BAB I
PENDAHULUAN
Hal tersebut yang mendorong kuat penulis untuk mengadakan sebuah penelitian dengan
judul Penggunaan Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Arab untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Peserta Didik MAN 2 Parepare.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan media masih sangat kurang dalam proses pembelajaran bahasa Arab sehingga proses
pembelajaran kurang menarik para peserta didik.
2. Peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalah
yang terkait dan akan menjadi focus penelitian adalah:
1. Bagaimana penggunaan Power Point dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Parepare?
2. Apakah penggunaan Power Point dalam pembelajaran bahasa Arab dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik MAN 2 Parepare?
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan
hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk
menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi hipotesis adalah Penggunaan Power Point dalam
Pembelajaran Bahasa Arab mampu Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik MAN 2
Parepare.
F. Tujuan Penulisan
Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk:
1. Mengetahui penggunaan Power Point dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN 2 Parepare.
2. Mengetahui tingkat motivasi belajar bahasa Arab peserta didik MAN 2 Parepare melalui
pembelajaran dengan media power point.
G. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini memberi dua manfaat, yaitu manfaat yang berupa sumbangan teoretis
1. Manfaat teoretis
a. Dengan hasil belajar peserta didik, akan diketahui tolok ukur tingkat motivasi belajar.
b. Dengan persentase motivasi belajar peserta didik melalui media power point, maka diketahui
2. Manfaat praktis
a. Memberi pemahaman dan pengetahuan bagi para guru mengenai pentingnya media dalam
pembelajaran yang memfokuskan pada peningkatan minat belajar peserta didik sehingga dalam
pembelajaran di kelas peserta didik diharapkan dapat melakukan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
b. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
c. Manfaat bagi keilmuan, sebagai sumbangan bagi perkembangan keilmuan terutama untuk
proses pembelajaran dan bidang ilmu kebahasaan, khususnya dalam memotivasi peserta didik
[2] Ibid
[3] Sumarsono, Buku Ajar Filsafat Bahasa, (Jakarta: Grasido, 2004), h. 58.
[4] Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Panca Usaha, 2003).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara
harfiah berarti perantara atau penyalur. Artinya media merupakan wahana penyalur pesan atau
informasi.[1] Secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau pengantar. Association
for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala
bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.[2] Menurut Gagne media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik untuk belajar.[3]
Media pembelajaran dalam arti luas yaitu setiap orang, materi, atau peristiwa yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sedangkan dalam arti sempit, media pembelajaran adalah sarana nonoperasional (bukan manusia)
yang digunakan oleh pendidik yang memegang perana dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan.[4]
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan al wasilah (penyalur) materi pembelajaran kepada peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pada dasarnya media pembelajaran tersebut digunakan oleh para guru untuk:
1. Memperjelas informasi atau pesan pengajaran
2. Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
3. Memberi variasi pengajaran
4. Memperjelas struktur pengajaran
5. Memotivasi proses belajar siswa.[5]
Jadi, media berfungsi sebagai alat bantu bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Ada beberapa manfaat media dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik.
2. Media dapat mengatasi ruang kelas
3. Media dapat memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi peserta didik dan pendidik.
7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepadanya
yang abstrak.
B. Power Point
Power Point atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk
presentasi.[6] PowerPoint inilah yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi
kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program
Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS,
meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat
banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, peserta didik,
dengan pengertian yang terdahulu, yaitu Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program
komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran
mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, access dan beberapa program
lainnya.[7] PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis Sistem Operasi Microsoft
Windows dan juga Apple Manchitos yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS,
meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat
banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, peserta didik,
dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari
sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office PowerPoint. Versi terbaru
dari PowerPoint adalah versi 12 (Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam
paket Microsoft Office System 2007.[8] Sedangkan Abdul Wahab Rosyidi dalam bukunya
menjelaskan bahwa Microsoft Powerpoint 2007 adalah program aplikasi presentasi yang
merupakan salah satu aplikasi di bawah Microsoft Office.[9]
PowerPoint dapat menyimpan presentasi dalam beberapa format, yakni sebagai berikut:
1. PPT (PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi
PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
2. PPS (PowerPoint Show), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi
PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
3. POT (PowerPoint Template), yang merupakan data biner dan tersedia dalam semua versi
PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
4. PPTX (PowerPoint Presentation), yang merupakan data dalam bentuk XML dan hanya tersedia
dalam PowerPoint 12.[10]
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon
pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikonMicrosoft Word yang sudah dikenal
oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman.
Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan sangat
menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain presentasi. Tujuan presentasi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Menginformasikan: Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepadaorang lain.
Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secaradetail dan jelas (clear) sehingga
orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah presepsi terhadap informasi yang
diberikan tersebut.
2. Meyakinkan: Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusunsecara logis sehingga
menyakinkan orang atas suatu topik tertentu. Kondradiksidan ketidakjelasan informasi dan
penyusunan yang tidak logis akan mengurangikeyakinan orang atas presentasi yang diberikan.
3. Membujuk : Presentasi yang berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusunsecara logis agar
orang mau melakukan suatu aksi/tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan, atau rayuan yang
disertai dengan bukti-bukti sehingga orang merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu
tindakan.
4. Menginspirasi: Presentasi yang berusaha untuk membangkitkan inspirasi orang.
5. Menghibur: Presentasi yang berusahan untuk memberi kesenangan pada orang melalui informasi
yang diberikan. [11]
Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Sebelum lebih lanjut membahas tentang pembelajaran bahasa Arab, maka terlebih dahulu
Konsep yang disampaikan oleh Corey di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah
proses yang dikelolah oleh masyarakat dan adapun yang dimaksud sebagai masyarakat disini
adalah para tenaga pendidik dan pengelolah lembaga pendidikan. Adapun pembelajaran ini
Disamping itu, Bahauddin juga mengutarakan pengertian pembelajaran dalam buku yang
berjudul Metodologi pembelajaran Bahasa Arab. Menurut beliau, pembelajaran adalah proses
untuk membantu santri agar dapat belajar.[13]
Berdasarkan beberapa buku yang membahas tentang sejarah bahasa Arab, maka dapat
disimpulkan bahwa bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Smit yaitu bahasa digunakan bangsa-
bangsa yang bermukim di sekitar Sungai Tigris dan Furat, dataran Syriah dan Jazirah Arabiah
(Timur Tengah) seperti bahasa Finisiah, Asyria, Ibrania, Arabia, Suryania, dan Babilonia. Ada
beberapa hal yang menjadi ciri khas bahasa Arab yang merupakan kelebihan yang tidak terdapat
Bahasa Arab ini merupakan bahasa Asing. Belajar bahasa Arab merupakan suatu usaha
yang berat dan menjenuhkan yang kadang kala membuat orang frustasi. Hal itu disebabkan
karena belajar Arab merupakan upaya untuk membentuk dan membangun situasi dan kondisi
Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada empat keterampilan yang dimiliki yaitu;
keterampilan istima, kalam, qiraah, dan kitabah. Keempat keterampilan inilah yang menjadi tolak
ukur keberhasilan pembelajaran bahasa Arab. Karena keempatnya memiliki keterkaitan yang
saling mempengaruhi.
D. Motivasi belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa motivasi adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.[15] Selain itu, juga disebutkan bahwa motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.[16]
Motivasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam belajar dan juga
termasuk unsur yang tergolong sulit diukur. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.[17]
Adanya dorongan dalam diri manusia untuk berbuat, memenuhi kebetuhan hidupnya
disebut sebagai motif. Dapat dikatakan motif sebagai kekuatan yang ada dalam diri manusia yang
tujuan tertentu. Motif lebih menekankan pada dorongan internal dalam diri individu seperti halnya:
1. Organic motives (makan, minum, seks, dan istirahat).
2. Emergency motives (melepaskan diri dari bahaya, melawan/ mengatasi rintangan).
3. Objective motives (menjalin relasi sosial dengan sesama lingkungannya).[18]
Maslow mengungkapkan tentang teori kepribadian berdiri di atas sejumlah asumsi dasar tentang
motivasi. Pertama, Maslow melakukan pendekatan holistis terhadap motivasi yaitu seluruh orang,
bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja yang termotivasi. Kedua, motivasi biasanya
bersifat kompleks, artinya prilaku seseorang dapat muncul dari beberapa motif yang
terpisah. Ketiga, adalah manusia termotivasi secara terus-menerus oleh satu kebutuhan atau
kebutuhan lainnya. Keempat, semua orang di mana pun termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
yang sama. Kelima, atau terakhir tentang motivasi adalah kebutuhan dapat disusun dalam bentuk
hierarki.[19]
Mengenai motif ini, ada beberapa teori yang memberikan gambaran tentang seberapa
jauh peranan dari stimulus internal dan eksternal. Teori-teori ini antara lain:
1. Teori insting
2. Teori dorongan
3. Teori gejolak
4. Teori insentif.[20]
Belajar bukanlah aktivitas yang menyenangkan, belajar tak seindah bermain, belajar tak
secantik barbie, belajar bukanlah mobil-mobilan, belajar tak semanis permen gulali, dan belajar
Keinginan siswa untuk belajar sesungguhnya merupakan hasil dari beberapa faktor, dari
lingkungan, orang tua, prilaku guru dalam mengajar, termasuk metode dan media yang dipilihnya
ketika proses belajar mengajar.[21]
Dorongan serta motivasi sangat dibutuhkan bagi mereka yang harus diberikan secara total
dan tidak hanya sebatas ucapan saja tetapi dapat berupa sentuhan kasih sayang yang mampu
membangkitkan semangat belajar. Dalam hal ini, peranan orang tualah yang sangat dibutuhkan
bagi anak-anak mereka. Walaupun demikan, motivasi dalam belajar selain ekstrinsik, ada pula
instrinsik.
Sedangkan bagi seorang pendidik untuk menciptakan motivasi belajar bagi peserta didik,
hal-hal tersebut juga dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Karena pendidik
merupakan orang tua bagi peserta didiknya. Selain hal tersebut, penggunaan metode, strategi,
dan media hendaknya variatif dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Motivasi ini harus
dilakukan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Penguatan motivasi
tersebut berada di tangan para guru/ pendidik dan anggota masyarakat lain. Jadi, pendidik
merupakan unsur dasar pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan dan
Artinya:
Metode [pembelajaran] lebih penting daripada materi [belajar], akan tetapi eksistensi guru [dalam
proses belajar mengajar] jauh lebih penting daripada metode [pembejaran] itu sendiri[22]
Penguatan motivasi belajar dari pendidik dapat dilihat pada bagan berikut:
Adapun maksud dari bagan tersebut yaitu melukiskan prilaku belajar yang mengandung
motivasi belajar, yang dikelolah oleh pendidik dan dihayati oleh peserta didik. Bagan tersebut
2. Peserta didik adalah pebelajar yang paling berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada
peserta didik yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan dan pengetahuan
sejak kecil. Peserta didik tersebut memiliki motivasi instrinsik. Peserta didik yang lain baru
memiliki keinginan memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan berkat teman
sebayanya. Mereka inoi memiliki motivasi ekstrinsik.
3. Dalam proses belajar mengajar, pendidik melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah,
memuji, menegur, menghukum, atau memberi nasihat. Tindakan pendidik tersebut berarti
menguatkan motivasi intrinsik, tindakan guru juga tersebut berarti mendorong peserta didik
belajar, suatu penguatan motivasi ekstrinsik. Peserta didik tertarik belajar karena ingin
memperoleh hadiah atau menghindari hukuman.
4. Dengan belajar yang bermotivasi, peserta didik memperoleh hasil belajar. Hasil belajar dapat
dikategorikan sebagai hasil belajar sementara, bagian, tak lengkap, atau yang lengkap. Dari segi
rekayasa, maka hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan
dampak pengiring.
5. Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur dan terwujud.
6. Dampak pengiring adalah unjuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian atau merupakan transfer
hasil belajar di sekolah. Dampak pengiring merupakan sarana untuk melakukan emansipasi
kemandirian peserta didik.
7. Setelah peserta didik lulus, maka sebaiknya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi hingga
sepanjang hayat.
8. Dengan memprogramkan belajar sendiri secara berkesinambungan, maka ia memperoleh hasil
belajar atas tanggung jawab sendiri. Ditinjau dari segi peserta didik sebagai peserta didik, maka
emansipasi kemandirian berupa rangkaian program belajar sepanjang hayat.[24]
Dalam interaksi belajar mengajar, motivasi merupakan faktor pendorong dalam belajar
untuk meraih prestasi bagi peserta didik. Sedangkan bagi pendidik, hal tersebut merupakan
upaya pengembangan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran. Maka dari itu motivasi sangat penting ditumbuhkan dan dimiliki bahkan
Pendidik dan orang tua adalah motivator untuk anak-anak dan peserta didiknya. Motivasi
berfungsi untuk:
Dalam garis besarnya penulis sepakat dengan pendapat Hamalik bahwa motivasi dalam
individu, termasuk individu yang sedang belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran
utamanya dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam kegiatan
belajar mengajar, mengerucutkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta mentukan
Adapun beberapa judul penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
2. Peranan Buku Paket Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI DDI Lapeo Kec.
3. Peranan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar bidang studi pendidikan Agama Islam
1. Variabel
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Pengunaan Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
2. Definisi operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman serta terjadinya multi tafsir dari judul penelitian
Pengunaan Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Arab untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik MAN 2 Parepare. Maka penulis perlu memaparkan defenisi operasional yang
dimaksud oleh penulis dari beberapa istilah tersebut sebagai berikut:
a. Penggunaan power point dalam pembelajaran bahasa Arab.
Power point adalah sebuah program komputer yang berupa slide dan pada umumnya
digunakan untuk presentasi. Adapun yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebuah media presentasi yang dibuat dengan desain menarik dan bervaritif dalam pembelajaran
bahasa Arab.
b. Peningkatan motivasi belajar.
Dalam pembelajaran dengan berbasis media presentasi ini peserta didik akan diupayakan
adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam belajar bahasa Arab. Untuk mengukur
tingkat motivasi peserta didik, peneliti menggunakan tiga indikator yaitu perhatian, partisipasi, dan
keberadaan di kelas dengan klasifikasi jawaban sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah.
Ketiga komponen tersebut merupakan tolok ukur peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas
XI IPA1 MAN 2 Parepare.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas yang disingkat dengan PTK ini didefinisikan oleh Hopki bahwa
PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan
memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.[1] Sedangkan menurut
Suyanto, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara profesional.[2]
Penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan kontribusi kepada kepedulian praktis dari
orang dalam situasi problematis secara langsung dan untuk tujuan lebih lanjut dari suatu ilmu
sosial (termasuk pendidikan) secara serempak.[3]
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan motivasi belajar
peserta didik dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab. Dalam setiap siklus ada empat komponen
yang sangat penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal tersebut dapat
dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini.
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
B. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Parepare
untuk mata pelajaran bahasa Arab kelas XI IPA1.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2012.
E. Persiapan PTK
Sebelum melaksanakan PTK ini maka akan dibuat berbagai inputinstrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar pengamatan prilaku peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus 1 dan 2
3. Design Materi dalam bentuk power point
F. Sumber Data
Sumber data dalam PTK ini yaitu peserta didik dengan tujuan untuk mendapatkan data
tentang motivasi belajar dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Kuesioner
Teknik ini untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa
Arab berbasis Power Point. Kuesioner ini dilaksanakan dengan membagikan angket kepada
peserta didik setiap pembelajaran berakhir.
3. Treatment
Treatmen adalah memberikan perlakuan kepada peserta didik untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran bahasa Arab. Adapun bentuk perlakuan yang
akan diberikan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
Seperti yang telah dijelaskan bahwa PTK ini menggunakan dua siklus dan masing-masing siklus
dilaksanakan dengan satu kali tatap muka. Dengan demikian, dalam PTK ini ada dua kali tatap
muka.Treatmen dalam setiap pertemuan dapat dilihat berikut ini:
a. Pertemuan pertama
1) Membuka pelajaran dengan appersepsi
2) Menyebutkan pokok bahasan dengan indikator pembelajaran
3) Menjelaskan pelajaran dengan PowerPoint
4) Mengadakan pendalaman materi dengan feed beck test
5) Membuat kesimpulan materi
6) Membagikan lembar kuesioner untuk dijawab oleh setiap peserta didik
7) Menutup pelajaran dengan memotivasi belajar di rumah
b. Pertemuan kedua
1) Membuka pelajaran dengan appersepsi
2) Membacakan pokok bahasan dengan indikator pembelajaran
3) Menjelaskan pelajaran dengan PowerPoint
4) Mengadakan pendalaman materi dengan feed back
5) Membagikan lembar kuesioner untuk dijawab oleh setiap peserta didik
6) Mengadakan pengamatan terhadap prilaku peserta didik
7) Menutup pelajaran dengan memotivasi belajar di rumah
I. Kriteria Keberhasilan
Yang menjadi kriteria keberhasilan dalam PTK ini adalah jika nilai rerata variabel yang
diukur oleh kuesioner motivasi (variabel motivasi) mencapai nilai rerata 80% dari 100%.
J. Prosedur Penelitian
Prosedur yang akan dilaukan dalam penelitian ini sebagaimana yang telah digambarkan
pada siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini direncanakan terdiri dari dua siklus, kedua siklus
ini mmerupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan siklus II
merupakan lanjutan dan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.
Setiap siklus rencana dilaksanakan satu kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki.
Pelaksanaan kedua siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini, langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menelaah materi pelajaran bahasa Arab semester I kelas XI MAN 2 Parepare Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
b. Membuat rencana pengajaran.
c. Membuat format observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran dikelas ketika pelaksanaan
tindakan sedang berlangsung.
d. Membuat angket untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran
berbasis power point.
e. Membuat alat atau media yang diperlukan dalam pembelajaran
2. Pelaksanaan
Secara umum tindakan yang dilaksanakan secara operasional dijabarkan sebagai berikut:
a. Di awal kegiatan pembelajaran pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
perlengkapan belajar yang dibutuhkan, memberikan tema dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan.
b. Pendidik menyampaikan materi pelajaran malalui media yang telah dibuat.
c. Pendidik menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan media.
3. Observasi dan evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi. Observasi ini
dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari observasi dicatat dalam lembar
observasi yang meliputi kehadiran, kektifan dalam kegiatan belajar, baik bertanya atau memberi
tanggapan, menjawab pertanyaan lisan dari pendidik ataupun teman dan mempresentasikan hasil
belajar.
Selanjutnya evaluasi dilakukan pada akhir siklus I dengan memberikanquesioner, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran bahasa Arab
selama proses siklus I.
4. Refleksi
Data hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis. Dengan demikian peneliti
dapat melihat merefleksikan diri , apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan
motivasi belajar bahasa Arab peserta didik.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan seperti dengan siklus I yaitu satu kali pertemuan. Pada dasrnya hal
yang dilakukan pada siklus II ini adalah mengulang kembali tahap-tahap yang dilakukan pada
siklus I. Disamping itu, juga dilakukan sejumlah rencana baru sesuai dengan pengalaman dan hasil
refleksi yang diperoleh pada siklus I.
1. Perencanaan
Rencana kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II yaitu:
a. Merancang tindakan berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I.
b. Membuat rencana pembelajaran berbasis media power point.
c. Membuat lembar observasi dan kuesioner siklus II.
2. Pelaksanaan
Pada siklus II ini dilakukan langkah-langkah yang relatif sama dengan siklus I dengan
mengadakan beberapa perbaikan yang dipandang perlu.
a. Pelaksanaan bentuk tindakan akhir yang diharapkan dapat memperbaiki kekurangan pada siklus
I.
b. Dalam penggunaan power point, materi lebih diperinci disertai penjelasan yang lebih jelas.
c. Dalam pembelajaran, pendidik sekali-kali memberikan motivasi mengenai pentingnya bahasa
Arab.
d. Diadakan pengamatan selama pelajaran berlangsung.
e. Pada akhir siklus, dibagikan kuesioner sebagaialat evaluasi
f. Diadakan refleksi akhir dari semua tindakan yang telah dilakukan.
3. Observasi dan evaluasi
Secara umum, tahap observasi dan evaluasi pada siklus II hampir sama dengan yang
dilaksanakan pada siklus I dengan mengadakan perbaikan yang dipandang perlu. Dalam siklus ini
dianalisis untuk menentukan hasil dan pencapaian tujuan akhir dari penelitian ini.
4. Refleksi
Data hasil observasi dan evaluasi dalam siklus ini dianalisis untuk menentukan
keberhasilan dan kegagalan yang dicapai tujuan akhir dari penelitian ini.
[1] Mansur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.8
[2] Ibid
[3] Emzir, Metodologi Peneletian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, cet.V, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), h.235
[4] Suharsimi Arikuntoro, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.16
[5] Sumber: Data Peserta Didik MAN 2 Parepare Tahun Ajaran 2012-2013
[6] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, cet.V,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h.123
[2] Asnawir dan Basyiruddin Umar, Media Pembelajaran, cet. I; (Jakarta; Ciputat Perss, 2002), h.11
[3] Ibid
[4]Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press,2009), h. 25-26
[9] Abdul Wahab Rosyidi, Media pembelajaran Bahasa Arab, cet.I, (Malang: UIN-Malang Press, 2009),
h.106
[10] Lihat Finder Only, Pengertian Power Point, (online), (http//finder.blogpot.com), diakses pada
tanggal 24 Januari 2012
[12] Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Cet IX, (Bandung: Alfabet, 2011), h.61
[13] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
offset, 2011), h.168
[14] Mukhlish Fuadi, Otomatis Harakat Bahasa Arab menggunakan pemrograman Java, cet.I, (Malang:
UIN Maliki Press, 2010), h.9-10
[15] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-2, cet ke-9,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.593
[16] Ibid
[17] Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, cet.VI, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), h.3
[18] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Cet.I, (Jakarta: kencana, 2011), h.64-65
[23] Dimyati., Mudjiono, Belajar dan Pemblajaran, cet.IV, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2009), h.94
[24]Ibid h.94-95
[26]Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-10, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), , h. 161-162
1 komentar:
1.
keren
Balas