Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

Matakuliah Pendidikan Pancasila


33

Monthly Journal Entry

diajukan guna melengkapi tugas Matakuliah Pendidikan Pancasila

Oleh :

Angga Rustam Ahmadi


NIM. 141710301049

UNIT PELAKSANA TEKNIS


BIDANG STUDI MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
PANCASILA DALAM SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan


politik para founding fathers ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam
perjalanan panjang kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering
mengalami berbagai deviasi dan kekaburan dalam aktualisasi nilai-nilainya. Oleh
karenanya, penting untuk kita lebih memahami, mendalami dan
mengaktualisasikan pancasila dalam sistem filsafatnya di kehidupan sehari-
harinya.

Inilah kenapa sebagai sistem filsafat, pancasila dianggap menjadi hal yang
Urgent (penting). Karena dari filsafat sendiri mempunyai fungsi serta berperan
sebagai pedoman maupun pegangan dalam bersikap, bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Juga, pancasila memiliki
nilai fundamentalis. Untuk itu, alangkah baiknya diperlukan perhatian khusus
dalam memahami, mendalami, dan mengaktualisasikan pancasila dalam sistem
filsafat untuk seluruh aktivitas kita semua kearah yang lebih baik.

Pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat rumusan


tentang ke-filsafatan dalam bentuk kesatuan lima asas pokok, sedangkan untuk
tujuan negara dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah Indonesia
menghendaki terwujudnya kesejahteraan dalam arti luas bagi seluruh rakyat
Indonesia yaitu makmur yang berkeadilan dan adil yang berkemakmuran. Sejalan
dengan kedua hal (rumusan ke-filsafatan dan tujuan negara) tersebut, filsafat yang
dianut akan berperan sebagai landasan dalam menentukan ataupun
mengaktualisasikannya pada kehidupan kita sehari-hari.

Kita semua tahu bahwa, aktualisasi dari pancasila sebagai sistem filsafat
dituntut untuk selalu mengalami pembaharuan. Namun hakikat dari pembaharuan-
nya itu sendiri adalah perbaikan melalui sitem yang ada itu sendiri. Jadi, jika
dikaitkan dengan aktualisasi pancasila dalam sistem filsafat yaitu pada dasarnya
setiap ketentuan perundang-undangan pada segala kegiatan.
Dewasa kini seiring dengan akibat semakin menaiknya kecanggihan akan
kemajuan ilmu dan teknologi, sering terjadi perubahan pola hidup bermasyarakat
yang begitu cepat. Tidak ada satupun bangsa atau negara yang mampu mengisolir
diri dan menutup rapat dari pengaruh budaya asing. Maka sudah tidak heran lagi
dalam keadaan semacam ini, mustahil muncul dan tumbuh suatu pandangan
cosmopolitan yang tidak selalu sejalan lurus dengan makna esensi filsafat
pancasila itu sendiri serta tidak ada dukungan untuk terciptanya kondisi yang
sesuai dengan pancasila. Inti dari pancasila dalam sistem filsafat ini pada
hakekatnya adalah lebih mengoptimalkan suatu nilai, sehingga menjadi sumber
dari segala sumber-sumber hokum.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Etika sendiri terkandung maksud yaitu sebagai cerminan dari refleksi diri
yang bertanggung jawab. Jika dihubungkan dengan sebuah ke-filsafatan, etika
semua insan di dunia ini dapat dijelaskan mengapa perbuatan itu dilakukan.
Sebagai pijakan yang dapat dijadikan dasar bagi pilihan tindakan yang telah,
sedang, maupun akan dilakukan yang muncul dari hati nurani dan akal budi
manusia serta interaksi dengan kenyataan kemasyarakatan. Oleh karena itu
pancasila sangat erat hubungannya dengan etika, dikarenankan Pancasila sendiri
adalah kajian pertama yang fundamental pada tataran analisis moral terhadap
keberadaan semua nilai-nilai aktualisasi pancasila itu sendiri dengan dilandasi
oleh sistem etika.

Terdapat berbagai alasan yang mendasar sekali sebagai latar belakang


terjadinya krisis moral yang menyebabkan krisis nilai-nilai dari pancasila itu
sendiri antara lain :

Lebih mengutamakan rasional, sehingga yang menjadi focus utama


kehidupan adalah mengarah pada efisiensi dan efektivitas
Hati nurani yang semakin menumpul
Otoritas tradisi dan agama yang mengalami kebobrokan
Kebaikan dan kebenaran hanya dijadikan sebagai Option
Selain itu, terdapat alasan lain yang turut memberikan kontribusi berupa :

Tantangan Survival yang harus dihadapi, antara lain : adanya kompetisi dalam
pergaulan internasional, nasional, maupun regional.
Tawaran kemewahan material dan kenikmatan fisik, serta kepuasan afektif /
psikologis.

Oleh karena itu sautu tindakan yang dapat dilakukan anatara lain : Conservative
(Puritan), Indefferent commitment ataupun Achievment secara sadar dan nyata.

Menyikapi masalah-masalah tersebut diatas, maka perlunya bentuk


perealisasian dari niai-nilai pancasila itu sendiri sebagai sitem etika yang sudah
seharusnya kembali kepada pedoman dan cita-cita suatu negara seperti yang
diinginginkan oleh para pejuang kemerdekaan terdahulu yang sesuai dengan
pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai