Praktikum Proses Produksi
Praktikum Proses Produksi
PROSES PRODUKSI
Disusun Oleh :
Kelompok II
1. Ahmad Rizal Fahlevi 2015440066
2. Bayu Adi Wiguna 2015440072
3. Brian Wiralangi Putra 2015440073
4. Egika Agung Hananto 2015440075
5. Fatkhur Rohman 2015440078
6. Gusty Maulana 2015440079
7. Jujur Pangidoan N. S. 2015440084
Laporan ini telah disetujui sebagai laporan praktikum proses produksi sesuai syarat
yang ditentukan.
Menyetujui,
Assisten I Assisten II
Laporan ini telah dinyatakan sah sebagai laporan proses produksi sesuai syarat yang
ditentukan.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wa Taala atas rahmat beserta karunia yang telah Ia berikan kepada kita selaku hambaNya,
dan semoga kita selalu dalam keadaan beriman dan bertakwa. Sholawat serta salam semoga
selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu setia kepada ajaran beliau
hingga akhir zaman.
Kritik dan saran mengenai laporan ini serta hal-hal yang berkaitan dengan penulisan
secara terpadu untuk perbaikan dimasa yang akan datang sangat kami harapkan.
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, namun kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan tak lupa penulis
panjatkan doa semoga Allah SWT tetap memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Aamiin.
Penyusun
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................... 47
4.2 Saran................................................................................................................... 48
MODUL I
Praktikum Proses Produksi_Teknik Industri_FT-UMJ viii
TEKNIK BUBUT
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Mesin bubut adalah mesin perkakas bengkel yang mempunyai gerak utama
berputar pada sumbunya. Sumber gerakan diperoleh dari motor listrik. Motor
listrik adalah mesin yang memperoleh daya listrik dan merubahnya menjadi daya
mekanik (putaran). Dengan perantaran sabuk dan puli gerak, putaran ini
dilanjutkan ke mesin bubut.
Mesin bubut dapat membuat benda kerja menjadi bulat lurus, bulat tirus,
berulir,beralur, rata, dan lain-lain. Dengan mesin ini, kita dapat pula mengebor,
mengetap, menyenai, me-reamer, menggerinda, dan lain-lain. Mengingat
fungsinya yang sangat ideal ini, maka tidak mengherankan bila pada setiap
industri atau perbengkelan mesin akan selalu terdapat mesin bubut.
Mesin ini dibuat lebih berat dan berdaya besar. Mesin ini
merupakanstandar pada pembuatan mesin bubut umumnya dan sangat cocok
digunakan untuk pekerjaan yang besar.
Mesin ini mirip dengan mesi frais pengebor vertical yamg terdiri atas
pencekaman atau meja putar dalam kedudukan horizontal. Mesin ini juga
dilengkapi dengan system kendali yang memungkinkan operasi otomatis dari
tiap kepala, yaitu kecepatan dan arah hantaran spindle, penunjuk start, dan
penghenti.
Bentuk pahat bubut itu bemacam-macam tergantung dari fungsinya, hal ini
berarti, bahwa satu macam bentuk pahat bubut prinsipnya tidak boleh dipakai
untuk bermacam-macam pengerjaan. Misalnya pahat bubut rata semata-mata
untuk membubut permukaan memanjang dari benda kerja dan tidak
doperbolehkan untuk memotong atau membuat ulir dan lain-lain.
Pahat bubut rata digunakan untuk membubut bagian luar benda kerja
hingga bulat dan rata. Bagian puncaknya menyudut 80 0. Pahat ini terdiri dari 2
macam, yaitu pahat kanan dan pahat kiri. Pahat kanan penyayatannya dimulai
dari kanan ke kiri sedangkan pahat kiri penyayatannya dari kiri ka kanan.
Perbedaan kedua macam pahat itu teletak pada sudut-sudut bebasnya. (lihat
Gambar 2.3 dan Gambar 2.4).
Untuk mendapat hasil pengerjaan yang halus, maka sudut pundak itu
''
1
tidak boleh diasah runcing, melainkan harus dibulatkan . Jika sudut ini
64
runcing, maka hasil pengerjaannya akan beralur-alur tidak halus. Setelah pahat
selesai diasah, maka bagian-bagian yang terasah harus digosok pada batu asah
untuk menghilangkan bram-bram asahan. Menggosok sudut puncaknya harus
dengan gerakan melengkung.
Bentuk pahat potong berbeda dengan bentuk pahat lainnya. Bentuknya tipis
dan dipasang pada pemegang khusus (Gambar 2.7). Pahat potong digunakan
untuk memotog benda kerja atau membuat alur pada mesin bubut.Gambar 2.7
Pahat potong dengan pemegangnya
Pahat ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau lubang benda
kerja. Pahat ini bertangkai panjang dan dipasang di ujung tangkai dan diikat
dengan sebuah baut atau disatukan dengan jalan dilas (Gambar 2.10).
Baja dengan kandungan karbon yang relative tinggi (0,7% - 1,4% C) tanpa
unsure lain dengan prosentasi unsure lain yang rendah (2% Mn, W, Cr)
mampu mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses
laku panas kekerasan yang tinggi ini (500 1000 HV)dicapai akan menjadi
transformasi martensitik. Karena mertensitik akan melunak pada temperature
sekitar 250C maka hanya karbon ini hanya bisa digunakan pada kecepatan
Pada tahun 1898 ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur paduan
krom (Cr) dan tungsten/wolfram (W). melalui proses penuangan (molten
metallurgy) kemudian di ikuti pengerolan ataupun penempaan baja ini di
bentuk menjadi batang,atau silinder. Pada kondisi lunak baja tersebut dapat
diproses secara pemesinan menjadi berbagai bentuk pahat potong. Setelah
proses laku panas dilaksanakan, kekerasannya akan cukup tinggi sehingga
dapat digunakan untuk kecepataqn potong yang tinggi (sampai dengan 3 kali
kecepatan potong untuk pahat CTS yang dikenal pada saat itu sekitar 10
m/menit)
Pengaruh unsur-unsur tersebut pada unsure besi dan karbon adaah sebagai
berikut :
Tungsten/Wolfram (W)
Chromium (Cr)
Vanadium (V)
Molybdenum (Mo)
Cobalt (Co)
- HSS KONVENSIONAL
Molibdenum HSS
Tungsten HSS
- HSS SPECIAL
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan
nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah semua material
selain metal atau material organic, yang mencakup juga berbagai jenis
karbida, nitride, oksida, boride dan silicon serta karbon.
Keramik dapat di bedakan menjadi dua jenis utama :
Pahat bubut
Pemegang pahat bubut
Bor senter
Penjepit bor
Pelat cekam
Pembawa
Pelat pembawa
Senter
Kolet
Penyangga atau kacamata
Taper Attachment
Mandrel / Kartel
2.6.3. Bahan mesin bubut
ST 40
Diameter 25.5 X Panjang 125
Memasang beda
0-2
kerja, ke cekam
Pemeriksaan dan
1-1 pengencangan
benda kerja pada
cekam
Pemeriksaan
1-2 kesimetrisan
benda kerja
Pemeriksaan
penegencangan
1-3
dengan cara
menjalakan mesin
Pemotongan
0-3 muka/bubut rata
muka
Pengukuran benda
1-4 kerja dengan
Mistar
Membubut
panjang dengan
0-4
memeutar eretan
atas
Pengukuran benda
kerja dengan
1-5
Mistar dengan
keaadan mesin
berhenti
Proses
pemotongan
0-5
dengan ukuran
yang disesuaikan
Penyimpanan dfan
selesai
Gambar 3.1 Diagram Alur Percobaan
3. 2 Langkah Kerja
Setiap kecelakan kerja yang terjadi dalam proses pengerjaan mesin bubut
banyak disebabkan oleh kecerobohan dan kelalaian operator mesin bubut itu
sendiri yang akan berakibat fatal pada dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karna
itu untuk meminimalisirkan kecelakaan kerja yang terjadi maka perlu diperhatikan
hal hal berikut dibawah ini :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil pembubutan yang telah kami lakukan hasilnya bervariasi hal ini
dikarenakan pada waktu mengerjakan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu : Pahat yang digunakan tumpul; terlalu cepatnya
menggerakan roda tangan, sehingga penyayatan terlalu cepat dan hasil pada benda
Praktikum Proses Produksi_Teknik Industri_FT-UMJ viii
kerja bergaris / tidak halus; kurang telitinya membaca ukuran jangka sorong. Dan
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu pengerjaan pembubutan yaitu :
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk
berbagai proses pengerjaan industri seperti, pemotongan logam dan
penyambungannya, konstruksi bangunan baja, dan konstruksi permesinan yang
memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi manufaktur. Teknologi
1. 2 Tujuan Penulisan
1. 3 Pembatasan Masalah
1.4.2. Bahan
1. Pelat baja karbon ukuran 10 x 5 cm.
2. Elektroda 2,5 AWS E 6013.
A. Menyalakan busur