Memperhatikan
b. Penyebab terjadinya Kista Ovarium
LAMPIRAN
KISTA OVARIUM
KISTA OVARIUM
1.1. Pengertian
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Indung telur adalah rongga
berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista tersebut disebut juga kista
fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista fungsional akan
mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu (setelah 1-3 bulan).
Oleh karena itu, kehamilan dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista
tersebut pada umur hamil 16 minggu. Bahaya melangsungkan kehamilan bersamaan dengan
kista ovarii adalah dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibatkan
abortus, kematian dalam rahim. Pada kedudukan kista dipelvis minor, persalinan dapat
terganggu dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesarea. Pada
kedudukan kista ovarii di daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung normal, tetapi
bahaya postpartum mungkin terjadi torsi kista, infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera
setelah persalinan normal bila diketahui terdapat kista ovarii dilakukan laparotomi untuk
mengangkat kista tersebut.
Kista ovarium dapat tumbuh di dalam indung telur yang merupakan tempat yang paling
banyak ditumbuhi tumor. Tumornya berupa kistik, padat, kecil/besar dan berpengaruh pada
mekanisme kerja hormon. Tumor jenis ini bisa jinak atau ganas. Kista ovarium dapat tumbuh
besar dan menghambat pertumbuhan janin. Akibatnya, akan terjadi abortus/bayi lahir
prematur. Pada kasus ini, jika kondisi ibu baik, dokter akan mempertahankan kehamilan
dengan cara melakukan tindakan pemeriksaan dan perawatan secara intensif.
Umumnya, proses persalinan dilakukan dengan tindakan operasi. Dokter akan
mengangkat kista setelah persalinan selesai. Sebaliknya, jika kondisi ibu dan janin buruk,
beberapa dokter tidak akan mempertahankan kehamilan untuk menyelamatkan kondisi sang
ibu.
1.7. Penatalaksanaan
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan,
karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.
Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan
kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi Anda
diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda
diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.