Anda di halaman 1dari 10

JNE 1 (1) (2015)

Journal of Nonformal Education


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne

MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENINGKATAN


LITERASI BERBASIS KEWIRAUSAHAAN USAHA MANDIRI
MELALUI PKBM DI KOTA SEMARANG

Dr. Sungkowo Edy Mulyono, S.Pd., M.Si

Dosen Jurusan PLS FIP UNNES

Info Artikel Abstrak


________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pelaksanaan literasi
Diterima Mei 2015 berbasis kewirusahaan usaha mandiri (KUM) melalui PKBM di Kota
Disetujui Juli 2015 Semarang, kendala yang dihadapi, dan model pemberdayaan
Dipublikasikan Agustus 2015 masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan literasi berbasis KUM
________________ melalui PKBM. Data primer dikumpulkan melalui wawancara
Kata Kunci: kepada responden dan key-persons. Pendekatan yang digunakan
Model, pemberdayaan masyarakat, adalah kualitatif bertujuan melihat proses serta kendala
Literasi, Kewirausahaan Usaha pemberdayaan literasi berbasis kewirausahaan usaha mandiri
Mandiri, PKBM. (KUM). Data sekunder dari data penduduk yang telah melakukan
____________________ pembelajaran literasi di Kota Semarang.
Proses pelaksanaan pembelajaran program literasi berbasis KUM
berjalan baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ada diawali dari
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pendekatan yang digunakan
menggunakan pendekatan partisipatif, cukup fleksibel sesuai dengan
kebutuhan warga belajar, potensi lokal, maupun pangsa pasar.
Materi pembelajaran selain sesuai potensi lokal dan pangsa pasar
juga mengikuti modul yang telah disediakan oleh pemerintah, dan
evaluasi dilakukan tahap demi tahap. Kendala program pelatihan ini
pada dasarnya tidak ada hal-hal yang krusial, mengingat kendala
yang dihadapi hanya terjadinya perubahan waktu pembelajaran,
namun dapat diselesaikan antara tutor dan warga belajar dengan cara
musyawarah dan mufakat. Model pemberdayaan masyarakat melalui
literasi dan KUM melalui PKBM dapat terbangun dari berbagai
macam bahan kajian, FGD, serta hasil penelitian melalui wawancara
di lapangan. Sehingga model ini dapat dipergunakan bagi PKBM.

__________________________________________________________

2015 PNF FIP UNNES

Alamat korespondensi:
Gedung A2 Lantai 2 Jurusan PLS FIP Unnes
ISSN 2442-532X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: mulyono_pls@yahoo.co.id
Sungkowo Edy Mulyono / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015

PENDAHULUAN jiwa (3,40 %) dan tamat Perguruan Tinggi


Baca tulis yang juga disebut dengan 47.315 jiwa (3,43 %). Dari data tersebut
literasi, memiliki peran yang sangat urgen dalam menunjukkan bahwa di Kota Semarang jumlah
kehidupan umat manusia. Membaca juga penduduk yang tidak sampai memasuki wajib
merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan belajar 9 tahun sebesar 30%. Sementara itu dari
dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan jumlah rumah tangga miskin di Kota Semarang
dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia yang mencapai 55.233 (92,22%) hanya
persekolahan maupun di luar sekolah serta di berpendidikan SLTP ke bawah, sedangkan yang
dunia pekerjaan. Prof. Leo fay (1980) mantan berpendidikan SLTP ke atas hanya 4.293 rumah
presiden IRA (International Reading Asociation) tangga atau 7,78% (BPS Kota Semarang, 2011).
pernah meyakinkan para koleganya dengan Sedang berdasarkan data dari Dinas Pendidikan
sebuah kalimat yang berbunyi, To read is to possess Kota Semarang warga masyarakat yang saat ini
a power for transcending whatever physical human can rentan untuk buta aksara kembali mencapai
muster. Berlebihankah ucapan Leo Fay dan 35.367 orang. Selain rentan buta aksara kembali,
Hartoonian tersebut? Sebagian orang boleh jadi mereka juga dibekali kewirausahaan agar
akan menganggapnya demikian. Mungkin memiliki kecakapan hidup berupa keterampilan
mereka akan bertanya apa hubungan membaca dan sekaligus mampu meningkatkan status sosial
dengan kedikjayaan suatu bangsa atau kualitas ekonominya.
seorang manusia? Namun bila kita kaji masalah Berkaitan dengan pengembangan dan
tersebut secara mendalam sesungguhnya ucapan peningkatan wirausaha dalam persaingan
keduanya sangatlah realistis. Mengapa? Sebab ekonomi ketat di era globalisasi saat ini,
bagi masyarakat yang hidup dalam babakan diperlukan terobosan dan pendekatan baru yang
pasca industri, atau yang lazim disebut era salah satu di antaranya adalah pengembangan
sumber daya manusia, atau era sibernatika kewirausahaan untuk meningkatkan ekonomi
seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan masyarakat melalui pendidikan nonformal.
menulis atau yang lazim disebut literacy memang Program pendidikan nonformal yang pada
telah dirasakan sebagai conditio sine quanon alias dasarnya adalah proses pemberdayaan
prasyarat mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar masyarakat diharapkan menjadi titik awal untuk
lagi. meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik
Roijakers (1980), salah seorang pakar kota maupun desa.
pendidikan, mengaitkan peranan literasi dengan Menciptakan wirausaha (Entrepreneurship)
pengembangan karier seseorang. Menurutnya yang tangguh tidaklah mudah, karena
hanya melalui kegiatan berliterasi yang layaklah diperlukan prasyarat-prasyarat tertentu, di
orang akan dapat mengembangkan diri dalam antaranya adalah mampu menatap masa dengan
bidangnya masing-masing secara maksimal lebih baik, memiliki orientasi kreatif dan
serta akan selalu dapat mengikuti perspektif. Happer (1991) menyatakan, untuk
perkembangan baru yang terjadi. Dengan suksesnya permulaan usaha memerlukan
perkataan lain kedudukan kemahiran kemampuan membaca dan menulis serta
berliterasi pada abad informasi seperti diharapkan mampu membaca peluang yang
sekarang ini sesungguhnya, serta tepat. Teori Mc Clleland yang disampaikan Idris
kesejahteraan penghidupannya. Tahun 2012, (2003), yang dikenal dengan teori need for
jumlah penduduk kota Semarang mencapai achievement atau n Ach menyatakan, beberapa
1.454.549 jiwa. Sedang jumlah penduduk orang yang berjiwa entrepreneurship, memiliki
berdasarkan pendidikan tertinggi yang kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat
ditamatkan menunjukkan; tidak sekolah 74.030 sehingga ia lebih termotivasi dibandingkan
jiwa (5,37 %), tidak tamat SD 124.475 jiwa upaya mencapai keuntungan. Kecenderungan
(9,03 %), tamat SD 294.435 jiwa (21,36 %), masyarakat dalam berwirausaha adalah mencari
tamat SMP 264.314 jiwa (19,18 %), tamat SMA cara-cara yang tidak memiliki tantangan dan
252.079 jiwa (18,29 %), tamat akademi 46.894 tidak beresiko. Cara seperti ini, biasanya

52
Model Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Literasi Berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri melalui ...

dilakukan oleh entrepreneur pemula dengan pengumpulan data, reduksi data,


modal dan pengalaman terbatas. Hal ini dapat display/penyajian data, dan verifikasi/penarikan
dimaklumi, karena entrepreneur pemula dengan kesimpulan. Agar data yang telah dianalisis
modal terbatas adalah rentan dengan resiko yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan
dialami. keabsahannya, maka langkah yang dilakukan
Upaya mengatasi persoalan tersebut, peneliti adalah Member Check, Peerdebriefing, dan
diperlukan model Pemberdayaan Masyarakat Audit Trail.
untuk meningkatkan Literasi yang Berbasis
Kewirausahaan Usaha Mandiri (KUM) dan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pada akhirnya mampu meningkatkan status A. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan
sosial ekonominya. Masalah yang dikaji pada Masyarakat untuk Meningkatkan Literasi
penelitian ini adalah bagaimana proses berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat untuk (KUM)
meningkatkan literasi berbasis kewirausahaan Proses pelaksanaan kegiatan yang telah
usaha mandiri (KUM) melalui PKBM di Kota dilakukan oleh PKBM dalam rangka
Semarang, kendalanya, serta model meningkatkan literasi berbasis Kewirausahaan
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan Usaha Mandiri (KUM) di Kota Semarang
literasi berbasis kewirausahaan usaha mandiri diawali dengan poses persiapan, pelaksanaan,
(KUM) melalui PKBM di Kota Semarang. serta evaluasi.
a. Persiapan
METODE PENELITIAN Kegiatan awal yang juga disebut dengan
Pendekatan yang digunakan dalam persiapan, diawali dengan melakukan assesment
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. kebutuhan, serta melihat pontesi wilayah, baik
Adapun populasinya adalah masyarakat yang potensi sumberdaya alam maupun potensi
telah mengikuti pendidikan keaksaraan pangsa pasar. Kegiatan persiapan selanjutnya
fungsional di Kota Semarang, sedangkan adalah sosialisasi program, rekrutmen warga
sampel/responden dalam penelitian ini sebanyak belajar, dan perencanakan pembelajaran.
5 warga belajar dan 3 tutor sebagai obyek Adapun program perencanan antara lain adalah
penelitian dan 2 informen yaitu pengelola menetapkan tujuan, pembuatan jadwal,
PKBM dan Tokoh Masyarakat. Metode mempersiapkan materi serta persiapan alat dan
pengumpulan data yang digunakan antara lain bahan. Program persiapan awal ini dilakukan
observasi, dilakukan untuk memperoleh oleh PKBM, yang bertujuan untuk
gambaran yang utuh, jelas, dan mendalam dari mensosialisasikan kepada masyarakat baik
subyek yang diteliti. Wawancara Mendalam (In melalui pemberitahuan ke pihak kelurahan, RW,
Depth Interview) dilakukan kepada responden dan RT, selain itu sosialisasi juga dilakukan
atau informan secara mendalam yang bertujuan dengan cara dor to dor atau dari rumah ke rumah
untuk mendapatkan informasi sesuai dengan oleh pihak pengelola maupun tutor.
keinginan. Responden atau Informan dalam Sasaran sosialisasi adalah masyarakat
penelitian ini antara lain warga belajar yang dipandang secara ekonomi lemah serta
Kewirausahaan Usaha Mandiri, Tutor, dan membutuhkan keterampilan dan juga ada
pengelola PKBM. Selain menggunakan keinginan untuk belajar literasi melalui KUM
observasi dan wawancara mendalam juga guna menunjang penghidupannya. Sebagaimana
dibutuhkan dokumentasi yaitu berupa arsip, yang diungkapkan oleh tutor MYN dari PKBM
foto, daftar hadir, kartu hasil studi serta catatan Tunas Bangsa Kecamatan Tugu:
harian dan dokumen-dokumen lain yang relevan Ya pak, kegiatan assessment, sama
dengan rumusan masalah atau tujuan penelitian. sosialisasi, perencanaan, dan pembuatan
Data dalam penelitian ini dianalisis secara jadwal pembelajaran ini ya dilakukan
oleh PKBM toh pak bersama-sama tutor,
kualitatif melalui tahapan-tahapan yang sesuai
tetapi nggih (ya) untuk jadwal khususnya
dengan prosedur yang telah ditentukan, yaitu melibatkan warga belajar, ya termasuk

53
Sungkowo Edy Mulyono / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015

sosialisasi pak juga melibatkan tutor keluargo. Untuk syarat-syarat masuk


seperti saya diminta untuk ikut serta menjadi warga belajar tidak dimintai
membantu dalam memberikan informasi syarat-syarat pak, nanti kalau dimintai
kepada masyarakat yang dianggap syarat malah pada mboten purun pak.
membutuhkan.
Artinya Ngak ada pak, tidak ada tes
Pernyataan tersebut juga didukung oleh sebelumnya, yang penting saya bisa ikut kegiatan
pengelola PKBM Tunas Bangsa sendiri yaitu biar saya pinter membaca, selain itu saya juga
Mbak INS dan dari pak RT (Rukun Tetangga), mendapat keterampilan biar saya bisa
dan juga disampaikan PKBM Hidayatulloh yaitu melakukan usaha, karena saya itu janda pak biar
Pak AR, beliau mengatakan: bisa menghidupi keluarga. Untuk syarat-syarat
Dalam kegiatan ya kami yang selalu masuk menjadi warga belajar tidak dimintai
melakukan sosialisasi kepada masyarakat syarat-syarat pak, nanti kalau dimintai syarat
sekitar, tapi terkadang nggih (ya) dibantu malah pada ngak mau pak.
oleh tutor yang rumahnya berada di
wilayah ini, dan saya juga pernah minta Dukungan senada dikatakan NN warga
tolong teng (di) pak lurah, kemudian dari belajar dari PKBM Hidayatulloh kecamatan
pak lurah dilanjutkan ke RW dan RT juga Gunungpati Semarang inggih pak, mboten
pak, untuk membantu mensosialisasikan. wonten syarat-syarat, kulo mung ken dugi teng
Selain itu pak, kami juga membuat balai, lanjeng diparingi ngertos menawi bade
program perencanaan dan juga membuat
jadwal pelajaran sesuai dengan modul yang dilatih keterampilan kalih ken niulis moco niku
ada pak. pak. Artinya ya pak, tidak ada syarat-syarat,
saya hanya disuruh datang ke Balai kemudian
Demikian juga apa yang dikatakan pak diberi tahu kalau akan ada pelatihan
RT (Rukun Tetangga): keterampilan sama disuruh menulis membaca itu
Sosialisai KUM ini setahu saya dilakukan pak. Menurut MRH maupun NN, kegiatan ini
oleh pengelola pak, karena waktu sangat penting karena dari yang sebelumnya
pelaksaan akan berlangsung Mbak INS baca tulisnya ngak jelas, sekarang mulai menjadi
niku (itu) datang kerumah untuk memberi
tahu kalau akan ada kegiatan pembelajaran lancar membaca dan dia merasa senang sekali
KUM, sekalian minta tolong sama saya ada program KUM ini.
untuk mensosialisasikan kepada warga, Proses persiapan pelaksanaan kegiatan
gitu pak. literasi berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri
(KUM) yang dilakukan oleh PKBM pada
Untuk melakukan penyaringan menjadi dasarnya sudah sesuai dengan referensi ataupun
warga belajar Literasi PKBM tunas Bangsa tidak aturan (petunjuk teknik dan modul) yang ada,
melakukan pree test. Sedangkan syarat-syarat baik dari sisi assessment kebutuhan, sosialisasi,
untuk menjadi warga belajar KUM juga tidak maupun perencanaan. Dari sisi assessment
jelas, warga belajar hanya diminta kebutuhan baik niat belajar maupun
mengumpulkan fotocopy KTP saja, yang penting keterampilan wairausaha dilakukan oleh
warga belajar mau datang untuk mengikuti penyelenggara untuk melihat kebutuhan atau
kegiatan ini, kegiatan literasi berbasis KUM ini keterampilan apa yang diminati oleh warga
sebenarnya tindak lanjut dari PBA, namun pada belajar dan sekaligus melihat pangsa pasar.
kenyataannya tidak semua warga belajar sudah Sedang dalam rangka sosialisasi dan
lulus PBA, namun warga belajar pada umumnya perencanaan pembelajaran selama kegiatan
memang rata-rata mereka sudah lulus PBA, berlangsung dilaksanakan oleh penyelenggara
sebagaimana diungkapkan MRH selaku warga bersama tutor, nara sumber teknis, serta dengan
belajar literasi berbasis KUM. warga belajar sehingga sudah sesuai dengan
Ngak ada pak, mboten wonten tes kok sak petunjuk teknis. Sebagaimana telah disampaikan
derenge, wong sing peting kulo nderek
kegiatan kersane pinter moco, ugi pikantok oleh pengelola INS maupun AR
keahlian kersane kulo saget usaha, wong Ya pak, dalam rangka assessment
kulo janda pak kersane saget nguripi kebutuhan, sama sosialisasi, dan
perencanaan seperti membuat jadwal

54
Model Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Literasi Berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri melalui ...

pembelajaran itu sudah kami lakukan yang telah didapatkan dari pemerintah tentang
semua, dan itu kami lakukan bersama baca tulis. Pendekatan yang digunakan adalah
dengan tutor, kemudian nara sumber pendekatan partisipatif, dimana dalam
teknis, kemudian lagi sama warga belajar
pak, dan mereka sepakat. pengambilan keputusan warga belajar dilibatkan
b. Pelaksanaan didalamnya. Selain berliterasi juga dilakukan
Proses pelaksanan literasi berbasis kegiatan kewirausahaan usaha mandiri (KUM)
kewirausahaan usaha mandiri (KUM) yang bertujuan untuk memberikan bekal
berlangsung selama enam bulan, dan dalam keterampilan kepada warga belajar, agar kelak
seminggu tiga kali pertemuan, sedang setelah usai pelatihan mereka memiliki
pelaksanaan pembelajaran dilakukan di siang keterampilan guna menunjang kehidupannya
hari dan berlangsung sekitar tiga jam, namun sesuai dengan potensi daerah serta pangsa pasar.
waktu pelaksanaan ini tidak bersifat kaku, masih Sebagaimana bila program ini dilaksanakan di
bisa diatur sesuai dengan kebutuhan atau waktu daerah pantai, maka keterampilan yang
warga belajar warga belajar, sebagaimana yang diberikan diantaranya adalah membuat krupuk
disampaikan ibu MNY selaku tutor KUM. udang, brayong, bandeng dan lain-lain sesuai
untuk pelaksanaan pembelajaran literasi potensi yang dimiliki. Kemudian keterampilan
berbasis KUM berlangsung seminggu tiga yang dimiliki dapat dipergunakan untuk
kali pertemuan pak, dan satu pertemuan menghidupi keluarga.
membutuhkan waktu 2-3 jam, malah Sedangkan PKBM yang berlokasi di
terkadang bisa lebih tergantung banyak
sedikitnya warga belajar yang datang. Ya daerah perkotaan yang tidak memiliki sumber
selain itu waktunya juga bisa berubah daya alam, keterampilannya disesuaikan dengan
tergantung warga belajar, bisanya hari apa pangsa pasar atau sesuai dengan kebutuhan
gitu pak, padahal sudah kami jadwal pak. masyarakat sekitar seperti membuat lontong,
keripik pisang, dan ceriping ketela yang mana
Hal serupa juga dikatakan warga belajar hasilnya mudah dijual di masyarakat sekitar. Hal
MNR yang beralamat di Mangkang Wetan ini diungkapkan oleh warga belajar ibu MNN
Kecamatan Tugu Kota Semarang, inggih kok berkenaan dengan literasi dan kewirausahaan;
pak, waktunya seminggu kaping tigo, dangu Niku lho pak ken moco kalih nulis, nggih
sanget pak langkung saking setahun pak diwarahi kersane pinter ngoten toh pak,
ketingale kulo nderek sekolah niko. Artinya menawi materi moconipun niku pak,
Ya pak, waktunya seminggu tiga kali, lama sesuai kalih niku pak keterampilan,
sekali pak lebih dari satu tahun kelihatannya umpami nggih, damel krupuk udang, lha
kulo nggih ken moco kalih nulis krupuk
saya ikut sekolah itu. udang ngoten pak
Untuk proses pembelajarannya di PKBM
Tunas Bangsa, dimulai dari membaca dan Artinya, itu lho pak disuruh membaca dan
menulis dulu, baru setelah itu diberi menulis, juga di pelajari biar pandai begitu pak,
keterampilan sesuai dengan bahan dan alat yang kalau materi membacanya itu pak, sesuai sama
sudah disediakan oleh pengelola dan tutor. itu pak keterampilan, umpama ya, membuat
Adapun materinya disesuaikan dengan modul krupuk udang, ya saya disuruh membaca dan
yang didapatkan dari pemerintah. Lain halnya di menulis kerupuk udang begitu pak. Sedang
PKBM Hidayatulloh, proses pembelajaran tidak untuk keterampilan kewirausahaan yang
tentu terkadang membaca dan menulis dulu, disesuaikan potensi daerah dan pangsa pasar,
baru dilatih keterampilan, tetapi kadang-kadang sebagaimana yang diungkapkan ibu LSH,
sebaliknya keterampilan dulu baru membaca dan Inggih pak, kulo dilatih dodol lontong keliling
menulis, tergantung keinginan warga belajar, pak, nek enjang niko sami pados sarapan,
jadi prosesnya sangat fleksibel. dadose inggih remen sanget, sak niki kulo gadah
Literasi (baca tulis) yang dilaksanakan penghasilan raketang sekedik. Artinya, ya pak,
oleh pengelola dalam hal ini adalah PKBM, saya dilatih berjualan lontong keliling pak, kalo
disesuaikan dengan tema keterampilan yang pagi itu sama memcari sarapan, jadinya saya
diberikan. Selain itu juga disesuaikan modul

55
Sungkowo Edy Mulyono / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015

seneng sekali, sekarang saya punya penghasilan karena ada rasa takut, namun dalam proses
walaupun sedikit. pembelajaran selalu ada evaluasi baik proses
Demikian juga yang dikatakan MNR sedang berjalan maupun saat kegiatan berakhir.
warga belajar yang berdomisili dekat dengan Saat proses pembelajaran berlangsung evaluasi
laut, mengatakan, Kulo niku sak niki ndamel selalu dilaksanakan baik dalam baca tulis
krupuk udang pak, kulo sade kaleh rencang- maupun dalam keterampilan berwirausaha,
rencang kerjo, soale kulo nek ndalu kerjo teng dimana setiap warga belajar apabila terjadi
parbik kayu pak, nggih teng mangkang wetan. kesalahan dalam membaca maupun menulis
Artinya,saya itu sekarang membuat kerupuk kemudian dibenarkan oleh tutor dan sekaligus
udang pak, saya jual dengan temen-teman kerja, diberitahu tentang kesalahan-kesalahan yang
sebabnya kalo malam saya kerja di pabrik kayu dilakukan serta ada ujian yang harus dilakukan
di Mangkang Wetan. oleh warga belajar. Sedangkan untuk
Kemahiran berliterasi merupakan hal keterampilan yang dikorelasikan dengan baca
yang sangat fundamental karena sesungguhnya tulis ini bertujuan untuk mempermudah warga
didasarkan atas kegiatan membaca dan belajar mengingat karena apa yang dilakukan
menulis, melalui kegiatan literasi membaca berhubungan dengan bacaan atau tulisan yang
dan menulis kita dapat menjelajahi luasnya sedang dipelajari. Hal ini perlu dilakukan
dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai kerjasama antara nara sumber teknis dan tutor
penjuru dunia dan dari berbagai babakan agar dalam proses pembelajaran, baik baca tulis
jaman. William D. Baker mengatakan bahwa maupun keterampilan berwirausaha dapat
85% kegiatan belajar di perguruan tinggi berjalan lancar. Selain dalam proses
meliputi membaca. Dengan perkataan lain, pembelajaran ini dilakukan evaluasi juga saat
kemahiran baca-tulis merupakan batu loncatan akhir program literasi berbasis KUM ini
bagi keberhasilan seorang di sekolah dan dalam dilakukan, sehingga proses pembelajaran ini
kehidupan selanjutnya di masyarakat. akan dinyatakan lulus atau tidak dengan
Mengomentari betapa pentingnya kaitan mendapatkan sertifikat kelulusan.
antara literasi dengan dunia persekolahan Evaluasi kegiatan pembelajaran dilakukan
tersebut. Andre Morois, salah seorang sastrawan tahap demi tahap mulai dari sebelum
kondang asal Perancis mengatakan bahwa pembelajaran berlangsung, saat pembelajaran
pada hakekatnya salah satu tugas atau misi berlangsung maupun sesudah pembelajaran
penting kehadiran dunia persekolahan dari berlangsung. Sebagaimana Scriven (1967) dalam
mulai SD hingga PT/universitas yakni artikelnya yang berjudul the methodology of
mengantarkan para peserta didiknya agar evaluation secara garis besar evaluasi dapat
kelak mereka mampu membuka pintu dibagi dua, yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi
perpustakaan sendiri alias manusia yang formatif dilakukan dengan maksud memantau
mencetak manusia-manusia yang sejauhmanakah suatu proses pendidikan telah
berkebudayaan literasi (baca-tulis). Dan jika berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.
dunia sekolah tidak mampu merealisasikan misi Sedangkan penilaian sumatif dilakukan untuk
tersebut, ujar Moris, maka proses bersekolah mengetahui sejauhmana peserta didik telah
pada dasarnya boleh dianggap sebagai hal yang dapat berpindah dari satu tahap kegiatan ke
mubazir atau sia-sia. Hal itu senada dengan apa kegiatan berikutnya.
yang dikatakan oleh warga belajar Literasi Sementara dari hasil penelitian
berbasis KUM di PKBM. menunjukkan bahwa, evaluasi yang dilakukan
c. Evaluasi oleh penyelenggara dan tutor pada dasarnya
Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran sudah mengikuti teori evaluasi, dimana ada tes
literasi berbasis KUM dilakukan tahap demi formatif dan tes sumatif hanya tes yang
tahap, walaupun pada tes masuk tidak dilakukan seharusnya dilakukaan sebelum pembelajaran
karena dikhawatirkan kalau ada free test warga berlangsung tidak dilaksanakan karena ada
belajar banyak yang tidak ikut pembelajaran kekhawatiran dari pihak pengelola kalau di

56
Model Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Literasi Berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri melalui ...

lakukan tes sebelum pembelajaran warga belajar


tidak mau mengikuti karena takut. Sebagaimana Pernyataan serupa dikatakan oleh warga
yang telah diungkapkan Tutor Ibu SOK; belajar Mbak RN, yang berdomisili di RT 04
Ya pak, PKBM kami melakukan evaluasi, RW 09 kelurahan Tandang, dia mengatakan;
ya ada tes formatif dan ada tes sumatif itu
lho pak, tujuannya untuk mengetahui Ya itu pak, kendalane cuman waktu niku
perkembangan pembelajaran dan setelah pak, terkadang niku enten sing gadah kajat
usai pembelajaran dan nanti akan kados manten, lha kulo nggih mboten saget
dinyatakan lulus atau tidak, dan nantinya toh pak kaleh rencang-rencang, wong
juga mendapatkan sertifikat kelulusan pak tanggi sing gadah kajat pak, terus kulo
bagi yang lulus, tapi nuwun sewu (mohon kaleh rencang-rencang matur kalih gurune
maaf) pak, untuk sebelum pembelajaran mawon, nek saget belajare di rubah
kami tidak melakukan tes pak. ngenjang ngoten pak, tapi pada intine niku
Dari hasil analisis di atas pada dasarnya kulo nggih seneng belajar, wonggih
pikantuk transport kok pak, saget ngge
pengelola maupun tutor sudah melaksanakan
tumbas lombok ngoten pak .
evaluasi, namun evaluasi tersebut belum Hem..hem,hem.
sepenuhnya dilakukan terhadap warga belajar,
mengingat situasi dan kondisi warga belajar Artinya, ya itu pak, kendalanya cuma
dalam pendidikan nonformal tidak bisa persis waktu itu pak, kadang-kadang itu ada yang
sama dengan pendidikan formal, sehingga masih punya kerja (mantenan) saya ya tidak bisa toh
ada sedikit kekurangan berkenaan dengan pak sama teman-teman, kerena yang punya kerja
evaluasi program peningkatan literasi berbasis tetangga pak, lalu saya bersama teman-teman
kewirausahaan usaha mandiri (KUM). bilang sama gurunya (tutornya), kalo bisa
belajarnya dirubah besok saja, gitu pak, tetapi
B. Kendala pelaksanaan pemberdayaan pada intinya saya senang belajar pak, dan juga
masyarakat untuk meningkatkan literasi mendapatkan transport pak, bisa untuk membeli
berbasis kewirausahaan usaha mandiri cabe gitu pak, sambil tersenyum.
(KUM) melalui PKBM Selama kegiatan literasi berbasis KUM
Selama kegiatan literasi berbasis KUM berlangsung, kendala secara substantif tidak ada,
berlangsung, kendala secara substantif tidak ada, baik dari pihak penyelenggara maupun warga
baik dari pihak penyelenggara maupun warga belajar, mengingat kegiatan KUM ini sangat
belajar, mengingat kegiatan KUM ini sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga program
dibutuhkan masyarakat, sehingga program KUM ini relatif berjalan lancar. Namun kendala
KUM ini relatif berjalan lancar. Sebagaimana yang berupa waktu pembelajaran yang terkadang
yang disampaikan tutor yang berinisial ibu WTK berubah bukan merupakan persoalan mendasar
dari PKBM Tembalang. karena dapat diatasi dengan mencari
Inggih niku (ya itu) pak, menurut saya kesepakatan antara tutor dan warga belajar.
kendala dalam pembelajaran literasi
berbasis KUM ini hampir tidak ada, ya C. Model Pendahuluan (model faktual)
paling-paling cuma waktu pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian telah didapat
yang kadang kala berubah, padahal saya
hasil model faktual tentang model
selaku tutor sudah memiliki agenda lain,
berarti saya kan harus menyesusaikan lagi pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan
pak. Perubahan waktu ini biasanya literasi berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri
permintaan warga belajar pak, karena (KUM) yang divisualisasikan dalam gambar 1.
mereka ada perlu, kemudian minta dirubah
sore hari.

57
Sungkowo Edy Mulyono / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015

Pemerintah; Literasi berbasis KUM

Anggaran

-Kelurahan
-RW PKBM Rentan Buta Aksara
-RT

Literasi KUM
(Baca tulis)

Proses Pelaksanaan
Transport WB
KUM
Kendala
-persiapan
Dana Stimulan WB -pelaksanaan
-evaluasi

Warga belajar
-Peningkatan Literasi
-Wirausahaan mandiri

Gambar 1. Model faktual pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan literasi berbasis KUM

Deskripsi Singkat Model: persiapan terlebih dahulu antara lain PKBM


Model pemberdayaan masyarakat dalam bekerjasama dengan kelurahan, RW, dan RT
peningkatan literasi berbasis KUM merupakan dalam rangka sosialisasi dan rekrutment warga
hasil analisis dari penelitian, FGD, dan kajian masyarakat khususnya mereka yang rentan
teori, dimana model ini memberikan gambaran terhadap buta aksara dan secara umum mereka
secara lengkap tentang langkah-langkah program yang buta aksara. Pelaksanaan kegiatan ini
kegiatan literasi berbasis KUM yang selain dilakukan oleh penyelenggara juga
dilaksanakan oleh PKBM. Tujuan dibangunnya dibantu oleh tutor dan nara sumber teknis guna
model literasi berbasis KUM antara lain adalah menjalankan pembelajaran baik literasi maupun
untuk mempermudah bagi penyelenggara KUM. Dari proses pembelajaran tersebut perlu
program dalam melaksanakan proses kegiatan dilihat kendala-kendala yang ada sekaligus
pembelajaran serta menambah kajian teori dilakukan evaluasi tahap demi tahap, sehingga
berkenaan dengan peningkatan literasi (baca bila muncul kendala dapat dicari jalan
tulis) berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri keluarnya. Selain melihat kendala yang ada
(KUM). dalam proses pembelajaran, pihak PKBM perlu
Program kegiatan ini pada dasarnya memberikan dana stimulus baik untuk transport
merupakan program dari pemerintah yang telah warga belajar atau dana stimulus, sehingga saat
menyediakan anggaran guna meningkatan program telah selesai warga belajar mampu
literasi berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri, berusaha mandiri guna meningkatkan literasi
namun dalam pelaksanaannya dibutuhkan dan ekonominya.

58
Model Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Literasi Berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri melalui ...

PENUTUP Baum, J. Robert, Edwin A. Locke dan Ken G.


Simpulan Smith,. 2001. A Multidimensional Model
Proses pelaksanaan pembelajaran program Of Venture Growth. Academic Management
literasi berbasis kewirausahaan usaha mandiri Journal. Vol. 44. No.2, 292-303.
(KUM) berjalan baik sesuai dengan petunjuk Dirjen PAUDNI. 2010. Panduan Kewirausahaan
teknis yang ada diawali dari persiapan, Usaha Mandiri. Jakarta.
pelaksanaan, dan evaluasi. Pendekatan yang Ghosh, B.C., Tan Wee Liang, Tan Teck Meng,
digunakan menggunakan pendekatan Ben Chan. 1998. The Key Success.
partisipatif, dimana pendekatan ini cukup Factors, Distinctive Capabilities, and
fleksibel sesuai dengan kebutuhan warga belajar, Strategis Thrusts of Top SMEs in
potensi lokal, maupun pangsa pasar. Adapun Singapore. Journal of Business Research. 51,
materi pembelajaran selain sesuai dengan 209-221.
potensi lokal dan pangsa pasar juga mengikuti Harry, Hikmat. 2001. Strategi Pemberdayaan
modul yang telah disediakan oleh pemerintah, Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama
sedangkan untuk evaluasi dilakukan tahap demi Press.
tahap. Kasmir. 2007. Kewirausahaan, Edisi Revisi.
Kendala dalam program pelatihan ini Bandung: Alfabeta.
pada dasarnya tidak ada hal-hal yang krusial, Lee, D.Y., and Tsang, E.W.K. 2001. The Effects
mengingat kendala yang dihadapi hanya of Entrepreneurial Personality
terjadinya perubahan waktu pembelajaran. Background and Network Activities on
Namun perubahan waktu tersebut dapat Venture Growth. Journal of Management
diselesaikan antara tutor dan warga belajar Studies. Vol. 38 (4). pp. 583-602.
dengan cara musyawarah dan mufakat. Mulyono, E. S. 2008. Penanggulangan
Model pemberdayaan masyarakat melalui Kemiskinan Melalui Pemberdayaan
literasi dan kewirausahaan usaha mandiri Masyarakat di jalur pendidikan
(KUM) melalui PKBM dapat terbangun dari Nonformal, Jurnal Edukasi, ISSN 0852-
berbagai macam bahan kajian, FGD, serta hasil 0240, Vol. XVIII.
penelitian melalui wawancara di lapangan. Priyanto, Sony Heru. 2002. Pengembangan
Sehingga model ini dapat dipergunakan bagi Kewirausahaan dan Kapasitas
PKBM. Manajemen pada UKM Pertanian. Jurnal
Saran Ekonomi dan Bisnis Dian Andragogia - Jurnal
Proses persiapan seharusnya PNFI / Volume 1 / No 1 - Nopember
menggunakan free test, sehingga dapat 2009 Ekonomi. Vol. III No. 3, 401-427.
mengetahui kemampuan warga belajar sebelum Priyanto, Sony Heru & Sandjojo, Iman (2005).
pembelajaran berlangsung. Walaupun Relationship between entrepreneurial
pembelajaran cukup fleksibel akan tetapi learning, entrepreneurial competencies
sebaiknya tidak sering berubah-ubah karena and venture success: empirical study on
akan mempengaruhi kinerja dalam SMEs. Int. Journal Entrepreneurship and
pembelajaran. Innovation Management, Vol. 5, Nos. 5/6,
2005.
DAFTAR PUSTAKA Usman, Sunyoto. 2000. Pembangunan dan
BPS Provinsi Jawa Tengah. 2011. Jawa Tengah Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
dalam Angka. Semarang. Pustaka Pelajar.
Baron, R. A. and Markman, G. D. 2003. Beyond Wisni, Septiarti dkk. 2013. Model
Social Capital: The Role Of Pemberdayaan Aksara Perempuan
Entrepreneurs Social Competence in Berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri,
Their Financial Success. Journal of Business Jurnal Teknodika, Vol 11 No.1.
Venturing. Vol.18 (1), pp. 41-60.

59
Sungkowo Edy Mulyono / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015

60

Anda mungkin juga menyukai