PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal
kebudayaan, juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri.
Masyarakat dipahami sebagai suatu keluarga tetapi keluarga yang besar.
Landasan utama suatu keluarga ialah kasih sayang di antara para anggotanya.
Hidup bermasyarakat haruslah dilandasi oleh kasih sayang dengan
mewujudkan dan senantiasa menjaga kerukunan. Kerukunan merupakan tiang
utama kehidupan kemasyarakatan, karena kerukunan memberikan kekuatan,
sedangkan pertikaian membicarakan mendatangkan kehancuran. Apabila
timbul persoalan di antara anggota masyarakat, maka harus diselesaikan
sebaik-baiknya dengan bermusyawarah secara kekeluargaan), karena
masyarakat itu sejatinya merupakan suatu keluarga besar. Kedudukan dan
fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan
fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan
masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam
bimbingan tanggung jawab orangtuanya.
Dengan demikian fungsi budaya akan sangat berarti peranannya apabila
fungsi keluarga dapat di jalankan dengan baik, sebab di dalam suatu keluarga
akan di tanamkan bagaimana cara bersosialisasi,mencintai budaya bangsa,
sehingga bila kelak sudah bermasyrakat telah mengenal beragamnya budaya,
maupun adat istiadat di Tanah Air dari sabang hingga merauke. Penyusunan
naskah tulisan ini akan berbicara jauh mengenai peranan keluarga dalam
kehidupan masyarakat berbudaya
1
Istilah budaya atau kebudayaan memiliki cakupan makna yang amat luas,
karena pada hakikatnya kebudayaan merupakan seluruh aktivitas manusia,
baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Memahami aktivitas manusia
sebagai makhluk sosio-kultural berarti melahirkan tuntutan untuk memahami
sistem atau konfigurasi nilai-nilai yang dipegang oleh manusia, karena cara
berpikir, cara berekspresi, cara berperilaku, dan hasil tindakan manusia pada
dasarnya bukan hanya sekadar reaksi spontan atas situasi objektif yang
menggejala di sekitarnya, melainkan jauh lebih dalam dikerangkai oleh suatu
sistem atau tata nilai tertentu yang berlaku dalam suatu kebudayaan.Suatu tata
nilai budaya tertentu tidak selalu terumuskan secara eksplisit dan sistematik,
namun biasanya diam-diam telah bersemayam dalam kesadaran kolektif
masyarakat bersangkutan. Sistem nilai yang dimaksud biasanya meresap dan
menggejala dalam ide-ide, gagasan-gagasan, bahkan keyakinan-keyakinan
tertentu yang menjadi kerangka penuntun cara berpikir sekaligus isi pikiran,
yang pada gilirannya terekspresikan dalam pola perilaku dan hasil-hasilnya
yang kongkrit dalam kehidupan.
2
Seorang manusia harus berguna bagi diri sendiri maupun untuk orang lain.
Oleh karena itu, tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui dampak kurangnya mengetahui masalah kesehatan.
2. Dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Mencari penyebab dari masalah kesehatan tersebut.
4. Mencari metode dan langkah untuk mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
3
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
4
pemerintah agar upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat
lebih cepat dan lebih awet karena masyarakat mampu mandiri untuk sehat.
Tanpa pemahaman terhadap penyakit dan masalaah kesehatan masyarakat
oleh petugas kesehatan maka tidak akan memiliki dasar pemahaman yang
kuat. Implikasinya akan terjadi semakin jauh kesenjangan pemahaman
konsep penyakit dan masalah kesehatan antara petugas kesehatan dan
masyarakat sehingga gagal dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
5
pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari
kedua respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena
terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan
membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu
masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila
pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena
perilaku seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat
dari berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka
terbentuklah sikap yang mendukung.
Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok
yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling
factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka
perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan intervensi
terhadap ketiga faktor tersebut di atas sehingga masyarakat memiliki perilaku
yang sesuai nilai-nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
6
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah
satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang
tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah
kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan
berbagai penyakit serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat
berperilaku sehat memiliki kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan
populasi yang tidak diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Kriteria tersebut
antara lain luas bangunan rumah minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air
bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah,
fasilitas dapur dan ruang berkumpul keluarga serta gudang dan kandang
ternak untuk rumah pedesaan. Tidak terpenuhi syarat rumah sehat dapat
menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit baik fisik, mental maupun
sosial yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya
mengarah pada kemiskinan dan masalah sosial.
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan
mencuci. Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal
sebagai air yang dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat
fisik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki
karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu
udara sekitar (syarat fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis)
dan mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat
kimia). Di Indonesia sumber-sumber air minum dapat dari air hujan, air
sungai, air danau, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Sumber-
sumber air tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang membutuhkan
pengolahan sederhana sampai modern agar layak diminum.
Tidak terpenuhi kebutuhan air bersih dapat menimbulkan masalah kesehatan atau
penyakit seperti infeksi kulit, infeksi usus, penyakit gigi dan mulut dan lain-lain.
7
5. Pengelolaan limbah dan sampah
8
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan
optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar membutuhkan
syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.
Ketersediaan sumber daya yang akan menunjang perilaku sehat
masyarakat untuk memanfaat pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta
membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas kesehatan yang
profesional), sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana
pendukung) seta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan).
9
9. Sarana bangunan dan pendukung
10
infertilitas dan lain-lain tetapi juga masalah sosial seperti keretakan rumah
tangga sampai perceraian, kemiskinan dan kejahatan. Masalah kesehatan dan
penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak disebabkan kurang
paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan karena faktor
kepercayaan. Agar masyarakat dapat berperilaku genetik yang sehat
diperlukan intervensi pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada
pengambil keputusan (tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah).
Intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui konseling genetik,
penyuluhan usia reproduksi, persiapan pranikah dan pentingnya pemeriksaan
genetik dapat mengurangi resiko munculnya penyakit atau masalah kesehatan
pada keturunannya.
1. Analisis situasi
3. Menetapkan tujuan
11
Kelima langkah pokok di atas harus dilaksanakan secara berurutan
(sistematis). Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis
situasi sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik
mungkin, sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan
yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut,
yang merupakan tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil
dari analisis ini yang merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan
dalam langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah
secara jelas, sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang
dimaksud dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada
masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang
mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan
pelayanan kesehatan). Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya
kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara
perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas
menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara
kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah
kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan harus dilaksanakan
dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk masyarakat.
Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul merupakan
masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk
menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif
didalamnya.
12
mengotak-kotakkan antara pengobatan medis dan alternatif. Apa pun jenisnya,
pada dasarnya memiliki tujuan sama yang mulia, yakni memperbaiki kondisi
kesehatan pasien dan menyembuhkannya.
Salah satu pilihan pengobatan yang tengah menjadi tren saat ini adalah
hipnoterapi. Metode yang didasarkan pada teknik hipnosis ini sejatinya
bukanlah hal baru, tetapi sudah diterapkan dalam dunia kedokteran medis
sejak dua abad silam. Para dokter menyebutnya sebagai medical hypnosis
(hipnosis kedokteran)
Hipnosis kedokteran merupakan upaya mengoptimalkan pemberdayaan
energi bawah sadar seseorang di bidang kedokteran, disamping penggunaan
alat dan obat-obatan, ujar konsultan hipnosis Kedokteran dari RSPAD Gatot
Subroto Jakarta, Dr. Tb Erwin Kusumah SpKJ(K).
Proses hipnosis dilakukan oleh hipnotis (orang yang menghipnosis) atau
dalam hal ini disebut juga hipnoterapis. Dalam hipnoterrapi, sang terapis
berupaya menanamkan sugestipositif pada jiwa bawah sadar (alpha state)
manusia.
Untuk membangkitkan jiwa bawah sadar, pasien harus masuk pada fase
relaksasi, yakni mengistirahatkan jiwa sadarnya. Dalam kondisi ini, rekaman
bawah sadar seperti gangguan kesehatan yang dirasakan akan diketahui. Nah,
rekaman bawah sadar yang salah atau keliru akan akan diperbaharui melalui
pemberian sugesti positif dari sang terapis. Sugesti ini diberikan terus-
menerus sehingga tercapai keadaan yaitu rekaman bawah sadar yang keliru
menghilang dan digantikan sugesti positif.
Adapun sukses tidaknya penanaman sugesti positif ini bisa berbeda-beda
pada masing-masing pasien, tergantung berat ringannya penyakit dan kemauan
untuk sembuh dalam diri pasien itu sendiri. Adapun terapis dalam hal ini
hanya berperan sebagai fasilitator yang memperbaiki ketidak seimbangan
yang terjadi dalam tubuh pasien.
Dalam hipnoterapi, harus ada kerjasama yang baik antara terapis dengan
pasien. Contohnya pada hipnoterapi untuk stop merokok, harus dipastikan
bahwa keinginan untuk berhenti merokok berasal dari dalam diri orang
tersebut, bukannya karena disuruh mertua atau pacar misalnya,tutur ahli
13
hypnosis yang juga menjadi juri dalam program The Master di RCTI, Romy
Rafael.
Saat ini tidak sulit menemukan klinik ataupun rumah sakit di Jakarta yang
menawarkan layanan hipnoterapi. Metode terapi ini terbukti dapat membantu
seseorang yang mengalami masalah kesehatan fisik, mental, dan spiritual
untuk kembali menemukan keutuhan dirinya. Beberapa masalah seperti
kecemasan, stress, ketakutan, fobia, insomnia, obesitas hingga gangguan
seksual dapat diupayakan kesembuhannya melalui hipnoterapi.
Teknik ini juga dapat digunakan untuk membantu memotivasi seseorang
guna mencapai suatu tujuan positif tertentu, semisal mengurangi kebiasaan
merokok dan mengendalikan adiksinarkoba. Orang tua yang memiliki anak
bermasalah pun dapat mempelajari hypnoparenting; sementara ibu hamil dapat
memilih hypnobirthing demi persalinan yang lebih aman dan minim rasa sakit.
Sedemikian potensialnya hipnoterapi dalam mengatasi beragam masalah
kesehatan tak urung membuat Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah
Supari penasaran.Dulu saya rutin berolahragaseperti jogging dua kali
seminggu. Tapi sejak menjabat menteri saya tidak lagi punya waktu untuk
berolahraga, tidur pun Cuma tiga jam sehari. Padahal, kalau susah tidur
efeknya ngemil. Makanya berad badannya naik, ungkap Menkes saat sang
Master Hypnotist Romy Rafael bersama tim dari RCTI bertandang ke
kediaman Menkes di Jalan Denpasar, Jakarta, kemarin.
Dalam perbincangan santai yang juga dihadiri kepala badan POM Husniah
Rubiana Thamrin tersebut, Menkes menyatakan harapannya terhadap
hipnoterapi sebagai salah satu alternatif potensial dalam mengatasi masalah
kesehatan masyarakat, misalnya mengurangi angka perokok di Indonesia yang
terus membengkak.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat
diartikan bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara
oleh petugas kesehatan. Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian
besar terkait perilaku masyarakat dan petugas kesehatan yang belum
sepenuhnya mendukung menuju perilaku hidup sehat. Upaya merubah
perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan. Atas dasar
keadaan tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan memiliki kompetensi
melakukan promosi kesehatan.
B. Saran
Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah mata kuliah yang sangat penting untuk
kita pelajari. Dengan makalah yang saya buat ini, mudah-mudahan berguna
bagi pembacanya. Saya selaku penyusun meminta maaf jika masih banyak
terjadi kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Saya sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya saya bisa
membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/12/masalah-kesehatan-masyarakat-di-
indonesia/
http://info-sehat-kesehatan.blogspot.com/2009/08/cara-alternatif-atasi-masalah-
kesehatan.html
17
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang PENANGGULANGAN KESEHATAN DI DALAM
MASYARAKAT.Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu
sosial Budaya Dasar Program Studi S1 Ilmu Keperawatan semester I.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun sehingga laporan ini
dapat diselesaikan.Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan
kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun
18
DAFTAR
i ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Masalah Yang Di Ambil.............................................................. 2
C. Tujuan.......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA............. 4
A. Penanggulangan Masalah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia.............................................................. 4
B. Masalah Kesehatan Masyarakat.................................................. 5
1. Masalah Perilaku Kesehatan................................................. 5
2. Masalah Kesehatan lingkungan............................................. 6
3. Penyehatan lingkungan pemukiman...................................... 7
4. Penyediaan air bersih............................................................ 7
5. Pengelolaan limbah dan sampah........................................... 8
6. Pengelolaan tempat-tempat
umum dan pengolahan makanan........................................... 8
7. Masalah Pelayanan Kesehatan.............................................. 9
8. Petugas kesehatan yang profesional...................................... 9
9. Sarana bangunan dan pendukung.......................................... 10
10. Pembiayaan kesehatan........................................................... 10
11. Masalah Genetik.................................................................... 11
C. Langkah Dalam Menanggulangi Masalah
Kesehatan Di Dalam Masyarakat................................................ 11
D. Cara Alternatif Mengatasi Berbagai Penyakit
19
Yang Ada di Masyarakat............................................................. 12
20
iii
TUGAS INDIVIDU
Oleh
Nim : I31112055
21