Anda di halaman 1dari 5

Tugas Terstruktur Kewirausahaan

Lado Ijo

disusun oleh :
Kelompok 1
Kelas A

Umi Aprian M. G1B014037


Ridha Auliya H. G1B014040
Nurfatika G1B014042

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2017
A. Latar Belakang Usaha
Usaha Rumah Makan Lado Ijo berdiri sejak 2010. Padaawalnya
Ibu Siti, selaku pemilik rumah makan tersebut hanya bekerja membantu
mengelola kafe milik temannya, namun setelah kafe tersebut berhasil,
salah satu kerabat Ibu Siti meminta tolong membantu untuk mengelola
Rumah Makan Padang yang kurang berkembang. Setelah dikelolah oleh
Ibu Siti, Ruma hMakan Padang tersebut menjadi lebih produktif. Akhirnya
setelah produktif Ibu Siti tidak mengelola Rumah Makan Padang
milikkerabatnya. Dengan melihat potensi daya beli di daerah Unsoed,
akhirnya Ibu Siti mebuka Rumah Makan Padang sendiri di Jalan
Dr.Soeparno yang diberi nama Lado Ijo.IbuSiti yang berlatarbelakang
sarjana pendidikan harus memulai usaha tanpa berbekal pengetahuan
wirausahadan modal yang cukup dari seorang relasi, akhirnya mampu
mengembangkan rumahmakan tersebut hingga sekarang telah memiliki
dua Rumah Makan Padang.
B. Perkembangan Usaha
Pada awalnya, usaha ini dimulai dengan Rumah Makan Padang
kecil-kecilan dengan modal pas-pasan. Ibu Siti yang berasal dari
Banjarnegara harus mampu memasak Masakan Padang secara otodidak
melalui buku resep yang dimilikinya. Padaawalnya, Ibu Siti memerlukan
dana 125.000.000, dengan rincian 75.000.000 untuk menyewa tempat dan
50.000.000 untuk bahan serta peralatan.Dengan omset sehari 500.000-
750.000, dengan selalu bersyukur dan terus berusaha, Ibu Siti mampu
mengembangkan usaha.Selanjutnya Ibu Siti melihat di daerah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto sebagai peluang selanjutnya.
Padaawalnya Ibu Siti berharap perilaku konsumtif mahasiswa IAIN sama
seperti di Unsoed. Namun, setelah Rumah Makan Padang Lado Ijo 2
dengan harga murah tersebut dibuka, pembeli rata-rata bukan dari
kalangan mahasiswa. Ibu Siti pun tidak kehabisan akal. Beliau memberi
perbedaan harga antara Lado Ijo 1 dan Lado Ijo 2. Usaha tersebut tidak
sia-sia hingga sekarang Lado Ijo 2 tetap bertahan bahkan mampu buka 24
jam. Memiliki rumah makan 24 jam tidak lah mudah, beliau harus mampu
bekerja 2x. Namun Ibu Siti tidak sendiri, hingga saat ini beliau sudah
memiliki 15 karyawan dari dua rumah makan yang membantunya untuk
bertugas dengan pembagian tiga shift. Kini dengan pemasukan dari dua
rumah makan, Ibu Siti mampu meraih omset sekitar 34.000.000 dalam
sehari. Bahkan Lado Ijo 1 kini sudah berpindah tempat beberapa meter
dari tempat semula yang kini lebih besar. Tempat tersebut dulunya
merupakan kafe milik anaknya yang juga terjun kedunia wirausaha.

C. Kendala dan Penyelesaian


Memiliki Rumah Makan Padang dengan harga murah meriah
menjadi daya tarik usaha Ibu Siti dari pada Rumah Makan Padang lainnya.
Namun, menurut Ibu Siti Rumah Makan Padang lainnya bukan merupakan
sainggannya melainkan teman yang saling membantu. Menurut Ibu Siti
tidak masalah Rumah Makan Padang bertambah, karena rejeki sudah ada
yang mengatur. Selain itu Ibu Siti berkeyakinan Rumah Makan Padang
Beliau tidak kalah karena indentik dengancita rasa, bentuk, aroma,
penampilan yang lebih kuat serta harga yang terjangkau. Namun, kendala
yang Ibu Siti rasakan berasal dari dalam usaha tersebut yaitu kurangnya
disiplin dari parapegawai dalam bekerja. Ibu Siti menyampaikan jika
parapegawai sering telat atau tidak masuk tanpa ijin bahkan tidakmasuk
karena kegiatan perkuliahan secara mendadak. Jika alasan perkuliahan Ibu
Siti tetap memaklumi karena sebagian besar karyawan beliau adalah
mahasiswa. Namun Ibu Siti tidak pernah mengeluh dengan kendala
tersebut. Beliau menyiasati dengan cara tidak malu untuk ikut terjun dalam
pekerjaan secara langsung. Ibu Siti harus menerima resiko sebagai
pengusaha.
D. Proses Produksi Usaha
Usaha Rumah Makan Padang Lado Ijo dalam proses pemasakan
dikelola oleh Ibu Siti secara langsung setelah para karyawan berbelanja
bahan masakan. Selainitu, Ibu Siti juga memiliki langganan pedagang
bahan masakan, sehingga terkadang bahan makanan tersebut langsung di
kirim ke dapur Lado Ijo tanpa harus kepasar. Apabila Ibu Siti sedang
berhalangan maka digantikan oleh orang kepercayaan Ibu Siti yang
mampu memasak sesuai kemampuannya. Lado Ijo 1 dan Lado Ijo 2
memiliki satu dapur yang terletak di dapur Lado Ijo 2. Rumah Makan
Lado Ijo dalam segi pemberian harga juga dikelola oleh Ibu Siti. Beliau
menyiasati berbagai cara agar rumah makan tersebut tetap murah meriah.
Apabila mendekati hari besar atau Lebaran, Ibu Siti menaikan harga pada
H-2 sampai H+3. Selanjutnya ketika harga normal, Ibu Siti
mengembalikan harga-harga seperti semula. Selain itu, Ibu Siti selalu
berfikir kreatif dalam mempromosikan usahanya seperti pemberian WIFI
di Rumah Makan Padang Ibu Siti, berbagai bonus makanan atau minuman,
voucher makan, dan bergabung dalam kegiatan sebagai sponsorship.
E. Harapan Usaha Ke Depannya
Harapan kedepannya untuk usaha Rumah Makan Lado Ijo, sang
pemilik berharap usaha rumah makan tersebut lancar. Apabila ada
kesempatan Ibu Siti ingin membuka rumah makan lagi atau mendirikan
Comanditaire Venotschap (CV).Namun untuk saat ini masih ada beberapa
faktor yang kurang mendukung rencana tersebut.
F. Lampiran

Gambar. 1.1. Proses Wawancara dengan Pemilik Rumah Makan Padang


Lado Ijo

Gambar. 1.2. Proses Wawancara dengan Pemilik Rumah Makan Padang


Lado Ijo

Anda mungkin juga menyukai