Anda di halaman 1dari 3

4.

4 Pembahasan

AKI yang masih tinggi di Indonesia disebabkan oleh dua macam

penyebab, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Ada dua penyebab tidak

langsung. Pertama yaitu Tiga Terlambat yang terdiri dari terlambat mengambil

keputusan, terlambat sampai di fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam

mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Kedua, adalah Empat Terlalu. yaitu

terlalu muda atau tua saat melahirkan, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak

kelahiran. Hasil ini penelitian menunjukkan bahwa masih ada ibu yang berusia

kurang dari atau sama dengan 19 tahun dan lebih dari 35 tahun. Oleh karena itu

perlu dilakukan sosialisasi mengenai usia yang baik untuk kehamilan pada wanita,

yaitu sekitar usia 20-30 tahun.

Sebagian besar (88.57%) responden pada penelitian ini setuju terhadap

Jampersal, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Harun Al Rasyid

dkk. pada tahun 2013 yang menunjukkan bahwa 53.1% responden bersikap

negatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh faktor lain seperti

kebudayaan yang berbeda antar satu daerah dengan daerah yang lain, faktor

emosional, dan pemberitaan media massa.

Selain itu pada penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas (89.7 %) dari

orang yang tidak pernah menggunakan Jampersal dan tidak memiliki asuransi

kesehatan lain memiliki sikap yang menyetujui Jampersal. Hal ini menunjukan

bahwa sikap belum tentu sejalan dengan perilaku seseorang. Sehingga diperlukan

penelitian lebih lanjut mengenai sikap dan perilaku terhadap Jampersal.


Sikap adalah kesediaan untuk bertindak dan bukan melaksanakan motif

tertentu.13 Sarwono merumuskan sikap sebagai kecenderungan seseorang untuk

berespon, baik respon positif maupun negatif terhadap subjek, objek, atau hal dan

situasi tertentu yang memiliki penilaian kognitif, emosional atau afektif dan

konatif.17 Menurut pendapat Azwar, faktor faktor yang memengaruhi sikap terdiri

dari pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, kebudayaan,

pemberitaan media massa, lembaga pendidikan dan agama serta faktor

emosional.11 Sementara itu pengetahuan turut memengaruhi proses pembentukan

sikap.13

Pada penelitian ini, hasil uji analisis menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara orang lain yang dianggap penting dengan sikap ibu terhadap

Jampersal dengan p-value sebesar 0,047 dan memiliki pengaruh yang bersifat

positif. Hal ini sesuai dengan teori menurut Azwar yang menyatakan bahwa

seorang individu cenderung memiliki sikap yang meniru sikap orang yang

dianggap penting oleh dirinya karena dimotivasi untuk berafiliasi dengan orang

tersebut. Orang lain yang dianggap penting, antara lain orang tua, suami, teman

dekat, dan tokoh masyarakat yang mendukung Jampersal akan menyebabkan ibu

tersebut ikut menyetujui Jampersal.

Hasil uji analisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap sikap mengenai

Jampersal menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan p-value = 0,617. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Harun Al Rasyid, dkk., pada tahun

2013 tingkat pendidikan formal tidak dapat dijadikan salah satu tolak ukur dalam

menentukan sikap seseorang, terlebih lagi pendidikan formal. Karena semakin


tinggi tingkat pendidikan formal yang didapat seseorang tidak menjamin bahwa

paparan terhadap hal-hal yang terkait mengenai Jampersal akan lebih banyak

dibanding orang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, selain itu hal ini

juga dapat terjadi karena sosialisasi yang belum baik.22

Sementara itu hasil uji analisis menunjukan bahwa ada pengaruh

pengetahuan terhadap sikap ibu mengenai Jampersal. Hal ini ditunjukan dengan

p-value sebesar 0,000 dan pengaruh yang bersifat positif. Ini sesuai dengan

pendapat Notoatmojo yang menyebutkan bahwa pengetahuan memengaruhi

proses pembentukan sikap.13 Sehingga semakin tinggi pengetahuan ibu mengenai

Jampersal akan menyebakan ibu tersebut makin menyetujui keberadaan

Jampersal. Apabila pengetahuan ibu tersebut rendah, maka ibu tersebut akan

cenderung menolak atau tidak mendukung Jampersal.

Anda mungkin juga menyukai