Anda di halaman 1dari 4

BAB V

CARA PENYIAPAN BAHAN BAKU KAYU

Penyiapan bahan baku kayu adalah kegiatan, upaya dan perlakuan yang harus
dilakukan pada bahan baku kayu sebelum dilakukan proses pengerjaan mebel dan
kerajinan.
Kegiatan dan perlakuan yang harus diperhatikan terdiri atas:

Pemotongan bahan kayu bulat

Penutupan ujung (bontos)

Pengergajian atau pembelahan

Pengeringan dan pengawetan kayu

Penyimpanan bahan siap pakai

A. Pematongan Bahan Kayu Bulat


Yang harus diperhatikan pada kegiatai pemotongan ini adalah hentuk, adanya
cacat, ukuran (diameter) dan panjang ukuran bahan yang diinginkan. Penggunaan bahan
baku kayu harus memperhatikan prinsip efisiensi dan optimalisasi. artinya sebagian
besar bahan kayu harus dapat menghasiikan produk mebel dan kerajinan kayu dan
limbah yang mungkin terbuang harus seminimal mungkin.
Berikut ini diberikan contoh :
1. Kayu yang herukuran besar dan panjang (diameter lebih dari 20 cm dengan panjang
lebih dan 50 cm), dapat digunakan untuk bahan : mebel, kerajinan ukiran, bubutan,
patung, dan topeng
2. Kayu berukunan lebih kecil dan lebih pendek (diameter antara 8 - 20 cm dan panjang
antara 20 - 50 cm), dapat digunakaii untuk bahan : mebe), kerajinan ukiran, bubutan,
patung, topeng (kecil), mainan arak-anak, aneka wayang kayu dan souvenir kecil

Universitas Gadjah Mada

34

3. Kayu berukuran kecil dan pendek (diameter 4 - 8 cm thtn paniang 8 - 20 cm), dapat
digunakan untuk bahan : bubutan (kecil), aneka wayang kayu dan souvenir kecil kavu
(seperti : hiasan dinding dan meja, gantungan kunci. asbak rokok, pigura).

B. Penutupan Ujung (bontos)


Penutupan ujung (penampang melintang kayu) sebaiknya dilakukan secepat
mungkin. yaitu seteiah kavu bulat dipotong, bahkan bisa diulangi lagi setelah berbentuk
kayu persegi (gergajian). Ada dua tujuan pentrng pada penutupan bontos mi yaitu
rnenghindarkan serangan jamur dan lain-lain organisme perusak kayu dan mencegah
(meligurangi) adanya pecab dan retak-retak yang arahnva meiingkar dan memusat pada
penampang melintang tersebut, karena penguapan air kayu yang cepat (kayu cepat
menyusut).
Penutupan ujung dapat menggunakan flinkore (warna biru), glotex atau preservax
dengan cara mengkuas 2 - 3 kali.

C. Penggergajian atau Pembelahan


Kegiatan ini dilakukan apabila bahan yang diperlukan berbentuk kayu bulat,
sehingga hams diiakukan penggergajian terutama pembelahan. Yang harus diperhatikan
pada proses pembelahan prinsipnya sama dengan proses pemotongan yaitu ukuran
(lebar dan tebal) dan adanya cacat kayu.
Untuk mendapaikan ukuran kavu gergajian yang sesuai dan herkualitas agar
memperliatkan teknik menggergaji kayunya yaitu:
1. Teknik menggergaji kayu arah tangensial
Dilakukan dengan mudah dan cepat seperti biasa orang menggergaji kayu (bulat),
tetapi kualitas kayunya kurang baik. Hasil kayu gergajiannya disebut dengan flat
sawn.
2. Teknik menggergaii kayu arah radial
Dilakukan lebih lama dan sulit, yaitu harus searah dengan jari-jari kayu, tetapi
kualitas kayu gergajian yang dihasilkan lebih baik. Hasil kayu gergajiannya disebut
dengan quarter sawn.
Universitas Gadjah Mada

35

Selanjutnya apabila belahan papan (kaya persegi) yang diperoleh rawan terhadap
serangan jamur harus segera diawctkan dan dikeringkan.

D. Pengeringan dan Pengawetan Kayu


Semua kayu sebagai bahan mebel dan kerajinan harus dikeringkan dulu, tetapi
tidak harus diawetkan. Tindakan pengerngan merupakan upaya peningkatan kualitas
kavu dan produk yang murah. Baru kalau ada kerawanan dan serangan jamur dan
organisme perusak kayu lainnya perlu didahuIui dengan pengawetan sebelum
pengeringan.
Pengeringan yang baik dengan pengerirman buatan (dry kiln) atau dengan panas
matahari (solar drying), tetapi dapat pula dengan pengeringan alami (air drying).
Pengawetan

dengan

perendaman

dan

perebusan

cukup

baik,

tetapi

dengan

penyemprotan, pengkuasan dan pencelupan juga bisa dilakukan. Pengawetan kayu agar
menggunakan bahan pengawet yang terdaftar dan diijinkan.
Uraian upaya pengeringan dan pengawetan kayu yang lebih terinci disampaikan
pada Bab lain.

E. Penyimpanan Bahan siap Pakai


Bahan siap pakai dapat berupa potongan kayu bulat, setengah bulat, kayu
persegi atau papan-papan. Apabila bahan-bahan tersebut belum digunakan (dikerjakan),
maka perlu disimpan ditempat:
1. Berlantai kering atau dengan pengerasan
2. Dengan pelindung (atap)
3. Cukup sirkulasi udara
4. Tidak mudah terkena air (hujan) atau kelembahan langsung
5. Disusun pada rak-rak dengan ketinggian minimal 40 cm dan permukaan tanah dan
diberi stik (ganjel) diantara bahan kayu tersebut.
6. Penggunaannya unit sesuai dengan lainanya masa penyimpanan (maksimal 6 bulan
untuk kayu bukan jati)
Universitas Gadjah Mada

36

7. Sudah dilakukan pengeringan, apabila belum dan dan kelompok kayu tidak rawan
dan organisme pemusak kayu dapat dilakukan dengan memperlebar jarak di dalam
dan antar tumpukan sortimen kayu gergajian tersebut.

Universitas Gadjah Mada

37

Anda mungkin juga menyukai