Anda di halaman 1dari 11

KEONG MAS

Gadis Kutukan
Ria Estima Wijayanti & Resya Hadi Surya

Di suatu kota yang indah dan nyaman, hiduplah seorang lelaki duda, tampan dan
perkasa. Lelaki yang berumur 48 tahun itu bernama Aji Bagaskara. Rakyat kota sangatlah
senang dengan sosok lelaki itu yang memimpin kota dengan adil. Aji Bagaskara ini ialah
Bupati kota yang sangat mendengarkan suara rakyatnya. Aji Bagaskara memiliki dua putri
yang anggun jelita. Yang pertama bernama Dinda Sartika dan yang kedua bernama Kirana
Dewi. Mereka hanya selisih satu tahun, mereka sangatlah akur mengerti satu sama lain.
Mereka kuliah di perguruan tinggi ternama. Aji Bagaskara pun juga tidak pilih kasih dengan
keduannya, apa yang cocok untuk mereka selalu diusahakan demi kesenangan kedua putrinya
tersebut.
Dinda Sartika sangatlah cantik, menyukai bunga-bunga yang indah, setiap waktu
kosongnya ia manfaatkan dengan memanjakan taman bunganya. Sosok putri yang lembut dan
menerima apa adanya. Kirana Dewi putri yang anggun dan lincah. Hari-harinya selalu ceria
bersama sahabatnya. Semua yang diminta Dinda Sartika dan Kirana Dewi ini selalu diturutin
oleh Aji Bagaskara. Mereka hidup di rumah yang cukup mewah da semua fasilitas yang
memadai. Di dalam rumah itu terdapat banyak pembantu, yang menemani kedua putri Aji
Bagaskara ketika ia sedang dinas.
Suatu ketika Aji Bagaskara ini sedang dinas menghadiri rapat jauh di ibu kota
provinsi. Ditemani oleh 2 pengawal dan 1 sopir. Mereka berangkat pagi-pagi agar tepat
waktu sampai disana. Selesai dari rapat yang berlangsung selama 5 jam itu, Aji Bagaskara
tetap meminta pulang pada malam itu. Waktu yang sudah menginjak tengah malam itu Aji
Bagaskara tetap menuruti kemauan sendiri, ia menghawatirkan kedua anaknya yang
menunggunya dirumah. Aji Bagaskara sangatlah sayang kepada kedua putrinya tersebut, ia
tidak biasa meninggalkan seharian.
Dorr Suara keras terdengar dari luar
Suara apa itu?? Aji Bagaskara terbangun degan terkejut.
Saya tidak tau tuan, sepertinya ada masalah di mobil ini, saya akan segera keluar tuan Sopir
segera memeriksa keadaa mobil
Ditengah malam di sebuah hutan yang tiada penerangan satu pun, hanya kendaraan
besar seperti truk saja yang melewati. Kedua pengawal lekas keluar membantu sopir, yang
ternyata roda mobil belakang sebelah kanan meletus, memang perjalanan jauh gesekan roda
yang terlalu panas dan menggakibatkan roda meletus.
Tuan, bagaimana ini? Roda ban meletus dan kami tidak membawa roda cadangan kata
sopir yang sangat bersalah
Tenanglah, kita tunggu kendaran pribadi yang melewati jalan ini dan kita minta bantuan
tuan yang meredakan hati sopir
Baik tuan, saya dan pengawal akan meminta bantuan, terima kasih tuansahut sopir
Pengawal. Kita berusaha mencari bantuan kepada mobil pribadi yang melewati jalan ini
sopir yang berbicara kepada 2 pengawal
Baik, ini demi keselamatan tuan Ajisahut pengawal
ngweeeeeeeeeenggg suara mobil dari kejauhan. Pengawal bersiap-siap menghadang
kendaraan itu. Dan sopir berdoa mobil itu mempunyai roda cadangan.
Tolong tolong .. tolong kami membutuhkan bantuan Teriakan pengawal. Mobil yang
mewah dengan sorotan lampu putih yang terang itu menghampiri mobil tuan Aji Bagaskara.
Dengan silaunya lampu mobil itu, tuan Aji Bagaskara keluar dari mobil dan menghampiri
mobil yang mendekati mobilnya.
Tok..tok..tok, permisi saya meminta bantuan jika anda bisa membantu saya Tuan Aji
mengetok kaca mobil mewah itu
Maaf, apa yang terjadi ? Apa yang bisa saya bantu ? jika kami bisa pasti saya menolongmu
Pria muda dan tampan dengan berbicara lantang keluar dari mobil mewah tersebut.
Saya dari kota Kediri menghadiri rapat di Surabaya, namun saya harus pulang pada hari ini,
karena kedua putri menungguku dirumah, dua jam yang lalu roda ban ini meletus tiba-tiba
karena gesekan yang terlalu panas tanpa istirahat cukupsahut Aji Bagaskara
Baiklah, saya ambil roda cadangan di bagasi saya tunggu lah, tidak cukup lama
Terimakasih nak kau telah menolongku
Selagi saya bisa dan saya memilikinya bapaksahut pria muda.
Akhirnya dikeluarkan lah roda cadangan dari bagasi pria muda itu. Pria muda itu
memberikan ke sopir yang sudah menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
Maaf nak, kalau boleh tau anda bernama siapa ? dan mau kemana dengan membawa mobil
di tengah malam sendiri?
Maaf pak, kita belum berkenalan, perkenalkan nama saya Dimas Wicaksana, saya dari
Surabaya sebenarnya ibu saya sedang sakit pak, saya berusaha pergi keluar kota untuk
mencarikan obat untuk ibu saya, disana tidak ada tumbuhan toga yang hidup karena tidak ada
lahan semuanya dipenuhi gedung-gedung tinggi, saya pulang jika tumbuhan toga untuk
menyembuhakn ibu saya sudah saya dapat, begitu ceritannya pak sahut pria tampan itu
Baiklah, kamu terlihat lelah, sebaiknya kamu menginap dirumah saya saja, kurang 90 menit
saja sudah sampai rumah, kamu boleh menginap disana sampai obat itu kamu temui nak, dan
saya berusaha untuk mencari obat yang dapat menyembuhkan ibumuAji Bagaskara berusaha
membalas budi kepada Dimas Wicaksana pria tampan tersebut
Setelah roda cadangan terpasang, mereka berangkat.
Sesampailah dirumah Aji Bagaskara ,mereka terlihat lelah dan aji bijaksana mempersilahkan
masuk kerumahnya yang mewah itu. Dimas Wicaksana terlihat canggung untuk masuk
kediaman aji Bijaksana.
ayo,jangan sungkan,anggep saja seperti rumah sendiri kata aji bijaksana.
ooh iya bapak, mungkin saya besok pagi sudah harus segera mencari tanaman toga itu.
Dimas wicaksana
Baiklah, kamu tidur di kamar tamu yang sudah disiapkan di lantai dua, jika kau butuh
sesuatu bilang saja sahut Aji Bagaskara
Terimakasih pakDimas Wicaksana menuju ke lantai dua ditemani bibi
Aji Bagaskara merasa letih, sebelum ia menuju kamarnya ia menuju ke lantai atas
menuju 2 kamar putrinya. Ia melihat kedua putrinya sudah tidur terlelap. Aji Bagaskara
tersenyum bisa melihat kedua putrinya sudah tidur lelap. Ia langsung menuju kamarnya untuk
tidur malam.
....
Kukuruyukkkk Suara ayam-ayam yang ada dibelakang rumah mewah itu
Dek, bangun sudah pagi ucap Dinda Sartika kepada adeknya Kirana Dewi
ah aku masih mengantuk kak, mandi saja dulusahut Kirana Dewi
Ya sudahlah, hal bodoh Dinda Kirana yang kesal
Dinda Sartika menuju ke kamar mandi, dan setelah itu ia menuju ke taman bunganya.
Sungguh indah, akan kusirami dan kujaga Dinda Sartika tersenyum
Lalalalalaaaaaaaa, lihat kebunku penuh dengan bunga adaaa.. Dinda Sartika terdiam dan
kaget
Bruuuug suara orang terjatuh
Siapa itu ?sahut Dinda Sartika dengan ragu
Saya terpeleset, tolong saya suara pria yang meminta tolong. Dinda Sartika menuju keluar
taman dan menaruh timba.
Siapa kau ? kenapa ada disini ? apa kau mau mencuri ? Tolong.. Tolong pencuri, pencuri
teriak Dinda Sartika
Ada apa neng? sahut tukang kebun sambil berlari
Kenapa ada orang asing disini? Dia mau mencuri ! Dinda Sartika merasa sebal
Ada apa disini? Aji Bagaskara keluar dan menghampiri putrinya
Ini ayah, ada orang asing mau mencuriucap Dinda Sartika dengan ragu
Sabarlah nak, ini orang yang menolong ayah tadi malam, saat ayah perjalanan pulang roda
mobil meletus di tengah hutan dan tiada penerangan, lalu ada mobil pribadi yang berhenti
memberikan bantuan kepada mobil ayah tadi malam, dan ayah memintanya untuk bermalam
dirumah kami Aji Bagaskara menjelaskan ke putrinya. Aji Bagaskara lalu kembali ke dalam
rumah. Dan tukang kebun menyelesaikan tugasnya.
Maafkan saya, saya tak tau tentang itu Dinda Sartika menjulurkan tangannya dan meminta
maaf kepada pria tampan itu
Iya tak masalah, memang aku yang salah maafkan saya jugasahut pria tampan itu
Perkenalkan nama saya Dinda Sartika
Nama saya Dimas Wicaksana panggil saja Dimas
Baiklah, bersihkan tubuhmu yang terkena lumpur itu
Iya dinda, maafkan saya sudah terlihat kotorsahut Dimas Wicaksana pria tampan itu.
Dimas Wicaksana lalu pergi membersihkan tubuhnya masuk kedalam rumah. Dan Dinda
melanjutkan merawat bunganya.
Brugggg, pyaaarrr ! Kirana dewi terjatuh dan handphonenya pecah
Maafkan saya, saya tidak melihat jalan sahut Dimas meminta maaf
Gak tau diri ya, lagian kamu siapa? Handphone itu harganya mahal Kirana merasa kesal
Saya orang yang menumpang dirumah ini, maafkan saya, akan saya tebus handphone
ituDimas yang merasa bersalah
Orang seperti kamu bisa menebus handphone semahal ini?
Saya berusaha, secepatnya menebus itu
Okelah, saya terburu mau berangkat kuliah ! Kirana yang merasa kesal dengan merautkan
wajah marah
Dinda Sartika dan Kirana dewi berangkat bersama degan sopirnya menuju ke tempat
kuliah mereka. Aji Bagaskara dinas pagi. Dan dirumah mewah itu hanya tinggal pembantu
dan Dimas Wicaksana. Dimas mengitari rumah mewah itu, tidak bermaksud untuk sisi
negatife, tapi ia ingin tau siapa Aji Bagaskara dan keluarganya ini, yang hidupnya selalu di
kawal oleh pengawal. Dimas berkeliling melihat lukisan dan gambar-gambar yang terdapat di
tembok. Ia pun melihat segerombol piala di sebuah etalase yang kebanyakan atas nama
Kirana Dewi memenangkan lomba fashion show. Dan hari pun menjelang siang, akhirnya
Dimas menanyaka kepada salah satu pembantu.
Bibi, saya boleh Tanya sesuatu? tanya Dimas
Boleh tuan, setau saya pasti akan saya jawab tegas bibi
Sebenarnya siapa Bapak Aji Bagaskara itu ? kenapa hidupnya dipenuhi pengawal ?
Tuan Aji ialah bupati kota ini tuan, ia terkenal dengan ramah hati dan masyarakat sangat
menyenanggi beliau sahut bibi
Baiklah, tapi gadis yang bernama Dinda atau Kirana itu siapa ? lekas istri bapak Aji
dimana?Dimas yang sangat berpenasaran
Neng Dinda dan neng Kiran itu putri dari tuan Aji, mereka selisih satu taun,istri Aji
Bagaskara meninggal saat neng Dinda dan Neng Kiran terlahir, maka dari itu hidup neng
Dinda dan neng Kiran selalu merasa kesepian ucap bibi
Oh gitu ya bi, pantas saja Bapak Aji gelisah jika ia tidak bertemu kedua putrinya seharian,
bibi makasi ya
Dan dari cerita bibi itulah Dimas Bagaskara merasa salah sudah menginap di rumah
bapak bupati ini, dan berkenalan dngan kedua putrinya. Ia terlihat bodoh dan sungkan sudah
merepotkan. Akhirnya Dimas Bagaskara berpamitan kepada bibi untuk pergi melanjutkan
mencari obat ibunya. Sesampai di gerbang keluar rumah itu, ternyata terlihat mobil Aji
Bagaskara dan mobil Dimas terhenti sejenak. Aji Bagaskara keluar dari mobilnya.
nak Dimas, kau mau pergi kemana ?ucap Aji
Saya akan melanjutkan mencari obat ibu,tuan ! dan saya terimakasih atas tumpangannya!
Mengapa kau panggil tuan ? Bukannya nak Dimas mau pulang esok hari ?
Saya takut berlama-lama disini tuan
Nak dimas, kami disini sagat menghargai kehadiran anda, hari sudah sore kembalilah,
lanjutkan esok hari nak
tidak tuan,saya tidak mepunyai waktu lagi dan saya harus segera pergidengan memeluk aji
bagaskara.
Saya mohon anda tetap disini,dan melanjutkan perjalanannya besok pagi.kata aji bagaskara
dengan memohon.
Dan akhirnya Dimas menyetujuinya karena dia sadar bahwa hari itu tidak memungkinkannya
untuk pulang.
Keesokan harinya dia terbangun dan ingin bertemu dengan Dinda Sartika, mungkin saja
Dinda sedang disana dengan semua tanamannya.Tetapi dugaanya salah Dinda tidak sedang
berada disana. Dan Dimas Wicaksana menemukan tanaman yang ia slama ini dicarinya.
Ternyata ada disini ,slama aku mencari-cari tanaman ini tidak jauh darikukata Dimas
Bagaskara dengan senang dan sedang memetik tananamn itu.
Sebelum dia masuk kedalam rumah dia bertemu Dinda Sartika, yang dia inginkan telah
berada di hadapanya saat ini dengan perasaan yang sumringah Dimas menyapa Dinda.
Selamat pagi nona cantik,sedang apa disini?Dengan menebarkan senyumanya .
oooh slamat pagi tuan,saya sedang melihat pemandangan disini! dengan spontan dia
menjawab nya.
lihat nona cantik bunga disana indah seperti wajahmu yang membuat aku terpana!kata
Dimas yang telah menunjuk tanaman itu.
terimakasih telah memuji saya.kata Dinda Kirana.
Tiba-tiba bibi mengagetkan
kedua insan yang sedang tertawa bersama.Karena Dinda dipanggil oleh ayahnya. Dinda
kirana meninggalkan Dimas di depan rumah, tidak lama kemudian Dimas membuat surat
kepada Dinda yang berisi tetang perasaanya saat ini.Setelah selesai menulis surat itu dan
menaruhkan ke tempat tidur melalui bibi, Dimas langsung menuju ke hadapan Aji Bagaskara
untuk menunjukkan tanaman yang ditemukannya dan meminta izin untuk segera
pulang.Tetapi disana terdapat kedua putri Aji Bagaskara yang sedang bercanda ria bersama
Aji Bagaskara.
Tuan maaf saya mengganggu, saya mau berpamitan untuk pulang karena saya telah
menemukan obat yang saya cari-cari slama ini.menunjukan tanamannya .
Dan terimakasih kepada Tuan Putri yang cantik yang telah menanam tanaman ini dan
izinkan saya membawa tanaman ini pulang kata Dimas diserti senyuman manis nya.
Dinda Kirana trsenyum dan membolehkkan tanaman itu dibawa oleh Dimas. Aji Bagaskara
curiga bahwa Dimas dan Dinda sama sama saling suka. Namun pikiran itu hanya sekejap
melintas bayangan Aji Bagaskara, lalu Aji mengantarkan Dimas kepintu gerbang. Dinda
langsung bergegas menuju kamar untuk segera tidur, ia terkejut karena di tempat tidurnya
terdapat sebuah amplop dan ia tidak sabar untuk membukanya dan membacanya, ternyata
surat tersebut berisikan tetang perasaan Dimas kepadanya dan dia berfikir perasaannya telah
terbalaskan. Tiba-tiba adiknya membuka pintu kamarya dan segera masuk ke kamar Dinda,
Dinda terkejut denga kedatangan adiknya tadi dan ia segera menyembunyikan suratnya
dilemari kamarnya.
ada apa kamu kesini, tumben banget.kata Dinda gugup.
kakak tau enggak ada pangeran tampan, dia telah memukau hatiku!dengan senang.
Dinda Kirana diam sejenak ternyata adiknya juga menyukai Dimas.
oohhh iyakah ? apa kamu menyukainya? dengan wajah penasaran.
Tentu saja kak,dia begitu tampan buatku bagaimana cewek tidak terpana dengannya, dan
aku ingin berbicara dengan ayah untuk menjodohkanya denganku! Katanya sambil berjalan
dan menuju keluar kamar Dinda Kirana.
Dinda kirana semakin down dengan perkataan adiknya tadi, bahwa keinginan untuk bersama
Dimas terhalangi oleh adiknya tetapi Dinda menyadarinya bahwa adiknya begitu pantas
dengan Dimas dibandingkan denganya .

Makan malam dimeja makan terjadi sangat harmonis dan tba-tiba Kirana Dewi berbicara
kepada ayahnya.
yah ,gimana kalau ayah menjodohkanku dengan pangeran tampan tadi?katanya sambil
tersenyum kepada ayahnya.
Aji Bagaskara tersedak karena terkejut dengan pembicaraan anaknya tadi.
ohh Nimas, kenapa tiba-tiba kamu ngomong dan meminta ayah menjodohkanmu denganya
seperti ini?
aku terpesona ayah, dia sangat tampan aku suka gaya nya!katanya dengan wajah
memohon.Dan ayahnya tidak menjawab pembicaraan Kirana Dewi karena Aji Bagaskara
telah mengetahui bahwa Dinda Kirana juga menyukai Dimas dan Aji berniatan untuk
menjodohkannya dengan Dinda. Sedangkan pada saat itu Dinda diam terpaku dan
menunjukkan wajah sedih di depan ayahnya dan beranjak pergi kekamarnya untuk
menghilangkan kegalauannya.
Keesokan harinya Dinda pagi-pagi sekali akan pergi karena ada tugas untuk
kuliahnya, Kirana Dewi juga akan pergi malam hari nya, dia akan mendatangi ulang tahun
temannya karena baju bajunya telah ia gunakan semua dan ia berniatan untuk meminjam baju
Dinda.
Kak? Aku masuk ya ? ucap Kirana dewi sambil mengetuk pintu
Kak kamu didalam kamar kan? sekali lagi ucap kirana
Neng Dinda, sudah berangkat pagi-pagi tadi karena ia menyelesaikan tugasnya sahut bibi
dari kejauhan
Yah payah, masuk aja deh pintu tidak terkunci ucap Kirana dalam hati
Kirana memasuki kamar Dinda, tanpa sepengetahuan Dinda. Ia terkejut melihat kamar
kakaknya yang begitu rapi dan indah. Ia langsung membuka lemari kakaknya itu. Lemari
yang berisikan baju-baju yang indah, ia mencoba satu persatu baju yang cocok dibuat ke
pestannya nanti malam. Ditengah perjalanan ia mencoba baju, ada sebuah amplop. Ia berniat
ingin membacanya. Kirana terkejut sebuah surat dari pria tampan kak Dimas itu menyukai
kakaknya. Ia tidak mau kalah dengan kakaknya. Ia mengambil surat itu dan membawanya ke
kamarnya.
Wah, tidak bisa begini caranya dong ! aku yang lebih cantik, cantik dan cantik. Masih
kurang apa aku ini? Sudah berbakat fashion memenangkan berulang-ulang kali, masak kak
Dimas tidak mau denganku? saat Kirana berada dikamarnya dan bercermin membanggakan
dirinya.
.
Sore hari, Dinda pulang dari kuliahnya. Dinda memasuki kamarnya, ia merasa aneh
dengan kamarnya yang berantakan dengan baju-bajunya, Dinda langsung melaporkannya
kepada ayahnya.
Ayah, kamar Dinda berserakan dengan baju-baju dinda yang semula ada di dalam lemari
Dinda, aku tak tau siapa yang melakukan ini, apa ada orang sirik dengan ku?
Baiklah, sebelum makan malam, ayah kumpulkan orang-orang dirumah ini sahut ayah
..
Ayo bi, cepatlah menuju ruang tengah ucap sopir
Baiklah bang ucup Pembantu yang berlarian menuju ruang tengah
Siapa yang dirumah ini memasuki kamar Dinda dan mengacak-acak lemari Dinda?
Jawablah jujur sebelum saya beri sanksi kepada kalian tgas Aji
Bibi dan semuannya yg ada disini, jawab jujur Dinda tidak akan marah, tenang saja! jawab
Dinda pasrah suasana tengang
Brukkk Suara pintu kamar Kirana
Apa-apaan ini? Ada siding pleno ya?Kirana yang tidak mengetahui apa-apa, dan ia
tergesa-gesa menghadiri acar pesta ulang tahun temannya
KIRANA jaga omonganmu ! duduklah, ada hal serius yang dibicarakan ! bentak Aji
Kirana itu mau ke acara ulang tahun temen ayah
Cukup, jangan melawan ayah kali ini Bentak kedua kalinnya
Sekali lagi siapa yang mengobrak-abrik kamar Dinda? dengan tegas Aji mengulanginya
lagi
Oh soal lemari kak Dinda, nah itu sih aku yah. Kirana yang santai menjawab pertanyyaan
ayahnya
Apa ? kamu Kirana? Mengapa kau lakukan itu kepada kakak mu? Kakak mu tidak berada
dirumah tapi kamu mengobrak-abrik dan memasuki kamar kakakmu tanpa seijin kakak mu
atau ayah ! Aji Bagaskara yang mulai memanas
Ayah, baju-baju ku itu kotor semuadan tidak ada baju pesta satu pun dan akhirnya aku
masuk ke kamar kakak meminjam baju pesta, baju pesta kak Dinda kan banyak bagus
pulasahut Kirana
Tak sepantasnya tanpa seijin yang mempunyai kamar KIRAN ! Ayah marah besar terhadap
Kiran yang tidak mempunyai aturan
Sudah ayah, kalaupin itu dek Kiran, tak apa kok Dinda menenangkan hati ayahnya
Tidak bisa begitu Dinda, Kiran harus ayah beri hukuma, ayah tidak pernah mengajari
adekmu seperti itu
Kak, sudahlah jangan sok baik dihadapan ayah dan semua yang ada disini, aku tau kok
kakak kehilangan sesuatu yang sangat berharga ? Dulu-dulu aku disuruh meminjam baju
sesuka ku, namun sekarang kenapa harus dilaporkan ayah?Kirana yang memojokkan
kakaknya
Apa maksut mu dek? Dulu kamu bisa meminjam baju ku selagi ada aku? Kalo ini beda
masalah lagi dek sahut Dinda
Sepucuk surat ini kan yang kakak cari? sambil menunjukkan sepucuk surat
Jangan ! jangan dibuka dek ! Dinda merasa ketakutan
Ayah tau apa isis surat ini? Surat ini yang dimaksud kak Dinda, bukan masalah baju yang
berserakan itu, kak Dinda bisa merapikan sendiri
Cukup Kiran, apa-apaan kamu ini !
Ayah tau ini surat berisikan perasaan kak Dimas terhadap kak Dinda dengan marah Kirana
mengucapkannya
Apa maksud kalian berdua ini? Aji Bagaskara terlihat binggung
Ayah, surat ini tergeletak dikamar Dinda sejak kak Dimas pergi meninggalkan rumah ini
yah, aku membacanya, dan sebenarnya aku menyukainya saa pertama jumpa Dinda
melepaskan rahasiannya
Baiklah, sebenarnya aku ingin menjodohkan Dimas itu kepada Dinda, karena Dinda yang
lebih tua daripada Kiran, maka yang tertua dulu yang harus dijodohkan! tegas Aji
Tidak bisa begitu ayah, ayah tak adil bentak Kirana
Cukuplah kau berbicara kasar seperti itu, in keputusan ayah dan harus diturutin! Sedangkan
Kiran masih tidak pantas dengan Dimas, semuannya adil percaya pada ayah
Tapi ayah aku cantik, aku berbakat!
Tidak seperti itu, ini menyangkut perasaan Dimas dan Kak Dinda sudah saling suka
Entahlah Kirana masuk kedalam kamar.
Semuanya telah kembali ke tugas masing-masing. Dinda merasa bersalah kepada
adiknya. Dinda takut suatu hal terjadi kepada adiknya. Memang selama ini Dinda dan Dimas
saling berkomunikasi lewat handphone, tapi masalah ini tidak diceritakan kepada Dimas.

Suatu malam, Kirana tidak bisa tidur pulas, ia memikirkan apa yang akan ia lakukan.
Kirana tidak sanggup membohongi hatinya sendiri. Ia berniatan malam itu ingin kabur lari
dari rumah, namun pikiran itu belum tepat pada waktu saat itu. Akhirnya ia memutuskan
untuk tidur dan merencanakan kapan ia lari dari rumahnya.
Pagi itu, tiba-tiba Aji Bagaskara mengundang keluarga Dimas tanpa sepengetahuan
orang-orang dirumah. Aji Bagaskara tidak dinas, karena saat itu hari sabtu dinas kantor
sedang libur. Dua mobil mewah berwarna hitam memasuki halaman rumah mewah Aji.
Dinda dan Kirana kaget, Dimas keluar dari mobil dengan berjas hitam berdandan resmi.
Bukan hanya Kirana yang heran Dinda pun heran apa yang akan dilakukan ayahnya.
Akhirnya Aji menyuruh Dinda dan Kirana berpakaian rapi dan anggun. Aji juga
menyuruh para pembantu memasak hidangan yang enak. Aji bagaskara mengajak keluarga
Dimas memasuki rumah dan mengobrol-obrol.
Wah, semoga ayah menjodohkan aku dengan kak dimas, aku harus berpakaian sexy dan
cantik! ucap Kirana bercermin didepan kaca kamarnya sambil berdandan
Apa yang akan dilakukan ayah ? Keluarga besar kak Dimas datang kerumah ini? Entahlah
lihat saja apa kata ayah ! Dinda berdandan dikamarnya.
Dindaaaa Kiraanaa cepatlah, sudah setengah jam kamu berlama-lama didalam kamar !
Ayah yang berteriak dari luar
Terlihat sosok putri yang cantik keluar dari kamar, dengan pakaian gaun putih
panjang dan rambut terurai, make up yang natural. Dimas terpana dan terpaku melihat sosok
Dinda yang memakai gaun indah. Keluarga Dimas pun terkagum-kagum dengan putri yang
mau dijodohkan dengan Dimas.
Perkenalkan ini anak pertama saya, bernama Dinda Sartika Ucap Aji didepan keluarga
Dimas, Dinda sambil bersalam-salaman dengan keluarga Dimas
Bruk suara pintu dari pojok sudut
Keluarlah putri dengan pakaian gaun diatas lututunya, terlihat sexy dengan tubuhnya
yang menonjol seperti gitar hero. Lalu Aji Bagaskara mengenalkan putri keduannya.
Perkenalkan ini anak saya yang kedua bernama Kirana Dewi Kirana sambil duduk
disebelah ayahnya
Perkenalkan nama saya Kirana Dewi, saya anak dari bupati kota, saya sangat berbakat sekali
dalam fashion mode, jangan hiraukan saya karena piala saya sudah banyak! Kirana Dewi
membanggakan dirinya sendiri di depan keluarga besar Dimas
Maavkan putri saya yang berlebihan, mari kita mulai acara yang saya maksud ialah untuk
menjodohkan salah satu putri saya dengan nak Dimas Aji Bagaskara menegaskan kepasa
keluarga Dimas
Dengan siapakah kau menjodohkan dengan putra ku Dimas? sahut ayah Dimas. Suasana
menjadi tegang.
Saya akan menjodohkan nak Dimas dengan putri pertama ku Dinda Sartika! tegas Aji
Baiklah, saya terima kau mejodohkan nak Dinda dengan putra ku Dimastegas Ayah Dimas
Mereka sudah saling berkomunikasi dan terlihat saling suka, bukanlah begitu nak Dimas ?
tanya Aji kepada Dimas
Iya, benar saya sudah menyukain Dinda saat pertama aku bertemu dirumah ini sahut Dimas
Baiklah, dari persetujuan antar keluarga ini telah resmi Dinda dan Dimas untuk berpacaran
Keluarga besar Dimas dan Aji makan bersama di ruang tengah. Kirana merasa kesal
sikap ayahnya yang menjodohkan Dimas kepada kakaknya, ia sakit hati dan berputus asa.
Akhirnya ia berniat hari itu juga ia bersiap-siap untuk lari dari rumah, karena pembantu-
pebantu dan pengawal lagi sibuk mengurusi acara tersebut. Dan saat itulah ia mencari
kesempatan agar tidak terihat oleh orang dirumahnya. Kirana hanya membawa sebuah tas
mini berisi dompet dan sepasang baju. Entah kemana yang akan dituju Kirana. Ahirnya ia
berhasil lolos dari rumah.
Akhirnya aku bisa lolos dari rumah ini, aku harus membuat kak Dimas menyukai ku, dan
membenci kak Dindaa ucap Kirana dan berjalan kaki menelusuri jalan
Keadaan dirumah masih ramai, keluarga Dimas masih belum pulang. Dinda juga
menemani Dimas seharian. Menjelang sore keluarga Dimas pulang, Aji Bagaskara sangat
senang karena keluarga Dimas menyetujui permintaan Aji. Ia sangat senang sekali dan
ternyata keluarga Dimas bukan orang-orang biasa, mereka keturunan bangsawan. Aji sangat
senang dengan keluarga Dimas yang ramah dan baik. Dinda merasa lelah dan ia masuk ke
kamar untuk beristirahat. Tidak lain halnya dengan Aji, ia pun ketiduran saat melihat telivisi
diruang tengah.
.
kukuruyukkkkk hari minggu tiba
Aji Bagaskara biasanya hari minggu ini merawat binatangnya. Dinda merawat
tanaman-tanamannya. Dan Kirana biasanya hanya melihat telivisi. Pagi itu Aji
membangunkan kedua putrinya, ia menuju e kamar Kirana dan kamar Kirana tidak terkunci
Aji membuka kamar Kirana yang tertata rapi, ia kaget kamarnya tertata rapi dan didalam
kamar itu tidak ada Kirana. Ia memanggil Kirana disetiap sudut rumahnya. Lalu Dinda keluar
dari kamarnya yang terletak didpan kamar Kirana. Aji sangat binggung pagi-pagi itu. Ia
memangil semua pembantunya untuk mencari Dinda.
.
Pagi itu Dinda menuju suatu rumah gubuk kecil ditengah hutan, ia tau siapa yang
berada di dalam rumah itu. Sosok wanita tua berambut panjang berwarna putih dengan
pakaian berjubah hitam terlihat dari kaca rumah itu. Dinda memberanikan diri untuk
memasuki rumah gubuk itu.
Toktoktok, permisi suara Dinda mengetuk rumah gubuk itu
Masuklah nak, ada perlu apa kau menemuiku ? sahut wanita tua itu
Permisi nek, saya cuman meminta bantuan dengan edikit ketakutan
Apa tentang kakak mu itu?
Nenek kok tau? Siapa yang menceritakan kepada nenek? expresi Dinda kaget
Saya bisa membaca pikiranmu
Baiklah nek, kalau begitu saya harus bagaimana? Saya sudah tidak kuat lagi, ini berurusan
dengan masalah hati. Saya kabur karena saya benci dengan kakak saya! Dinda curhat
dengan rasa sebel.
Baiklah, apa yang kau inginkan?asal ada timbal baliknya wanita tua itu berkata dengan
menakutkan
Saya minta Kirana tidak ada dihidup keluarga saya lagi nek, apakah nenek bisa?
Baiklah saya akan mengutuk kakak mu menjadi Keong
Benarkah nek? Biarkan sudah Kiraa menjadi seekor keong dengan berjalan selambat-
lambatnya Dinda dengan senang hati
Dinda sangat senang atas kedatangannya kerumah gubuk itu. Nenek tua itu akan
mengutuknya secepatnya jika menemui Kirana. Dinda kembali pulang kerumahnya.

Dinda akhirnya memasuki kamarnya, Ayah dan Kirana kaget Dinda tanpa sopan
memasuki rumahnya. Ayah sangat marah dengan sikap Dinda yang seperti itu. Ayah
memarahi Dinda, namun Dinda hanya diam saja dengan wajah yang senang hati. Kirana
hanya diam saja ketakutan.
Ayah bukannya aku tidak sopan, aku kabur dari rumah ini karena aku diusir dengan kakak!
ucap Dinda
Tidak ayah, saya tidak mengusir Dinda sahut Kirana
Benarkah apa yang dikatakan adikmu Kirana? Mengapa kau mengusir adikmu ? apa salah
dia? Ayah sangat marah sewaktu itu
Iya ayah, Kakak mengusir ku karena kakak tidak suka kepada ku karena tingkah ku yang
berlebihan kepada kak Dimas, aku didorong keluar rumah akhirnya aku pergi tanpa
sepengetahuan seseorang dirumah ini kemarin Dinda yang memfitnah kakaknya
Saya mendengar ini sangatlah miris, Kirana kau kakak yang sangat kejam sekali, apa yang
telah kamu lakukan kepada adikmu itu hal yang bodoh ayah sangat marah sekali
Akhirnya Kirana pergi dari rumah itu, ia menuju kepantai, Kirana sangat sebal apa
yang dikatakan adiknya. Kirana tidak merasa seperti itu, adiknya yang kejam memfitnahnya.
Dipantai itu ia duduk sendiri merenungi masalah itu. Terlihat nenek tua penyihir itu datang
dari belakang akan mengutuk Kirana. Nenek tua mengutuk Kirana menjadi Keong Mas dan
membuangnya ke laut. Sihir itu akan sirna jika keong mas bertemu dengan tunangannya.
..
Pagi hari itu seorang nenek menjala ikan-ikan laut tanpa sengaja ia menemukan keong
mas, Keong Emas dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Keesokan hari, si nenek
berniat mencari lagi ikan di laut, tetapi tak seekor pun didapat. Dia pulang dengan hati sedih.
Tapi, sesampainya di gubuk, ia terkejut karena tersaji berbagai macam masakan enak.
Si nenek pun bertanya-tanya, "Siapa gerangan pengirim masakan ini?"
Hal yang sama terjadi berulang-ulang selama beberapa hari kemudian. Tentu si nenek
penasaran.
Besoknya, si nenek pura-pura pergi melaut. Padahal, yang sesungguhnya adalah dia
mengintip apa yang tengah terjadi. Ternyata keong emas berubah menjadi gadis cantik.
Dengan cekatan dia meracik dan menyajikan masakan untuk si nenek.

Si nenek yang mengintip dari balik pintu segera masuk, kemudian menegurnya.

"Hai, siapa gerangankah kau putri cantik?"

Gadis itu alias si keong mas terkejut melihat kedatangan si nenek. Namun, setelah menguasai
dirinya.
"Aku adalah putri Bupati kota ini yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia
iri kepadaku."
Setelah berkata demikian, Kirana berubah kembali menjadi keong emas. Si nenek itu tertegun
melihat apa yang disaksikannya.
Dimas Wicaksana tak diam saja mengetahui Kirana menghilang. Dia mencarinya
dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihir yang mengetahui hal tersebut,
segera mengubah dirinya menjadi gagak. Hal itu dilakukan untuk mencelakai Dimas dengan
cara memberikan arah yang salah. Di perjalanan Dimas bertemu seorang kakek kelaparan,
lalu diberinya kakek itu makan. Ternyata si kakek adalah orang sakti yang baik. Dia
menolong Dimas dari pengaruh burung gagak jadi-jadian itu. Sang kakek sakti memberitahu
Dimas di mana Kirana berada. Aji Bagaskara harus pergi ke desa Dadapan.

Setelah berjalan selama berhari-hari, Dimas sampai di desa Dadapan. Dia menghampiri
sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya habis. Tapi,
dia sangat terkejut, karena dari balik jendela tampak tunangannya sedang memasak. Maka,
bertemulah mereka. Sihir dari si nenek sihir sirna karena perjumpaan denganDimas Wicasana
. Pada saat itu nenek pemilik gubuk itu dan putri Kirana memperkenalkan Dimas Wicaksana
pada si nenek. Dimas Wicaksana kemudian memboyong tunangannya kembali kerumah.
Kirana menceritakan semua perbuatan Dinda adiknya kepada ayahnya Aji Bagaskara.
Dinda minta maaf kepada Kirana dan sebaliknya. Dinda divonis mendapat hukuman
setimpal. Karena takut Dinda melarikan diri ke hutan. Sayang, ia terperosok dan jatuh ke
dalam jurang. Pernikahan Kirana dan berlangsung. Mereka memboyong nenek pemilik gubuk
yang baik hati itu ke istana. Mereka semua hidup bahagia.

Anda mungkin juga menyukai