Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinusitis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa sinus paranasal yang umumnya

disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Bila mengenai beberapa

sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut dengan

pansinusitis.Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan dalam praktek

dokter sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering

di seluruh dunia.1

Prevalensi rinosinusitis secara umum pada dewasa dan anak adalah sekitar 14%.

Penyebab utama rinosinusitis adalah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang

selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri. Sekitar 5-13% anak yang terkena infeksi saluran

nafas atas mengalami komplikasi menjadi rinosinusitis akut yang memiliki kemungkinan besar

berubah menjadi rinosinusitis kronik. Sinus yang paling sering terkena adalah sinus etmoid dan

maksila, sedangkan sinus frontal jarang dan sinus sphenoid lebih jarang lagi.1,2

Rinosinusitis ini merupakan penyakit yang biasa atau banyak terjadi yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang.3 Walaupun tidak mengancam nyawa, penyakit ini dapat

mempengaruhi aktivitas anak di sekolah dan juga pola tidur. Jika tidak diterapi rinosinusitis akut

dapat berlanjut menjadi rinosinusitis kronis dan dapat menyebabkan komplikasi pada mata dan

intrakranial.2
1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang rinosinusitis dan komplikasinya pada anak.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis mengenai

rinosinusitis dan komplikasinya pada anak.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada

berbagai literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Klasifikasi Rinosinusitis


Definisi rinosinusitis pada anak adalah:4

inflamasi pada hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan dua atau lebih

gejala, yang salah satunya termasuk hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau

pilek (sekret hidung anterior/posterior):

o Nyeri/ rasa tertekan pada wajah

o Batuk

Dan salah satu dari

Temuan pada endoskopi:

o Polip nasi dan/atau

o Sekret mukopurulen yang berasal dari meatus media, dan/atau

o Oedem/ obstruksi mukosa pada meatus media

dan/atau

Perubahan pada CT:

o Perubahan pada mukosa di kompleks osteomeatal (KOM) dan/atau sinus

Klasifikasi rinosinusitis pada anak:

1. Akut rinosinusitis

Akut rinosinusitis pada anak didefinisikan sebagai onset tiba-tiba dari dua atau lebih

gejala:

o Hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti

o Atau perubahan warna pada sekret hidung


o Atau batuk (siang/malam hari)

Yang berlangsung kurang dari 12 minggu.4

2. Kronik rinosinusitis

Kronik rinosinusitis (dengan atau tanpa polip nasi) pada anak didefinisikan sebagai:

terdapatnya dua atau lebih gejala, yang salah satunya termasuk hidung tersumbat/

obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/posterior):

o Nyeri/ rasa tertekan pada wajah

o Batuk

Yang berlangsung 12 minggu.4

2.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi Rinosinusitis

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium dan lancarnya klirens mukosiliar

di dalam (KOM).1 faktor-faktor yang dapat mnyebabkan obstruksi dari KOM adalah

sebagai berikut:2

1. Kelainan anatomi seperti hipertrofi adenoid atau deviasi septum nasi

2. Oedem mukosa akibat rhinitis virus dan rhinitis alergi

3. Rhinitis non-alergi

4. Polip nasi

5. Benda asing

6. Immunodefisiensi

7. Cystic fibrosis

8. Disfungsi silia

9. Gastroesophageal reflux

10. Tumor nasal


11. Rokok: aktif ataupun pasif

12. Polusi lingkungan dan iritan

13. Sarkoidosis

14. Wegeners granulomatosis

15. Periodontitis

16. Hormonal.

2.3 Patofisiologi Rinosinusitis

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus di dalam KOM.

Organ-organ yang membeentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi oedem, mukosa

yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium

tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negative di dalam rongga sinus yang menyebabkan

terjadinya transudasi, yang mula-mula serous. Kondisi ini disebut sebagai rinosinusitis

non-bacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.1

Bila kondisi menetap, sekret yang terkumpull di dalam sinus merupakan media yang

baik untuk tumbuhnya bakteri sehingga sekret menjadi urulen. Keadaan ini disebut dengan

rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotik.1

Jika terapi tidak berhasil, inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bakteri anaerob

berkembang. Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus

berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu, hipertrofi, polipoid atau

pembentukkan polip atau kista.1


2.4 Diagnosis Rinosinusitis

Diagnosis rinosunusitis pda anak tidak mudah. Kita harus jika flu pada anak tidak

membaik dalam 10 hari atau adanya sekret purulen, nyeri wajah, sakit kepala, demam, dan

penurunan/atau kehilangan penghidu.2

1. Pemeriksaan fisik

a. Rinoskopi anterior

b. Endoskopi.5

2. Mikrobiologi

Pemeriksaan ini biasanya tidak dilakukan pada anak dengan rinosinusitis akut atau

kronik yang tanpa komplikasi.5

3. Imaging

a. Foto polos

b. CT scan (lebih menjadi pilihan).5

2.5 Penatalaksanaan Rinosinusitis

1. Konservatif

Rinosinusitis akut biasanya merupakan self-limiting dan sembuh dengan terapi

simtomatik dan intervensi minimal. Hidrasi yang adekuat, penggunaakn dekongestan

topical, penggunaan warm facial packs, tetes hidung dengan NaCl, meninggikan kepala

saat tidur dapat mengurangi gejala. Sedangkan antibiotik digunakan pada anak dengan

rinosinusitis kronik, dicurigai adnya komplikasi atau gejala yang persisten.2

2. Tindakan pembedahan

Indikasi tindakan pembedahan adalah:1

o Tidak ada perbaikan setelah terapi adekuat


o Sinusitis kronis disertai kista atau kelainan yang ireversibel

o Polip ekstensif

o Adanya komplikasi sinusitis

o Sinusitis jamur

DAFTAR PUSTAKA

1. Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,


Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi ke-
7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014.pp.127-30.
2. Shahid SK. Review article: Rhinosinusitis in Children. ISRN Otolaryngology. 2012; 1-11.
doi:10.5402/2012/851831.
3. Metcalfe W, Moorhouse T. Rhinosinusitis and its treatment. The Pharmaceutical
Journal.2012(289); 599-602.
4. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C, Alobid I, Baroody F et al. European position
paper on rhinosinusitis and nasal polyps 2012. Rhinology. 2012; 50(23): 5-107.
5. Clement PAR, Vlaminck S. Rhinosinusitis in children. B-ENT. 2007;3(6): 59-68.

Anda mungkin juga menyukai