Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. 11

MENELADANI AKHLAK RASUL DAN SAHABAT


(JUJUR DAN TANGGUNGJAWAB)

Oleh :

ANGGA RUSTAM AHMADI

KELOMPOK 13

NIM. 141710301049

UNIVERSITAS JEMBER

2014 / 2015
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang










Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda,
'Kalian harus berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan
membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga.
Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia
akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena
sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu
akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan
memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah. [HR.
Muslim 8/29]

Berdasarkan hadits yang menyeru akan berperilaku dan bersikap jujur


diatas maka seiring dengan berkembangnya zaman yang menuju kehancuran,
Allah menurunkan seorang nabi dan rasul. Seorang nabi dan rasul yang diutus
oleh Allah untuk menyebarkan agama yang telah diridhoi-Nya. Sebuah agama
yang dapat menuntun ke shiratal mustaqim. Untuk mewujudkan agama yang
rahmatan lil alamin diturunkanlah seorang nabi dan rasul ke muka bumi ini.
Allah S.W.T tidak serta merta menurunkan para nabi dan rasul-Nya tersebut,
namun ada sesuatu ciri khas ataupun sifat yang selalu dimiliki oleh para rasul.
Ada empat sifat yang selalu dimiliki oleh para rasul, yaitu: shidiq, amanah,
tabhlig, dan fathonah. Empat sifat tersebut bobot yang paling utama adalah
shidiq, yang artinya adalah jujur. Sebab berawal dari kejujuranlah awal dari
kebaikan akan tampak pada diri pribadi seseorang. Sikap jujur ini sendiri akan
mempengaruhi bagaimana manusia itu nantinya bertanggung jawab terhadap
tuhan-Nya. Rasul sendiri adalah uswatun khasanah sosok figur dan panutan yang
mencerminkan budi pekerti luhur. Oleh karena itu Allah S.W.T tidak akan salah
memilih seorang rasul-Nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian jujur dan tanggungjawab ?

2. Dalil yang menjelaskan tentang jujur dan tanggungjawab ?

3. Bagaimana cara kita meneladani perilaku para rasul dan sahabat yang
mencerminkan sifat jujur dan tanggungjawab ?

4. Apa saja manfaat dari bersikap jujur dan tanggungjawab ?

1.3 Tujuan

1. Mampu memahami dan menjelaskan pengertian dari jujur dan


tanggungjawab.

2. Mengidentifikasi dalil-dalil tentang sikap jujur dan tanggungjawab.

3. Mampu meneladani sikap jujur dan tanggungjawab seperti yang telah di


contohkan para rasul dan sahabat.
Bab 2

Pembahasan

2.1 Pengertian

2.1.1 Pengertian Jujur

Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang.
Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna
dari kata jujur tersebut. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada
juga hanya tahu maknanya secara samar-samar.

Jujur itu merupakan sifat yang tertanam dalam diri manusia antara
menyampaikan dengan kenyataan itu sama tanpa ada tambahan atau kurang satu
patah kata pun. Maka jika apapun yang terjadi seseorang tersebut talah
mengakuinya, entah itu membuat orang lain senang atau justru membuat orang
lain tersakiti.

Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan,
maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. [QS. Al-
Anfaal; 58]

Demikian ini beberapa arti dalil-dalil yang diambil dari hadist.


Sesungguhnya kejujuran membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan
membimbing ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan membiasakan untuk
jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya
dusta membimbing pada kejahatan, dan kejahatan akan membimbing ke neraka.
Dan seorang hamba senantiasa berdusta dan membiasakan untuk dusta hingga
dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.
Tanda orang munafik itu ada tiga: bila bicara dia dusta, bila berjanji dia
mengingkari, dan bila diberi amanah dia mengkhianati. Suatu hari ibuku
memanggilku, sementara Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sedang duduk di
rumah kami. Ibuku berkata, Mari sini, aku akan memberimu sesuatu. Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam pun bertanya pada ibuku, Apa yang akan kau
berikan padanya? Ibuku menjawab, Aku akan memberinya kurma. Lalu beliau
berkata pada ibuku, Seandainya engkau tidak memberinya sesuatu, niscaya
dicatat atasmu sebuah kedustaan.
Sikap jujur merupakan sikap terpuji yang tentunya banyak sekali
manfaatnya apabila kita bisa membiasakan diri dengan sikap jujur dalam
kehidupan sehari-hari. Memang sulit tetapi dengan sikap jujur kita mudah dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa mamfaat, apabila kita bisa
bersikap jujur:
1. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya
bila kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi.
Dalam hal lisan secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau
pantangan yang harus dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata secara
leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan dalam hal perbuatan
tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa dapat bebas
melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.
2. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu
melakukan sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar
yang kuat walaupun hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun, apabila
dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang karena dapat sebagai
ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan sangat
mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan,
hubungan keluarga, hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan
banyak lagi.
3. Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak
membawa dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti
akan tidak ada lagi yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada
pemilihan pemimpin baru, entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati
hingga sampai pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap agar
memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk sama
dengan yang menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka dengan
terpaksa harus memilih yang sudah diperintahkan orang yang meyuap, dan
bukan dari hati nurani sendiri.
4. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga
tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa
beban dan saling membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.
5. Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan
sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah,
dengan mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan mempermudah untuk
mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan yang di
inginkan. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempunyai sikap jujur maka
ia akan mudah mengerti jika diberikan sebuah persoalan-persolan yang
ditugaskannya kepada seseorang tersebut. Kemungkinan besar akan
mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat tanggap dengan
segala masalah-masalah yang menghadang.
6. Pada diri pribadi akan timbul sikap yang tidak selalu bergantung pada orang
lain. Akan hidup mandiri.
7. Melaksanakan ajaran yang mulia dari agama dan budaya luhur yang dianut
oleh bangsa manapun. Akan dihormati oleh sesama manusia, karena semua
orang menghargai kejujuran yang sejati. Sang generasi akan berani melawan
kemungkaran, karena merasa benar atau tidak bersalah, dengan batinnya
yang bening(1)
8. Kejujuran membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak
lentur, dan karena ia berpegang teguh tidak ragu-ragu. Karena itu disebutkan
dalam salah satu definisi jujur adalah: berkata benar di tempat yang
membinasakan(2)
9. Dengan berkikap meupun bersifat jujur tentunya Allah SWT akan member
balasan yang tak terkira oleh kita.
2.1.2 Pengertian Tanggungjawab

Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa khalifah rasyidin ke V


Umar bin Abdil Aziz dalam suatu shalat tahajjudnya membaca ayat 22-24 dari
surat ashshoffat yang artinya : (Kepada para malaikat diperintahkan)
Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat merekadan
sembah-sembahan yangselalu mereka sembah, selain Allah: maka tunjukkanlah
kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian
karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya (dimintai
pertanggungjawaban ).

Beliau mengulangi ayat tersebut beberapa kali karena merenungi besarnya


tanggungjawab seorang pemimpin di akhirat bila telab melakukan kedzaliman.
Dalam riwayat lain Umar bin Khatab r.a. mengungkapkan besarnya tanggung
jawab seorang pemimpin di akhiarat nanti dengan kata-katanya yang terkenal :
Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad nicaya Umar akan
dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya : Mengapa tidak meratakan
jalan untuknya ? Itulah dua dari ribuan contoh yang pernah dilukiskan para
salafus sholih tentang tanggungjawab pemimpin di hadapan Allah kelak.

Pada prinsipnya tanggungjawab dalam Islam itu berdasarkan atas perbuatan


individu saja, seperti ayat al-quran dibawah ini :

Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya [QS. Al-
Mudatsir; 38]

Ayat ini menegaskan bahwa tanggangjawab itu bukan saja terhadap apa
yang diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari
perbuatan tersebut. Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah
jariyah atau anak yang sholeh , kesemuanya itu akan meninggalkan bekas
kebaikan selama masih berbekas sampai kapanpun. Dari sini jelaslah bahwa
Orang yang berbuat baik atau berbuat jahat akan mendapat pahala atau
menanggung dosanya ditambah dengan pahala atau dosa orang-orang yang meniru
perbuatannya.

Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Kejujuran dan tanggungjawab merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia
yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu sendiri dengan membiasakan
diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung berdampak positif dari
pada negatif. Jika menerapkan sikap jujur dan penuh tanggung jawab di segala
perbuatan kita, secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita dan
meneladani sikap dari para rasul dan sahabat.

3.2 Saran

Mulailah bersikap jujur dan penuh tanggungjawab dari sekarang.

Selalu bersikap jujurlah walau itu pahit. Karena dengan tidak jujur,
masalah tidak akan selesai. Justru akan menambah masalah pada kita.
Ingatlah bahwa Allah selalu tahu, walaupun itu tak tampak.
Penuhilah tugas-tugas kita dengan penuh tanggungjawab
Daftar Pustaka

Shahih Bukhari No. Hadist: 5630

http://id.wikipedia.org/wiki/jujur

http://id.wikipedia.org/wiki/tanggungjawab

Anda mungkin juga menyukai