What Paliative Care Can Do For Motor Neuron - Jounal Reading Gama Agusto Lonanda
What Paliative Care Can Do For Motor Neuron - Jounal Reading Gama Agusto Lonanda
Terapi paliatif yang tepat merupakan hal yang penting untuk penderita
motor neuron disease, sebuah kondisi neurologis yang progresif dan ireversibel
yang bisa menimbulkan gejala yang menyakitkan pada stadium lanjut. David
Oliver dan Samar Aoun menjelaskan bagaimana dan kapan tim spesialis terapi
paliatif sebaiknya berpartisipasi.
Motor neuron disease (MND) adalah kondisi neurologis progresif yang belum
memiliki pengobatan kuratif dan prognosis yang singkat. Peran terapi paliatif dapat
dilakukan dari saat ditegakkan diagnosis.
Gejala MND, yang bervariasi dan akan memburuk seiring penyakit berkembang,
perlu dilakukan tatalaksana yang secara tepat.
Peran dari tim spesialis paliatif bisa episodik, dalam waktu yang berubah-ubah, saat
krisis atau saat pengambiilan keputusan, sebagai contoh, saat diagnosis, saat
mendiskusikan gastrostomy ataupun bantuan pernapasan, disaat apabila ada
perubahan kognitif dan disaat akhir kehidupan
Perencanaan masa akhir kehidupan, dan memastikan kembali bahwa, dengan terapi
paliatif, kematian biasanya dengan tenang, merupakan bagian yang sangat vital
pada terapi
Penderita MND dapat mengalami tanda dan gejala yang bervariasi dan
bercampur campur, namun terdapat tiga kelompok utama:
Penderita dengan ALS - dengan pola campuran dari kerusakan saraf pada
upper dan lower motor neuron, berujung kepada kelemahan, kekurangan
tenaga, dan refleks yang meningkat
Penderita dengan bulbar palsy yang progresif - dengan gangguan bicara
dan gangguan menelan
Penderita dengan atrofi otot yang progresif - dengan kerusakan lower
motor neuron yang dominan dan meningkatnya kelemahan dan lunglai
pada tungkai bawah.
Sesuai dengan definisi WHO mengenai terapi paliatif, sasaran terapi pada
pasien dengan MND adalah untuk mengurangi akibat dari penyakit ini baik pada
pasien dan keluarga pasien; mempertahankan sisa kemampuan pasien selama
mungkin; dan memungkinan pasien dan keluarga pasien untuk hidup senyaman
mungkin.
Pengelolaan Gejala
Pasien MND dapat mengalami banyak gejala, dan gejala ini akan
bervariasi antar pasien. Beban dari gajala ini akan meningkat seiring penyakit
berkembang, gejala terbanyak yaitu disfagia (87% pasien), dispneu (85% pasien),
penurunan berat badan (84% pasien), gangguan bicara (74% pasien), nyeri (73%
pasien), konstipasi (53% pasien), keluar air liur berlebihan dari mulut ( 23%
pasien) dan emosi yang berubah-ubah (23% pasien)
Nyeri
Nyeri adalah hal yang umum pada MND dan dapat diisebabkan oleh:
Pengaturan posisi secara teliti, fisioterapi, dan edukasi latihan ringan perlu
diperhatikan. Pengobatan spesifik - seperti obat anti inflamasi non steroid untuk
nyeri sendi atau pengobatan antispasme untuk keram - dapat membantu. Banyak
pasien yang merasakan nyeri pada kulit yang tertekan saat berbaring dapat dibantu
dengan analgesia yang teratur; awalnya akan dimulai dengan analgesia sederhana,
namun tidak sedikit yang nantinya akan membutuhkan opioid. Beberapa studi
telah menunjukkan bahwa morfin dapat digunakan secara efektif dan aman pada
MND.
Disfagia
Di UK, National Institute for Health and Care Exellence (NICE) telah
menerbitkan guideline untuk melakukan monitor dan penilaian fungsi respirasi,
dan menyarankan untuk melakukan pertimbangan untuk penggunaan non-invasive
ventilation (NIV) pada pasien. Walaupun ada studi yang menyatakan bahwa NIV
dapat memperpanjang kehidupan, penyakit akan tetap berkembang, yang
meningkatkan kemungkinan bertambahnya disabilitas, bertambahnya
ketergantungan akan NIV dan mengurangi kualitas hidup pasien. Guideline dari
NICE menjelaskan bahwa selama penilaian saat memulai menggunakan NIV,
perlu untuk mulai membahas hal-hal berkaitan akhir dari kehidupan, termasuk
kapan saat melepas NIV di akhir kehidupan.
Support psikologis
Perhatian keluarga
Masalah spiritual
Pendekatan multidisiplin
Pendekatan tim ini akan menjadi kompleks, dimana banyak disiplin ilmu
yang berbeda: neurologi, rehabilitasi, gastroenterologi (bila gastrostomy ikut
dipertimbangkan), respirasi (bila NIV digunakan, termaasuk terapi primer dan
terapi paliatif. Bisa terdapat masalah diantara berbagai tim yang terlibat, dimana
masing-masing memiliki perbedaan sikap dan filosofi, dan sangat penting untuk
memiliki kesadaran akan masalah pasien.
Gambar 2. Keterlibatan terapi paliatif pada motor neuron disease dan penyakit
neurologis lainnya
Saat diperkenalkan intervensi yang lebih kompleks, akan ada masalah baru
yang muncul. Sebagai contoh, saat gastrostomi atau NIV dipertimbangkan, bisa
ada penekanan diskusi lebih ke arah intervensi, dan lebih sedikit diskusi mengenai
bagaimana cara mencegah progresifitas penurunan kemampuan pasien. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan kepedulian semua orang terhadap penurunan
kemampuan secara umum, dan yang lebih penting, kepentingan mendiskusikan
masalah di akhir kehidupan. Hal ini telah disampaikan pada guideline NICE, yang
menyatakan bahwa masalah pada akhir kehidupan harus didiskusikan segera saat
NIV digunakan dan juga saat NIV bertambah penggunaannya, dimana pasien
semakin mendekati akhir kehidupan.
Pada setiap perencanaan terapi, terapi paliatif merupakan hal yang esensial
bagi pasien dengan MND dan keluarga, untuk memastikan gejala dan masalah
mereka diidentifikasi secara jelas dan ditatalaksana secara tepat oleh tim
multidisiplin. Diskusi sensitif mengenai akhir kehidupan dan perencanaan yang
matang dapat membantu saat nantinya akhir kehidupan datang. Banyak pasien dan
keluarga pasien ketakutan akan kematian yang menyakitkan disertai dengan rasa
nyeri, sesak nafas dan henti nafas. Namun demikian, dengan terapi paliatif yang
bagus, kematian pasien dengan MND biasanya dengan tenang. Memastikan
kenyamanan pasien dan keluarga adalah hal yang sangat penting dalam
pengobatan.
Penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan dalam tulisan ini