara pemeriksaan : bercak yang diduga bercak darah,digosok dengan kertas
saring, bercak yang menempel pada kertas saring kemudian diteteskan dengan 1
tetes Hidrogen peroksida 20% dan 1 tetes reagensia benzidine.

b).Tes Luminol
Tes luminol merupakan tes yang paling sensitif untuk mendeteksi darah.
Bila bercak darah disemprot dengan reagensia luminol maka akan bersinar
mengeluarkan cahaya (luminescence), oleh karena itu, tes ini dapat sebagai tes
penyaring karena dapat dilakukan dengan cepat.
Cara pemeriksaan : objek yang akan diperiksa disemprot dengan reagensia,oleh
karena yang dilihat adalah keluarnya cahaya bersinar, maka pemeriksaan
dilakukan dalam keadaan gelap.

c).Tes Takayama dan Teichman


Identifikasi darah dengan Tes Takayama dan Teichman sangat spesifik
namun sangat mudah dipengaruhi oleh zat-zat yang mengkontaminasi,hal mana
yang sering terjadi pada bercak darah.
Cara pemeriksaan Tes Takayama : seujung jarum bercak kering diletakkan pada
gelas objek, teteskan 1 tetes reagensia, tutup dengan kaca penutup, kemudian
dipanaskan. Baca dibawah mikroskop.
Cara pemeriksaan Tes Teichman : seujung jarum bercak diletakkan pada gelas
objek, ditambahkan satu butir kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial, tutup
kaca dengan kaca penutup, panaskan dan baca dibawah mikroskop.

d).Tes Presipitin
Tes Presipitin adalah tes yang spesifik untuk menentukan spesies apakah
bercak yang diperiksa berasal dari manusia, anjing, kucing, dll. Namun
pembuatan serum anti-manusia itu cukup sulit.

17
e).Golongan darah
Teknik yang dipakai dalam menentukan golongan darah pada bercak darah
yang sudah kering ialah absorption-elution, dimana prosedur pemeriksaan ini
termasuk dalam 4 tahap :
Tahap 1 : anti serum diteteskan pada bercak darah,dibiarkan untuk beberapa
saat supaya antibodi bereaksi mengikat antigen
Tahap 2 : serum yang tidak bereaksi dicuci supaya antibodi yang berlebihan
dapat dihilangkan
Tahap 3 : dengan terbentuknya ikatan antibodi dengan antigen, maka ikatan
tersebut dapat dilepaskan lagi dengan proses yang dikenal dengan nama
elution.
Tahap 4 : antibodi yang terlepas kemudian ditambah dengan sel darah merah
yang telah diketahui golongan darahnya. Dengan demikian ada tidaknya
aglutinasi dapat terlihat,golongan darah dari bercak dapat diketahui.

B. RAMBUT
Rambut,baik rambut kepala ataupun kelamin, merupakan bagian tubuh
manusia yang dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan
peradilan,antara lain tentang:
Saat korban meninggal dunia
Sebab kematian
Jenis kejahatan
Identitas korban
Identitas pelaku
Benda/senjata yang digunakan
Informasi tersebut di atas diperoleh dengan meneliti sifat-sifat, gambaran
mikroskopik serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun
tertentu.2
1. Saat meninggal dunia
Sifat-sifat dari rambut yang dapat dipakai untuk menentukan saat
kematian korban antara lain:2

18
a. Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4mm per hari. Pertumbuhan
tersebut akan berhenti jika orang meninggal dunia. Atas dasar sifat
tersebut maka saat kematian dapat diperhitungkan asalkan diketahui
kapan korban terakhir kali mencukur rambutnya. Memang ada pendapat
yang menyatakan bahwa rambut orang yang baru saja meninggal dunia
masih dapat tumbuh menjadi lebih panjang,tetapi sebetulnya bertambah
panjangnya rambut tersebut disebabkan oleh menyusutnya kulit.
b. Lepasnya rambut akibat pembusukan. Jika kematian sudah berlangsung
48-72 jam maka rambut kepala akan mudah lepas.
c. Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan saat
kematian. Pada penguburan yang dangkal perubahan warna akan terjadi
sesudah 1-3 bulan, sedang pada penguburan yang dalam sesudah 6-12
bulan.

2. Sebab kematian
Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut
mengingat beberapa racun tertentu, terutama racun mentalik, disimpan di bagian
tubuh tersebut.2,7

3. Jenis kejahatan
Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat
macam rambut yang ditemukan. Adanya rambut pubes pada tubuh korban
memberikan dugaan adanya tindak pidana perkosaan atau tindak pidana seksual
lainnya dan adanya rambut binatang pada tubuh manusia atau sebaliknya juga
dapat memberikan perkiraan adanya bestialiti.2,3

4. Indentitas korban
Rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan
kimia sehingga dapat dijadikan sarana identifikasi bagi mayat-mayat tak dikenal
yang sudah membusuk. Meskipun tak dapat memberikan identitas personal tetapi
dari rambut paling tidak dapat ditentukan umur, jenis kelamin, ras, golongan
darah dan sebagainya.2

19
5.Identitas pelaku
Rambut juga dapat dipakai sebagai sarana identifikasi guna mengetahui
identitas pelakunya. Sebagaimana diketahui bahawa pada tindak pidana perkosaan
dan pembunuhan, sering ditemukan rambut pelaku tertinggal atau berhasil
dijambak oleh korban sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
identifikasi.

6.Benda/senjata yang digunakan


Kerusakan pada rambut kadang-kadang menunjukkan ciri-ciri tertentu.
Pukulan di kepala dapat meninggalkan kerusakan kortikal pada rambut,
sedangkan tembakan senjata api dapat menyebabkan kebakaran pada rambut.
Rambut yang terbakar tersebut akan terlihat, hitam, rapuh, terpilin atau menjadi
keriting dan menimbulkan bau yang khas. Keadaan pangkal rambut juga dapat
dipakai sebagai petunjuk bagaimana rambut itu lepas. Pada pangkal rambut yang
lepas secara alami akan terlihat atrofi, sedang pada rambut yang dicabut secara
paksa akan mengalami robekan pada sarung rambut dan pada bulbus terlihat tak
teratur. Ditemukanya rambut pada senjata juga dapat member petunjuk tentang
keterlibatan kenderaan tersebut dalam peristiwa tabrakan.7

PEMERIKSAAN RAMBUT
Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejadiaan maka
hendaknya rambut tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui :2,7,9
Keasliannya
Rambut itu rambut manusia atau binatang
Identitas pemilik rambut
Informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan kejahatan

1. Keaslian rambut
Pemeriksaan keaslian rambut perlu dilakukan mengingat adanya berbagai serat
yang bentuk dan warnanya mirip rambut. Rambut yang utuh biasanya terdiri
atas akar, batang, dan ujung. Akar rambut terdiri atas jaringan ikat longgar

20
sedangkan batang rambut terdiri kutikula, kortek, dan medulla. Serat yang
bukan berasal dari rambut tidak mempunyai susunan seperti itu. Serat sintesis
misalnya, gambaran mikroskopisnya terlihat homogen.7

2. Penentuan rambut manusia atau bukan


Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka
langkah selanjutnya adalah menentukan apakah rambut tersebut berasal dari
manusia atau hewan. Cirri rambut manusia yaitu halus dan tipis, kutikula
mempunyai sisik kecil dan bergerigi, medulla sempit atau kurang dari 0.3 dan
pigmennya lebih kearah perifer. Sedangkan cirri rambut binatang ialah kasar
dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan polihidral, medulla lebar, kortex
tipis, index medulla lebih dari 0,5 dan pigmennyadi perifer maupun sentral.
Dengan tes presipitasi akan dapat dibedakan dengan tepat antara rambut
manusia dan rambut hewan.6,7

3. Identifikasi
Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia maka pemeriksaan lanjutan
perlu dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya. Perlu diketahui bahwa
rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia
sehingga dapat dijadikan salah satu sarana identifikasi bagi mayat-mayat yang
sudah membusuk. Meskipun tak dapat memberikan identitas personal sepertti
halnya sidik jari, tetapi dapat memberikan identitas umum, antara lain:
a. Umur
Umur dari pemilik rambut dapat ditentukan dengan memeriksa rambut
tersebut. Rambut lanugo pada bayi yang baru lahir mempunyai sifat halus,
tidak berpigmen, tak bermedulla dengan pola sisik yang lebih seragam.
Perlu dikemukakan bahwa tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh
berbeda-beda waktunya. Rambut pubis dan rambut ketiak misalnya,
tumbuh pada masa adolsen. Selain itu warna dari rambut juga dapat
dipakai sebagai petunjuk umur dari pemiliknya. Pada orang-orang tua
warna rambut akan berubah menjadi putih.

21
b. Jenis kelamin
Melalui berbagai pemeriksaan yang teliti akan dapat ditentukan jenis
kelamin dari pemiliknya. Rambut laki-laki pada umumnya lebih kaku,
lebih kasar, dan lebih gelap. Sedang rambut wanita umumnya halus,
panjang dan meruncing kearah ujung. Dari distribusinya juga dapat
ditentukan jenis kelaminnya. Rambut jenggot, rambut dada, dan kumis
adalah laki-lakli dan wanita juga menunjukkan gambaran yang berbeda.
Jika sel-sel akar rambut kepala masih ada dapat dilakukan pemeriksaan
sex-chromatin.
c. Ras
Untuk menentukan jenis rasnya dapat dilihat dari warna, panjang, bentuk
dan susunan rambut. Rambut orang Eropah misalnya, berwarna pirang,
kecoklatan atau kemerahan dan pendek.
d. Golongan darah
Penentuan golongan darah sekarang ini sudah dapat dilakukan dengan
memeriksa sehelai rambut dari bagian tubuh yang manapun melalui siatem
ABO, PGM, EsD ataupun system GLO-I. cirri-ciri khusus dari rambut
juga dapat membantu proses identifikasi, lebih-lebih jika ada rambut
pembandingnya. Warna, bentuk, minyak, cat atau struktur mikroskopik
dari rambut dapat dijadikan bahan pembanding bagi kepentingan
identifikasi.9

Cara mengambil sampel:


1. Sepanjang garis yang ditarik di tengah bagian belakang kepala dari pusat
satu telinga ke pusat yang lain, mengumpulkan rambut setidaknya
ketebalan pensil, dan mengikatnya bersama-sama dekat ujung akar (dekat
kulit kepala) dengan menggunakan tali kecil atau karet gelang.
2. Potong rambut dekat dengan kulit kepala tanpa memotong kulit kepala.
3. Mempertahankan posisi horizontal dari rambut yang terikat dengan
membungkus bagian yang dipotong dengan foil aluminium atau plastik.

22
4. Tunjukkan akar dan ujung dari rambut dengan menandai foil aluminium
atau plastik dengan label kertas. Jangan gunakan bahan yang boleh
melekat langsung pada rambut.
5. Tempatkan spesimen dalam amplop terlabel, bersih dan kering, untuk
pengiriman ke laboratorium. Perhatikan apakah pemutih, pewarna rambut
atau obat (misalnya selenium atau minoxidil) digunakan.

Dalam kasus-kasus dimana tubuh membusuk, rambut dapat juga dikumpulkan


dengan menarik akar rambut dari kulit kepala. Rambut mudah untuk dipindah dari
satu orang ke orang lain. Ia boleh menempel pada perkakas rumah, permadani dan
pakaian, dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa membusuk.
Karakteristik ini membuat rambut yang tersisa di TKP menjadi aspek penting dari
tanda bukti. Bahkan jika seorang tersangka mencoba untuk membersihkan lokasi
TKP, dia kemungkinan besar akan meninggalkan rambut.10,11
Rambut mudah dianalisis dengan teknologi modern, seperti mikroskop cahaya
terpolarisasi, yang mengeluarkan warna dan rincian spesimen rambut; dan
perbandingan mikroskop yang memungkinkan ilmuwan untuk menganalisis dua
potong rambut bersebelahan. 9,11
Specimen diambil untuk memastikan bahwa sampel tersebut berasal daripada
manusia atau binatang. Namun demikian, agak sulit untuk menentukan sampel
secara direk, jadi harus dilakukan melalui beberapa metode seperti berikut: 11,12

Metode 1:
1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan
memiliki rambut tersebut
2. Teteskan cat kuku pada pertengahan objek gelas sehingga membentuk satu
lapisan yang tipis
3. Biarkan lapisan yang tipis tersebut mongering tetapi jangan sampai kering
total.
4. Letakkan 2-3 helai sampel rambut pada cat kuku yang terdapat pada objek
gelas.

23
5. Tunggu sampai cat kuku kering total, kemudian dengan menggunakan
forsep keluarkan rambut tersebut sehingga meninggalkan tanda rambut
yang dikeluarkan tersebut
6. Periksa objek gelas tersebut di bawah mikroskop. Lihat satu persatu tanda
helaian rambut tersebut dan diinterpretasikan
Setelah selesai , isi data yang diperlukan dan deskripsikan setiap corak yang
dilihat.12

Metode 2: Whole Mount ( metode ini dilakukan untuk melihat struktur internal
rambut):
1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan
memiliki rambut tersebut. Letak 1-2 helai rambut pada pertengahan objek
gelas.
2. 1-2 tetes air diletakkan di atas permukaan rambut supaya rambut di
tempatnya dan letakkan dek gelas di atas rambut. Ini dikenal sebagai wet
mount
3. Lihat sampel tersebut di bawah mikroskop.
4. Isi data yang dijumpai dan yang terlihat pada kertas data
5. Juga diukur panjang rambut tersebut. Perhatikan jikalau ada benda asing
pada rambut. Apakah medulla tampak terpecah-pecah, terpisah-pisah atau
bersinambungan? Atau apakah medulla hilang?
6. Perhatikan warna, diameter dan distribusi pigmen pada rambut.

Mengukur diameter rambut 12


1. Gunakan alat yang khas untuk membuat lubang pada kartu indeks.
Tempelkan sampel rambut pada lubang tersebut.
2. Letakkan kartu indeks tersebut dalam posisi vertikal supaya laser dapat
menembus secara langsung rambut yang ditempel tersebut. Arahkan laser
tersebut pada dinding dan hasil yang didapati adalah red spot horizontal
pada dinding, dengan bagian tengahnya paling terang.
3. Ukur jarak antara rambut dengan daerah yang paling terang pada dinding.
Jarakini dilabel sebagai L

24
4. Ukur jarak di antara spot yang terdapat di tengah dengan spot pertama dari
salah satu ujungnya. Ini dilabel sebagai x.
5. Determinasi ketebalan rambut, dalam micron, dengan menggunakan
formula: d=(L)/x, di mana adalah wavelength dari laser yang digunakan
Contoh gambaran rambut di mikroskop:12

Wet Mounts

Scale casts

Analisis rambut forensik memiliki keterbatasannya. Manusia bersama-


sama berkongsi karakteristik rambut, seperti warna dan tekstur, sehingga rambut
saja tidak dapat secara positif mengidentifikasikan seseorang sebagai pelaku.
Analisa rambut bisa menunjuk ke yang tersangka, namun, tanpa bukti DNA,
analisa forensik saja tidak dapat menyatakan secara positif bahwa suatu sampel
rambut tertentu berasal dari satu individu tertentu dan bukan orang lain. Bahkan
jika bekas rambut cocok dengan sampel rambut dari yang tersangka, itu akan

25
mungkin juga cocok dengan sampel dari individu lainnya. Tetapi bahkan dengan
keterbatasan ini, analisa rambut forensik dianggap sebagai salah satu alat yang
paling berharga yang tersedia untuk peneliti TKP.8,9,12

C)KUKU
Sampel kuku harus diperoleh dari yang melapor jika persoalan
pelanggaran menunjukkan bahwa tanda bukti mungkin hadir, misalnya, jika
terjadi perebutan atau jika rincian serangan ini adalah tidak pasti dan ahli forensik,
dalam mengamati tangan pelapor , mendapati ada sesuatu yang menarik dijumpai
di bawah atau pada permukaan kuku. Juga harus dipertimbangkan jika kuku pecah
selama pelanggaran dan bagian yang pecah bisa dicari dari tempat kejadian.
Sampel harus diperoleh dari yang tersangka jika dituduh bahwa tangannya
melakukan kontak langsung dengan alat kelamin perempuan.8,10,11
Sampel optimal adalah potong seluruh kuku karena ini lebih praktis untuk
ditangani. Namun, dalam beberapa kasus, kuku mungkin terlalu pendek untuk
dipotong atau pelapor mungkin tidak memberi persetujuan untuk mengambil
sampel. Dalam kasus tersebut, mengorek bahan di bawah kuku dilakukan dan
sampel tersebut diambil menggunakan tapered stick atau kedua sisi kuku harus
diseka dengan menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan korekan
kuku, ahli forensik harus mencoba untuk tidak mengganggu nail bed.11
Kedua tangan harus diambil sampel dan spesimen dibungkus secara
terpisah dan dimasukkan ke dalam amplop. Pada kasus yang jarang, apabila kuku
patah dan sisa kuku yang patah dijumpai di daerah kejadian, maka sisa kuku di
jari yang relevan harus dipotong dalam waktu 24 jam untuk memungkinkan
perbandingan striasi kuku. Jika tidak jelas dari mana jari kuku berasal, maka
mungkin diperlukan untuk memotong dan menyerahkan semua kuku makroskopik
yang patah karena striasi kuku adalah berbeda pada setiap jari. Panjang kuku dan
kerusakan yang terjadi pada kuku harus diperhatikan. 9

D) GIGI
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb:10

26
1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan
pengaruh lingkungan yang ekstrim.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan
restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.
3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan
medis gigi (dental record) dan data radiologis.
4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan
morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan
pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut
terlebih dahulu.
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian
bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.
6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.
7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang
terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur,
sedangkan giginya masih utuh.
Batasan dari forensik odontologi terdiri dari:7,8
1. Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan
kraniofasial.
2. Penentuan umur dari gigi.
3. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).
4. Penentuan ras dari gigi.
5. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan
kekerasan.
6. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.
7. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.
Penentuan usia
Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 16 tahun.
Identifikasi melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik
daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan
gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat
13 17 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi dapat

27
merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan
sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di
sebut sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh
enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan
garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya.
Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori
dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line.
Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi
molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi
lengkap pada usia 15 17 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat
digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga
dapat digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.11,12

28
Gambar di atas memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-anak (a)
gambaran yang menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan
pada usia 9 tahun (pada usia 6 tahun terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 6
tapi belum tumbuh secara utuh). Dibandingkan dengan diagram yang diambil dari
Schour dan Massler (b) menunjukkan pertumbuhan gigi pada anak usia 9 tahun.9
Penentuan usia antara 16 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi
molar tiga yang pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun,
terjadi degenerasi dan perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis
yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik.9,10
Penentuan Jenis Kelamin
Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin.
Gigi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya.
Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter
kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering
dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.8,11
Penentuan Ras
-Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:8
1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata
berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid
dan 13 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop
walaupun tidak terlalu jelas.
2. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal
premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.
3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20%
mongoloid.
4. Lengkungan palatum berbentuk elips.
5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.

29
Gambaran gigi di atas untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut: 12
1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.
2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari
mandibula.
3. Maloklusi pada gigi anterior.
4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.
5. Dagu menonjol.

Gambaran gigi di atas untuk ras negroid adalah sebagai berikut:10


1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.
2. Sering terdapat open bite.
3. Palatum berbentuk lebar.
4. Protrusi bimaksila.
Di bawah ini merupakan contoh gambar open bite:11

30
E) CAIRAN TUBUH
Cairan merupakan beberapa bukti kelumit organik yang paling sering disebut
karena dapat ditentukan dari komposisinya. Cairan yang tertinggal di TKP dapat
mencakup air liur, semen, keringat, dan muntah, yang dapat ditieliti melalui
keseluruhan tes yang besar pada laboratorium pemeriksaan medis.12
Teknik apusan ganda terbukti efektif untuk mengambil air liur baik dari
permukaan kulit maupun dari benda mati. Apusan pertama dilakukan dengan
menggunakan tangkai apusan yang telah dibasahi air untuk membersihkan
permukaan kulit yang kontak dengan lidah dan bibir, dengan tekanan ringan dan
gerakan sirkuler. Kemudian apusan kedua menggunakan tangkai apusan kering
untuk mengumpulkan sisa apusan pertama yang tertinggal di permukaan kulit.
Kedua apusan dikeringkan secara menyeluruh di udara pada suhu kamar, kurang
lebih 45 menit sebelum diserahkan ke pihak berwenang untuk di tes.10
Analisa uji praduga digunakan untuk mengindikasikan kehadiran air liur, yang
secara khusus sangat sulit dilihat dengan mata telanjang. Dua metode test biasa
untuk mengestimasi tingkat amylase dicontoh forensik termasuk Phadebas test
dan test difusi radial tepung yodium. Warna air liur mungkin ditemukan pada
bekas gigitan, putung rokok, dan alat bekas minum. Pendekatan biologi molekuler
menggunakan turunan bagan RNA juga diambil untuk mengembangkan sensifitas
dan spesifik test untuk macam-macam cairan tubuh termasuk air liur. Begitu juga
test biologi molekuler harus bisa digunakan sebagai test untuk menguji kandungan
logam pada darah, air mani, air liur secara bersama-sama dengan kepekaan dan
keakuratan yang tinggi.9
Secara visual bercak air mani pada pakaian berwarna abu-abu atau
kekuningan; bila pakaian atau bahan tersebut berwarna gelap, bercak berwarna
putih mengkilap. Air mani mempunyai bau yang khas bila masih baru (basah).
Bercak air mani yang telah kering bila diraba dengan dua jari, akan memberi
kesan seperti meraba pakaian yang diberi tajin. Dengan menyinari ruangan atau
tempat dimana terjadinya peristiwa kejahatan dengan sinar-UV, bercak air mani
yang sulit dilihat bila hanya dengan mata telanjang, akan tampak sebagai daerah
bercak-bercak yang berfluoresensi putih. Cairan atau noda dapat dicurigai sebagai
suatu cairan semen walaupun pelaku telah melakukan vasektomi. Tes khusus

31
untuk cairan semen berupa identifikasi spermatozoa dan tes kimia terhadap noda
yang ditemukan.9
Hampir dua pertiga kasus penelusuran test forensik DNA melibatkan kasus
kekerasan sesksual. Ratusan juta sperma dipancarkan (dikeluarkan) dalam
beberapa mililiter cairan semen. Noda-noda mani dapat dikarakteristikan dengan
memvisualisasi sel-sel sperma dengan uji acid phosphatase (AP) atau prostate
specific antigen (PSA atau p30).8
Uji mikrokospik di beberapa laboratorium dapat melihat kehadiran
spermatozoa pada kasus kekerasan seksual. Bagaimanapun laki-laki aspermic atau
oligospermic tidak juga mempunyai sperma atau kadar sperma yang rendah dalam
ejakulasi cairan semen mereka. Sebagai tambahan, vasektomi pada laki-laki tidak
akan menghasilkan sperma. Oleh karena itu pengujian-pengujian yang dapat
mengidentifikasi enzim-enzim spesifik mani membantu memverifikasi
kehadiran/keberadaan mani pada kasus-kasus kekerasan seksual.10
Acid phospatase adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat di dalam
cairan semen dan didapatkan pada konsentrasi tertinggi di atas 400 kali dalam
mani dibandingkan yang mengalir dibagian tubuh yang lain. Warna ungu dengan
penambahan beberapa penurunan sodium alpha naphthylphospate dan solusi Fast
Blue B atau fluoresensi dari 4-methyl umbelliferyl phospate di bawah sinar
ultraviolet (UV) mengindikasikan kehadiran (keberadaan) AP. Daerah yang luas
pada kain dapat disaring dengan menekan kain atau sprei melawan ukuran kertas
penyaring yang basah dan kemudian menggunakan kertas penyaring untuk tes-tes
praduga (presumtimptive).11
Sebagai kemungkinan yang lain pencarian sistematik dapat dilakukan pada
semua wilayah dari kain di bawah pengujian untuk membantasi lokasi air mani
dengan masing-masing pengujian berurutan.7
Prostate specific antigen diketemukan pada tahun 1970an dan dapat
menunjukkan nilai forensik dengan mengidentifikasi suatu protein dengan nama
p30 yang nyata menunjukkan 30.000 bobot molekuler. p30 pada permulaannya
adalah gagasan yang unik untuk cairan semen walaupun hal ini dilaporkan
mempunyai tingkat yang rendah pada susu ibu dan cairan-cairan yang lain.
Macam-macam PSA pada tingkatan rata-rata mulai 300-4.200ng/mL pada cairan

32
mani. Seratec dan diagnosa Abacus menandai PSA/p30 perangkat uji yang sama
untuk menguji kehamilan sederhana dan yang mungkin digunakan untuk
identifikasi forensik cairan mani.8
Kebanyakan laboratorium forensik meneliti spermatozoa sebagai bagian dari
konfirmasi kehadiran mani dalam suatu contoh evidentiary. Metode yang lazim
digunakan adalah metode membuktikan air mani yang telah mengering dari kain
atau dari kulit manusia dengan de-ionisasi kain penyeka yang dilembabkan (kain
penyeka yang dilembabkan dengan deionisasi). Bagian sel-sel yang akan
dipulihkan diletakkan dalam slide mikroskop dan tetap berada di atas slide. Sel-sel
yang akan diperiksa diwarnai dengan pewarna Christmas Tree terdiri dari
aluminium sulfat, nuclear fast red, picric acid, dan indigo carmine. Slide pewarna
diuji di bawah cahaya mikroskop untuk sel-sel sperma dengan bentuk kepala dan
ekor yang panjang. Christnas Tree memberi tanda warna pada ujung kepala
sperma dengan warna merah menyala atau merah muda, sedangkan ekor kepala
sperma dengan warna merah tua, separuh potongan separmatozoa berwarna biru,
dan warna ekornya hijau kenuningan. John Herr dari Universitas Virginia
mengembangkan beberapa pewarnaan sperma dengan tanda pijar pada bagian
kepala dan ekor spermatozoa dengan spesifik antibodi sperma dan dengan
demikian membuat lebih mudah untuk mengamati sel-sel sperma dalam
kehadirannya pada kelebihan sel-sel epithelial wanita.8,10

F) BUKAL (ORAL) SWAB


Gunakan kapas yang bersih untuk mengumpulkan bukal (oral) sampel.
Gosok permukaan bagian dalam pipi secara menyeluruh. Mengeringkan swab dan
menempatkan di atas kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup.
Jangan menggunakan kemasan plastik. Mengidentifikasi masing-masing sampel
dengan waktu, tanggal, nama orang, lokasi, nama pengumpul, nomor kasus, dan
nomor bukti. Membungkus sampel oral dari individu yang berbeda secara
terpisah. Sampel bukal tidak perlu didinginkan. Kirim ke laboratorium sesegera
mungkin.8,9
Jika darah yang digunakan untuk rujukan atau sampel oral tidak dapat
diperoleh, sebuah sampel referensi alternatif dapat diserahkan (untuk pemeriksaan

33
nuklir saja). Ini mungkin termasuk barang-barang seperti sampel bedah, pap
smear, gigi yang dicabut, atau sikat gigi atau item pakaian diketahui hanya
digunakan oleh individu tertentu aja.10

G)SPERMA
Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang sangat penting dalam
mengungkap kasus tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya
dapat membuat terang perkara tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas
pelakunya. Mengingat sperma terdiri atas sel spermatozoa dan plasma maka
pertama-tama yang perlu dibuktikan terhadap sesuatu objek yang diduga sperma
adalah membuktikan secara medik ke dua unsur tersebut. Jika benar sperma
manuasia maka selanjutya dapat dilakukan pemeriksaan DNA dengan
memanfaatkan sel-sel yang ditemukan2
Adanya air mani yang tercecer baik pada pakainan korban maupun pada
seprei, sarung bantal, kelambu dan bahan tekstil lainnya dengan mudah dapat
diketahui oleh penyidik; adapun cara untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut
:2,8
a. Visual : pada pakaian atau tekstil yang berwarna cerah. Bercak air mani
akan berwarna abu-abu atau agak kekuning-kuningan; sedangkan pada
bahan pakaian atau tekstil yang berwarna gelap akan tampak bercak air
mani mengkilat.bentuk bercak biasanya tidak teratur dengan intesitas
warna yang lebih tegas pada bagian pinggir bercak.
b. Mencium baunya : jika bercak air mani masih baru, basah maka dapat
dikenali dari baunya yang khas.
c. Meraba : bercak air mani yang telah mongering pada pakaian atau tekstil
jika diraba dengan dua jari akan member kesan seperti meraba kain yang
telah kering dikanji.
d. Sinar ultra-violet : penyidik perlu dilengkapi dengan lampu senter ultra
violet. Dengan menyinari pakaian atau bahan teksil yang terdapat di TKP
dengan sinar ultra violet, yang memberikan flouresensi putih; oleh karena
air mani mengandung zat berfluoresensi bila di sinari dengan sinar ultra
violet.

34
Dengan mengetahui cara mencari bercak air mani seperti diatas penyidik
akan lebih selektip dalam mengambil dan mengirim barang bukti pada kasus-
kasus kejahatan seksual atau penyimpanan seksual.8
A. PEMERIKSAAN SPERMATOZOA
Spesimen basah dapat diambil dariliang senggama dengan ose platina atau
pipet. Jika dengan cara ini tidak ada cairan yang terambul maka perlu dilakukan
penyemprotan dengan cairan yang fisiologis kedalam liang senggama (fornix
posterior), kemudian cairan tersebut diambil dan dipusingkan (disentrifusir).
Edapan-nya diteteskan di atas gelas obyek, ditutup dengan deck-glass dan
diperiksa di bawah mikroskop secara langsung atau dicat lebih dulu dengan
Methylen atau Hematoxylin Eosin.8
Spesimen kering diambil dari bercak-bercak yang telah kering. Sesudah
bercak itu dikerok, ditetesi dengan cairan fisiologis atau dikerok maka bercak itu
dikerok, ditetesi dengan cairan fisiologis atau asam acetat glacial. Jika bercak
menempel pada pakaian dan diatas gelas objek dan diatasnya ditetesi cairan HCl
1% atau asam acetat glacial 0,3%. Sesudah itu dilihat di bawah mikroskop secara
langsung atau dilakukan pengecatan lebih dahulu. Sebaiknya dilakukan tes
skrining lebih dahulu dengan menggunakan ultraviolet. Hanya bercak yang
mengalami fluorescensu saja yang dilakukan pemeriksaan.8,10
B. PEMERIKSAAN PLASMA SPERMA
Jika pada pemeriksaan tidak ditemukan spermatozoa, tidak berarti yang
diperiksa buka sperma. Mungkin pemerkosa menderita azosspermia atau telah
menjalani vasektomi sehingga spermatozoa tidak ditemukan. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemeriksan lanjutan untuk mengetahui adanya unsur plasma; seperti
misalnya acid phospatase, spemine atau choline.9
1. Pemeriksaan Acide Phosphatase
Karena zat ini merupakan enzyme yang mudah rusak maka pemeriksaan
tersebut harus dilakukan secepatnya. Pemeriksaan dapat dilakukan secara
kualitiatif ataupun kuantitatif.
2. Pemeriksaan Spermine (Berbio Test)
Cairan sperma diletakkan diatas gelas obyek, ditetesi larutan asam jenuh,
ditutup deck glass dan dilihat di bawah mikroskop. Akan terbentuk Kristal-

35
kristal dari spermine nitrat yang bentuknya kecil-kecil seperti jarum dan
berwarna kuning.
3. Pemeriksaan Choline (Florens Test)
Cairan sperma ditetesi larutan yang terdiri atas campuran 1,65 gram KJ, 2,54 J
dan 30 ml aquadest. Dibawah mikorskpo akan terlihat Kristal choline jodida
yang bentuknya seperti jarum atau belah ketupat dan berwarna coklat.

H) BUKTI AIR MANI DARI KEKERASAN SEKSUAL


Korban kekerasan seksual harus menjalani pemeriksaan kesehatan di
rumah sakit dengan menggunakan kit kekerasan seksual sebagai bukti standar
untuk mengumpulkan bukti vagina, oral, dan anal. Didinginkan dan serahkan
bukti ke laboratorium sesegera mungkin.8,10

I) AIR LIUR DAN URIN, CAIRAN LAIN DARI TUBUH


Menyerap air liur atau urin yang dicurigai ke kain bersih atau kapas.
Mengeringkan kain atau swab dan dikemas dengan kertas yang bersih atau
amplop dengan sudut tertutup. Jangan gunakan wadah plastik. Hantar objek kecil
yang dicemari air liur atau urin kering ke laboratorium. membungkus untuk
mencegah menghilangkan stain itu dengan tindakan abrasive selama pengiriman.
Membungkus dengan kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup.
Jangan gunakan wadah plastik.8,9
Apabila mungkin, memotong sampel besar dari benda-benda yang tidak
bisa digerak tetapi dicurigai dicemari air liur atau urin dengan alat yang bersih dan
tajam. membungkus untuk mencegah kehilangan noda oleh tindakan abrasif
selama pengiriman. Membungkus dengan kertas bersih. Jangan gunakan wadah
plastik.9,10
Ambil puntung rokok dengan bersarung tangan atau forseps bersih. Jangan
mengirimkan abu. Mengering dan menempatkan puntung rokok dari yang ditemui
dari tempat yang sama dalam kertas yang bersih atau amplop dengan sudut
tertutup. Jangan mengirim asbak kecuali diminta untuk pemeriksaan cetak laten .
Membungkus asbak secara terpisah. Jangan gunakan wadah plastik.10,11

36
Ambil permen karet dengan bersarung tangan atau forseps bersih.
Mengering dan menempatkan di kertas yang bersih atau amplop dengan sudut
tertutup. Jangan gunakan wadah plastik.Ambil amplop dan perangko dengan
bersarung tangan atau forseps bersih dan menempatkan dalam amplop yang
bersih. Jangan gunakan wadah plastik.8

J) JARINGAN, TULANG, DAN GIGI


Ambil jaringan, tulang, dan gigi dengan tangan bersarung atau forseps bersih.
Kumpulkan 1-2 inci kubik otot skeletal. Kirim tulang keseluruhan. Memotong
tulang meningkatkan kemungkinan kontaminasi. Kumpulkan gigi dalam urutan
sebagai berikut:7,8
Molar yang tidak dipulihkan.
Premolar tidak dipulihkan.
Kaninus tidak dipulihkan.
Insisivus tidak dipulihkan.
Molar dipulihkan.
Premolar dipulihkan.
Kaninus dipulihkan.
Insisivus dipulihkan.

Tempatkan sampel jaringan dalam wadah plastik kedap udara yang bersih
tanpa formalin atau formaldehida. Tempatkan gigi dan sampel tulang di kertas
yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup. Bekukan bukti dan tempatkan di
wadah styrofoam, dan masukkan ke es kering selama pengiriman.9,10

Memelihara bukti DNA bagi penyimpanan jangka panjang


Darah / air liur (sampel rujukan).
Dinginkan, jangan beku, sampel darah cair.Simpan di kulkas, bekukan (jika
kering), atau pada suhu kamar, jauh dari cahaya dan kelembaban.12
Darah / air mani (sampel bukti).
Simpan di kulkas, dibekukan, atau pada suhu kamar, jauh dari cahaya dan
kelembaban.12

37
K) SIDIK JARI
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari
epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari
kaki, yang juga dikenal sebagai dermal ridges atau dermal papillae, yang
terbentuk dari satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Dari bayi pun,
kita semua sudah mempunyai sidik jari yang sangat identik dan tidak dimiliki
orang lain. Alur-alur kulit di ujung jari dan telapak tangan dan kaki mulai tumbuh
di ujung jari sejak janin berusia empat minggu hingga sempurna saat enam bulan
di dalam kandungan.10,11
Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk diidentifikasi.
Pertama kali, dactylography ini ditemukan oleh Herschel, tapi Sir Francis Balton
adalah orang pertama yang mengambil tanda-tanda ibu jari dan jari-jari lain untuk
identitas seseorang dan membuat golongan-golongannya. Cap jari adalah saluran
saluran kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan tidak berubah seumur hidup.
Setiap jari tangan mempunyai gambaran yang lain. Kemungkinan gambaran sidik
jari yang sama dari 2 orang yang berlainan adalah 1:64.000.000. Jadi tanda
tersebut dianggap tanda pasti untuk identitas seseorang.9,10
Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari
antemortem. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang
diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan
demikian harus dilakukan penanganan sebaik-baiknya terhadap jari tangan
jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan
kedua tangan jenazah dengan kantong plastik.2,3
Keunggulan sidik jari dibandingkan dengan DNA adalah bahwa sidik jari
dapat dibedakan antara dua anak kembar (prabhakar 2001), sedangkan DNA tidak
dapat dibedakan. Sebaliknya, DNA dapat memberikan identitas seseorang dengan
lengkap dibandingkan dengan sidik jari laten dan parsial yang tertinggal pada
tempat kejadian.12
Dibawah ini merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :
1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit
manusia seumur hidup.

38
2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali
mendapatkan kecelakaan yang serius.
3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.12
Ada 3 golongan bentuk sidik jari, yaitu:
a) Tipe Arch, Pada patern ini kerutan sidik jari muncul dari ujung, kemudian
mulai naik di tengah, dan berakhir di ujung yang lain.
b) Tipe Loop, Pada patern ini kerutan muncul dari sisi jari, kemudian
membentuk sebuah kurva, dan menuju keluar dari sisi yang sama ketika
kerutan itu muncul.
c) Tipe Whorl, Pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi
sebuah titik pusat dari jari.
Identifikasi melalui sidik jari ini sangat penting, oleh karena itu perlu
dilakukan berbagai usaha untuk mendapatkannya. Kadang-kadang dijumpai mayat
sudah tidak utuh lagi atau sudah mengalami proses pembusukan, pengambilan
sidik jari masih tetap dapat dilakukan. Pada mayat sudah mengalami kerusakan,
jari-jari dimasukkan ke dalam formalin dan dicuci dengan alcohol kemudian
dikeringkan dan diambil cap jarinya. Jari-jari yang berdarah dapat member bekas
pada senjata, pakaian, pintu, jendela dan lain-lain. Bekas tersebut jangan disentuh,
karena polisi akan mengambil gambaran tersebut untuk identifikasi.10,11
Dengan menggunakan pemeriksaan melalui sidik jari, beberapa hal penting
dapat diperoleh, antara lain:
1. Identifikasi pelaku tindak kriminal.
2. Identifikasi mayat yang tidak dikenal walaupun telah terjadi pembusukan.
3. Bekas sidik jari yang didapati pada TKP dapat dicocokkan dengan sidik
jari pada senjata yang diduga dipakai tersangka.
4. Sebagai ganti tanda tangan yang dikenal sebagai Cap Jempol.
Dari sembilan metode identifikasi yang dikenal hanya metode penetuan jati
diri dengan sidik jari (daktiloskopi), yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter,
melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Walaupun pemeriksaan sidik jari
tidak dilakukan oleh dokter, dokter masih mempunyai kewajiban yaitu untuk
mengambilkan atau mencetak sidik jari, khususnya sidik jari pada korban yang
tewas dan keadaan mayatnya yang telah membusuk. Teknik pengembangan sidik

39
jari pada jari yang keriput, serta mencopot kulit ujung jari yang telah mengelupas
dan memasangnya pada jari yang sesuai pada jari pemeriksa, baru kemudian
dilakukan pengambilan sidik jari, merupakan prosedur standar yang harus
dikethui dokter.9,10,11
Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode
dusting (penaburan bubuk). Biasanya metode ini digunakan pada sidik jari paten /
yang tampak dengan mata telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel pada
lempeng aluminium, kertas, atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli
dapat menggunakan zat kimia, seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan
ninhidrin. Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan
cara mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang disimpan di dalam
wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan
benda yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat
stoples. Sianoakrilat bersifat mudah menguap sehingga uapnya akan menempel
pada permukaan benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin
banyak sianoakrilat yang menempel pada permukaan berminyak, semakin
tampaklah sidik jari sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat
pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari
padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau
minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-
kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera
dipotret agar dapat didokumentasikan. Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah
perak nitrat dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium
klorida, akan dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida.
Keringat dari pelaku mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang
dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat
disemprotkan ke permukaan benda yang diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit,
permukaan benda akan kering dan perak nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang atau
ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan membuat sidik jari yang
mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya iodin, warna yang dihasilkan
tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan.

40
Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan keringat
menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan mengandung minyak atau
keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan terlihat dengan
cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan selama 10-20 menit,
akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan panas
lampu. 11
Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari
adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan oleh
Christopher Worley, ilmuwan asal University of California yang bekerja di Los
Alamos National Laboratory. Dibandingkan dengan metode lainnya yang biasa
digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF dapat
mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.11,12
Beberapa alat yang digunakan dalam pengambilan sidik jari, yang
diantaranya adalah :
1. Stamping Kit
2. Kartu Sidik Jari AK-23
3. Kartu Tik atau Kartu Sidik Jari AK-24
4. Tinta Daktiloskopi
5. Roller
6. Magnifier/Loop
7. Sinyalemen

Terdapat pula berbagai macam alat yang berhubungan dengan sidik jari
yang digunakan dalam identifikasi dan penyidikan, alat-alat tersebut antara lain:
1. Fingerprint Magnifier
2. Forensic Comparator Type FC-281
3. Forensic Opsical Comparator Type FX-8A
4. Laboratory Fuming Cabinet
5. Fingerprint Development Station
6. Laser Photonics Printfinder

41
L)TOKSIKOLOGI
Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak
normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu
contohnya pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik
sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana
karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen
dalam darah. 8,9,10
Harus dipikirkan kemungkinan kematian akibat keracuan bila pada
pemeriksaan setempat (scene investigation) terdapat kecurigaan akan keracunan,
bila pada autopsi ditemukan kelainan yang lazim ditemukan pada keracunan
dengan zat tertentu, misalnya lebam mayat yang tidak biasa, luka bekas suntikan
sepanjang vena dan keluarnya buih dari mulut dan hidung serta bila pada autopsi
tidak ditemukan penyebab kematian.
Pemeriksaan forensik dalam proses keracunan dibagi menjadi dua
kelompok:
1. Bertujuan untuk mencari penyebab kematian, misalnya kematian yang
disebabkan keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb
2. Untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa
pembunuhan, perkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk
membiuat rekaan rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi, misalnya apakah
racun tsb berperan sehingga terjadi kecelakaan itu).
Guna pemeriksaan tambahan misalnya sampel/organ hasil otopsi untuk
pemeriksaan toksikologi adalah untuk melengkapi Visum et Repertum baik
korban hidup atau jenazah.

Pengambilan Sampel Pada Korban Yang Tewas


Prinsip pengambilan sampel pada kasus keracunan adalah diambil
sebanyak- banyaknya setelah kita sisihkan untuk cadangan dan untuk pemeriksaan
histopatologi. 12
Secara umum sampel yang harus diambil adalah:
a. Pada korban hidup: sisa makanan / minuman (muntahan), darah -/ + 100 ml,
Urine -/+ 100ml

42
b. Pada jenazah:
- lambung dengan isinya
- seluruh usus dengan isinya dengan membuat sekat dengan ikatan-ikatan pada
usus setiap jarak sekitar 60 cm
- darah, yang berasal dari sentral (jantung), dan yang berasal dari perifer (vena
jugularis, arteri femoralis, dll) masing-masing 50 ml dan dibagi dua. Yang satu
diberi bahan pengawet NaF 1% yang lain tidak diberi pengawet
- hati, sebagai tempat detoksifikasi tidak boleh dilupakan, diambil sebanyak 500
gram
- ginjal diambil keduanya, yaitu pada kasus keracunan logam berat terutama bila
urine tidak tersedia
- otak, diambil 500 gram khusus untuk keracunan kloroform dan sianida. Hal
tersebut dimungkinkan karena otak merupakan jaringan lipoid yang mampu
meretensi racun walau telah mengalami pembusukan
- urine diambil seluruhnya, penting karena racun akan diekskresikan melalui urine
khususnya untuk tes penyaring pada keracunan narkotika dan alkohol
- empedu, karena tempat ekskresi berbagai macam racun terutama narkotika
- pada kasus khusus dapat diambil: jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-10 cm
jaringan otot yaitu dari tempat yang terhindar kontaminasi misalnya m. Psoas
sebanyak 200 gram
- lemak dibawah kulit dinding perut sebanyak 200 gram rambut yang dicabut
sebanyak 10 gram
- kuku yang dipotong sebanyak 10 gram
- cairan otak sebanyak-banyaknya

Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi


Idealnya terdiri dari 9 wadah dikarenakan masing-masing bahan pemeriksaan
diletakkan
secara tersendiri, yaitu :
1. 2 buah peles a 2 liter untuk hati dan usus
2. 3 peles a 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal

43
3. 4 botol a 25 ml untuk darah (2 buah), urin dan empedu
4. Wadah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam kromat
hangat dan dibilas dengan aquades serta dikeringkan.
5. Bahan Pengawet
Jumlah bahan pengawet untuk sampel padat minimal 2x volume sampel tersebut,
bahan pengawet yang dianjurkan:
alkohol absolut (untuk sampel padat/ organ)
larutan garam jenuh (untuk sampel padat/ organ)
Natrium fluoride 1% untuk sampel cair
Natrium fluoride + natrium sitrat (75 mg + 50 mg) untuk setiap 10 ml sampel
cair
Natrium benzoat dan fenil merkuri nitrat khusus untuk pengawet urine

Cara Pengiriman
Untuk melakukan pengiriman bahan pemeriksaan forensik, harus memenuhi
kriteria :
1. Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan
Syarat wadah : bahan gelas/plastik, mulut lebar & bersih (baru).
- Minimal 4 buah stoples :
Stoples I : organ saluran cerna
Stoples II: Organ lain (hati, otak dll)
Stoples III: organ UGI
Stoples IV: darah/ urine
- Tutup rapat, tepi dilapisi lilin (seal) & diikat oleh tali bersambung,
2. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk control
3. Tiap tempat yang telah terisi disegel dan diberi label
4. Hasil autopsi harus dilampirkan secara singkat
5. Adanya surat permintaan dari penyidik yaitu:

Surat permohonan pemeriksaan:


Histopalogi
Toksikologi

44
Trace evidence
Keterangan yg lengkap mengenai :
Identitas korban
Peristiwa kematian/modus operandi
Riwayat dan perjalanan penyakit
Bahan apa yg dikirim
Bahan pengawet yg dipakai
Laporan otopsi
Berita acara pembungkusan dan penyegelan
Fotocopy SPVR
Contoh segel
Label, memuat identitas korban, jenis dan jumlah bahan pemeriksaan,
tempat dan pengambilan bahan, tanda tangan dan nama penyegel dan
dokter yang mengotopsi, cap stempel, dan segel dinas

45
BAB 3
KESIMPULAN

Tempat kejadian ialah tempat terjadinya kematian korban atau kejadian


jenazah pada suatu kasus. Cara dan pemeriksaan tempat kejadian adalah
berlandaskan Prinsip Locard yang mengatakan setiap sentuhan meninggalkan
kesan atau bekas, oleh karena itu, bukti-bukti fisik dapat dipindakan dari
tersangka kepada korban dan tempat kejadian, dan begitu juga sebaliknya. Tujuan
utama pemeriksaan tempat kejadian adalah untuk mengambil sampel untuk
dijadikan bukti pembicaraan saksi. Selain itu juga untuk mengenal pasti identitas
orang yang berada di tempat kejadian. Bukti-bukti ini disusun dari awal untuk
memperkirakan hal yang telah terjadi di tempat kejadian terhadap korban.
Pemeriksa tempat kejadian yang berpengalaman harus memilih bukti-bukti yang
berkaitan dengan jenazah dan meninggalkan yang tidak berkaitan.
Jejak bukti (trace evidence) merujuk pada berbagai jenis material yang
memiliki karakter kimia dan fisik yang dapat digunakan untuk membuktikan
apakah tersangka berada pada tempat kejadian perkara. Material yang digunakan
untuk mengidentifikasi suspek meliputi semua termasuk rambut hingga serat
pakaian. Identifikasi jejak bukti merupakan proses membandingkan karakter
kimia dan fisik dari sampel yang didapat pada tempat kejadian perkara dengan
asal mulanya. Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang
berbeda berhubungan satu sama lain. Barang bukti : benda-benda yang
dipergunakan untuk memperoleh hal-hal yang benar-benar dapat meyakinkan
hakim akan kesalahan terdakwa terhadap perkara pidana yang di tuduhkan.
Barang bukti adalah benda bergerak atau tidak berwujud yang dikuasai oleh
penyidik sebagai hasil dari serangkaian tindakan penyidik dalam melakukan
penyitaan dan atau penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan.
Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki keahlian khusus tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

46
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang diduga memiliki
kaitan, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu
sendiri, yang menandakan telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan
terdakwa.
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang cukup bermakna, karena
darah mempunyai cirri-ciri tersendiri sehingga dapat membantu memecahkan
suatu perkara, misalnya kasus pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri, identifikasi
bayi yang tertukar (disputed Paternity Cares) ataupun dalam menentukan apakah
darah tersebut berasal dari manusia atau bukan, antemortem/ postmortem, bayi
atau dewasa, wanita atau pria, dan lain-lain. Pada pemeriksaan golongan darah,
ada beberapa system yang dikenal tetapi system yang dilakukan adalah
pemeriksaan golongan darah dengan system ABO.
Rambut merupakan faktor yang penting dalam menentukan identitas
karena tahan terhadap pembusukan, pewarnaan, pembilasan, dan adanya bekas
potongan akan mudah sekali diketahui. Suku bangsa seseorang juga bisa diketahui
dengan mengamati rambut. Analisa rambut forensik adalah metode ilmiah untuk
menganalisis tanda bukti dari tempat kejadian perkara (TKP). Ini menyangkut
pemeriksaan batang rambut, termasuk medulla (inti), korteks (lapisan tengah) dan
kutikula (mencakup bagian luar) melalui mikroskop dan, kadang-kadang,
menemukan bukti DNA dalam jaringan yang tertinggal pada batang rambut.
Sampel kuku harus diperoleh dari yang melapor jika persoalan
pelanggaran menunjukkan bahwa tanda bukti mungkin hadir, misalnya, jika
terjadi perebutan atau jika rincian serangan ini adalah tidak pasti dan ahli forensik,
dalam mengamati tangan pelapor , mendapati ada sesuatu yang menarik dijumpai
di bawah atau pada permukaan kuku. Juga harus dipertimbangkan jika kuku pecah
selama pelanggaran dan bagian yang pecah bisa dicari dari tempat kejadian.
Sampel optimal adalah potong seluruh kuku karena ini lebih praktis untuk
ditangani. Namun, dalam beberapa kasus, kuku mungkin terlalu pendek untuk
dipotong atau pelapor mungkin tidak memberi persetujuan untuk mengambil
sampel. Dalam kasus tersebut, mengorek bahan di bawah kuku dilakukan dan
sampel tersebut diambil menggunakan tapered stick atau kedua sisi kuku harus

47
diseka dengan menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan korekan
kuku, ahli forensik harus mencoba untuk tidak mengganggu nail bed.
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan
antara lain gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan
pengaruh lingkungan yang ekstrim, karakteristik individual yang unik dalam hal
susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan
yang tinggi., kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan
medis gigi (dental record) dan data radiologis, gigi geligi merupakan lengkungan
anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung
dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-
otot tersebut terlebih dahulu, bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena
berdasarkan penelitian bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua
miliar, gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C., dan gigi geligi tahan
terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh dan direndam
dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih utuh.
Cairan merupakan beberapa bukti kelumit organik yang paling sering
disebut karena dapat ditentukan dari komposisinya. Cairan yang tertinggal di TKP
dapat mencakup air liur, semen, keringat, dan muntah, yang dapat ditieliti melalui
keseluruhan tes yang besar pada laboratorium pemeriksaan medis.
Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang sangat penting dalam
mengungkap kasus tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya
dapat membuat terang perkara tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas
pelakunya. Mengingat sperma terdiri atas sel spermatozoa dan plasma maka
pertama-tama yang perlu dibuktikan terhadap sesuatu objek yang diduga sperma
adalah membuktikan secara medik ke dua unsur tersebut. Jika benar sperma
manuasia maka selanjutya dapat dilakukan pemeriksaan DNA dengan
memanfaatkan sel-sel yang ditemukan.
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari
epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari
kaki, yang juga dikenal sebagai dermal ridges atau dermal papillae, yang
terbentuk dari satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Dari bayi pun,
kita semua sudah mempunyai sidik jari yang sangat identik dan tidak dimiliki

48
orang lain. Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk diidentifikasi.
Cap jari adalah saluran saluran kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan tidak
berubah seumur hidup. Setiap jari tangan mempunyai gambaran yang lain.
Kemungkinan gambaran sidik jari yang sama dari 2 orang yang berlainan adalah
1:64.000.000. Jadi tanda tersebut dianggap tanda pasti untuk identitas seseorang.
Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak
normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain.
Pemeriksaan forensik dalam proses keracunan dibagi menjadi dua kelompok
yakni bertujuan untuk mencari penyebab kematian, misalnya kematian yang
disebabkan keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb serta untuk
mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa pembunuhan,
perkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk membiuat rekaan
rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi, misalnya apakah racun tsb berperan
sehingga terjadi kecelakaan itu).

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahid, Shahrom A. 1993. Patologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka


Kementrian pendidikan malaysia. Kuala Lumpur.118-130.
2. Dahlan, sofwan. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Chapter
18. Hal 255-269
3. Nelson, Emily. 2011. Trace Evidence. Available from :
http://www.myforensicsciencedegree.com/trace-evidence/
4. MATERI KRIDA PTKP SKK PENGENALAN TEMPAT KEJADIAN
PERKARA (SAKA BHAYANGKARA POLRES BOJONEGORO). Available
from: http://hendradeni.com/download/materi-krida-ptkp-skk-pengenalan-
tempat-kejadian-perkara.pdf.
5. TKP. Available from: www.scribd.com/ doc/60393368/TKP
6. George, F. G. 2011. Trace Evidence. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Trace_evidence
7. Gani, M Husni. 2003. Ilmu kedokteran forensik Fakultas Kedokteran
universitas andalas.109-111.
8. Indries, Abdul Munim., Tjiptomartono, Agung Legowo. 2011. Penerpan ilmu
kedokteran forensik dalam proses penyidikan. Sagung Seto. Hal 9-30.
9. Franklin, C. A. 1988. Modis Textbook of Medical Jurisprudence And
Toxicology 21th ed. Bombay N.M. Tripathi Private Limited. Chapter VII. Hal
104-152.
10. Wheeler, Barbara P., Wilson, Lori J. 2008. Practical Forensic
Microscopy. A laboratory Manual. Experiment 21 : semen examinations.
Wiley-Blackwell. Page 289-293
11. Nandy, Apurba. 2001. Principles of Forensic Medicine. India : New
Central Book Agency. Page 129-132.
12. Chadha, P.V. 2003. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi edisi
V. Jakarta: Medika.

50

Anda mungkin juga menyukai