Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Diabetes Militus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan

upaya penaganan yang tepat dan serius.Jika tidak diatasi, DM akan menimbulkan

berbagai komplikasi penyakit serius lainya seperti penyakit jantung, stroke,

disfungsi ereksi, gagal ginjal dan kerusakan system syaraf. Oleh karena itu, DM

merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan manusia (Widyanto dan

Triwibowo, 2013).
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Brunner dan Suddartth,

2002). DM adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo,2002), (Padila,2012).


DM adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sedehana) di dalam

darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan

insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pangkreas,

yang brtanggung jawab dalama mempertahankan kadar gulah darah yang normal

(Fauzi, 2014).
Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,

hal ini berkaitan dengan jumah populasi yang meningkat, life expectancy

bertambah, urbanisasi yang merupaka polahidup teradisional ke polahidup

moderen, prevaensi diabetes meningkat dan kgiatan fisik kurang. DM perlu

diamati karena sifat penyakit yang keronik progresif, jumlah penderita semakin

meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Depkes RI , 2010),

(Hasdianah, 2012).
Dengan meningkatnya status sosial ekonomi, pelayanan kesehatan

masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahanya umur harapan hidup, maka di


Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi

peyakit tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemologi.

Kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular salah satunya

adalah DM (Depkes RI, 2007),(Hasdianah, 2012).


Menurut World Health Organizatin (WHO) penderita DM di dunia pada

tahun 2011 tercatat 197 juta dan akan meningkat 2 kali lipat atau sekitar 366 juta

pada tahun 2030 (Bustan, 2012), (Muzakkir, 2016) laporan statistik dari

Internasional Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa sekarang sudah ada

sekitar 230 juta penderita DM, angka ini terus bertambah hingga 3% atau sekitar 7

juta orang setiap tahunya, dengan demikian jumlah penderita DM diperkirakan

akan mencapai 350 juta pada tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada

di Asia, terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia (Tanra, 2015), (Muzakkir,

2016).
Prevalensi DM di indinesia pada tahun 2011 mencapai 9.426.000 yang

diperyeksikan pada tahun 2030 akan mencapai 21.257.000 artinya terjadi

kenaiakan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun (Bustan, 2012). Di Sulawesi

selatan dituliskan Harian Fajar Januari, 2011 penderita DM tercatat, tahun 2008,

5,70%, tahun 2009, 6,63%, tahun 2010, 7,10%. sementara di kota Makassar, tahun

2008, 20,99 %, tahun 2009 21,45%, tahun 2010, 21,99%, angka ini menunjukan

peningkatan Diabetes mellitus dari tahun ketahun. (Muzakkir, 2016:2).


Menurut dari data rumah sakit TK II Pelamonia Makassar, jumlah

penderita penyakit DM pada tahun 2015 sebanyak 2.018 pasien dan pada bulan

jaunuari Oktober tahun 2016 adalah sebanyak 809 pasien dan Data yang diperoleh dari

pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) Makkasau Makassar, jumlah pasien yang

mengalami penyakit DM pada tahun 2014 sebanyak 411 pasien, pada tahun 2015
sebanyak 404 pasien, dan pada bulan jaunuari September tahun 2016 adalah sebanyak

361 pasien dan merupakan urutan kedua jumlah penyakit terbayak di puskesmas

Makkasau.
Kepercayaan adalah kemampuan untuk bertumpu pada orang lain diman

kita memiliki keyakinan padanya (Priyoto, 2014). Menurut Theory Of Reasoned

Action (TRA) keyakinan kesehatan yang meliputi konsep ketidak kebalan

(mudah terangkit penyakit), keseriusan keuntungan atau kerugian, sebagai

variable secara langsung, dapat penting atau tidak, mempengaruhi perilaku

(Priyoto, 2014).
Pusat kendali adalah gambaran pada keyakinan seseorang mengenai

sumber penentu perilakunya. Pusat kendali merupakan salah satu faktor yang

sangat menentukan perilaku individu (Ghufron dan Risnawita S, 2016). Locus of

control adalah tingkatan dimana seorang yakin bahwa mereka adalah penentu

nasib mereka sendiri (Agustinus, 2016).


Walker (2001) mengatakan bahwa dalam bidang kesehatan, kontrol

memiliki hubungan positif dengan kondisi kesehatan. Ketika seorang individu

mampu menentukan atau mempengaruhi apa yang akan terjadi padanya, maka

individu yang disebut dalam kontrol. Kontrol adalah salah satu faktor yang

menentukan perilaku kesehatan dan kondisi kesehatan individu. Setiap individu

memiliki persepsi yang berbeda dari kontrol yang ada di dalam dirinya. Untuk

mengontrol perilaku, peran pusat kendali (locus of control) diperlukan yang terdiri

dari dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh dari locus of control pada niat pasien DM dalam melakukan

kontrol DM (Haskasa Suryantob, Widodo, 2016).


Kepatuhan seseorang dalam menjalani pengobatan seringkali tergangu

dengan beberapa pantangan dalam pengobatan tersebut, misalnya makanan yang


lebih rentang terjadi dalam menjaga kadar gulah darah seseorang lebih stabil.

Pengendalian diri dan lingkungan luar sangat berpengaruh dalam tingkat

kepatuhan seseorang untuk itu mengapa locus of control sangat berhubungan erat

dalam kepatuhan. karena adanya locus of control seseorang menjadi patuh dalam

menjalani serankaian pengobatan maupun hal hal yang menjadikan kondisinya

jadi membaik dan kadar gulah drahnya lebih stabil (safitri, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

apakah pusat kendali penentu perilaku Pengendalian DM tipe II di rumah sakit TK

II Pelamonia dan Pukesmas Makkasau Makassar?. apakah keyakianan akan

kontrol penentu perilaku Pengendalian DM tipe II di rumah sakit TK II Pelamonia

dan Pukesmas Makkasau Makassar?


1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pusat kendali, dan keyakinan akan kontrol

terhadap pengendalian DM tipe II di rumah sakit TK II Pelamonia dan

puskesmas Makkasau Makassar.


b. Tujuan Khusus
1). Untuk mengetahui hubungan pusat kendali penderita DM dengan

pengendalian DM tipe II.


2). Untuk mengetahui hubungan keyakinan akan kontrol penderita DM

dengan pengendalian DM tipe II.


2. Manfaat Penelitian
a. Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan

bahan bacaan untuk penelitian.


b. Institusi
Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan referensi

mengenai hubungan pusat kendali, dan keyakin anakan kontrol terhadap


Pengendalian DM tipe II di puskesmas Makkasau dan rumah sakit TK II

Pelamonia Makassar.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sumber informasi bagi sarana pelayanan kesehatan dan

institusi terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya

tentang hubungan pusatkendali dan keyakinan akan kontrol terhadap

pengendalian DM tipe II serta menjadi proses pembelajaran bagi peneliti.

Anda mungkin juga menyukai